Home Blog Page 117

RIP Romo Ferdinandus Kuswardianto “Anto” Pr, Imam Praja KAJ

KABAR DUKA CITA
Setelah beberapa hari diberitakan sakit karena serangan jantung, Pastor Ferdinandus Kuswardianto atau akrab disebut Romo Anto Pr meninggal dunia.
Kabar yang beredar di lingkaran milis KAJ menyebutkan sebagai berikut:

  • Romo Anto Pr meninggal dunia pada tanggal 30 Oktober 2014, hari Kamis dinihari tadi pukul 03.15 di RS Medistra Jakarta.
  • Sepanjang hari Kamis ini, jenazah akan disemayamkan di Gereja Yohanes Maria Vianney, Jl. Bambu Wulung No. 60, Cilangkap, Bampu Apus, Jakarta Timur.
  • Misa requiem untuk alm. Romo Anto Pr akan diselenggarakan pada hari Jumat 31 Oktober 2014 pukul 19.00 bersama Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo.
  • Acara tutup peti akan dilangsungkan pada hari Sabtu 1 November 2014 bersama Vikjen KAJ Romo Samuel Pangestu pukul 19.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan misa pelepasan jenazah oleh Unio KAJ.
  • Pemakaman akan berlangsung hari Minggu 2 November 2014 pukul 10.00 dan jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Unio KAJ di Selapajang, Tangerang.

Romo-Anto-Pr

ROMO KUSWARDIANTO, alias ANTO… sering dipanggil ROMAN… telah meninggalkan kita, ia adalah Imam diosesan KAJ yang enerjik, kreatif, pekerja keras, penuh kasih persaudaraan dan pejuang yang unggul mewujudkan apa yang menjadi tugasnya…
Ia dilahirkan 02 Juni 1964, ditahbiskan menjadi Imam 18 Agustus 1992. Pernah melayani di: Paroki Cijantung (1992-1993), seminari Wacana Bhakti (1993-2003), Paroki Cilangkap (2003-2014), dan saat ini Forum Kerukunan Umat Beragama DKI.
Ia sangat dicintai oleh sahabat2nya para Kyai pendeta dan bikhu. Ia sangat dicintai oleh para imam, seminari, umat dan anggota keluarganya. Selamat jalan ROMAN. Tolong selipkan 3 untaian Salam Maria untuk ROMAN. Untuk para imam Mari kita ikut berjuang setia sampai akhir seperti ANTO.. dan Mari kita jaga kesehatan kita. Terima kasih untuk semua doa dan cinta anda.

alm-romo-ferdinandus-anto-kuswardianto-1-300x320

 
 

Paus Fransiskus: Evolusi Itu Riil dan Tuhan Bukanlah Penyihir

 
 

1354064Paus-Baptis-Bayi780x390

Paus Fransiskus kembali melemparkan pernyataan-pernyataan progresif saat mengemukakan pidato pada Pontifical Academy of Sciences, Selasa (28/10/2014). Paus menyinggung teori Big Bang serta menyampaikan dalam pertemuan di Vatikan itu, bahwa tak ada kontradiksi pada keyakinan akan Tuhan dengan teori-teori ilmiah umum perihal ekspansi evolusi alam semesta kita.
“Waktu kita membaca kisah Penciptaan dalam kitab Kejadian, kita menghadapi resiko memikirkan Tuhan juga sebagai seseorang penyihir, yang dengan suatu tongkat sihir dapat melakukan semuanya. Tetapi, itu tidak selalu demikian, ” kata Fransiskus. ” Dia (Tuhan) membuat manusia serta membiarkan mereka berkembang sesuai hukum internal yang Dia berikan pada masing-masing orang hingga mereka mencapai kepenuhan panggilanNya.”
Paus tak menyinggung permasalahan pelik (sekurang-kurangnya untuk beberapa orang Kristen) berkenaan apakah manusia berasal dari kera.
Golongan ateis memiliki pendapat bahwa pemahaman perihal Big Bang serta apa yang nampak dari peristiwa kosmik itu telah menyingkirkan keyakinan pada suatu hal yang Ilahi. Berkenaan hal semacam itu, Fransiskus terang tak sepakat. Dia mengulangi ide perihal Tuhan bukanlah “pesulap”, satu entitas yang menyihir seluruhnya jadi ada, semuanya selalu ada proses terlebih dahulu.
“Tuhan bukanlah seseorang dewa atau penyihir, namun Pencipta yang bikin semua hal jadi hidup,” kata Bapa Suci. “Evolusi di alam tak bertentangan dengan ide penciptaan lantaran evolusi membutuhkan penciptaan makhluk yang berevolusi.”
Dengan kata lain, meminjam ide dari zaman Pencerahan, Tuhan lebih kepada seorang pembuat jam daripada tukang sihir. Pemikiran sejenis itu bukanlah hal baru untuk Gereja Katolik, yang sepanjang enam dekade, mulai sejak reformasi Paus Pius XII, sudah mensupport kepercayaan bakal evolusi yang teistik.
Suatu artikel th. 2006 di harian paling utama Vatikan juga menghindari Gereja Katolik dari ide perihal “teori design yang cerdas”, yang disebutkan tak bisa di ajarkan di sekolah-sekolah sebagai ilmu pengetahuan. Catholic News Service, yang merangkum artikel itu, menuturkan apa yang membedakan pemikiran Vatikan dari pemahaman yang lebih sekuler perihal evolusi.

