Home Blog Page 36

RENUNGAN HARIAN 16 APRIL 2023, Minggu Paskah II

Kis 2:42-47
1Ptr 1:3-9
Yoh 20:19-31



Kek Mana Yesus Itu?

 

“Tuhan Yesus itu wajah aslinya yang mana ya? Karna di patung, di gambar-gambar wajahnya bisa beda-beda”.

“Lalu kalau wajahnya beda-beda, dari mana kita bisa mengenali Yesus yang sebenarnya?”

Kalau kamu yg mendapat pertanyaan ini, bagaimana jawabanmu?

Iman Katolik itu Apostolik. Dasar iman para rasul – para saksi mata.

Setelah kebangkitan Kristus, para rasul dan murid-murid sendiri pun tidak bisa langsung mengenali-Nya. Aneh ya, padahal merekalah circle terdekat Yesus. Tiap hari bersama-Nya. Mereka sudah lupa apa bagaimana? Apakah Yesus sudah berubah rupa sehingga wajah-Nya tidak dikenali lagi? 

Para Rasul dan Gereja mengenali Yesus dengan cara lain. 

Pertama

Para Rasul mengenali Yesus lewat luka-luka-Nya, di tangan dan di lambung-Nya. 

Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.

Wajah Yesus, warna kulit-Nya, rambut-Nya, bisa berbeda-beda. Tapi luka-luka di tangan dan secara khusus luka di lambung-Nya pasti selalu ada. Karena biasanya, dalam tradisi penyaliban kekaisaran Roma mereka yang disalib kakinya akan dipatahkan. Hanya Yesus yang memiliki luka di lambung karena tusukan tombak dan di kepala-Nya karna mahkota duri. Karena luka di tangan dan lambung Yesus juga Thomas mendapatkan iman-Nya kembali. 

Di mana kita bisa melihat gambar Yesus dengan luka-luka di tangan dan lambung-Nya?

Coba cek patung atau gambar salib di Gereja Katolik di seluruh dunia ini, selalu ada luka di tangan dan lambung-Nya meski wajah-Nya berbeda-beda. 

Kedua, dalam murid-murid yang berkumpul, berdoa, mendengarkan Kitab Suci dan memecahkan roti. 

Ekaristi. 

Setelah kebangkitan, berulangkali para murid mengenali Yesus yang bangkit dengan cara ini. 

“Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.” ‭‭Lukas‬ ‭24‬:‭30‬-‭31.

Ditambah lagi, murid yang bersatu, saling berbagi harta miliknya kepada semua orang sesuai keperluannya masing-masing.

“Semua orang yang percaya tetap bersatu, dan semua milik mereka adalah milik bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.” ‭‭Kisah Para Rasul‬ ‭2‬:‭44‬-‭45‬ ‭

Di mana kita menemukan Yesus menjelaskan Kitab Suci, memecahkan roti dan memberikannya. Di mana kita menemukan murid-murid-Nya yang saling berbagi harta miliknya untuk semua orang?

Hanya di Gereja Katolik Roma kita berjumpa dengan Yesus yang sebenarnya. Yesus yang sama seperti murid-murid mengenali-Nya setelah kebangkitan. Dalam Ekaristi dan persatuan umat yang saling berbagi. 

Tapi Ekaristi di Katolik itu membosankan, bikin ngantuk, dan saya menderita. Mending di tempat lain meriah, lagunya hingar bingar segar.

Tapi, apakah di sana kamu menjumpai gambar Yesus dengan luka-luka-Nya? Dia yang menjelaskan isi kitab suci dan pemecahan roti? Murid-murid-Nya saling berbagi harta untuk semua orang bukan untuk pemimpin-Nya?

Renungkan tulisan Rasul Petrus dalam bacaan kedua hari ini, 

“Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kelak.” 1 Petrus‬ ‭1‬:‭6‬-‭7‬ 

“Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira dengan rasa sukacita yang mulia dan tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.” ‭‭1 Petrus‬ ‭1‬:‭8‬-‭9‬ ‭

Jadi, kamu gimana?

