Home Blog Page 81

Sebuah Sejarah Baru: Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-agama di Vatikan, Kardinal Jean-Louis Pierre Tauran temui Raja Salman

Untuk pertama kalinya, Kerajaan Arab Saudi menerima kedatangan seorang tokoh senior Katolik Roma sekaligus Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-agama di Vatikan, Kardinal Jean-Louis Pierre Tauran.

Kunjungan Tauran dan delegasinya diterima langsung oleh Raja Salman bin Abdulaziz di Istana al-Yamamah pada Rabu (18/4/2018).
Dilansir dari Al Arabiya, selama pertemuan tersebut, kedua negara membahas pentingnya peran umat beragama dan budaya dalam menghalau konflik kekerasan, ekstremisme, dan terorisme untuk mencapai keamanan dunia.
Usai berkunjung ke Saudi, Tauran pada Jumat (27/4/2018) menyampaikan hasil kunjungan berjumpa dan berdialog dengan petinggi Saudi.
Business Insider mengutip dari Reuters mewartakan, Tauran menyampaikan kepada Pemerintah Saudi bahwa umat Kristen tidak dapat dianggap sebagai warga negara kelas dua.
“Saya pikir, semua agama dihadapkan pada dua bahaya, yaitu terorisme dan ketidakpedulian,” katanya kepada Vatican Radio.
“Selama pertemuan, saya sangat menekankan pada titik, di mana orang Kristen dan non-Muslim dibicarakan dengan baik di sekolah dan mereka tidak akan pernah dianggap warga kelas dua,” ucapnya.
Kehadiran Tauran juga disambut oleh Menteri Dalam Negeri Saudi Pangeran Abdulaziz bin Saun bin Naif bin Abdulaziz, Sekjen Liga Muslim Dunia Mohammed bin Abdul Kareem Al-Issa, dan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir, serta sejumlah petinggi Saudi lainnya.
Arab News melaporkan, Pangeran Abdulaziz dan Kardinal Tauran telah menandatangani perjanjian kerja sama kedua pihak.
Tauran memuji upaya Liga Muslim Dunia (MWL) untuk memperkuat hubungan dan membangun jembatan antar-agama.
“Saya menyadari upaya terus-menerus untuk membuat berbagai program, yang benar-benar mencerminkan arti nama (WML) yang sebenarnya. Bukan hanya kalangan umat Islam, tapi juga penganut agama lain khususnya Kristen, untuk tujuan bersama,” katanya.
Kesepakatan keduanya merupakan puncak dari perjanjian kerja sama sebelumnya yang ditandatangani WML dan Dewan Kepausan.
Pada September 2017, Sekjen WML berkunjung ke Vatikan, di mana Al-Issa bertemu dengan Paus Fransiskus dan Tauran.
Berdasarkan kesepakatan ini, kedua pihak setuju untuk membentuk komite kerja yang akan dipimpin oleh kardinal dan Al-Issa, yang bakal mempromosikan dialog dunia tentang ras, agama, dan budaya.
Selain itu, menyerukan penguatan hubungan antara penganut Kristen dan Islam untuk membangun relasi yang bermanfaat berdasarkan rasa saling menghormati dan perdamaian. (Source: internasional.kompas.com/read/2018/04/29/18122591/pertama-kali-tokoh-senior-katolik-berkunjung-ke-saudi-apa-hasilnya)

FORM PENDAFTARAN HIDUP AWARDS & INMI AWARDS 2018: Lomba Media Cetak, Lomba Web, Lomba Foto, dan Lomba Film Pendek

INMI AWARDS & HIDUP AWARDS 2018

FORM PENDAFTARAN

Mohon segera diisi dan diklik kirim paling lambat, 5 MEI 2018. Pengumuman Pemenang Pada HARI KOMSOS SEDUNIA – MINGGU, 13 MEI dalam acara MALAM ANUGERAH INMI & HIDUP AWARDS 2018 diawali dengan MISA bersama BAPAK USKUP +Ignatius Suharyo pada pk.17.00 di GEREJA KATEDRAL.