Apa yang Gereja tegaskan yaitu bahwa hadirnya manusia mengandaikan satu aksi yang berniat dari Tuhan, serta bahwa manusia tak dapat cuma dipandang juga sebagai product dari suatu sistem evolusi, kata artikel itu. Unsur spiritual manusia tidaklah suatu hal yang dapat di kembangkan dari seleksi alam, namun membutuhkan satu ” lompatan ontologis “.

Pendahulu Fransiskus yang lebih konservatif, yakni Paus Benediktus XVI, berpedoman pandangan ini serta memiliki pendapat bahwa perbincangan di kelompok orang Amerika pada golongan kreasionis serta mereka yang mensupport evolusi “tak masuk akal”. Pada th. 2007, dia ajukan pertanyaan, kenapa “Beberapa orang yang yakin pada Sang Pencipta tak dapat mengerti evolusi, serta mereka yang mensupport evolusi mesti menyingkirkan Tuhan?”
Pada hari Selasa itu, Paus Fransiskus juga mengemukakan suatu ensiklik kecil perihal hak-hak orang miskin, ketidakadilan berkenaan pengangguran, serta pentingnya perlindungan lingkungan. Ia menyatakan bahwa dia tak tengah berkhotbah perihal komunisme, namun perihal Injil. Dia menyampaikan, orang miskin perlu tanah, atap diatas kepala mereka, serta pekerjaan. Dia tahu benar bahwa “bila saya mengulas hal semacam ini, sebagian orang bakal memikirkan bahwa Paus itu komunis. Dan mereka salah”.
“Mereka tak tahu bahwa kasih pada orang miskin adalah pusat dari Injil,” tuturnya. “Menuntut hal semacam ini tak mengagumkan, karena ini adalah Ajaran Sosial Gereja.”
Pernyataan Fransiskus pada World Meeting of Popular Movements itu di sampaikan dalam bahasa ibunya, yakni Spanyol, setebal enam halaman, dengan spasi tunggal. Fransiskus sudah dicap marxis oleh beberapa komentator konservatif AS berkenaan kritik kerasnya perihal ekses kapitalis, permintaannya bahwa pemerintah harus mendistribusikan faedah sosial pada mereka yang memerlukan, serta seruannya pada gereja untuk jadi “gereja miskin, dan untuk orang miskin”. (internasional.kompas.com)

UNDANGAN: Temu Kasih Guru Katolik Se Dekenat Barat II

IMG-20141020-WA002

Sudah sepantasnya Guru-Guru Katolik mendapatkan perhatian dari Hirarki Gereja

Maka kami Mengundang Seluruh Guru TK, SD, SMP, SMA yang berdomisili di Paroki:

1. St Thomas Rasul Bojong Indah
2. Trinitas-Cengkareng
3. St Kristoforus-Grogol
4. St Filipus Rasul – Kapuk/Teluk Gong
5. St Andreas-Kedoya
6. St Matias Rasul-Kosambi Baru
7. Maria Kusuma Karmel-Meruya
8. Maria Bunda Karmel-Tomang

Untuk hadir dalam acara
Temu Kasih Guru Katolik Se Dekenat Barat II.
Hari/tgl: Sabtu, 22 November 2014
Waktu: pk 08.00-13.00
Tempat: di Aula Siti Mariam, gereja St Andreas, Kedoya
Jl Green Garden Blok J5/1.
Acara: Misa konselebrasi dipimpin Bapa Uskup Agung Jakarta dan launching Sentra Belajar Guru Dekenat Barat II.