RA

 

 

 

RENUNGAN HARIAN 15 APRIL 2023, Sabtu Oktaf Paskah

Kis 4:13-21

Mrk 16:9-15

TIDAK MUNGKIN BAGI KAMI UNTUK TIDAK BERKATA-KATA

Sebagaimana Yesus, Petrus dan Yohanes pun dihadapkan ke Mahkamah Agama. Itu terjadi karna mereka menyembuhkan, membuat mukjizat dan mengajar di mana-mana bahwa Yesus yang disalibkan dan wafat itu telah bangkit.

Saat perundingan, para mahkamah agama kebingungan. Mukjizat terjadi nyata disaksikan oleh mereka sendiri dan banyak orang. Supaya berita ini tidak makin luas, mereka melarang para rasul untuk bersaksi.

“Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang kami lihat dan kami dengar” kata dua rasul ini. Mereka lebih memilih taat kepada Allah daripada kepada manusia.

Banyak waktu dan kesempatan tiba-tiba disediakan Tuhan, menjadi kesempatan bagi kita untuk bersaksi tentang kebaikan Tuhan di hadapan banyak orang.

Tapi sebelum itu, yakinkah kamu akan apa yang telah kamu lihat dan dengar tentang Kristus? Bagaimana kita bisa bersaksi, kalau kita sendiri masih ragu?

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 14 APRIL 2023, Jumat Oktaf Paskah

Kis 4:1-12
Yoh 21:1-14

Hoc jam tertio manifestatus est Jesus discipulis suis cum resurrexisset a mortuis ; “Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati”.

Tuhan yang bangkit adalah Dia yang setia dan berkomitmen dalam menyertai kita. Hal ini dibuktikan Kristus hingga penampakan-Nya yang ketiga kali kepada para murid. Allah tidak pernah meninggalkan kita melainkan selalu mengingatkan kita agar senantiasa memperbarui diri.

Namun kitalah yang kerap tergoda untuk kembali ke manusia lama kita, cara hidup kita yang dipenuhi dosa. Bila selama masa Prapaskah kita sudah berjuang meninggalkan sifat dan kebiasaan buruk, maka hendaklah hal itu dilanjutkan hingga kini. Jangan sampai setelah selesai masa pantang, kita kembali pada rutinitas manusia lama kita.

Kita diajak untuk bangkit bersama Kristus menjadi pribadi baru, manusia yang memiliki keutamaan kristiani. Sehingga dengan bangkit bersama dengan Kristus, kita boleh berbuah dan menjadi terang serta garam bagi sesama. Mewartakan Tuhan yang bangkit dengan cara hidup kita yang mengikuti teladan Kristus.

AY

RENUNGAN HARIAN 13 APRIL 2023, Kamis Oktaf Paskah

Kis 3:11-26

Luk 24:35-48

 

Kitab Yang Sulit

Kita baru saja memasuki masa paskah. Sebagai persiapan, di masa prapaskah lalu diadakan pertemuan APP – retret umat. Kita semua diberi kesempatan untuk mengisi hidup dengan firman Tuhan dari KItab Suci. Senang sekali mendengar kisah para penggiat lingkungan yang mengusahakan pertemuan ini tetap berjalan meski dengan cara virtual. Syukur Kitab Suci masih dirindukan. Mereka tetap berusaha hadir, meski kadang merasa Kitab Suci adalah bacaan yang sulit.

Dalam kisah kebangkitan, terlebih dalam kisah Murid yang ke Emaus, rahmat kebangkitan menghantar para murid untuk memahami Kitab suci. “Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.” (Luk 24:45). Memahami kitab suci bukan sekedar mempunyai banyak pengetahuan. Pemahaman berlangsung dari Tuhan. Pemahaman dan pikiran para murid yang terbuka tentang kitab suci justru terjadi ketika mereka “berkumpul” dan merenungkan bersama. Dalam kebersamaan, iman tumbuh dan pemahaman berbuah.

