Home Blog Page 35

Jalan, kebenaran dan hidup (Yohanes 14:1-14)

Kawan2 apa kabarmu di hari jumat paskah IV ini? Doa dan harapan ku kamu semua bahagia dan sehat ya…. Yuk, merenungi Sabda Tuhan sebagai santapan hidup rohani kita.

1. Yesus pergi seorang diri ( ay 1-4)

Yesus menghibur para murid yang masih gelisah, cemas akan ditinggalkan oleh Gurunya. Mereka cemas karena masih bodoh dan tidak tahu maksud ajaran sang Rabbi. Kali ini Yesus memang akan pergi sendirian: karena ia berasal dari Bapa dan akan kembali kepada- Nya. Yesus pergi ke rumah Bapa untuk menyiapkan tempat bagi para murid. Setelah itu akan kembali mengajak para murid ke tempat yang paling mulia ( 2-4).

2. Jalan menuju kebenaran dan hidup ( ay 5-7)

Yesus menjelaskan bahwa para murid mengerti jalan yang dimaksud Yesus, kecuali Thomas. Yesus menjelaskan bahwa diri- Nya adalah Jalan, way, hodos ( Yunani).

a) Jalan menuju Allah ( Mzm 25:10, 67:3, Yes 40:3, Mat 3:3, Rom 11:33, dsb). Jalan itu juga sebagai kehendak Allah ( Mzm 18:22, Mat 21:32, dsb). Jalan dan kehendak Allah yang membawa manusia kepada kehidupan ( Kisah 2:8, 13:10). Atau pun jalan yang menuntun pada kekebenaran. Yesus sebagai hodos yang menuntun orang kepada hidup dan benar yaitu Bapa sendiri ( Yoh 14:4-6).

b) Tingkah laku manusia juga disebut ” Jalan ” Yang menunjukkan cara hidupnya ( Kisah 14:16, Rm 3:16, dll). Dalam sastra kuno sering dijumpai mengenai tema “dua jalan”, dalam PB dan PL ( Ul 30:9, Ama 8:13, Yer 25:6, Mat 7:13-14). Oleh karena itu, manusia mencari cara / jalan untuk memasuki Kerajaan Allah ( Mat 5:20, 18:8-9, 25:21-23). Hanya Yesus yang telah memasukinya, karena Ia telah masuk ke dalam sanggar Maha Kudus ( Ibr 9:8, 10:19-20, 2Ptr 1:11).

c) Kisah para, rasul mengartikan bahwa Jalan sinonim dengan hidup baru dlm iman Kristen ( Kisah 9:2, 18:25-26, 19:9, dst).

3. Per Yesum ad Deum

Hanya melalui Yesus orang sampai kepada Allah. Dalam doa syahadat para rasul, aku percaya dikatakan bahwa ” Aku percaya akan satu Tuhan, Yesus Kristus. Apa artinya):

a) Yesus adalah sebutan dari bahasa ibrani, Yeshua, Jehoshua, yang berati Yahwe adalah keselamatan.

b) Kristus ( Kristos) dari Yunani, atau Masyiah, Mesias ( Arab) , berati yang diurapi ( dikuduskan) oleh Roh Kudus. Jadi Yesus Kristus adalah utusan sekaligus pemenuhan janji Allah untuk mengirim Sang Juru Selamat.

c) Dalam kisah rasul dikatakan : ” keselamatan tidak dalam siapa pun selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan ( Kisah 4:12). Percaya kepada Yesus Kristus sebagai inti iman Kristiani. Percaya berarti persatuan mutlak hidup seorang Kristen dengan Yesus Kristus yang telah setia sampai mati melakukan kehendak Bapa. Ia telah memberi contoh sebagai pemimpin yang merendahkan diri, melayani dan berkorban untuk orang lain. Maka agama Kristen tidak sekedar berupa ajaran-ajaran, perintah – perintah, lembaga, organisasi Gereja, tetapi pelaksanaan karya kasih di dalam Yesus Kristus.

Bagaimana kawan- kawan?

Shalom. Rahayu

P. Antonius Wisata, CP

RENUNGAN HARIAN 5 MEI 2023, Jumat Paskah IV

Bacaan I: Kis 13:26-33;
Mzm 2:6-7.8-9.10-11;
Bacaan Injil: Yoh 14:1-6.