  1. (CUKUP KIRIM SOFTFILE/PDF/WORDS) Formulir Lomba Majalah Paroki/Sekolah/Komunitas Kategorial dan Warta Paroki Mingguan “HIDUP AWARDS 2018” => Klik: https://goo.gl/forms/XEVnKuB2tCQd9tTJ3
  2.  (CUKUP ISI FORM) Formulir Lomba Web antar Paroki dan Komunitas Kategorial “INMI AWARDS 2018” => Klik: https://goo.gl/forms/TxiW0NOl5VXvsydQ2
  3.  (CUKUP KIRIM SOFTFILE FOTO) Formulir Lomba Fotografi “INMI AWARDS 2018” => Klik: https://goo.gl/forms/Wlk6UlFvoN9TNmA93
  4.  (CUKUP KIRIM SOFTFILE MP4/AVI/MOV) Formulir Lomba Film Pendek “INMI AWARDS 2018” => Klik: https://goo.gl/forms/I8Jk8pf2nXaqNd8d2
Pertanyaan dan Info hubungi:
RAKA (0812.8926.7548) atau Email: raka.kaj@gmail.com
Terimakasih untuk share info ini. Tuhan memberkati Anda sekeluarga. Amin?

WKRI: Bercocok Tanam Zaman Now


Yesaya 6: 3 seluruh bumi penuh kemuliaanNYA.
“Lima tahun lalu, Wanita Katolik RI menggagas gerakan BBM = Bawa Botol Minum. Gerakan itu berhasil membawa perubahan untuk anggota dan lingkungannya. Peserta rapat dan kegiatan WKRI sudah menjadi terbiasa untuk membawa botol minum sendiri. Dalam Rapat Koordinasi Daerah ( Rakorda ) yang lalu kembali dicetuskan gerakan menanam sayuran, minimal untuk konsumsi sendiri. Kegiatan Pelatihan Ketahanan Pangan ini bertujuan untuk membantu kita dalam mewujudkannya. Ini harus menjadi kebiasaan kita juga,” sambutan Presidium Wanita Katolik RI DPD Jakarta, Ibu Marisstella Miranda, itu disampaikan pada pembukaan Pelatihan Ketahanan Pangan.
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Wanita Katolik RI DPD Jakarta Bidang Kesejahteraan. Ibu Wiwiek sebagai Ketua Panitia menyebutkan bahwa peserta yang hadir berjumlah 109 orang yang merupakan utusan dari cabang. Sebenarnya peminatnya lebih dari itu, namun dibatasi agar peserta benar-benar bisa menyerap ilmu yang diberikan oleh nara sumber.
Kegiatan yang diadakan di Gedung LDD, Katedral Jakarta pada Sabtu, 14 April 2018 ini mengundang pemerhati lingkungan Bapak Gunawan Ananto dan timnya. Nara sumber utama adalah DR. Nico Wanandy. Ilmuwan jebolan UNSW Australia ini menjelaskan tentang Urban Farming ( Tani Kota ). Praktek untuk bertani kota membutuhkan komitmen. Salah satunya komitmen untuk memperbaiki kualitas tanah di sekitar kita. Rasa cintanya pada Indonesia terlihat dari keinginannya untuk membagikan ilmunya. Ilmu yang diharapkan juga akan ditularkan oleh para peserta pelatihan kepada teman-teman di Cabang dan sekitarnya. “Bukan ego system tapi eco system yang harus kita perbaiki, pelihara dan manfaatkan,” kata pakar ini.
Jeanny Budiman yang sebelumnya juga banyak belajar dari nara sumber menunjukkan bermacam hasil tanamannya. Tanaman yang ditanam hanya dengan media pot. Para peserta sempat terkagum-kagum melihat pemaparan para nara sumber yang memperlihatkan perbedaan menanam dengan pupuk kimia sintetik dan yang tanpa menggunakannya.
?Peserta juga diajak praktek membuat bokashi subur plus. Ini adalah cairan hasil kumpulan dari kultur mikroba-mikroba positif yang menguntungkan bagi ekosistem tanah ( sebagai media tanam ) dan pembentuk hara dan nutrisi-nutrisi bagi tanaman. Selain teori dan praktek, para peserta juga diberikan bibit beberapa tanaman seperti okra, terung, tomat, dll. Peserta mengatakan puas dengan pelatihan ini. Apalagi peserta mendapatkan piagam penghargaan yang juga bermanfaat.
?Alam sudah menyediakan semua. Tugas kita untuk menjaga dan memeliharanya. Terima kasih Wanita Katolik RI karena telah membuka jendela pengetahuan anggotanya dengan mengadakan kegiatan ini! ( Yuni Wulur )

PASKAH : MERAWAT “INGATAN BERSAMA”

