Home Blog Page 43

Renungan Harian Singkat, Jumat, 17 Februari 2023 (Pekan Biasa VI)

 “Jalan Hidup”

Kisah dari Papua

 

Selama berjalan menuju ke stasi di atas gunung (Stasi Amaikebo), saya ditemani dengan seerang mama yang suka sekali berjalan kaki. Saya bertanya, “Mama, tidak lelahkah jalan kaki jauh sekali, naik turn gunung pula?” “Ah, tidak pater, ini jalan-jalan to. Sa su (baca: saya sudah) biasa jalan sendiri dan tidak pernah takut karena ada Tuhan yang menemani to, Pater.”

Dua murid yang juga berjalan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit, mereka sempat terkejut dan takut. “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu?”


Ketakutan kita untuk menapaki “jalan hidup” seringkali muncul karena kita tidak tahu apa yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Pengalaman kebangkitan Yesus bukanlah pengalaman yang terjadi 2000 tahun yang lalu saja. Pengalaman kebangkitan Yesus juga terjadi saat ini sampai dengan masa yang akan datang. Kebangkitan Yesus telah membuka hati kita para murid Yesus untuk tidak ragu dalam menjalani hidup ini.


Seperti kedua murid yang tengah berjalan ke Emaus dan mama tadi berkobar-kobar hatinya karena berjumpa dan merasakan Yesus yang bangkit, kita pun diajak untuk mengobarkan semangat yang tak pernah padam ketika sedang mengalami ketakutan dan kecemasan.

Kristus sungguh ada bersama dengan kita, la sungguh hadir memberi kita semangat lagi. Kita yang sekarang ini sedang loyo dan tidak bergairah untuk berdoa, bekeria, dan belajar, berjumpalah dengan Kristus yang telah bangkit. Kita pun diutus untuk membagikan sukacita Kebangkitan Kristus.

JBM

Renungan Harian Singkat, Sabtu, 18 Februari 2023 (Pekan Biasa VI)

Ibr 11:1-7

Mrk 9:2-13

“Karena Iman..”

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”, kata Paulus. 

Alam semesta dijadikan oleh Firman Allah, kita memahaminya dengan Iman. Kisah penciptaan dalam Alkitab tidak hanya bicara tentang kelahiran alam semesta.

Siapa yang tau bagaimana alam semesta diciptakan? Belum ada yang hidup saat itu.

Kisah itu menegaskan bahwa Allah dengan Firman-Nya menciptakan secara baru, menjadikan semuanya baik, yang chaos jadi tertib dan teratur, semua pada tempatnya berjalan pada fungsinya. Harmoni. 

Iman adalah meyakini sesuatu yang tidak kita lihat itu benar. 

Siapa dari kita sekarang pernah melihat Yesus secara fisik? Kita mengenal Dia, dari kisah-kisah dalam Kitab Suci. Itu pun ditulis oleh pengarang Injil, manusia biasa yang diilhami oleh Roh Allah.

Injil hari ini. Yesus naik ke atas gunung, berubah rupa dalam kemuliaan. Terdengar suara dari surga, “Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia!”. Allah Bapa di surga yang memberi kesaksian siapa Yesus itu. Ini kisah yang dituliskan. Iya, yang ditulis, kan dulu belum ada kamera video untuk merekam. 

Kalau setelah mendengar-Nya, saya memutuskan untuk percaya atas kesaksian tertulis itu, ya itu terserah saya.

Begitu juga sebaliknya, saya tidak percaya karena kisahnya ga masuk akal, itu juga terserah saya. Masalah iman – tidak bisa diperdebatkan. 

Karena pembuktiannya adalah nanti. Saat semua sampai pada kepenuhannya. 

Menantikan kepenuhan saat Tuhan menampakkan diri-Nya kembali dalam rupa sebenarnya. Atau saat kita yang berjumpa dengan-Nya saat berpindah dunia. 

Jadi kamu gimana? 

RA

 

Renungan Harian Singkat, Selasa, 14 Februari 2023 (PW St Metodius)

Kej 6:5-8;7:1-5.10
Mrk 8:14-21


“Degilkah hatimu?”



Tuhan kok sabar banget ya.

Dia sudah menunjukkan semuanya, kasihnya, pengampunannya. Tapi kadang manusia sulit mengerti itu.

Manusia masih melawan, mencari kesenangan dan kepuasannya sendiri.



Tidak perlu khawatir akan makanan jasmani. Yesus sudah menunjukkan, dari ikan dan roti yang terbatas bisa beri makan ribuan orang.

Ada hal lain yang perlu kamu khawatirkan dan waspadai. Ragi orang Farisi dan ragi Herodes.