Ajaklah rekan-rekan Guru yang belum baca undangan ini, pasti semua senang, apalagi semua Gratis dan bahkan ada Door Prize nya.

Info lebih lanjut:
adarmanto@yahoo.com
Arnold Darmanto
Koordinator Seksi Pendidikan Dekenat Barat II

UNDANGAN: Remaja Putri Live-In Semalam di Kediaman Para Suster Biarawati

 

Logo KomPang

 

Dalam rangka menanamkan bibit panggilan hidup bakti religius, maka Komisi Panggilan Keuskupan Agung Jakarta (KomPang KAJ) bersama seksi panggilan paroki-paroki serta tarekat-tarekat religius biarawati di KAJ (OSU, JMJ, FSE, KSFL, PBHK, AK, PIJ, H.Carm, SPM, dsb) akan mengadakan LIVE IN bagi Remaja Putri (SMP/SMA).

Acara diadakan pada 15 – 16 November 2014. Mohon Seksi Panggilan Paroki mendaftarkan Remaja Putri (SMP/SMA) yang berminat dan turut mendampingi saat Brifing (9 November). Info lengkap dan konfirmasi kehadiran hubungi Ani Arnold (email: ani_darmanto@yahoo.com atau sms ke 08161364830). (*)

UNDANGAN: Asah Kemampuan Para Pewarta se-KAJ

 

Logo App 2014

 

Dalam rangka sharing iman dan membangun persaudaraan diantara Para Pewarta di paroki-paroki (katekis, guru agama, pembina iman, prodiakon dan pemandu Kitab Suci) dan menyemarakkan Tahun Pelayanan 2014 “Dipilih untuk Melayani”, maka Komisi Kateketik (Komkat), Komisi Kerasulan Kitab Suci (KKS) dan Komisi Liturgi (Komlit) KAJ, membuat gerakan bersama dalam bentuk “Temu Pewarta Iman” dalam bingkai spirit “Duc in Altum” (Luk 5:2-6).

Kegiatan dilaksanakan pada Minggu, 2 November 2014 di Aula SMP St. Maria, Juanda. Rangkaian kegiatannya: Aneka Kontes, Talkshow, dsb. Info lengkap hubungi: Komisi Kateketik (021-3519193, eks. 222).

Susunan Acara:

PERAYAAN EKARISTI (09.00-10.00)

Perayaan Ekaristi akan dipimpin oleh Rm. Vikjen KAJ, RD. Samuel Pangestu. Perayaan Ekaristi ini sebagai gong pembuka seluruh rangkaian acara. Dalam Perayaan Ekaristi ini diharapkan Romo Vikjen member motivasi kepada para  pewarta iman tentang peran strategis mereka dalam pertumbuhan iman umat di KAJ. Konsekuensinya, para pewarta ini harus terus meningkatkan kualitas pribadi dalam mengemban tugas mulia ini.

BRIEFING TENTANG KONTES (10.00-10.30)

Panitia menjelaskan secara rinci tentang rangkaian acara, mengenai jadwal, tempat atau lokasi acara dan juga hal-hal praktis lain yang perlu diketahui peserta.

KONTES PEWARTA IMAN

Kontes ini akan berlangsung selama kurang lebih 2.5 jam untuk babak penyisihan dan 1 jam sesudah makan siang untuk babak final. Metode dan proses akan ditentukan setelah mengetahui berapa jumlah peserta. 

