Paus Fransiskus: Gereja harus Mencabut Akar Situasi yang Melindungi Para Pelaku Kekerasan

Populer

Paus Fransiskus menyampaikan pesan kepada para peserta dalam konfrensi safeguarding di Panama, dan mengundang seluruh institusi Gereja untuk menghapuskan segala situasi yang melindungi pelaku kekerasan yang berlindung dibalik posisi kekuasaannya.

“Upaya memanusiakan setiap relasi dalam kelompok masyarakat manapun, termasuk dalam Gereja, merupakan upaya tanpa kenal lelah  untuk membangun individu-individu yang matang dan selaras antara keteguhan iman dan prinsip-prinsip etika, sanggup menghadapi kejahatan, serta memberikan kesaksian akan kebenaran sejati.”

Pesan ini disampaikan Paus Fransiskus pada hari Selasa kepada para peserta Kongres Amerika Latin ke-3, yang diadakan di Panama pada tanggal 12 sampai 14 Maret. Diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pelatihan Amerika Latin untuk Perlindungan Anak di bawah umur (CEPROME), acara ini mengundang perwakilan Gereja dari seluruh dunia merefleksikan tema “ Kerentanan dan pelecehan: menuju pandangan pencegahan yang lebih luas”.

Memberantas Momok Pelecehan

Dalam pesan ini, Paus mempercayakan upaya Tuhan kepada Gereja dalam rangka memberantas “momok pelecehan yang terjadi di seluruh lini masyarakat”.

Paus Fransiskus menceritakan kembali pertemuannya dengan anggota CEPROME pada tanggal 25 September’23, dimana pada waktu itu ia menekankan komitmen Gereja untuk dapat menemukan “wajah sengsara Yesus pada penderitaan setiap korban”.

Ia juga mendorong para peserta untuk berdoa bagi pertobatan setiap pendosa, termasuk para pelaku, sekaligus mencegah terjadinya segala bentuk pelecehan dan kekerasan.

Memaknai Kerentanan

Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa ketika kita melihat permasalahan ini dari sudut pandang Tuhan, maka dapat membantu untuk lebih memahami kerentanan diri kita.

Ia mengatakan “ketika kita memandang kelemahan diri sendiri sebagai alasan untuk tidak menjadi manusia sepenuhnya dan seorang kristiani seutuhnya, yang membuat kita tidak mampu mengendalikan nasib mereka, maka akan menciptakan manusia yang kekanak-kanakan, penuh kebencian, serta tidak mampu menjawab sedikitpun panggilan Tuhan Yesus kepada kita”.

Sebaliknya, kata Paus Fransiskus, sebagai orang Kristiani kita dipanggil untuk memperoleh kekuatan dalam setiap kelemahan kita, melalui keyakinan akan kasih karunia Tuhan (bdk. 2 Kor 128-10).

Dengan menyadari kekuatan kita itulah dan keyakinan akan Tuhan, maka Paus Fransiskus menekankan bahwa “kita akan sanggup menghadapi berbagai kontradiksi dalam hidup, serta mampu berkontribusi sesuai panggilan kita masing-masing demi kebaikan bersama.

Mencabut Akar Situasi yang Melindungi Pelaku Kekerasan

Selanjutnya Paus Fransiskus menyerukan kepada Gereja untuk mencabut struktur yang melindungi orang-orang yang melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap orang lain.

Ia mengatakan “dalam hal pencegahan, usaha kita tentu saja harus bertujuan menghilangkan situasi yang melindungi mereka yang bersembunyi dibalik posisinya untuk memaksakan diri pada orang lain dengan cara yang buruk, namun selain itu juga untuk memahami mengapa mereka tidak mampu berhubungan dengan orang lain dengan cara yang sehat.”

Paus juga mencatat bahwa masyarakat mana pun yang tidak didasarkan pada landasan integritas moral “akan menjadi masyarakat yang sakit,” yang hubungannya akan diselewengkan oleh keegoisan, ketakutan, dan penipuan.

Paus Fransiskus menutup pesannya pada Kongres Amerika Latin ke-3 dengan mengajak para peserta untuk mempercayakan “kelemahan mereka kepada kekuatan yang diberikan oleh Tuhan.”

 

Diterjemahkan dari:

Pope: Church must eradicate situations that protect abusers

Devin Watkins (Vatican News)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RADIO LINE KAJ

INFO TERBARU

TERPOPULER

ARTIKEL LAINNYA

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?