Ingatan Bersama (Common Memory)
Dalam ibadah malam Paskah, bersama dengan  bacaan pilihan yang lain, wajib dibacakan kutipan dari Kitab Keluaran. Kutipan ini berkisah mengenai pembebasan Umat Allah Perjanjian Lama dari negeri  perbudakan di bawah pimpinan Musa. Kisah mengenai peristiwa ini selanjutnya menjadi bagian  dari  ingatan bersama umat yang diwariskan turun-temurun   (bdk  Kel  26:5-10) ;  bukan sekedar sebagai peringatan akan peristiwa masa lampau, tetapi sebagai peristiwa yang tetap aktual dan menyangkut  kehidupan  dan menentukan  sejarah bangsa.
Ingatan bersama ini menjadi  daya penyatu  bagi  bangsa,  menjadi  inspirasi  untuk  terus  bertumbuh   sebagai  umat  yang  menerima panggilan  dan perutusan khusus dan menjadi kekuatan ketika umat menghadapi  krisis besar yang menentukan eksistensinya. Adanya ingatan bersama inilah, antara lain, yang dapat menjelaskan mengapa Umat Allah Perjanjian Lama tidak hilang dari sejarah, sementara kelompok-kelompok lain yang  sekian  banyak  jumlahnya  yang  disebut  dalam  Kitab  Suci, hilang  ditelan  jaman.  Ingatan bersama inilah  yang  merupakan  inti  Pujian Paskah : “Pada malam  ini,  ketika  Engkau menyelamatkan  bapa  kami,  membebaskan  umat-Mu  dari  perbudakan  dan  mengantar  merekaa lewat  dasar  Laut  merah  yang  sudah  kering.
Pada  malam  ini  umat  yang  mengimani   Kristus Kaubebaskan dari kejahatan dunia dan kegelapan dosa, Kau pulihkan dalam rahmat Allah dan Kauterima  dalam  Gereja  yang  kudus”.  Penggunaan  kata  “malam   ini”-  bukan  “malam   itu”  – menegaskan aktualitas peristiwa-peristiwa  yang dikenangkan itu, yaitu Paskah Perjanjian Lama dan Paskah Kristus. Paskah adalah saat ketika umat merawat ingatan  bersama itu, merayakannya dan mengalaminya sebagai daya yang  terus-menerus mempersatukan dan memerdekakan.
Aktualitas Perayaan Paskah
Dalam perayaan malam Paskah, lilin Paskah selalu baru, ditandai dengan angka tahun ketika Paskah dirayakan. Maka pertanyaannya, manakah relevansi Paskah untuk tahun 2018 ini?

INI SURAT RESMI! MINGGU, 1 APRIL 2018 RAYAKANLAH PASKAH DI MASING-MASING GEREJA

Surat penolakan gereja
Gereja Menolak Politik Praktis

Surat penolakan gereja
Gereja Menolak Politik Praktis

MINGGU, 1 APRIL 2018 RAYAKANLAH PASKAH DI MASING-MASING GEREJA
Pertemuan Pimpinan ARAS (PGIW, PBI, Komisi HAAK  KAJ, PGLIIW, GOI ) dengan GBI Glow pada
Tgl 28 Maret 2018 Di PGIW Pkl.13.00 -15.00  memutuskan bahwa:
=====================
1. Perayaan Paskah tgl  1 April  Pkl.04.00 di Monas adalah Perayaan lokal  Gereja GBI Glow.
2.Seluruh umat Kristen dan  Katolik dihimbau untuk  merayakan Paskah di gereja lokal masing-masing pada tanggal 1 April 2018.
3. Para Pimpinan ARAS dan  KAJ akan merencanakan Perayaan Paskah bersama umat Kristiani setelah tgl 1 April 2018.
Komisi HAAK KAJ
 
 
 

TANGGAPAN KETUA KOMISI LITURGI KAJ: Atas Beredarnya Hoax Tentang Warna Pakaian Umat Saat Merayakan Tri Hari Suci

 
KAJ.or.id – Mengacu pada spirit dasar Konstitusi Suci Liturgi Gereja (Sacrosanctum Concilium) dan Tradisi Gereja yg ditulis dalam Pedoman Umum Misale Romawi 336-341 dan 119, serta dengan semangat Arah Dasar KAJ 2016-2020 khususnya Sasaran Prioritas ke-3 “Membangun katekese dan liturgi yg hidup dan memerdekakan” maka kami tegaskan bahwa:
  1. Komisi Liturgi KAJ tidak pernah menetapkan warna liturgi untuk pakaian umat beriman yang datang merayakan Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, Paskah Vigili dan Hari Raya Paskah)
  2. Komisi Liturgi hanya mengatur busana liturgi utk para pelayan liturgi* dan selama ini sudah berlangsung dengan sangat baik di paroki-paroki.
  3. Silakan umat hadir merayakan Tri hari Suci dengan *pakaian bebas, pantas, sopan, rapi dan bermartabat*.
Demikian penjelasan dari Komisi Liturgi KAJ. Semoga membantu kita merenungkan dan merayakan misteri Kasih Allah puncak iman kita dalam sengsara, wafat dan penderitaan PutraNya: Yesus Kristus.
Jakarta, 21 Maret 2018
Salam hormat,
Rm. Hieronymus Sridanto Aribowo Pr
Ketua Komisi Liturgi KAJ.