Lalu?

Sabda Tuhan di dalam Kitab suci bukan sekedar tulisan mati. Yesus bukan sekedar tokoh di masa lalmpau. Ia tetap berjalan bersama kita. Ia terus membuka hati dan pikiran kita untuk memahami sabda-Nya. Baiklah kita membuka dengan doa sebelum membaca sabda-Nya.

PHW

RENUNGAN HARIAN 12 APRIL 2023, Rabu Oktaf Paskah

Bacaan I : Kis 3: 1-10
Mzm : Mzm 105: 1-2.3-4.6-7.8-9
Bacaan Injil : Luk 24: 13-35


Kekhasan yang Menggembirakan

Setelah kematian Yesus dan peristiwa kubur kosong, para rasul mengalami kehilangan dan kebimbangan, termasuk kedua rasul yang sedang berjalan menuju Emaus. Dalam perjalanan, Yesus mendekati, berbincang, berjalan bersama mereka dan singgah untuk makan bersama mereka. Dari sepanjang waktu perjalanan dengan Yesus, kedua rasul tidak mengenal Yesus. Namun, ketika perjamuan makan bersama dengan Yesus, mereka mengenal Yesus karena kebiasaannya dan kekhasannya dalam mengucapkan doa syukur.

Dalam permenungan saya, kebangkitan Kristus semakin diperkuat dengan mengenal kekhasan Yesus. Dalam hal ini, kekhasan itu adalam makan bersama, atau sekarang kita mengenalnya dengan Ekaristi. Perjamuan makan telah membuka mata dan hati kedua rasul dan mereka pulang dengan keyakinan bahwa Yesus telah bangkit. Mereka tidak lagi mempersoalkan apakah Yesus telah hilang atau apakah mereka kecewa dengan kematian Yesus. Mereka kembali dengan keyakinan, Yesus sudah bangkit, karena orang yang telah makan bersama dengan mereka adalah Yesus yang mereka kenal, hanya Dia yang seperti itu.

Dalam hidup sehari-hari, kita pun dapat mengenali orang dari kekhasannya dan kita sungguh yakin bahwa dia adalah orang yang kita kenal. Demikian pula dalam kehidupan iman kita. kita dapat berefleksi, peristiwa hidup manakah yang senantiasa mengingatkan saya kepada Tuhan? atau, dalam Ekaristi, apakah aku sungguh merasakan kedekatan dan kegembiraan dengan Tuhan? Kegembiraan Paskah dapat senantiasa kita rasakan ketika kita mengenal Tuhan dan merasakan kekhasan-Nya dalam hidup kita. Kekhasannya akan senantiasa menjadi penanda bahwa Dia telah bangkit dan menyertai perjalanan hidup kita.

AL

RENUNGAN HARIAN 11 April 2023, Selasa Oktaf Paskah

Kata Yesus kepada Maria Magdalena, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa"

Kis 2:36-41
Yoh 20:11-18

“DARI WARISAN MENJADI KEPUTUSAN”


Anda baptis bayi atau dewasa?
Tentu baptisnya sama saja. Yang membedakan adalah siapa yang membuat keputusan.

Waktu kecil, orangtuaku yang memutuskan bahwa iman katolik adalah yang terbaik. Dan itu mereka wariskan kepadaku. Aku dibaptis katolik 9 bulan setelah lahir di dunia.

Berpuluh-puluh tahun berlalu, mengenal, semakin memahami aku menjadikan iman yang pada awal mulanya dipilihkan ini menjadi pilihanku sendiri. Ini keputusanku untuk tetap mengimani Yesus dalam Gereja Katolik. Bahkan lebih lagi, aku menjadi imam-Nya. Aku tidak ingin kehilangan segala hal yang Tuhan berikan lewat Gereja-Nya. Dari warisan menjadi keputusan, aku tetap simpan apa yang telah diberikan.  