Ragi orang Farisi adalah kemunafikan, ragi Herodes adalah nafsu kekuasaan – mengendalikan dan menganiaya orang lain. Itu yang perlu diwaspadai.



Apa artinya jika manusia kenyang, tapi jadi jahat? Lalu apa guna hidupnya – selain dibuang dan dimusnahkan saja. Begitu pikir Allah dalam Kitab Kejadian.

Kejahatan manusia di bumi makin besar, Tuhan merencanakan air bah untuk memusnahkan semua.

Tapi kasih-Nya tersisa sedikit dalam Nuh. Satu kebaikan akan menyelamatkan yg diperlukan



RA

Jadwal Ibadah Rabu Abu, 22 Februari 2023 di Semua Paroki KAJ

Jadwal Misa Rabu Abu 2023 (22 Feb 2023)

Paroki Kranggan

 

 

Paroki Pademangan

 

BACA JUGA:

Arti dan Sejarah Rabu Abu Bagi Umat Katolik

Cara Puasa Dan Pantang Umat Katolik Dalam Masa Prapaskah

Paroki Cilandak

 

 

Paroki Villa Melati Mas

 

 

Paroki Pluit

 

 

Paroki Arnoldus Bekasi

 

 

PAROKI TEBET

 

PAROKI ALAM SUTERA

 

PAROKI BIDARACINA

 

PAROKI BINTARO

 

PAROKI BOJONG INDAH

 

PAROKI CEMPAKA PUTIH

 

PAROKI CIDENG

 

PAROKI GROGOL

 

PAROKI JAGAKARSA

 

PAROKI KAPUK

 

PAROKI KRANJI

 

PAROKI LUBANG BUAYA

 

PAROKI MATRAMAN

 

PAROKI PEJOMPONGAN

 

PAROKI PULOGEBANG

 

PAROKI SUNTER

 

Renungan Harian Singkat, 13 Februari 2023 Senin Pekan Biasa VI

Kej 4:1-15.25
Mrk 8:11-13


Senin, 13 Februari 2023

“Sekarang saya berhenti menggunakan medsos untuk fokus dengan masa depan saya. Karena dengan membuka medsos, yang ada hanya perasaan iri.

’Mengapa dia bisa pergi ke sana? Mengapa dia bisa memiliki ini dan itu? Mengapa dia sukses dan sebagainya?’

Daripada saya jealous, lebih baik saya hentikan dulu itu dan fokus dengan apa yang saya kerjakan. I don’t want to waste my time with this tendency.”

Inilah satu komentar yang muncul dari seorang anak muda di sebuah percakapan singkat.

Menarik sekali.

Ia tahu, ada dorongan dari dalam dirinya yang bisa membuatnya tidak berkembang jadi orang baik. Ia mengenali dorongan ‘jahat’ dalam dirinya dan menutup pintu pada ‘si jahat’ itu sendiri.

Memang, caranya cukup ekstrim, akan tetapi Ini hebat.

Seorang rahib abad awal Gereja, Evagrius, pernah berkata “pikiran dan dorongan buruk itu akan selalu ada dalam diri kita.

Namun, yang menjadi masalah adalah apakah kita menuruti pikiran itu dan jatuh dalam dosa yang lebih besar atau kita menghentikannya.”

Kita tahu, iri hati adalah satu dari tujuh pikiran jahat atau dosa pokok dalam diri kita.

Mengapa disebut dosa pokok? Ya, karena dari dosa ini bisa lahir dosa dan kejahatan lainnya yang jauh lebih besar dan kreatif.

Kisah Kain dan Habel menjadi buktinya.

Kain marah karena persembahannya tidak diindahkan oleh Allah. Padahal Allah sudah bisa membaca kemarahannya dan bertanya,

“Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? … jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya” (Kej 4:6-7).

Namun, yang terjadi Kain membiarkan marah dan iri hatinya itu berkuasa sehingga ia tega membunuh adik kandungnya sendiri (Kej 4:8). Artinya, iri dan marah itu berujung pada kematian.

Lalu, pertanyaannya sekarang, apakah iri hati itu masih singgah di hati manusia dan di hati kita?

Kita iri hati akan apa atau siapa?

Mengapa?

Coba kenali dengan baik dan lihat bagaimana kita menanggapinya.

Akankah kita jadi Kain masa kini atau kita memutus rasa iri itu dan menjadi seperti pemazmur hari ini yang “mempersembahkan puji syukur kepada Allah sebagai kurban” atas semua yang kita terima (Mzm 50:14).