LOMBA DOKUMENTASI KEGIATAN MASA PRAPASKAH TAHUN PERSATUAN TINGKAT PAROKI

  1. Kegiatan “Kita Bhinneka, Kita Indonesia” selama masa PRAPASKAH di PAROKI direkam dalam bentuk VIDEO (max. durasi 3 – 7 menit) menggunakan kamera Handphone atau Kamera Handycam atau Kamera apa saja.
  2. Hasil rekaman VIDEO wajib di Upload ke YOUTUBE dan LINK ALAMAT YOUTUBE-nya dikirimkan ke ALAMAT EMAIL PANITIA LOMBA, yaitu raka@hidup.tv dilengkapi identitas lengkap peserta (Nama Koordinator, Nama Lingkungan/Wilayah dan asal Paroki, Email, serta No Telp yang bisa dihubungi).
  3. LINK ALAMAT YOUTUBE-nya dapat disebarkan oleh peserta melalui berbagai media social lainnya seperti Facebook, Twitter, Instagram, dsb agar banyak yang menontonnya.
  4. JUMLAH VIEWER atau JUMLAH YANG MENONTON, JUMLAH LIKE DAN/ATAU JUMLAH KOMENTAR pada LINK YOUTUBE akan menjadi salah satu KRITERIA PENILAIAN LOMBA.
  5. Setiap peserta boleh melakukan usaha promosi apa saja agar LINK VIDEO YOUTUBE-NYA mendapat VIEW (PENONTON), LIKE DAN KOMENTAR sebanyak-banyaknya.
  6. Satu Kegiatan, satu Video. NAMUN, Boleh mengirim lebih dari 1 video dengan kegiatan yang berbeda.
  7. Batas akhir pengiriman LINK ALAMAT VIDEO YOUTUBE ke email Dewan Juri lomba, MINGGU PALMA (25 MARET 2018).
  8. Dewan Juri akan mulai melakukan seleksi peserta pada 2 APRIL 2018
  9. SANG JUARA akan dihubungi langsung oleh Panitia
  10. Ada 3 Juara, yaitu: 1) Video Dokumentasi yang memiliki VIEWER/LIKE TERBANYAK Youtube, 2) Video Dokumentasi TERBAIK PILIHAN PARA JURI dan 3) Video Dokumentasi Paling INSPIRATIF (hadiah @ Rp 3Juta)
  11. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
  12. Info lengkap silahkan WA: 0812.8926.7548 atau Email: raka@hidup.tv

IKUTI! LOMBA VLOG 2018: REKAM VIDEO PERTEMUAN/KEGIATAN APP DI LINGKUNGAN/WILAYAH ANDA

  1. Pertemuan atau Kegiatan APP di Lingkungan/Wilayah direkam dalam bentuk VIDEO (max. durasi 3 menit) menggunakan kamera Handphone atau Kamera Handycam atau Kamera apa saja.
  2. Hasil rekaman VIDEO wajib di Upload ke YOUTUBE dan LINK ALAMAT YOUTUBE-nya dikirimkan ke ALAMAT EMAIL PANITIA LOMBA, yaitu raka@hidup.tv dilengkapi identitas lengkap peserta (Nama Koordinator, Nama Lingkungan/Wilayah dan asal Paroki, Email, serta No Telp yang bisa dihubungi).
  3. LINK ALAMAT YOUTUBE-nya dapat disebarkan oleh peserta melalui berbagai media social lainnya seperti Facebook, Twitter, Instagram, dsb agar banyak yang menontonnya.
  4. JUMLAH VIEWER atau JUMLAH YANG MENONTON, JUMLAH LIKE DAN/ATAU JUMLAH KOMENTAR pada LINK YOUTUBE akan menjadi salah satu KRITERIA PENILAIAN LOMBA.
  5. Setiap peserta boleh melakukan usaha promosi apa saja agar LINK VIDEO YOUTUBE-NYA mendapat VIEW (PENONTON), LIKE DAN KOMENTAR sebanyak-banyaknya.
  6. Satu pertemuan/kegiatan APP hanya boleh 1 VLOG. Namun Setiap lingkungan/Wilayah, boleh mengirim lebih dari 1 VLOG asalkan dengan pertemuan/kegiatan APP yang berbeda-beda.
  7. Batas akhir pengiriman LINK ALAMAT VIDEO YOUTUBE ke email Dewan Juri lomba, MINGGU PALMA (25 MARET 2018).
  8. Dewan Juri akan mulai melakukan seleksi peserta pada 2 APRIL 2018
  9. SANG JUARA akan dihubungi langsung oleh Panitia
  10. Ada 3 Juara, yaitu: 1) VLOG yang memiliki VIEWER/LIKE TERBANYAK Youtube, 2) VLOG TERKEREN PILIHAN PARA JURI dan 3) VLOG Paling INSPIRATIF (hadiah @ Rp 3Juta)
  11. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
  12. Info lengkap silahkan WA: 0812.8926.7548 atau Email: raka@hidup.tv

