Jumat biasa pekan-13 (H)
Jumat, 07 Juli 2023.

Bacaan:
Bacaan I: Kej 23:1-4.19; 24:1-8.62-67;
Mzm 106:1–2.3–4a.4b–5;
Bacaan Injil: Mat 9:9-13.

Non est opus valentibus medicus, sed male habentibus. Euntes autem discite quid est: Misericordiam Volo, et non sacrificium. Non enim veni Vocare justos, sed peccatores ; “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”.

Tidak sedikit orang yang memandang rendah sesamanya yang dicap berdosa. Mereka merasa dirinya jauh lebih baik dibanding yang lain. Mereka lupa bahwa tidak ada orang yang luput dari dosa dan kesalahan. Pada saat kita memandang rendah sesama, maka kita akan kesulitan dalam mempercayakan diri kepada mereka. Sehingga kita akan terkucil dan merasa hidup sendiri. Berbeda bila kita mau memandang sesama secara setara. Kita bisa saling membantu dan melengkapi dengan dasar kasih. Sebagaimana Abraham yang hidup di dalam kasih Allah.

Berkat kasih, Abraham tetap memperjuangkan makam bagi Sara dan meminta bantuan pelayannya untuk mencarikan istri bagi anaknya. Berkat kasih, Ishak setia menantikan calon istrinya. Berkat kasih, Ribka mempercayai dirinya kepada pelayan agar dapat bertemu pujaan hati. Kasih menjadi kunci dalam mengusahakan hal yang terbaik bagi sesama yang mempercayakan dirinya kepada kita. Maka kita dipanggil untuk berani melakukan pekerjaan yang biasa dengan kasih yang luar biasa. Kasih yang total yang terungkap dalam setiap aktifitas yang kita lakukan, pasti akan menyadarkan tiap orang akan Karya Allah yang menyempurnakan pekerjaan tersebut.

Belas kasih jauh lebih bermanfaat dan berdaya guna dibanding persembahan harta benda. Belas kasih melampaui kematian, sedang harta tidak dapat dibawa mati. Itulah sebabnya Yesus menyatakan: “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”. Hanya ketika berani mengaku bahwa kita adalah orang berdosa, barulah kita dapat memahami belas kasihan Allah yang menyelamatkan. Dan hanya dengan begitu kita akan berbelas kasih dan bersolider kepada sesama yang berdosa terhadap kita.

AY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here