Semoga iri hati itu dikalahkan dengan rasa syukur yang melekat dalam hati kita.

Mari bersaksi.

Mari berbahagia sebagai orang beriman.

Thank God It’s Monday!

RAB

Renungan Harian Singkat, 12 Februari 2023, Minggu Biasa VI

Sir 15:15-20

1Kor 2:6-10

Mat 5:17-37

“DAMAI DAN TENANG DI HATI”

Dalam Injil hari ini, Yesus menafsirkan hukum secara baru, sehingga hukum tidak dijalankan secara literasi melulu, tetapi sampai kepada makna terdalam dari setiap hukum itu.

Perintah jangan membunuh, ditarik lebih dalam lagi, Yesus berkata bahkan kita perlu mengusahakan rekonsiliasi dan meredakan kemarahan sebelum terjadi konflik yang berujung pembunuhan. Damai dan tenang di hati. 

Perintah jangan berzinah, ditarik lebih dalam juga. Bahkan nafsu di dalam hati sudah termasuk berzinah. Damai dan tenang di hati.

Semua tentang apa yang di dalam, bukan apa yang di luar dan menjadi perangsang. Sebesar apapun rangsangan dari luar tidak akan direspon jika hati tetap tenang. Damai dan tenang di hati.

Juga soal perceraian. Mereka yang menceraikan istrinya, membiarkan istrinya jatuh dalam dosa pezinahan. Yang kawin sama perempuan yang diceraikan, dia pun berbuat zinah. Dengan demikian Yesus menegaskan sifat tak terceraikan perkawinan. Damai dan tenang di hati

Tidak perlu mengangkat sumpah, komunitas diminta hidup dengan penuh integritas kejujuran dan saling menaruh kepercayaan, sehingga tidak perlu bersumpah untuk menguji ketulusan perkataan dan tindakan seseorang. Jika Ya, katakan Ya, jika tidak katakan Tidak. Damai dan Tenang di hati.

Hatimu adalah Bait bagi Tuhanmu.

RA

Renungan Harian Singkat, 11 Februari 2022, SABTU PEKAN BIASA V

 

Kej 3:9-24

Mrk 8:1-10

“KITA PATUT BERSYUKUR”

Menjadi pengikut Kristus, atau menjadi Katolik secara khusus harus menjadi orang yang selalu bersyukur. Mengapa?

Untuk menggapai keselamatan, kita tidak perlu melakukan banyak hal. Tinggal duduk manis. Tidak perlu susah-susah melakukan usaha banyak. Tidak perlu potong kambing setiap tahun. Tidak perlu jalan berlutut berkilo-kilometer. Tidak perlu cambuk-cambuk diri untuk menggapai keselamatan.

Tuhan yang melakukan semuanya untuk kita.

Dia yang mendatangi. Dia yang memberikan diri-Nya. Dia yang wafat dan bangkit untuk kita.

Hal itu kelihatan juga kok dalam Perayaan Ekaristi. Kita tinggal datang, duduk manis, mendengarkan, menanggapi secukupnya, lalu terima Tuhan dalam Sakramen dan Berkat sebelum pulang. Semua sudah dilakukan oleh Imam dan Petugas untuk kita. Kurang apa?

Itulah pengalaman syukur yang tak terkira. Ada orang yang mengurus semuanya, kita tinggal duduk saja, menerima kasih mereka.

Ada 4000 orang yang kelaparan. Kalau disuruh pulang mereka akan rebah di jalan karena kelaparan. Tuhan menerima 7 roti, mengucap berkat dan syukur, membagikannya. Semua makan dan kenyang. Roti sisa 7 bakul. Orang-orang itu tinggal duduk manis, Tuhan yang melakukan semuanya.

Bersyukurlah, karena dulunya kita orang susah. Susah payah mengusahakan semua sendiri.

Tidak ada penderitaan yang paling berat selain, susah di dunia eh susah juga menggapai keselamatan di surga.

Jangan lupa. Masih ada banyak orang yang kehilangan rasa syukur dalam hidupnya. Mereka yang sendirian. Mereka yang susah dan berjuang sendirian. Mereka yang sakit dan sendirian menghadapi sakratul maut.

Mari kita juga hadir untuk mereka, melakukan semuanya untuk mereka seperti yang Tuhan lakukan untuk kita. Semoga lewat ini, keluarlah ungkapan rasa syukur dari mulut mereka.