  1. Prodiakon (Kontes Membawakan Kotbah)

Setiap paroki mengirimkan 1 orang Prodiakon wakilnya dan mempersiapkan kotbahnya maksimal 5 menit dengan tema: (a) Kotbah/Renungan terkait “Peringatan Arwah semua Orang Beriman”

 

  1. Katekis (Kontes Pengajaran Iman / KPI)

Setiap Paroki mengirimkan 2 orang wakilnya untuk presentasi 5 menit bagaimana mengajar: (a) Calon Baptis Dewasa (b) siswa-siswi yang belajar agama katolik di Paroki (c) Anak-anak Bina Iman Anak dan Anak-anak Bina Iman Remaja

 

  1. Fasilitator KS (Kontes Pendalaman Kitab Suci / KPKS)

Setiap paroki mengirimkan 2 orang wakilnya untuk mempresentasikan selama 5 menit bagaimana memimpin pendalaman Kitab Suci di lingkungan dengan tema “Peringatan Arwah semua Orang Beriman”

  1. Gabungan: CepatTepat Pengetahuan Iman Katolik (CT-PIK)

Setiap Paroki mengirimkan 3 orang wakilnya yang terdiri dari: 1 orang prodiakon, 1 orang katekis dan 1 orang fasilitator KS untuk mengikuti acara Kuis Cepat Tepat ini. Soal yang diajukan tentang apa saja terkait iman katolik.

  1. Fun Games (Untuk peserta yang tidak mengikuti ke-4 acara di atas)

Peserta yang tidak ikut dalam ke-4 acara di atas, akan tetap tinggal di Aula Besar untuk bersama Sie Acara mengadakan suatu acara yang menarik bersama dan berkesempatan juga untuk memenangkan suatu kontes tertentu. Gagasan atau ide masih sedang dikembangkan.

TALK SHOW

Selama 30 menit, kita akan mengundang RD. Yust. Ardianto untuk membawakan seminar dengan tema “Pulgatorium”. Acara akan dilanjutkan dengan Tanya jawab atau pun tukar pikiran yang dialami oleh para peserta dalam karya pastoral mereka sehari-hari.

Sinode berakhir dengan mempertegas ajaran Gereja

Vincent Kardinal Nichols dari Westminster, Inggris, berbicara dengan Raymond Kardinal Burke, pejabat Vatikan.

Vincent Kardinal Nichols dari Westminster, Inggris, berbicara dengan Raymond Kardinal Burke, pejabat Vatikan.
Vincent Kardinal Nichols dari Westminster, Inggris, berbicara dengan Raymond Kardinal Burke, pejabat Vatikan.

 
 

Setelah beberapa hari perdebatan terkait laporan pertengahan sinode, Sinode Uskup tentang Keluarga menyepakati dokumen akhir berdasarkan pada ajaran Gereja. Namun, Sinode itu gagal mencapai konsensus mengenai pertanyaan-pertanyaan terutama isu-isu kontroversial seperti umat Katolik bercerai dan menikah lagi secara sipil lalu menerima Komuni, serta pelayanan pastoral bagi pasangan sejenis.

Diskusi-diskusi di aula Sinode telah memanas setelah  laporan pengantar jangka menengah pada 13 Oktober menggunakan bahasa yang kurang etis terhadap orang-orang dengan cara hidup bertentangan dengan ajaran Gereja, termasuk umat Katolik bercerai dan menikah lagi secara sipil, kumpul kebo dan pernikahan sesama jenis.

Ringkasan dari diskusi kelompok, yang diterbitkan pada 16 Oktober, menunjukkan mayoritas Bapa-Bapa Sinode menginginkan dokumen akhir untuk lebih mempertegas ajaran Gereja dan memberi perhatian lebih pada keluarga-keluarga yang hidupnya mengikuti ajaran Gereja.

Laporan akhir, dimana Bapa Suci memerintahkan untuk diterbitkan menyusul kesimpulan sinode, menampilkan lebih banyak kutipan dari Kitab Suci, serta referensi pada Katekismus Gereja Katolik dan ajaran Beato Paus Paulus VI, Santo Yohanes Paulus II, dan Paus Emeritus Benediktus XVI.

Bapa-Bapa Sinode memilih pada masing-masing dokumen dengan 62 paragraf. Mayoritas menerima semuanya, tapi tiga Bapa Sinode tak setuju, namun telah mendapatkan dua pertiga mayoritas yang biasanya diperlukan untuk persetujuan dokumen sinode.

