Home Blog Page 27

RENUNGAN HARIAN 8 JULI 2023, Jumat Biasa XIII

WARTAKAN SUKACITA



Persis kemarin, Kamis 6 Juli saya diundang memberi ibadah di instansi pemerintah. Seorang petugas menemani saya dan ditawari kudapan ringan jawabnya: “terimakasih komandan saya puasa Senin-Kamis.” Beberapa kali dalam pertemuan dengan kenalan ada yang saya ketahui juga punya kebiasaan demikian, puasa Senin-Kamis. Menarik sekali sang komandan kemudian menyahut, “saya juga gemar puasa dengan menunda makan pagi dan olahraga setelah makan malam, badan jadi segar.”

Kisah puasa seperti itulah yang nyaman di dengar. Semua hikmah kembali untuk kebaikan diri sendiri, tidak memaksa orang lain dan tidak menghakimi orang yang tidak puasa.

Yesus mengundang kita memberitakan kabar sukacita. Membuat orang berbahagia mendengar sabda Allah. Apakah kita sudah membuat orang lain nyaman dengan kisah-kisah yang kita sampaikan?

FE

RENUNGAN HARIAN 7 JULI 2023, Jumat Biasa XIII

Jumat biasa pekan-13 (H)
Jumat, 07 Juli 2023.

Bacaan:
Bacaan I: Kej 23:1-4.19; 24:1-8.62-67;
Mzm 106:1–2.3–4a.4b–5;
Bacaan Injil: Mat 9:9-13.

Non est opus valentibus medicus, sed male habentibus. Euntes autem discite quid est: Misericordiam Volo, et non sacrificium. Non enim veni Vocare justos, sed peccatores ; “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”.

Tidak sedikit orang yang memandang rendah sesamanya yang dicap berdosa. Mereka merasa dirinya jauh lebih baik dibanding yang lain. Mereka lupa bahwa tidak ada orang yang luput dari dosa dan kesalahan. Pada saat kita memandang rendah sesama, maka kita akan kesulitan dalam mempercayakan diri kepada mereka. Sehingga kita akan terkucil dan merasa hidup sendiri. Berbeda bila kita mau memandang sesama secara setara. Kita bisa saling membantu dan melengkapi dengan dasar kasih. Sebagaimana Abraham yang hidup di dalam kasih Allah.

Berkat kasih, Abraham tetap memperjuangkan makam bagi Sara dan meminta bantuan pelayannya untuk mencarikan istri bagi anaknya. Berkat kasih, Ishak setia menantikan calon istrinya. Berkat kasih, Ribka mempercayai dirinya kepada pelayan agar dapat bertemu pujaan hati. Kasih menjadi kunci dalam mengusahakan hal yang terbaik bagi sesama yang mempercayakan dirinya kepada kita. Maka kita dipanggil untuk berani melakukan pekerjaan yang biasa dengan kasih yang luar biasa. Kasih yang total yang terungkap dalam setiap aktifitas yang kita lakukan, pasti akan menyadarkan tiap orang akan Karya Allah yang menyempurnakan pekerjaan tersebut.

Belas kasih jauh lebih bermanfaat dan berdaya guna dibanding persembahan harta benda. Belas kasih melampaui kematian, sedang harta tidak dapat dibawa mati. Itulah sebabnya Yesus menyatakan: “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”. Hanya ketika berani mengaku bahwa kita adalah orang berdosa, barulah kita dapat memahami belas kasihan Allah yang menyelamatkan. Dan hanya dengan begitu kita akan berbelas kasih dan bersolider kepada sesama yang berdosa terhadap kita.

AY

RENUNGAN HARIAN 6 JULI 2023, Kamis Biasa XIII

===================
Hari Biasa Pekan XIII (H)
Kej. 22:1-19; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9;
Mat. 9:1-8.

Allah Menyediakan

Salah satu bagian menarik dari pertunjukkan sirkus adalah menyaksikan ketangkasan orang yang berjalan di atas seutas tali. Di atas ketinggian, mereka menyebrang dari satu titik ke titik lainnya. Di atas selembar tali tambang mereka menyebrang. Sebatang tongkat panjang menjadi penyeimbang. Meski takut mereka tetap melangkah. Di bawah mereka terhampar jaring pengaman yang kuat dan lebar. Meski jatuh, mereka tetap terlindungi. Mereka bisa bangkit lagi dan mencoba hingga berhasil.