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018, “KITA BHINNEKA, KITA INDONESIA
(Disampaikan sebagai pengganti khotbah, pada Perayaan Ekaristi Sabtu/Minggu, 10/11 Februari 2018)
Para Ibu dan Bapak,
Suster, Bruder, Frater,
Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus
1. Bersama dengan seluruh Gereja, pada hari Rabu 14 Februari 2018 yang akan datang, kita akan memasuki masa Prapaskah. Kita semua tahu bahwa Prapaskah adalah masa penuh rahmat, masa dan kesempatan bagi kita untuk lebih membuka hati kepada Tuhan yang selalu menyertai, membimbing serta menguatkan kita.
Sebagai wujud keterbukaan hati kita kepada Tuhan, dalam masa ini kita diajak untuk semakin peduli kepada sesama, khususnya yang menderita, seperti selalu dicontohkan oleh Yesus. Membuka hati menjadi amat penting dalam hidup kita sehingga kita dapat semakin memahami sapaan-Nya dalam peristiwa dan pengalaman yang melintas dalam hidup kita. Sikap peduli pun menjadi semakin penting agar iman kita tidak mati. Itulah sebenarnya makna pertobatan kita.
2. Pada tahun ini kita memasuki masa Prapaskah ketika kita menjalani Tahun Persatuan dengan semboyan “Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia”. Saya ingin menggarisbawahi gagasan pokok Surat Gembala menyambut Tahun Persatuan yang sudah saya sampaikan pada tanggal 6/7 Januari 2018 yang lalu. Kita ingin memaknai pengalaman hidup kita, khususnya dalam konteks kesatuan dan kebhinekaan bangsa kita, sebagai karya Allah. Kita bersyukur karena Tuhan menyapa kita juga melalui pengalaman keragaman berbangsa. Keragaman itu tercermin antara lain dalam angka-angka ini: Negara dan Bangsa Indonesia terdiri dari 17.504 pulau, 1.340 suku bangsa dan 546 bahasa. Kendati begitu beragam, kita adalah satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
Kita hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai rumah kita bersama. Kesatuan dan sekaligus keragaman ini kita syukuri antara lain dalam Doa Prefasi Tanah Air: “Berkat jasa begitu banyak tokoh pahlawan, Engkau menumbuhkan kesadaran kami sebagai bangsa, … kami bersyukur atas bahasa yang mempersatukan, … dan atas Pancasila dasar kemerdekaan kami”. Sebagai bangsa yang beragam kita mempunyai cita-cita yang sama, yaitu mewujudkan negara yang berketuhanan, adil dan beradab, bersatu, berhikmat dan bijaksana serta damai dan sejahtera.
3. Di lain pihak, kita tidak bisa menutup mata terhadap peristiwa-peristiwa yang menjauhkan kita dari cita-cita sebagai bangsa. Secara khusus berkaitan dengan cita-cita Persatuan Indonesia, kita menyaksikan perbedaan yang seharusnya menjadi rahmat, seringkali justru tampak sebagai penghambat. Salah satu penelitian (Wahid Foundation bekerjasama dengan Lembaga Survei Indonesia, April 2016) menunjukkan bahwa 59,9% dari responden yang diminta tanggapannya, memiliki kelompok yang dibenci.
Kalau benar demikian, bukan persatuan dalam kebhinekaan yang tumbuh, tetapi kebencian yang menjadi wajah masyarakat kita. Penelitian lain (CSIS, Agustus 2017) menyatakan bahwa generasi muda (usia 17-29 tahun di 34 provinsi) menyatakan optimis mengenai masa depan Indonesia: 26,9% sangat optimis, 62,3% cukup optimis. Mereka juga tidak setuju (52%) atau kurang setuju (32%) mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Namun dalam penelitian yang sama diungkap bahwa 58,4% tidak menerima pemimpin yang berbeda agama. Angka-angka itu menunjukkan ada sesuatu yang tidak baik, tidak ideal dalam hidup kita sebagai bangsa.
Dalam kenyataan seperti itulah kita dituntut oleh iman kita untuk peduli. Kita ingin mewujudkan kepedulian dengan terus-menerus berusaha mengamalkan Pancasila. Kita ingin mengubah tantangan-tantangan ini menjadi kesempatan untuk mewujudkan iman dengan melakukan gerakan-gerakan nyata, mulai dari yang paling sederhana. Ketika kesatuan dan kebhinekaan kita syukuri, kita rawat, kita jaga, dan kita tumbuh kembangkan, akan semakin nyatalah kehadiran Kerajaan Allah – kerajaan kebenaran, keadilan, cita kasih dan damai sejahtera – di tengah-tengah masyarakat kita.
Saudari-saudaraku yang terkasih,
4. Datang dan hadirnya Kerajaan Allah ini pulalah yang dimaklumkan oleh Yesus dalam tindakan-Nya menyembuhkan dan menyatakan orang kusta tahir, sebagaimana dimaklumkan dalam bacaan Injil hari ini (Mrk 1:40-45). Di balik peristiwa ini tersembunyi kehidupan bersama sebagai bangsa, atau mungkin lebih tepat sebagai umat Allah, yang tidak baik dan tidak ideal pula. Memang benar menurut peraturan yang berlaku pada waktu itu, orang kusta harus diperlakukan seperti yang tergambar dalam bacaan pertama yang diambil dari Kitab Imamat (13:1-2.44-46).