Ego sum via, et veritas, et vita. Nemo venit ad Patrem, nisi per Me ;

“Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”


Bila ditanya apakah kita mengenal Uskup kita masing-masing, umumnya akan menjawab mengenal. Tetapi pada saat ditanya lebih dalam terkait dengan hobi, warna kesukaan sampai pada makanan kesukaan, kita kesulitan menjawab. Maka haruslah dibedakan antara mengetahui dan mengenal. Kita tahu seseorang belum tentu mengenalnya. Namun yang terpenting bukan hanya sekedar mengenal tetapi juga memaknai relasi kita dengan orang tersebut. Bukan sekedar tahu dan mengenal siapa itu Yesus tetapi dapat menjawab siapa Yesus bagiku.

Pertanyaan itu menuntut pengetahuan dari sisi kognitif, pengenalan dari sisi afeksi sekaligus pemaknaan dari sisi pengalaman konkret. Pengalaman akan Kristus yang dimaknai akan jauh lebih bertahan dan berdampak dibandingkan hanya pengetahuan/pengenalan saja. Itulah yang dialami Paulus, ia bukan saja tahu dan kenal tetapi mampu memaknai hidupnya dalam terang Kristus. Pemahaman itulah yang mampu menguatkan kita saat berada dalam kesulitan dan permasalahan. Semoga kita mampu menjadikan pengalaman akan Kristus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup.

Kita masing-masing telah diangkat Allah menjadi anak-Nya. Allah telah bersabda: “Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan”. Kita menjadi anak-Nya dengan Kristus sebagai saudara sulung kita. Sebagai saudara dalam Kristus, kita dipanggil untuk mengikuti jejak Kristus. Ambil bagian dalam tugas perutusan-Nya, menjadi jalan, kebenaran dan kehidupan. Sebagai jalan, sudahkah kita rela dilalui, direndahkan, bahkan diinjak oleh sesama kita? Sudahkah kita menjadi pribadi yang rendah hati? Sebagai kebenaran, sudah kita memperjuangkan kebenaran melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita? Berani menjadi teladan yang benar bagi sesama. Sebagai kehidupan, sudahkah kita memberi semangat, kegembiraan dan keberanian untuk hidup benar pada sesama kita?


AY

RENUNGAN HARIAN 4 MEI 2023, Kamis Paskah IV

Kis.13:13-25

 Yoh.13:16-20.

 

Mengucapkan Dan Mendengarkan

 

Sebuah video singkat di Media sosial memperlihatkan seorang anak sedang belajar. Sepertinya anak itu belajar dengan cara menghafalkan, karena ia sesekali membaca lalu mengulang kembali tanpa membaca sambil menatap ke atas. Tiba-tiba, ada orang di sekitarnya mengganggu dan buyarlah hafalannya. Anak itu pun merengek marah kepada orang tuanya karena ada yang mengganggu. Anak itu mempelajari bahan pelajaran dengan cara menghafal sambil mengucapkan kembali dengan mulutnya. Bertutur menjadi salah satu cara untuk terus mengingat. Dengan bertutur ia mengucapkan sekaligus mendengar apa yang ia ucapkan.

Kotbah Paulus di rumah ibadat merupakan sekilas seperti orang yang menuturkan kembali sebuah kisah (kis 13:15). Kisah keselamatan Allah ditututkan kembali. Kisah keselamatan Allah dalam Yesus yang sudah berlangsung sejak bangsa Israel keluar dari tanah Mesir hingga tinggal di tanh terjanji serta janji keselamatan yang dinyatakan oleh Daud. Dengan terbuka dan jelas kisah ini mudah dituturkan. Cara ini menjadi khas dalam hidup bangsa-bangsa saat itu. Karya Allah diceritakan dan terus dituturkan kepada tiap keturunan. Karya Allah dituturkan dan didengarkan dalam setiap kesempatan ibadat dan doa. Tidak mengherankan bahwa harapan akan janji keselamatan itu sungguh melekat di dalam umat beriman.

Lalu?

Iman muncul dari pendengaran dan pengaran oleh Firman Kristus (Rm 10:17-19). Mari kita lihat dalam hidup dan keluarga kita, apakah kisah kasih Allah juga dituturkan di dalam keluarga kita sehingga menjadi iman dan pengharapan yang sungguh dihidupi? Bagilah pengalaman yang kita alami dalam Kristus.