Namun ada banyak yang terjadi sebaliknya. Pada usia hidup tertentu memutuskan tidak memilih iman katolik yang dulu dipilihkan oleh orangtuanya. Itu sah-sah saja. Tuhan menghargai kebebasan setiap orang.

Namun, pertanyaannya adalah apa yang terjadi pada fase antara dipilihkan sampai pilihannya sendiri? Apakah dia dibantu untuk mengenal, memahami dan akhirnya semakin mencintai iman yang telah dipilihkan itu? Apakah lingkungan hidupnya, keluarga dan komunitasnya memberi kesaksian yang cukup bagi perkembangan imannya?

Dan dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya “Biarlah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini”.

Banyak orang terharu mendengar kesaksian Para Rasul dan bertanya, “Apakah yang harus kami perbuat?”. Iman adalah sebuah keputusan. Setelah mendengar dan mengalami Tuhan lewat kesaksian para rasul mereka ditantang untuk ambil keputusan bagi hidup mereka sendiri. 

Bertobatlah, dan hendaklah dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu”, kata Petrus kepada mereka. 

Maria Magdalena menangis di dalam kubur Yesus. Tuhan menampakkan diri kepadanya dan memanggil nama pribadinya, “Maria!”. Imannya diteguhkan kembali. Tuhan lalu mengutusnya untuk memberi kesaksian kepada para murid yang lain. 

Maria Magdalena menjadi saksi pertama kebangkitan dan diutus untuk menguatkan para murid yang sedang goyah. Ia bersaksi kepada para Murid, “Aku telah melihat Tuhan!”. Tebak keputusan apa yang diambil para murid setelah mendengar kesaksian itu?

Jadi kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 10 APRIL 2023, Senin Oktaf Paskah

Kis 2:14.22-32
Matius 28:8-15

MARI BERSAKSI

Kalau ada sesuatu yang menarik, lucu, atau bagus dalam medsos, kita tak jarang meneruskannya untuk orang lain. Kita membiarkan orang lain menontonnya atau membacanya. Ya kan? Tujuannya apa? Supaya mereka ikut tertawa, ikut waspada, ikut bersyukur, dan ikut mengalami yang kita rasakan.

Inilah bentuk kesaksian saat ini. Mestinya, kesaksian iman pun juga diteruskan seperti itu. Kita bersyukur atas kebangkitan Kristus sebagai kebangkitan kita semua. Kita bahagia karena Yesus mencintai kita. Mari kita bagikan kebahagiaan itu kepada sesama kita. Kita teruskan pesan ini kepada banyak orang.

Kita lakukan seperti apa yang Petrus lakukan hari ini dalam bacaan pertama. Seandainya jaman Petrus sudah ada medsos, pasti ia akan bersaksi di berbagai medsos yang ada tentang Yesus yang mencintainya dan mencintai kita.

Semoga kita bisa bersaksi tentang cinta Yesus seperti Petrus yang semangat meneruskan cinta Yesus. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 9 APRIL 2023, HARI RAYA PASKAH

Kis 10:34a.37-43
Kol 3:1-4
Yoh 20:1-9

DIA BANGKIT!!

Beneran? 

Yesus bangkit?

Dari mana kita tahu?

Bahkan sejak dulu, kebangkitan Yesus dari kematian sangat problematik. Sampai-sampai Imam-imam kepala perlu menyebarkan berita bohong (hoax) supaya banyak orang tidak percaya.

“Kamu harus mengatakan bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur” (Mat 28:13). 

Yesus mati di salib. Ini peristiwa definitif. Ada saksi-saksi yang melihat kejadian itu. Dan mereka melihat-Nya dari dekat. Tapi kebangkitannya? tidak ada saksi. 

Memang benar, tidak seorang pun yang menyaksikan langsung proses kebangkitan Yesus. Yang saya maksud adalah peristiwa saat Ia berdiri dari pembaringannya, menggeser pintu batu yang besar itu dan keluar. Tidak ada. 