Tetapi ketika sembuh, seharusnya dia juga dinyatakan “tahir” oleh yang berwenang menyatakannya, yaitu para imam. Dengan dinyatakan tahir, orang yang sembuh dari kusta dapat masuk lagi ke dalam masyarakat, merayakan ibadah dan menerima hak-haknya sebagai warga masyarakat. Tetapi rupanya menurut kisah Injil hari ini, mereka yang berwenang menyatakan tahir tidak begitu saja mau melakukan kewajibannya.
Oleh karena itu orang kusta itu berkata kepada Yesus, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku” (ay 40). Keadaan masyarakat seperti itulah – para pemimpin agama yang tidak menjalankan peranannya dengan baik dan benar – yang membuat hati Yesus tergerak oleh belas kasihan lalu mengulurkan tangan-Nya, menyembuhkan dan menyatakan orang kusta itu tahir (ay 41-42). Dengan tindakan-Nya itu, Kerajaan Allah yang Ia wartakan – kerajaan kebenaran, keadilan, cinta kasih dan damai sejahtera – menunjukkan wajahnya.
5. Kembali kepada tema tahun persatuan 2018, “Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia”. Kita berharap semoga masa Prapaskah ini menjadi kesempatan istimewa bagi kita untuk makin mampu memahami kehendak Allah bagi bangsa kita, khususnya terkait dengan kesatuan dan keragaman bangsa kita.
Semoga kita makin mampu mengalami dan merasakan kehadiran-Nya yang menyelamatkan dan kita dikuatkan dalam upaya merawat dan menjaga persatuan dalam kebhinekaan kita dalam upaya menghadirkan Kerajaan Allah di tengah masyarakat kita.
Untuk itu banyak program ditawarkan oleh Panitia Penggerak Tahun Persatuan di lingkungan, paroki, sekolah, dan komunitas-komunitas yang dapat langsung dijalankan, misalnya : menyanyikan lagu “Kita Bhineka – Kita Indonesia”, mendaraskan Doa Tahun Persatuan, mengadakan kenduri paroki, buka puasa bersama, piknik kebangsaan mengunjungi tempat bersejarah nasional dan banyak hal lain yang terdapat dalam buku “Pedoman Karya dan Inspirasi Gerakan Pastoral-Evangelisasi Tahun Persatuan Keuskupan Agung Jakarta”.
Terbuka lebar pula kemungkinan untuk upaya-upaya lain sesuai kebutuhan setempat. Yang penting, kita berusaha untuk mempererat persaudaraan dalam masyarakat, tanpa membedakan agama, suku, etnis, dan perbedaan-perbedaan yang lain. Kita lakukan usaha itu mulai dari lingkup RT/RW secara berkesinambungan. Harapannya, dalam upaya yang berkesinambungan dan saling terkait, usaha-usaha kita membangun persatuan dalam keragaman akan berbuah dalam wujud habitus dan budaya yang baru. Ketika habitus dan budaya baru bertumbuh dan berkembang, bertumbuh dan berkembang pulalah Kerajaan Allah – kerajaan kebenaran, keadilan, cinta kasih dan damai sejahtera.
Saudari-saudaraku yang terkasih,
6. Seperti biasa, untuk membantu kita mengisi masa Prapaskah telah disediakan berbagai bahan pertemuan. Bahan-bahan itu diharapkan dapat membantu kita untuk semakin membuka hati kepada Allah dan peduli kepada sesama kita. Semoga pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan dengan bahan-bahan yang disediakan, menjadi kesempatan bagi kita murid-murid Kristus yang juga beragam, untuk semakin sempurna menjadi satu “agar dunia tahu” bahwa kita adalah murid-murid Kristus (bdk. Yoh 13:35; 17:23).
Ketika hidup kita sebagai murid-murid Yesus semakin diwarnai kasih dan persaudaraan yang tulus, kehadiran kita di tengah masyarakat akan menjadi kesaksian yang berdaya. Bahan-bahan yang direnungkan akan membantu kita untuk semakin membuka hati kepada Allah dan mengasah kepeduliaan kita yang kita wujudkan antara lain dengan pengumpulan derma dan aksi nyata sesederhana atau sekecil apa pun. Kita ingin melakukan semua itu “demi kemuliaan Allah” (1 Kor 10:31). Dengan cara ini kita juga berharap agar Kerajaan Allah – kerajaan kebenaran, keadilan, cinta kasih dan damai sejahtera – semakin menunjukkan wajahnya di tengah-tengah kita.
7. Akhirnya, segala yang sudah dan akan kita rencanakan dan lakukan untuk merawat dan menjaga kebhinekaan dan kesatuan, marilah kita lakukan “demi kemuliaan Tuhan” (1 Kor 10:31). Terima kasih untuk berbagai keterlibatan para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, kaum muda dan anak-anak sekalian dalam perutusan Keuskupan Agung Jakarta. Semoga segala pengorbanan dalam keterlibatan itu menjadi sumber kegembiraan kita karena boleh terlibat dalam karya kasih Tuhan. Selamat memasuki masa Prapaskah. Berkat Tuhan untuk Anda sekalian, keluarga dan komunitas Anda. Salam persatuan dalam kebhinekaan.
 

Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo [foto: HIDUP/Y. Prayogo]
Jakarta, 9 Februari 2018
† I. Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Jakarta

KLIK DOWNLOAD PDF SURAT GEMBALA PRAPASKAH “KITA BHINNEKA, KITA INDONESIA”


 

SURAT KELUARGA JANUARI 2018: “MENGURANGI KECANDUAN MENAMBAH KETULUSAN”

 
Keluarga-keluarga terkasih, tahun 2018 telah hadir bagi kita sekeluarga. Allah memberi kita kesempatan untuk memasuki tahun yang baru dengan gembira. Selamat Tahun Baru untuk Anda dan keluarga besar. Semoga segala yang baik diberikan Allah kepada Anda untuk Anda nikmati dan bagikan kepada banyak orang melalui hal-hal yang mendukung hidup bersama. Semoga hidup bersama Anda semakin menggembirakan.
Kami, keluarga Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta mengawali kegiatan komisi dengan bepergian bersama seluruh keluarga kami. Berwisata naik Kereta Api. Anak-anak dan bahkan orangtua kami pun diajak ikut serta. Menyenangkan dan menenangkan karena seluruh keluarga jadi “dekat” dengan komunitas komisi kami. Saya membayangkan bahwa seandainya hal ini terjadi dalam keluarga-keluarga kita semua, maka kedekatan bisa dijalin dan kegembiraan menjadi milik bersama.
Semangat kota besar selalu membawa keluarga untuk terpisah-pisah. Kesibukan dan pilihan aktivitas membuat masing-masing anggota keluarga tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi. Anak-anak mencari pemenuhan kebutuhan di luar, terutama melalui teman-teman sebaya dan teman teman dunia maya. Kekeringan seperti terpenuhi dengan kehadiran orang-orang di luar rumah dan di luar pertemuan fisik. Fenomena ini berimbas pada semakin inginnya orang diterima dan mengumpulkan perhatian dari orang orang di sekitarnya.
Keluarga yang hangat dan dekat adalah kerinduan semua orang. Untuk itu kita perlu menghindarkan diri dari situasi yang menenggelamkan bahtera keluarga menuju kehancuran. Keterlibatan dalam pelayanan Gereja pun tidak bisa menjadi pelarian yang menolong jika kita menghindarkan diri dari keterlibatan kita bersama pasangan, anak-anak dan orangtua kita di rumah. Dukungan, sentuhan, membuat kesepakatan empat mata, memberi senyuman asli, adalah cara-cara klasik yang seharusnya dilanjutkan, karena terbukti hal ini tidak tergantikan oleh dukungan online yang tanpa emosi.
Memang menyenangkan dan membuat kecanduan juga membaca komentar-komentar positif dan memotivasi. Komentar ini membuat kita ingin lebih lama lagi di sosial media itu. Kondisi ini juga membuat kecanduan dan mengabaikan dukungan otentik keluarga di rumah. kecanduan itu mengacaukan kebutuhan dukungan personal dari orang-orang terkasih. Fenomena “online likes” seperti ini sedikit banyak mempengaruhi relasi dalam keluarga.
Hal lain sebagai akibat dari terlalubanyaknya relasi online dan kecanduan internet adalah masalah kemalasan yang menurut sharing banyak keluarga amat mengganggu, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja. Kemalasan dan penurunan prestasi pasti tidak mudah ditangani jika persoalan kecanduan ini tidak diselesaikan.