PHW

RENUNGAN HARIAN 3 MEI 2023, Pesta St Filipus dan Yakobus, Rasul

Bacaan I : 1Kor 15: 1-8
Mazmur Tgp : Mzm 19: 2-3.4-5
Injil : Yoh 14: 6-14




“Kenal Yesus, Kenal Allah Bapa”


Ada satu kisah sederhana dari seorang anak. Ketika masih kecil, anak ini ditanya oleh ayahnya, “kelak apa cita-citamu?” ia menjawab, „aku ingin menjadi pilot.“ Kata ayahnya, „belajarlah.“ Ketika kelas 3 SD, dia ditanya kembali dan kali ini dia menjawab, bahwa ia ingin menjadi dokter. Lagi, jawab ayahnya, „belajarlah.“ Demikian seterusnya sampai dia besar dan lulus kuliah. Apa pun cita-cita yang disebutkannya, selalu ayahnya berkata, „belajarlah.“ Tidak ada satu pun cita-citanya yang terwujud. Namun, kini dia menjadi seorang yang sangat sukses dalam bisnisnya. Lalu, kata ayahnya, „mulailah dengan apa yang kamu ketahui dan lakukan!“

Percakapan Yesus dengan Filipus adalah percakapan yang menarik. Apa yang diungkapkan oleh Filipus merupakan isi hati setiap manusia, bahwa kita senantiasa ingin memiliki hubungan dengan Allah. Dengan latar belakang tradisi Yahudinya, Filipus ingin mengenal pribadi Allah yang selama ini menjadi pusat beriman Yahudi. Kerinduan itu dijawab oleh Yesus dengan pasti, “percayalah kepadaKu bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku, atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”

Untuk memperkenalkan diri-Nya, Allah hadir dari pribadi Yesus Kristus. Filipus telah tinggal dan hidup dekat dengan Yesus setiap harinya. Demikian pula bagi kita, untuk mengenal pribadi Allah, kita dapat melihat dan merenungkan pribadi Yesus Kristus. Mari kita mulai dengan sesuatu yang sudah tampak bagi kita. Kita mulai dengan Langkah sederhana namun pasti, yaitu mengenal Yesus Kristus sebagai wajah Allah Bapa.

Tuhan memberkati.

AL

RENUNGAN HARIAN 2 MEI 2023, St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Kis 11:19-26
Yoh 10:22-30

Setia dalam Pekerjaan Tuhan


Setelah kemartiran Stefanus, murid-murid tersebar ke daerah lain. Mereka kabur. Tapi karena itu pula mereka jadi bisa mewartakan Kristus di banyak daerah lain. Sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia. Antiokhia – yang nanti menjadi cikal bakal pusat kekristenan baru.

Untuk merawat iman para jemaat di Antiokhia itu, Barnabas diutus oleh Jemaat di Yerusalem. Di sana Barnabas melihat keadaan jemaat yang bertumbuh dalam iman dan karya-karya yang semakin besar. Ia butuh pendamping sekaligus suksesor. Nah ini yang menarik. Di antara sekian banyak orang di antara jemaat, benar-benar di antara banyak orang, Barnabas menjemput Saulus – yang baru saja bertobat dan sedang “diasingkan” di kampungnya Tarsus. Saulus “diasingkan” karena sempat membuat keributan di Yerusalem – saat dia masuk ke sinagog mewartakan Injil dengan militan. Hal itu menjadi ancaman bagi jemaat pada saat itu. 

Kita dapat menerka apa pertimbangan Barnabas saat itu. 

Kemartiran Stefanus tidak mematikan karya Allah, malah menjadikannya lebih besar lagi. Semakin tersebar ke seluruh daerah, membuka pintu iman akan Kristus bagi bangsa-bangsa lain. 

Mereka yang percaya telah dipilih oleh Kristus sendiri – dilindungi, disertai oleh Roh Kristus dalam setiap pekerjaan-pekerjaan-Nya. Sebagaimana St. Atanasius melakukan pekerjaannya menjaga Iman Kristiani yang kudus dari serangan bidaah Arianisme. Mereka tidak hanya menyerang ajaran iman Kristiani tetapi juga menganiaya Atanasius dan mengasingkannya. 

Kesetiaan pada iman menuntut kemartiran pada siapapun yang setia menjaganya, termasuk kamu. 

Jadi kamu gimana?

RA

 

RENUNGAN HARIAN 1 MEI 2023, St. Yusuf Pekerja

 

Jangan lelah bekerja di ladangNya, Tuhan
Roh Kudus yang beri kekuatan
Yang mengajar dan menopang

Silakan lanjutkan nyanyian ini. Pasti kita semua pernah dengar lagunya.

Bekerja di ladangNya Tuhan? Apakah artinya pelayanan di Gereja? Sepertinya kok tidak selalu begitu ya. Bekerja berarti apa yang sedang kita lakukan setiap harinya baik itu untuk mencari nafkah ataupun lainnya.