Kisah persembahan Abraham merupakan kisa yang sangat indah untuk direnungkan. Abraham diuji Allah untuj melepaskan anaknya yang merupakan bagian dari janji harapannya. Di usianya yang sudah tua, ujian itu datang kepadanya. Abraham tetap melakukan apa yang dikehendaki Allah. Ia mempersiapkan persembahan itu dengan baik. Dengan penuh keyakinan pula ia berani mengatakan “ Allah menyediakan..” kepada Ishak anaknya yang akan menjadi kurban( kej 22:8). Abraham percaya Allah menyediakan jaring keselamatan untuk mereka.

Lalu?
Tetap percaya kepada Allah kendati apa yang dikehendaki sulit dipahami. Untuk itu, tetap mendekatlah pada penyedia kehidupan.

Sony pr

RENUNGAN HARIAN 5 JULI 2023, Rabu Biasa XIII

Bacaan I : Kej 21: 5.8-20
Mazmur Tgp : Mzm 34: 7-7.10-11.12-13
Injil : Mat 8: 28-34


“Membukakan Jalan bagi Orang Lain”



Mungkin, ketika masa kecil, kita sering ditakut-takuti oleh orang lain akan suatu tempat, sikap atau orang tertentu. misalnya ungkapan “awas lho! nanti…..“, “hati-hati loe, nanti…“ yang disertai dengan gestur yang menakut-nakuti. Ungkapan-ungkapan ini membatasi diri dan menjadi peringatan yang berlebihan. Tak hanya itu, peringatan yang berlebihan ini akan membuat kita menjadi khawatir berlebihan sehingga membuat kita sulit untuk maju atau berkembang.

Dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan dua orang yang kerasukan setan di daerah orang Gadara. Jalan di daerah tersebut jarang dilalui orang karena mereka takut. Mereka yang hendak melewati jalan tersebut harus menerima resiko besar karena ancaman dua orang tersebut. Yesus datang ke tempat itu dan menyembuhkan mereka. Tidak hanya memberi kesembuhan, Yesus menyucikan jalan dari ancaman setan, membuka jalan bagi semua orang dan menghilangkan resiko besar yang ada.

Kita semua dipanggil untuk memiliki sikap seperti Yesus, yaitu mempermudah jalan bagi orang lain untuk bertumbuh. Kadang kita ingin memberikan peringatan bagi orang lain tetapi karena terlalu berlebihan malah membuatnya menjadi takut. Pengalaman hidup kita bisa menjadi modal untuk mengajarkan dan membantu orang lain untuk tumbuh-kembang yang baik. Maka, kita belajar dari Yesus untuk membantu orang mendapatkan hidup yang lebih baik dan membukakan jalan bagi mereka.

Tuhan memberkati.
AL

RENUNGAN HARIAN 4 JULI 2023, Selasa Biasa XIII

Kej 19:15-29

Matius 8:23-27

PERCAYALAH, IA PASTI MENOLONG

Lot dan para murid sedang berada dalam situasi mencekam. Dan Tuhan datang menolong mereka.

Lot dan keluarga diperintahkan Tuhan untuk segera pergi dari Sodom. Sebab Tuhan akan membinasakan kota itu karena kedurjanannya. Perintah Tuhan untuk lot sangat jelas. Larilah, selamatkan dirimu, jangan menoleh ke belakang. Larilah ke pegunungan supaya tidak binasa. Lot sempat tidak percaya dan melakukan penawaran untuk lari ke kota Zoar yang lebih dekat. Dan Tuhan mengabulkan permohonannya. Namun sayang, istri lot melanggar perintah Tuhan. Ia menoleh ke belakang dan berubah menjadi tiang garam.

Para murid terombang-ambing sendirian di tengah danau dikacaukan oleh angin ribut. Yesus datang menenangkan para murid yang kurang percaya. Yesus juga menenangkan angin ribut sehingga danau menjadi reda. Ia ingin kita tetap percaya kepada-Nya, juga ketika dalam situasi angin ribut yang menakutkan.

Dalam pengalaman hidup, bisa jadi kita masuk dalam peristiwa yg membuat kita takut, gentar dan menjadi kurang percaya. Iblis memang menghendaki itu. Membuat kita takut, tidak percaya dan kehilangan iman. Tidak lagi mau percaya akan Tuhan. Dan akhirnya kita binasa karenanya.