Di kalangan orang-orang dewasa, khususnya terkait dengan kehidupan menggereja, orang menjadi enggan terhubung dengan lingkungannya, karena merasa sayang meninggalkan aktivitas online-nya. Dunia religious mendapat pesaing dari dunia maya, karena banyak orang memilih aktivitas yang mereka kira sangat efektif dan “mengisi”. Kenyataannya, orang sibuk dengan dirinya sendiri, meninggalkan hidup bersama dan berjemaat, serta dikosongkan hidupnya karena dijerat waktu tanpa batas bersama jaringan elektronik itu.
Jika orang tidak terhubung dengan lingkungan sekitarnya, maka ia pun tidak memiliki hubungan emosional yang cukup untuk merasakan perasaan dicintai, diterima dan dibutuhkan. Selanjutnya, bisa saja ia kehilangan kerinduan untuk melibatkan diri, mengikatkan diri, dan akhirnya tidak mempunyai keinginan mempersembahkan diri secara tulus karena merasa kurang berguna.
Keluarga-keluarga yang terkasih, jika sebelum era digital, banyak keluarga Katolik kurang terlibat di lingkungannya, karena kesibukan pekerjaan, sekarang ini, jika kurang diperhatikan, maka semakin sulitlah melibatkan diri karena tantangan digital tadi. Kita berhadapan dengan situasi yang sangat tidak mudah. Anak-anak dan orangtua makin melek informasi, tetapi tidak selalu yang berguna. Mereka akan diarahkan untuk semakin rasional dan apatis pada lingkungan sekitarnya jika kita membiarkan mereka terlalu lama bermain games, media sosial, atau surfing internet.
Dalam pelayanan Gereja, dituntut juga suatu ketulusan atau keikhlasan sebagai dasar melayani. Kita perlu dengan tulus membuka diri pada pelayanan yang mengundang aksi nyata. Karya nyata ini tidak mungkin dilakukan sempurna dengan semangat “ingin tampil”, “ingin berkuasa”, apalagi “mencari untung”. Dunia digital mengarahkan kita kepada semangat itu. Media sosial membuat kita terkenal, menguasi orang lain, dan bahkan mencari keuntungan dengan lebih mudah. Barangkali renungan ini pantas kita cermati sebagai inspirasi bagi pelayanan terbaik kita.
Jangan tinggalkan rumah terlalu lama. Jangan abaikan perhatian bagi keluarga, fokus pada pasangan, anak-anak, dan orangtua tanpa terbagi. Dan selanjutnya, layanilah Tuhan dengan gembira melalui ketulusan dan keikhlasan yang murni. Saya percaya, kehidupan keluarga kita semua akan lebih baik dan seimbang jika kita memperhatikan hal-hal ini dengan baik. Segala sesuatu yang baik tidak boleh hanya ada di dalam konsep suci dan kata-kata bijaksana. Semua harus terwujud nyata.
Selamat memasuki Tahun Baru 2018, selamat melayani, semoga sebagai orang Katolik sejati, kita semakin kreatif mempersembahkan diri secara nyata, semakin manusiawi dalam berelasi, dan semakin rohani dalam melayani. Semoga seluruh keluarga diberkati. Amin
Rm. Alexander Erwin MSF

Terbaru

Populer