St. Yohanes Paulus II pernah berkata, “bekerja adalah bagian dari membangun dunia. Bekerja adalah bentuk nyata bahwa kita ambil bagian dalam karya Allah”.

Coba kita lihat dari apa yang kita kerjakan, pasti ada buahnya bagi orang lain sekecil apapun itu. Mungkin pekerjaan itu rutin dan terkadang membosankan. Tapi lihat dengan jelas, di balik pekerjaan kita, ada orang lain yang hidup dan juga bekerja.

Semoga kita tetap bekerja dengan tekun tiap harinya. Kita maknai pekerjaan kita untuk mencintai Dia yang telah lebih dahulu mencintai kita. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 30 APRIL 2023, Minggu Paskah IV

Kis 2:14a.36-41
1Ptr 2:20b-25
Yoh 10:1-10

Yesuslah Pintu Menuju Domba-Domba

 

Minggu ini adalah Hari Minggu Panggilan. Melalui sabda Tuhan dalam Ekaristi minggu ini kita diingatkan panggilan kita semua sebagai murid Kristus. Membawa dan menunjukkan pintu yang benar bagi domba-domba. Mereka yang tidak masuk ke dalam kandang domba melalui pintu adalah pencuri dan perampok. 

Yesus adalah pintu menuju domba-domba itu. Setiap dari kita dipanggil untuk masuk melalui pintu itu. Kita bukan pintu, sebab Sang Pintu adalah Kristus sendiri. Setiap orang dipanggil mewartakan Kristus di mana-mana kepada setiap jiwa-jiwa. 

Pada hari Pentakosta, St. Petrus berdiri dan berkotbah mengajak setiap orang yang mendengarnya bertobat dan memberi diri dibaptis maka akan diselamatkan. Rasul Petrus membawa orang-orang masuk ke kandang, diselamatkan melalui pintu Kristus. 

Pencuri dan perampok tidak datang melalui pintu – untuk menghancurkan, membunuh dan membinasakan. 

Ini menjadi pengingat juga bagi siapapun dari kita yang diangkat dan diutus dalam tugas khusus sebagai pemimpin jemaat. Mereka adalah pada klerus dan setiap pemimpin umat di wilayah paroki. Setiap dari mereka diundang untuk melaksanakan tugas panggilan yang sama. Mengarahkan setiap jiwa-jiwa masuk melewati pintu yang benar. 

RA

 

RENUNGAN HARIAN 29 APRIL 2023, Peringatan St. Katarina Siena

St. Katarina Siena

Kis 9:31-42
Yoh 6:60-69

KATHARINA SIENNA

Wanita Kudus ini penampilannya tentu tidak sederhana seperti para suster, dia bukan biarawati walau tercatat sebagai anggota ordo ketiga Dominikan. Sebagai diplomat di dunia aristokrasi politik, tentu harus tampil cukup sepadan di antara bangsawan lainnya. Tembok biara dan habet (pakaian suster) tidak bisa menjadi benteng serta zirah melindungi raganya dari kekotoran politik Eropa ladang karya imannya. Namun Santa Katarina memang tidak memerlukan semua tanda-tanda kekudusan inderawi untuk memancarkan kharisma pertolongan illahi dalam kekacauan Gereja.
Saat anugrah inderawi mukjizat kekudusan luka-luka Tuhan diberikan padanya, dengan doa penuh kerendahan hati ia menolak penampakannya dan menerima deritanya. Demikianlah St. Katarina menerima stigmata tanpa wujud.

Kehadiran wanita suci ini adalah kesejukan yang mendamaikan kobaran api dalam politik Gereja di tengah kerajaan Eropa yang sedang bergolak. Alat kuasa kasih Allah menjaga keutuhan Gereja Kristus, yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.

Inilah panggilan bagi kita semua untuk tidak cemburu pada tampilan dan tidak comel melihat pesona riasan orang lain, yang hanya menunjukkan kelekatan, iri hati dan takjub inderawi belaka. Tujuan kita satu, memuji dan memuliakan Allah. Segala pesona terbaik akan kita pilih dan gunakan untuk mewujudkan nya.

romo fe

RENUNGAN HARIAN 28 APRIL 2023, Jumat Paskah III

Bacaan I: Kis 9:1-20;
Mzm 117:1bc.2;
Bacaan Injil: Yoh 6:52-59.


Hic est panis qui de caelo descendit. Non sicut manducaverunt patres vestri manna, et mortui sunt. Qui manducat hunc panem, vivet in aeternum ;

“Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya”.