Jadi kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 3 JULI 2023, Pesta St Thomas Rasul

Ef 2:19-22

Yoh 20:24-29

THANK GOD IT’S MONDAY!
Pesta St Thomas Rasul


Scio cui credidi. Ada yang tahu artinya? Almarhum Bapa Uskup Leo Soekoto, Uskup Agung Jakarta, memilih kalimat ini jadi moto tahbisan uskup. Artinya, aku tahu kepada siapa aku percaya. Maksudnya apa? Dalam hidup harian, kita percaya seseorang karena kita tahu dan mengalami perjumpaan dengan orang itu. Kita percaya patner kerja karena kita tahu dan berjumpa dengannya. Kita percaya pada bank, karena akuntabilitasnya. Kita percaya pasangan hidup kita karena kita tahu dan mengalami hidup bersama dengannya.

Lalu, kalau kita percaya sama Tuhan, apa ukurannya? Bapa Uskup Leo mengingatkan kita tentang perlunya untuk membuka diri pada Tuhan dan terus mengenali-Nya. Bukan hanya buka mata, tetapi buka telinga dan hati untuk mengenali diri-Nya tiap hari. Bisa lewat Kitab Suci, perayaan ekaristi, doa pribadi, renungan harian, dan olah hidup rohani kita.

Semoga makin berani berkata, scio cui credidi. Aku tahu kepada siapa aku harus percaya. Ya kepada Dia yang tidak pernah meninggalkan kita. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 2 JULI 2023, Minggu Biasa XIII

2Raj 4:8-11.14-16a

Roma 6:3-4.8-11

Matius 10:37-42

KEMURAHAN HATI

Kisah dalam bacaan pertama bisa jadi pengalaman sehari-hari kita juga. Nabi Elisa sering mengadakan perjalanan. Selama itu ia sering singgah di rumah seorang perempuan kaya – yang tidak disebut namanya. Perempuan ini tau bahwa Elisa adalah seorang Nabi. Maka ia mempersiapkan kamar terbaik fully furnished. Ini dilakukannya supaya setiap Elisa datang singgah dapat beristirahat dengan nyaman. Kemurahan hati perempuan yang kaya mengetuk hati Elisa. Elisa membalasnya dengan berkat karunia keturunan bagi perempuan itu.

Bukankah indah jika dunia ini dipenuhi dengan kemurahan hati semacam itu. Ketika setiap orang berlomba-lomba berbuat baik saling membantu dan menolong. Kemurahan hati menjadi estafet yang disalurkan dari satu orang ke orang lain. Situasi di mana setiap orang tidak takut kehilangan apa yang menjadi miliknya untuk diberikan kepada sesamanya. Barang pribadi, harta kekayaan – dapat diberikan dan digunakan demi kesejahteraan bersama.

Spiritualitas kemurahan hati merupakan sifat ilahi. Kristus telah bermurah hati, memberikan seluruh hidup-Nya bukan sebagai suatu yang harus dipertahankan. Tapi hidup-Nya telah ia berikan sampai kepada kematian. Supaya kita yang mati bersama-sama dengan Dia hidup kembali bagi Allah.

Dalam sikap pertobatan, seseorang mengalami kehidupan yang baru. Sebuah kehidupan yang tidak lagi dijalani untuk dirinya sendiri, tapi untuk Tuhan dan sesama. Hidupnya diubah oleh Tuhan, lantas dibaktikan dan diberikan untuk kesejahteraan bersama. Bahkan jika untuk itu, ia harus kehilangan “hidupnya sendiri” – kehilangan kesenangan dan hobinya, cita-citanya, mimpi-mimpi pribadinya, kehilangan barang dan harta kekayaan pribadinya – demi panggilan atas kehendak Tuhan.

Dalam Injil hari ini, Kristus menyampaikan sabda-Nya untuk murid-murid-Nya. Ia mau, supaya Diri-Nya mendapat tempat paling utama dalam diri mereka. Lebih dari pada orangtua, anak, bahkan nyawa mereka sendiri. Tentu ini bisa diartikan secara harafiah, maupun metafora. Sebab Kristus sendiri telah mengosongkan diri-Nya sendiri. Ia yang dalam rupa Allah – meninggalkan singgasana-Nya – dan menjadi manusia sama seperti kita. Hidup memang harus disyukuri dan dijaga sebaik-baiknya, tetapi bukan berarti harus dipertahankan mati-matian.