Dua dari paragraf tersebut berhubungan dengan sebuah proposal dari Walter Kardinal Kasper dari Jerman yang akan membuat lebih mudah bagi umat Katolik bercerai dan menikah lagi secara sipil lalu menerima Komuni. Dokumen itu mencatat perbedaan pendapat tentang topik dan direkomendasikan akan dikaji lebih lanjut.

Bagian dokumen tentang homoseksualitas, yang juga mendapat persetujuan supermayoritas, secara signifikan mengubah laporan paruh sinode.

Judul asli – “menyambut kaum homoseksual” – diubah menjadi “pelayanan pastoral kepada orang-orang dengan orientasi homoseksual.”

Pastor Federico Lombardi, juru bicara Vatikan, mengatakan kepada para wartawan bahwa tidak ada supermajoritas menunjukkan kurangnya konsensus dan membutuhkan diskusi lebih lanjut, namun ia menekankan bahwa tidak ada dokumen yang menjadi beban doktrinal.

Laporan akhir sinode akan berfungsi sebagai agenda untuk Oktober 2015 berkaitan dengan sinode dunia tentang keluarga, yang akan membuat rekomendasi kepada Bapa Suci.

Paus Fransiskus mengatakan ia menyambut ekspresi tak setuju dari sinode itu.

Sementara meyakinkan majelis bahwa kesatuan Gereja tidak dalam bahaya, Paus Fransiskus memperingatkan terhadap beberapa godaan yang katanya telah hadir selama dua minggu sinode.

Uskup Agung Joseph E. Kurtz dari Louisville, Kentucky, ketua presiden Konferensi Waligereja Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia “bersyukur bahwa klarifikasi dan pendalaman refleksi alkitabiah dan teologis muncul secara konsisten” melalui laporan akhir. (ucanews.com)

Para kardinal bahas penderitaan orang Kristen di Timur Tengah

isis

Pada Senin (21/10, usai Sidang Luar Biasa Para Uskup) Konsistori para kardinal difokuskan pada penderitaan orang-orang Kristen di Timur Tengah, terutama mengingat munculnya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dan juga memutuskan dua kanonisasi.

Para kardinal dan patriark dari Timur Tengah bersama dengan para pejabat dari Sekretariat Negara Vatikan dan dicasteries (departemen-departemen Vatikan) mengadakan pertemuan tersebut pada Senin bersama Bapa Suci.

Pertemuan itu awalnya dijadwalkan dalam rangka kanonisasi Beato Joseph Vaz dan Beata Maria Cristina dari Kongregasi Suster-Suster Perkandungan Tak Bernoda, kemudian diperluas oleh Paus Fransiskus, yang menginginkan untuk membahas tentang nasib orang-orang Kristen.

Dalam sambutannya, Paus Fransiskus menekankan, “Kita perlu membangun rasa solidaritas dengan orang-orang Kristen di Timur Tengah yang hak-hak mereka telah dirampas. Mereka telah tinggal di sana selama lebih dari 2.000 tahun”.

Bapa Suci mengatakan, “Begitu banyak saudara-saudara kita dianiaya dan harus meninggalkan rumah-rumah mereka,” seraya menambahkan, “Tampaknya nilai kehidupan manusia tidak dianggap lagi, manusia tidak diperhitungkan lagi, dan bisa menjadi korban untuk kepentingan tertentu”.

Setelah sambutan awal Paus, Pietro Kardinal Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, juga menyampaikan sambutan. Kardinal Parolin mengatakan bahwa “respon militer tidak bisa menjadi satu-satunya” solusi untuk mengatasi krisis di Timur Tengah.

“Dalam kasus pelanggaran dan pelecehan yang dilakukan oleh ISIS, masyarakat internasional, melalui PBB dan badan-badan terkait, harus bertindak untuk mencegah genosida baru dan membantu para pengungsi,” kata prelatus itu.

Mengenai drama kemanusiaan – pengungsi dan orang terlantar di Timur Tengah – Kardinal Parolin menggarisbawahi bahwa Gereja mendesak masyarakat internasional “untuk bersikap belarasa menghadapi tragedi ini” dan pada saat yang sama memberikan bantuan melalui layanan bantuan lokal.

