Bacaan Pertama, Sir 10:1-8

Pemerintah yang bijak mempertahankan ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang arif adalah teratur. Seperti penguasa bangsa demikian pun para pegawainya, dan seperti pemerintah kota demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seorang manusia, dan kepada para pejabat dikaruniakan oleh-Nya martabatnya. Hendaklah engkau tidak pernah menaruh benci kepada sesamamu apapun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun oleh manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan dan uang.

Bacaan Kedua, 1Ptr 2:13-17

Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!

Bacaan Injil. Mat 22:15-21

Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: ”Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: ”Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: ”Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: ”Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.””

Renungan Padat

Kemerdekaan Indonesia yang kita rayakan hari ini diperoleh melalui perjuangan yang panjang dan pengorbanan para pahlawan dan terutama berkat dari Tuhan. Hal ini sebagaimana tertulis dalam pembukaan UUD 1945: “Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Maka sabda Tuhan Yesus hari ini menjadi pengingat bagi kita untuk mengisi dan menghidupi kemerdekaan itu secara utuh.
Kemerdekaan bukan hanya sekadar bebas dari penjajahan atau penindasan fisik, tetapi juga bebas dari pikiran atau sikap egois, ketidakpedulian dan korupsi hati.

Sebagai warga negara, kita dipanggil untuk berkontribusi seperti: membayar pajak dengan jujur, menaati hukum, membangun persatuan, serta memelihara keadilan dan kesejahteraan. Dan sebaliknya pemerintah seharusnya menjalankan setiap peraturan dan perundang-undangan dengan baik demi kesejahteraan bersama bukan hanya untuk segelintir orang, kelompok atau golongan tertentu.

Yesus mengingatkan bahwa simbol pada mata uang atau gambar Kaisar menandakan kepemilikan negara, sementara gambar Allah pada diri kita yaitu citra Allah menandakan bahwa hidup kita sepenuhnya milik-Nya. Maka, mengabdi kepada negara tidak boleh menghapus ketaatan kepada Allah, dan kesetiaan kepada Allah akan membuat kita menjadi warga negara yang lebih baik.

Di usia 80 tahun kemerdekaan, mari kita memperbarui tekad untuk memberi kepada negara apa yang menjadi tanggung jawab kita, bahkan juga jika kita harus memberi kritik terhadap pemerintah maka lakukan dengan tulus dan marilah memberi kepada Allah seluruh diri kita. Semoga kemerdekaan Indonesia menjadi berkat, bukan hanya bagi kita hari ini, tetapi juga bagi generasi mendatang.

WHY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here