“Siapa saja yang mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan siapa saja yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Matius 10:39).

Jalan kerendahan hati – kemurahan hati adalah jalan yang ditawarkan Kristus bagi kita agar memperoleh kehidupan kekal. Sebaliknya, Iblis akan menggoda kita untuk menyangkal itu semua.

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 1 JULI 2023, Sabtu Biasa XII

SONY DSC

Kej 18:1-15

Mat 8:5-17

 

Fisika Quantum dan iman



Apakah and tahu bahwa teori Einstein tentang energi E = MC² sebenarnya belum pernah terbukti secara ilmiah dalam kenyataan? Tidak seperti teori fisika klasik Newton, Pascal dan lainnya yang langsung bisa diterapkan dalam pembuatan alat-alat modern yang banyak kita jumpai sehari-hari, teori-teori fisika quantum menuntut kepercayaan pada pemikiran sang penemu dahulu barulah dibuat alat-alat yang bisa membuktikan teori itu bekerja. Dan hingga saat ini belum ada alat-alat itu bahkan setelah ledakan di Hiroshima dan Nagasaki. Pemanfaatan teknologi nuklir tidak akan pernah terjadi tanpa keyakinan akan E=MC². Ini sangat menarik karena fisika quantum bukan lagi ilmu pasti tapi jadi ilmu keyakinan. Lhooo?

Pertanyaan nya, seberapa yakin anda dengan Sabda Tuhan? Apakah anda seyakin si perwira? Percaya sungguh perkataan Tuhan akan jadi kenyataan? Apakah saat anda sakit dan pastor katakan anda akan sembuh karena iman Kristus, anda langsung percaya dan karenanya anda sembuh?

Saya pernah menyaksikan iman umat yang demikian besar terhadap pastornya. Luar biasa, saat mereka sakit dan tak ada dokter, saya doakan dan mereka percaya kuasa doa hingga mereka sembuh seketika. Saat mereka menemukan masalah, mereka percaya kata-kata nasihat saya, syukur pada Allah masalah mereka selesai.

Mau tunggu berapa lama lagi untuk percaya?

FE

RENUNGAN HARIAN 30 JUNI 2023, Jumat Biasa XII

Bacaan:
Bacaan I: Kej 17:1.9-10.15-22;
Mzm 128:1-2.3.4-5;
Bacaan Injil: Mat 8:1-4.



Volo, Mundare ! ; “Aku mau, jadilah engkau tahir!”


Banyak hal yang tidak bisa kita jelaskan dengan kata-kata. Tidak sedikit misteri yang sulit dikuak dalam kehidupan ini. Hal yang paling pokok dalam menghadapi misteri adalah iman. Iman yang membuat kita tetap berani berharap pada Kasih Allah. Harapan yang terungkap di dalam doa-doa yang kita ucapkan pada Tuhan.

Dengan iman itulah, penderita kusta datang dan berharap akan Kasih Kristus yang dapat menyembuhkan dia. “Tuan, jika Tuan mau, Tuhan dapat mentahirkan aku.” Sebuah harapan yang mengungkapkan kepasrahan aktif. Kepasrahan yang lagir dari iman, harapan dan Kasih. Dan harapan tidak akan mengecewakan, penderita kustapun boleh mengalami mukjizat kesembuhan. Saat Tuhan berkenan pada keteguhan hati: “Aku mau, jadilah engkau tahir!”

Mukjizat yang bukan hanya dalam arti kesembuhan fisik, melainkan juga batin. Dimana ia mengalami pemulihan relasi dengan Tuhan dan sesama. Mukjizat yang mempersatukan kembali ia dalam persatuan Kasih Allah. Inilah pula yang dialami Abraham, meski membutuhkan 25 tahun sejak janji keturunan yang diberikan Allah, yang akhirnya terpenuhi pada diri Ishak sebagai keturunan yang sah. Keteguhan iman Abraham akan janji Allah sungguh membawa pemulihan batin, rasa cemas hilang berganti sukacita dan kasih.

AY

Terbaru

Populer