Tidak Diketahui Banyak Orang Indonesia bahwa ada Kelompok Wanita Poso Redamkan Perseteruan Islam-Kristen

Populer

Perseteruan Poso seakan-akan identik dengan perseteruan Islam serta Kristen yang lekat di pikiran orang-orang sejak mulai awal th. 2000. Perseteruan ini nampaknya mendarah-daging serta membudaya di pikiran orang-orang di Indonesia.

Lian Gogali, penggerak perdamaian di daerah perseteruan Poso menyatakan Poso bukanlah daerah perseteruan Muslim-Kristiani. Menurut dia, Poso yaitu tanah harapan untuk kebanyakan orang yang mau hidup damai.

Pada media massa, Lian menuturkan peran wanita sesungguhnya sangatlah besar untuk menyatunya dua kelompok agama yang tidak sama itu di Poso.

bom_poso

Perempuan-perempuan umum yang bekerja sebagai petani, nelayan, ibu rumah-tangga sudah cukup berhasil meredam perseteruan agama di daerah itu. Perempuan-perempuan yang tidak terdengar gaungnya ini dianggap sudah sukses melindungi kehidupan.

Lian mencontohkan seseorang nelayan yang kerjaannya memikul ikan sejauh lebih dari 20 km. dari satu desa ke desa lain telah menyatukan perempuan-perempuan di desa Muslim serta Kristen di pesisir, saat perseteruan agama berlangsung.

Ibu itu memikirkan bahwa mereka tidak akan bertahan hidup bila ikan-ikan itu tak laris. Karenanya dia mengambil keputusan berjalan berkeliling dari satu desa ke desa lain walau dia ditentang keluarganya lantaran bahaya maut akibat perseteruan yang waktu itu masih memanas. Saat ibu Muslim itu berjualan ikan serta masuk di Kampung Kristen, ia segera dihampiri segerombolan ibu rumah-tangga dengan hangat di kampung itu.

206662_620

“Terima kasih sudah datang. Kita mesti tunjukkan bahwa Kristen serta Muslim baik-baik saja, ” tutur beberapa kumpulan ibu rumah-tangga di Kampung Kristen itu.

Setelah itu, komunitas Muslim serta Kristen membangun keyakinan kuat bahwa mereka tidak pernah mau berkonflik.

Kelompok wanita dari dua agama yang tidak sama ini juga sama-sama berinteraksi di pasar serta sama-sama menguatkan untuk memperjuangkan perdamaian pada saat perseteruan tengah berlangsung di daerahnya.

“Selama ini kisah nyata ini tak pernah diperdengarkan. Para Elite dan Pejabat silahkan berkelahi, namun kami (wanita, Red) mau hidup damai saja, ” tutur Lian Gogali (Penggerak Perdamaian di daerah perseteruan Poso), Alissa Wahid (Psikolog Keluarga, Koordinator Pusat GUSDUR) Dewi A. Suryaningtyas (Fasilitator Program Art of Living Foundation) di India House, Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Jumat (27/2) sore waktu menghadiri Indonesia Women’s Conference.

0301e

Sayangnya, kata Lian, media nasionalsetiap saat mengulas Poso senantiasa menyampaikan tentang perseteruan dan konflik Islam – Kristen. Walau sebenarnya, menurut dia, masalahnya bukanlah pada Islam serta Kristen.

“Masyarakatnya sesungguhnya tidak punya masalah. Ini karena media nasional terlalu memprovokasi ditambah lagi kebijakan-kebijakan politik pemerintah yang kerapkali malah mendukung kelompok-kelompok radikal, ” tutur Lian.

“Karena itu untuk saya serta ibu-ibu yang ada di kampung, kami yakin bahwa wanita itu mempunyai kemampuan justru dari bagaimana mereka menjalani kehidupannya. Dari hal yang dekat dengan kehidupan keseharian. Dari hal yang mereka kelola diantaranya, untuk melindungi perdamaian, ” kata Lian. (satuharapan.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RADIO LINE KAJ

INFO TERBARU

TERPOPULER

ARTIKEL LAINNYA

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?