Yang ada hanya makam – tempat pembaringan jenazah Yesus – kosong! Kain kafan tergeletak di tanah. Kain peluh kepala Yesus tergulung di samping. Hanya itu saja. 

Situasi ini dilihat pertama kali oleh Maria Magdalena. Dia lari mendapati Simon Petrus dan Murid yang dikasihi Yesus – kita tahu siapa yg dimaksud. Simon Petrus – karena lebih tua, kalah lari oleh murid itu yang sampai dulu di makam. Dia tidak masuk, tapi mendahulukan Simon Petrus lebih dulu masuk dan melihat. Murid yang dikasihi lalu masuk kemudian. Ia melihatnya DAN PERCAYA. 

“Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur.”

Kebangkitan Tuhan diimani bukan karena saya tahu, tapi karena saya percaya. Dan menjadi percaya – membutuhkan proses. Proses yang panjang. Tidak dalam satu malam. Butuh waktu. 

“Sebab selama itu, mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa ia harus bangkit dari antara orang mati” (Yoh 20:9). 

Karena belum mengerti bisa jadi kita belum percaya. Hanya sekedar tau belum tentu mengerti, bahkan hanya melihat pun belum tentu mengerti. Mengerti – artinya sadar dan paham apa yang dimaksudkan dan harus dilakukan. Pengertian membantu kita untuk percaya. 

Pertanyaannya – apakah aku sudah paham maksud dari wafat dan kebangkitan-Nya?

Di rumah Kornelius, Petrus bersaksi akan kebangkitan Yesus dengan penuh iman. Karena setelah diterangi Roh Kudus, ia mengerti. Kristus ditentukan Allah menjadi hakim atas orang-orang hidup dan mati. Barangsiapa PERCAYA kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya. 

Lalu, percaya kepada Kristus maksudnya apa?

Renungkan kata-kata Paulus dalam bacaan kedua hari ini. Kolose 3:1-4

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Percaya pada Kristus yang bangkit. Kristuslah hidupmu. Hidupmu untuk Kristus. Percayakan hidupmu pada Kristus yang telah mengalami semuanya, aniaya, hinaan, wafat dan akhirnya bangkit. 

Jadi kamu gimana?

RA

 

 

RENUNGAN HARIAN 8 APRIL 2023, Sabtu Suci

33 Tahun


Masa hidup Tuhan Yesus sangat singkat, 33 tahun sahaja. Sekitar dua setengah tahun lebih panjang dari Yohanes Pembaptis yang digadang-gadang sebagai penghantar kehadiran Tuhan di dunia. Keduanya punya masa hidup lebih rendah dari rata-rata ekspektasi hidup zaman itu yang sekitar 50 tahunan. Maklum jaman perang dan penjajahan.

Terlepas dari singkatnya masa hidup Tuhan Yesus. Kehidupan Nya cukup penuh dengan pencapaian-pencapaian luar biasa. KelahiranNya tahun 0 Masehi, ditandai fenomena alam luar biasa. Supernova besar terjadi, menggerakkan tiga Majus berpindah 1000 km dari Persia di Timur ke Yudea di Barat. Membangunkan gembala-gembala terlelap bergegas datang dan bayi Yesus dipersembahkan ke Bait Allah usia 40 hari. Membangkitkan gusar iblis dalam diri Herodes yang membuatnya mengeluarkan dekrit pembunuhan bayi. Memaksa Yusuf menghantar Maria dan Bayi Yesus ke Mesir, kebetulan sekali juga sekitar 1000 km ke arah Barat.

Yesus merepotkan Yusuf dan Maria saat remaja. Hilang dan ditemukan sedang berdiskusi dengan ahli taurat di usia 12 tahun dan menjawab teguran Maria, “bukankah Aku harus ada di rumah BapaKu?”

Yesus memberi diri dibaptis di sungai Yordan usia 30tahun. Kemudian selama 3 tahun tidak berhenti berkarya. Mengkader 12 rasul, mendidik 70 murid lainnya, mengajar dan memberi makan lebih dari 5000 orang laki-laki.

