Kol.1:9-14;
Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6;
Luk.5:1-11.

Bersyukur Karena Mendengar

Perjalanan mendaki gunung selalu mengasyikkan tetapi sekaligus melelahkan. Cuaca yang yang tiba-tiba berubah dan tak menentu menjadi faktor yang sangat menantang. Ditambah lagi perjalanan mendaki dan menurun selama berjam-jam menjadi keseruan yang lain. Yang paling mengasyikkan tentu saja saat pulang. Semakin ke bawah, semakin mendekati titik keberangkatan, kita mulai mendengar suara keramaian kendaraan dan banyak orang. Di situlah ada harapan, artinya kita akan segera sampai tujuan kita.

Mendengarkan hal yang baik, akan mendatangkan syukur dan harapan. Inilah yang disampaikan oleh Paulus “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu” (Kol 1:9). Berkat yang diterima oleh Jemaat Paulus mendorong rasa syukur yang besar dalam diri Paulus. Doa Paulus pun bukan memohon keuntungan pribadi bagi dirinya. Ia memohon kehendak dan wawasan besar tentang Allah. Dengan wawasan itu, ia berharap jemaatnya mampu mengenal kehendak Allah.

Lalu?
Paulus mengajarkan kita untuk mendengarkan dengan baik. Ia mengajak kita untuk mendengarkan berkat yang dihadirkan Allah dalam diri sesama. Dari Paulus pun kita belajar mendoakan orang lain agar hidup terus dalam pengharapan akan surga (5), mengalami keakraban Kristus (10) mengenali kasih Kristus, bersungguh-sungguh dan hidup tak bercela, dan dengan keinginan yang amat besar menantikan kedatangan Tuhan kembali.

Sony pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here