Konsistori juga menyetujui dua kanonisasi. Para kardinal tidak menetapkan tanggal untuk kanonisasi Beata Maria Cristina, seorang suster dari Italia yang mendirikan sebuah kongregasi suster di awal abad ke-20.

Bapa Suci sendiri akan mengkanonisasikan Beato Joseph Vaz, yang berasal dari Goa, India, yang menyebarkan Kabar Baik ke Sri Lanka, yang Misa kanonisasinya akan berlangsung pada 14 Januari 2015, selama perjalanannya ke Sri Lanka. (ucanews.com)

Negara Kita yang Berbhineka Tunggal Ika, tidak boleh diam terkait aksi anarkis berbau agama

Siti Musdah Mulia, Ketua Umum Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) mengatakan bahwa negara tidak boleh diam saat terjadi kekerasan bernuansa perbedaan agama.

“Negara harus hadir negara tidak boleh kalah dengan premanisme apa pun alasannya negara tidak boleh kalah oleh kelompok preman berkedok apa pun,” kata Musdah kepada satuharapan.com  usai acara Peresmian Graha Oikoumene di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (15/10).

Beberapa waktu lalu ICRP mengeluarkan pernyataan sikap tetang kebebasan beragama sebagai semangat dalam menjalani kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai Pancasila dan konstitusi UUD 1945. Pernyataan tersebut terbagi dalam beberapa poin-poin penting antara lain

Pertama, Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan pada konstitusi. Hukum Indonesia tidak membernarkan adanya diskriminasi terhadap kelompok agama atau keyakinan tertentu seperti tertuang pada pasal 29 ayat 2 UUD 1945 leh sebab itu, upaya-upaya diskriminasi berbasis agama merupakan tindakan melanggar hukum dan inkonstitusional.

Kedua, pemerintah terpilih harus menegakkan hak-hak warga negara dan melindungi semua warganya dari ancaman pelanggaran Hak Asasi Manusia. Ketiga, ICRP mengingatkan pemerintah terpilih untuk melaksanakan janji-janji kampanye terkait kebebasan beragama.

Keempat, ICRP mendukung aparat negara untuk tegas terhadap pelaku kekerasan.  Kelima, mendukung pemerintah untuk merancang Undang-undang perlindungan hak-hak beragama dan berkeyakinan. Keenam, ICRP mengajak segenap lapisan masyarakat untuk bersikap arif dalam menyikapi gejolak perpolitikan di Indonesia pasca pemilihan umum presiden 2014.

Musdah berpendapat bahwa seluruh aksi kekerasan tanpa merinci kasus merupakan sebuah kemunduran bagi Indonesia, dan bertentangan dengan konstitusi sehingga pemerintahan baru harus bertindak tegas.

“Menurut hemat saya seluruh aksi yang berusaha untuk memecah belah konstitusi saya anggap sebagai premanisme itu jelas sekali itu tidak boleh dibiarkan,” kata Musdah.

Bila ada kekerasan, aparat harus objektif

Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan bahwa saat ini aparat penegak hukum dan pemberantas kekerasan diharap bertindak seobjektif mungkin.

“Saat ini kita dorong otoritas hukum untuk bertindak seobjektif mungkin, karena dalam negara demokrasi hukum harus menjadi payung semua tindakan, termasuk pencegahan dan penindakan aksi anarkis,” kata Romo Benny kepada satuharapan.com.

Romo Benny menegaskan bahwa tidak hanya aksi anarkis saat sekelompok organisasi kemasyarakatan terlibat aksi kerusuhan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menentang pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur, tetapi juga aksi-aksi di daerah lain agar pemerintah menjadi yang dipercaya rakyat.

“Kalau aksi intoleran itu mekanismenya kalau dia melakukan kekerasan maka aparat kepolisian bertindak,” lanjut Romo Benny.

Saat kerusuhan terjadi di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Jumat (3/10) lalu, ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) melakukan aksi menolak Basuki Tjahja Purnama jadi Gubernur di depan gedung DPRD DKI Jakarta, unjuk rasa berakhir rusuh akibatnya belasan orang dari aparat kepolisian terluka di kepala akibat lemparan batu yang dilakukan demonstran.