Rm. Aldo

11 FEBRUARI 2023, pk 15.00 – LIVE! MISA KONSELEBRASI HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE 31 DIPIMPIN KARDINAL SUHARYO

HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE 31: 11 FEBRUARI 2023, pk 15.00

MISA KONSELEBRASI DIPIMPIN KARDINAL SUHARYO

Live Streaming
YouTube KOMISI KOMSOS KAJ:

Mari saling mendoakan
SABTU, 11 FEB, 15.00 WIB

Konselebran Misa :

– Bapak Uskup Kardinal Ignatius Suharyo

– Rm. Stevanus Harry Yudanto, Pr.

– Rm Wisnu Wicaksono Pr

– Rm Stanislaus Agus Suhariyanta, OFM

Renungan Harian Singkat 10 Februari 2023 PW St. Skolastika

Kej 3:1-8

Mrk 7:31-37

“IA MENJADIKAN SEGALA-GALANYA BAIK!”

Apa yang kamu lakukan jika menemukan sesuatu yang rusak?

Membuang lalu membeli lagi yang baru?

Menyimpan dan membiarkan?

atau memperbaiki yang rusak itu semaksimal mungkin?

Manusia yang baik telah rusak karena ketidaktaatan akan perintah Tuhan.

“Jangan makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati”. Cuma satu yang dilarang, yang lain boleh dimakan kok.

Manusia pertama memilih fokus melihat apa yang dilarang, bukan apa yang diperbolehkan untuk dilakukan.

Si Penggoda datang menguatkan kehendak untuk melanggar perintah Tuhan.

Akhirnya rusak.

Cara pandang manusia terhadap dirinya rusak, malu terhadap dirinya sendiri, menutupi dirinya, dan bersembunyi dari Allah.

Namun, Allah selalu memandang manusia berharga, tidak ada duanya.

Kristus datang bukan untuk menggantikan adam dan hawa hanya tinggal di Taman Eden.

Dialah Allah yang kini keluar dari Taman Eden Surgawi mencari anak-anak, memperbaiki anak-anak yang telah rusak.

“Ia menjadikan segala-galanya baik”

Kita semua diperbaiki oleh-Nya.

Perbaiki hidupmu, cara hidupmu, cara engkau memandang dirimu

Dengan demikian Engkau menerima Kristus sebagai Tuhanmu.

Rm. Aldo

Renungan Harian Singkat 9 Februari 2023 Kamis Pekan Biasa V

Kej 2:18-25

Mrk 7:24-30

Tuhan Allah bersabda, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia”.

Dari kecil, di sekolah kita diajari, manusia itu mahkluk sosial butuh kehadiran orang lain. Ternyata ajaran ini juga Firman Tuhan. Sejak mulanya, manusia dikehendaki demikian. 

Memang, ada beberapa dari kita merasa bisa hidup seorang diri, tanpa bantuan orang lain, semuanya dilakukan sendiri. 

Ada juga yang merasa tidak perlu minta tolong orang lain. Biar semua dikerjakan sendiri. Biar tidak ngerepotin. Biar cepat selesai dan tidak mengecewakan. Mengandalkan orang lain seringnya mengecewakan bukannya memuaskan.

Ada juga yang merasa kalau minta bantuan orang lain harga dirinya terluka, dianggap lemah dan tidak bisa apa-apa. Lalu berusaha pura-pura bisa dan baik-baik saja, padahal tidak bisa dan tidak baik-baik saja. 

Ada juga yang merasa sedang putus asa dan depresi, tapi diam saja. Sepertinya ego pribadi menghalanginya untuk mencari bantuan dan pertolongan dari orang lain.

Bisa.. tapi itu tidak baik.

Tidak baik, kalau manusia seorang diri saja, menurut Sabda Tuhan.

Tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 

Tidak baik untuk kesehatan dan kesejahteraan jasmani dan rohani kita. 

Hanya manusia dan manusia saja – yang menjadi penolong yang sepadan bagi manusia yang lain. 

Kehadiran sesama membantu dan menolong kita bertumbuh menjadi pribadi yang semakin sempurna dan baik. Dengan menjadi sempurna dan baik – kita semakin bisa menolong dan membantu sesama dengan lebih baik lagi. 

Semua saling menyempurnakan dan menjadi semakin baik.

Maka, bukalah hati dan dirimu. 

Rendah hatilah untuk mampu memohon kepada sesama, “bisa minta tolong untuk bantu saya”.

Jangan takut mencari pertolongan di saat tidak ada jalan. Seperti seorang Ibu – dalam Injil hari ini – datang memohon pertolongan kepada Yesus, “Benar Tuhan, tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”

Tuhan menjawab permohonannya.

Jangan takut juga untuk menanggapi setiap permohonan minta tolong yang datang kepadamu. Saat itu, Tuhan bekerja dalam dan melalui dirimu.

Rm. Aldo

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?