Tidak jarang kesulitan dan penderitaan yang dialami membuat seseorang “berhenti sejenak”, merenungkan kembali pelbagai hal yang dilakukan dan dialami. Melalui refleksi itu, pribadi tersebut menemukan orientasi baru yang mungkin merubah keseluruhan dari jalan hidupnya. Hal inilah yang dialami Saulus. Berkat “kebutaan” yang dialaminya, Saulus “berhenti sejenak” untuk menemukan arah baru dalam hidupnya. Inilah yang perlu diikuti, bagaimana kita berani “berhenti sejenak” terhadap kesibukan yang kita jalani, sehingga dapat menata kembali arah tujuan yang baru.

Proses menarik diri dari kesibukan duniawi dapat pula kita rasakan melalui Perayaan Ekaristi mingguan. Kita diajak untuk “berhenti sejenak”, menutup mata terhadap godaan dan ambisi pribadi. Melalui keheningan itulah, kita kembali dimampukan untuk menata hati dan budi terhadap panggilan Ilahi. Kembali menata pandangan kita terhadap Allah yang berbelas kasih dan bukan yang menghukum. Pandangan mengenai Allah tercermin dan terwujud dalam sikap kita terhadap sesama manusia. Hal ini nampak dalam pribadi Saulus yang bertobat menjadi Paulus.

Saulus awalnya mengimani Allah Perjanjian Lama sebagai Tuhan yang cemburu, yang menghukum, dan membinasakan kejahatan umat-Nya. Nampak melalui semangatnya dalam mengejar dan membunuh para pengikut Kristus, bahkan mengejar sampai di Damsyik, Suriah. Terkait imannya terhadap Allah, Saulus sungguh mengalami fanatisme dan kebutaan terhadap militansi agama. Hal ini dilukiskan melalui kebutaan yang ia alami. Kebutaan bukan dalam arti fisik saja tetapi juga hatinya yang tidak pernah mengenal kasih tetapi hanya hukuman.

Saulus mengalami perubahan saat ia menerima Kasih dari Ananias, seorang pengikut Kristus. Karena Kasih tersebut hatinyapun luluh sebagaimana selaput yang menutupi matanya, luruh tersentuh oleh Kasih Allah. Hanya Kasihlah yang dapat mengalahkan kebencian dan kejahatan. Karena Kasih-Nya, Kristus merelakan diri-Nya, Daging dan Darah-Nya menjadi santapan bagi kita. Oleh sebab itu, kita yang telah menerima dan mengimani Kasih Allah dalam Kristus perlu mewujudkan Kasih tersebut kepada sesama. Sehingga semakin banyak orang boleh terbuka matanya, tidak lagi hidup dalam kebutaan fanatisme, karena tersentuh oleh Kasih.

AY

RENUNGAN HARIAN 27 APRIL 2023, Kamis Paskah III

The baptism of the eunich.*oil on panel.*63,5 x 48 cm.*signed b.r.: RH 1626

Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; 

Yoh. 6:44-51. 

 

Kenalan

 

Sejatinya, banyak hal di kehidupan kita, terjadi karena suatu perkenalan. Seorang anak bisa mengetahui kata, mendengar suara, dan seluruh kehidupan ini, karena orang tua memperkenalkan hal tersebut. Seseorang bisa memutuskan panggilan hidupnya dengan cita-cita yang ia pilih, karena banyak pribadi memperkenalkan beragam karir, profesi dan pilihan hidup.

Berkat kehadiran Filipus, seorang sida-sida Ethiopia akhirnya mendapatkan tuntunan. Filipus memperkenalkan  cara untuk mengerti sebuah teks (kis 8:27-33). Filipus jugalah yang memperkenalkan Yesus sebagai Mesias, dalam kesaksiannya (Kis 8:34-35). Kesaksian Filipus itulah yang mendorong sida-sida itu untuk dibaptis.

Sejalan dengan ini, Di dalam injil, perkenalan itu diterjemahkan dengan ungkapan “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa  yang mengutus Aku” (Yoh 6:44). Itulah panggilan dari Allah.

Lalu?

Pada saatnya, bukan hanya kita saja yang diperkenalkan. Pada saatnya, tugas kita jugalah untuk memperkenalkan beragam kehidupan di dunia ini. Kita digunakan Allah seperti halnya Filipus sebagai perpanjangan tangan Allah.

Salam Sehat

Penuh Semangat

PHW

Terbaru

Populer