“Kita harus memuji langkah kepolisian yang tegas menegakkan aturan tersebut kita berharap polisi konsisten menjalankan tugasnya,” kata Romo Benny.

Romo Benny berharap pada pemerintahan “baru”, Jokowi- JK, akan memberikan warna baru sekaligus ketegasan terhadap pelaku kekerasan di seluruh wilayah Indonesia.

“Kita harapkan di pemerintah baru (Jokowi-JK), ada kesadaran bahwa kekerasan bukan sebuah solusi dalam demokrasi, karena pada intinya kita harus ada keterbukaan dalam menerima perbedaan pendapat,” tambah Romo Benny. (satuharapan.com)

Satu Abad Gereja Kampung Sawah dan Budaya Betawi Lokal

091449420141004-115639780x390

JAKARTA, KOMPAS.com – Tanggal 6 Oktober menjadi hari bersejarah bagi umat Katolik di Kampung Sawah, Kelurahan Jati Melati, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat. Di tanggal yang sama, Pastur Bernardus Schweitz asal Belanda membaptis 18 anak setempat “memeluk” Katolik, 118 tahun lalu.

Momen ketika itu kemudian dijadikan hari bersejarah sebagai lahirnya benih-benih umat Katolik di wilayah sebelah tenggara kota Jakarta itu. Peristiwa itu juga menjadi hari peringatan bagi lahirnya Gereja Katolik Santo Servatinus atau yang dikenal Gereja Kampung Sawah.
Sabtu (4/10/2014) lalu, Gereja Kampung Sawah memperingati hari ulang tahun yang ke 118. Di usia yang menginjak lebih dari satu abad, Gereja Kampung Sawah memiliki spirit untuk menjaga toleransi di tengah kemajemukan.
Masyarakat asli Kampung Sawah, yang berbudaya asli Betawi itu, bukan hanya pemeluk Katolik, tetapi juga memeluk agama lainnya, seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Salah satu upaya menjaga kerukunan ala masyarakat Kampung Sawah yakni melalui kegiatan ngeriung bareng.
Cara itu mengadopsi warisan leluhur yang mengajarkan kerukunan. Ngeriung bareng menjadi kumpulan bagi perwakilan lintas agama untuk berkomitmen memberdayakan Kampung Sawah tetap harmonis.
“Dengan adanya “Ngeriung Bareng” bila terjadi permasalahan bisa atasi. Sekalipun ada tantangan luar yang merongrong akan diatasi dengan cara yang dibekali,” kata Eddy Pepe (54), Wakil Ketua Dewan Paroki Gereja Kampung Sawah, kepada Kompas.com.
Hidup berdampingan
Secara historis, masyarakat asli Kampung Sawah erat karena berkerabat. Walaupun, sesama keluarga ada yang menganut keyakinan yang berbeda.
Dalam suasana kemajemukan di Kampung Sawah, toleransi antar umat beragama berjalan baik. “Dan pada kegiatan tertentu, kita juga bekerja sama dengan baik,” ujar Ketua Pengurus Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi, Iman S.
Misalnya, kata Iman, dibentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di Kampung Sawah. Forum ini dibentuk menggantikan Rukun Kegiatan Kepemudaan Kampung Sawah (RKKKS). “Yang FKUB ini masih aktif,” ujar Iman.
Menurut dia, pemimpin Gereja Kampung Sawah juga dikenal punya cara untuk melakukan silaturahmi. Pastur atau romo di gereja, biasanya keliling ke rumah pemuka agama Islam setempat.
Anton Priwartono (42), jemaat Gereja Kampung Sawah mengatakan, perbedaan dapat melebur karena warga asli setempat mau untuk membuka diri. Pria yang tinggal di RT 1 RW 4 Kampung Sawah, ini, tak pernah merasa adanya diskriminasi antar umat yang berbeda keyakinan di tempat tinggalnya.
Misalnya, lanjut Anton, jika ada peristiwa kematian. Warga yang berbeda keyakinan saling membantu. Ada yang mendirikan tenda, menyiapkan fasilitas, dan lainnya. Untuk kegiatan keagamaan di rumah-rumah, kata Anton, selama ini berjalan baik.
Masyarakat tak pernah saling mengusik mengganggu. Katolik dalam Betawi Gereja Kampung Sawah memadukan usur religi dan budaya menjadi satu dalam kehidupan iman kristiani jemaatnya.
Kekhasan budaya Betawi langsung dirumuskan dalam berbagai kegiatan gereja. Misalnya, lagu pembukaan di awal misa sampai lagu penutup. Para pelayan liturgi juga ada yang memakai pakaian Betawi.
Serba Betawi
Selain itu, pada perayaan, gereja juga ada penggunaan bahasa Betawi. Sejarah masuknya budaya Betawi ke gereja itu tak lepas dari datangnya relikui Santo Sarvatius. Penyambutan relikui Santo Servatius, dari Kota Maastricht, Belanda, yang dibawa pada 1996, ke Jakarta, kemudian diperingati sekali setahun.
Setiap tanggal 30 September jemaat Gereja Santo Servatius berjalan kaki membawa relikui mengelilingi kampung. Kegiatan itu, biasa mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 21.30. “Jadi keliling kampungnya itu sejauh empat kilometer, memutar kembali, dan dalam keadaan hening,” ujar Romo Agustinus Purwantoro.
Menurut Agustinus, prosesi tersebut tidak sampai mengganggu ketenangan masyarakat sekitar. Karena, dilakukan dengan hening. Budaya Betawi juga masuk dalam prosesi ini. Sejumlah pria dengan pakaian dan celana koko mengenakan peci menjadi penggotong relikui.
“Mereka Grida Wibawa, sama seperti Garda Swiss (pengawal Paus). Jadi kalau direfleksikan mereka itu garda gereja,” ujar Agustinus.
Antonius Yepta Noron (61), mengatakan, budaya Betawi masuk ke dalam Gereja Kampung Sawah melalui Romo Kurris, pada tahun 1996. “Berkat Romo Kurris gereja kita bisa seperti ini,” ujar warga asli Kampung Sawah itu.
Kini, budaya Betawi menjadi identitas gereja tersebut. Ia mengatakan, budaya Betawi yang dikenal di Kampung Tengah berbeda dengan Betawi asal Jakarta. Perbedaannya pada sisi bahasanya. Masyarakat setempat menyebut bahasa Betawi mereka sebagai bahasa Betawi A. Sedangkan Betawi-Jakarta, cenderung memakai E dalam lafalnya. “Kalau di Jakarta gue, kalau di sini jadi gua,” ujarnya.

(sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/11/08130081/Satu.Abad.Gereja.Kampung.Sawah.dan.Budaya.Betawi.Lokal)

Undangan: MISA BERSAMA DUTA BESAR VATIKAN

Sebagaimana yang telah berlangsung saat ini, setiap minggu pk. 11.30 merupakan pelayanan ekaristi dengan bahasa Inggris,
khusus misa tanggal 12 Oktober 2014 ada hal yang berbeda.

Dalam rangka peringatan 25 Tahun Kedatangan Santo Yohanes Paulus II ke Indonesia serta mengisi bulan Rosario.
Kami; Paroki Kristus Raja bekerjasama dengan Cultura di Vita (CdV) dan Gerakan Rohani Santo Yohanes Paulus II bermaksud akan menyelenggarakan Perayaan Ekaristi Syukur pada :

Hari/Tanggal : Minggu, 12 Oktober 2014
Waktu : Pk. 11.30 – selesai
Tempat : Gereja Kristus Raja, Jl. Danau Toba no. 56

Perayaan Ekaristi akan dipimpin dengan Selebran Mgr. A. Guido Filipazzi (Dubes Vatikan untuk Indonesia), bersama dengan romo: RD Adi Prasojo, RD H. Sridanto Aribowo, RD TAM Rochadi W, RD Y. Sulistiadi dan RD Y. Ferdinan

Seperti halnya dalam kunjungan pastoral ke berbagai belahan dunia mendiang Paus Johanes Paulus II yang bersentuhan dengan berbagai macam budaya.
Maka dalam Misa tanggal 12 Oktober 2014 ini selain menggunakan bahasa Inggeris, doa umat akan juga digunakan berbagai bahasa dari negara lain.

Invitation JP2 12 Okt hal 1 9x6cm CETAK OKEInvitation JP2 12 Okt hal 2 9x6cm CETAK

Terbaru

Populer