Tujuh hari terakhir hidupNya. Yesus menggoncangkan bait Allah dengan kehadiranNya di Minggu Palma, hari Senin mengunjugi Lazarus dan diurapi Maria dengan minyak narwastu, hari Selasa memprediksi pengkhianatan Yudas dan penolakan Petrus, hari Rabu mengetahui Yudas menjualnya dengan 30 keping perak, hari Kamis merombak perjamuan Paskah, ditangkap di kebun Zaitun. Hari Jumat, memanggul salib, disalibkan dan wafat. Kemudian menjenguk kerajaan maut di hari Sabat, menghancurkan maut itu dan bangkit di hari pertama setelah Paskah tahun 33 M.

Berapa umur anda saat ini? Apakah anda sudah cukup sibuk mengerjakan kehendak Allah? Perlu berapa tahun lagi anda hidup?

FE

RENUNGAN HARIAN 7 APRIL 2023, Jumat Agung

Yesaya 52:13-53:12
Ibr 4:14-16;5:7-9
Yoh 18:1-19:42


Consummatum est ; “Sudahlah selesai”.

 

Pada saat penghormatan salib, kita akan melihat pengorbanan Kristus yang amat mencintai kita. Kristus yang mau menyerahkan hidup-Nya demi keselamatan kita. Kristus yang juga hadir dalam diri pribadi-pribadi yang mengasihi kita secara tulus: keluarga, pasangan, orang tua, anak, saudara/i kita. Mereka yang juga mau memberikan tenaga, waktu, pikiran, perasaan, harta benda, bahkan segala yang ada pada diri mereka. Sudahkah kita menyadari pengorbanan mereka dan sungguh-sungguh menghormati mereka? Tidak sedikit dari kita yang berubah menjadi pribadi yang lebih baik, pada saat kita mau mengemban tanggung jawab sebagai seorang suami/istri/orang tua/ dan anak.

Maka pada saat prosesi penyembahan salib, saya mengajak anda untuk bukan sekedar menghormati salib Tuhan, tetapi juga mengungkapkan rasa syukur atas pengorbanan anggota keluarga anda. Peluklah mereka, ucapkanlah rasa terima kasih, rasa cinta, rasa syukur anda atas jerih-payah mereka selama ini, atas kedewasaan dan perkembangan diri yang anda terima karena kasih dan kesabaran mereka. Peluklah mereka sebagaimana anda memeluk Kristus sendiri. Jangan sampai anda menyesal dan baru menyadarinya pada saat mereka meninggalkan anda, sebagaimana prajurit yang mengungkapkan, “Sungguh orang ini adalah orang benar!”

Keluarga anda adalah “Salib” yang dianugerahkan Tuhan. Salib yang membentuk anda untuk semakin memiliki iman yang mendalam; harapan yang membebaskan; dan kasih yang mendewasakan. Melalui keluarga, iman kita akan penyertaan Allah menjadi semakin konkret; harapan kita akan sesuatu yang fana/semu tentang kekuasaan/harta benda/kenikmatan duniawi semakin dibebaskan; dan kitapun semakin berani mengorbankan keseluruhan diri kita demi mereka yang kita cintai.

Salib bukan sekedar jalan penderitaan dan kematian, tidak ada dari kita yang mau menderita dan mati. Tetapi Salib menjadi jalan kekudusan dan keselamatan. Kita diajak untuk berani mengikuti Kristus, dengan menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia. Bukan mencari-cari masalah dan kesulitan, tetapi juga tidak melarikan diri dari tanggung jawab yang mesti diemban. Justru melalui salib kita semua diselamatkan. Dalam setiap tahapan hidup kita pasti memiliki salib, berupa tanggung jawab yang mesti kita pikul. Bagaimana kita berani mengambil tugas tersebut dengan sukacita bukan melemparkannya kepada orang lain?

AY

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?