Pertemuan Komsos Regio Jawa: MEMAKNAI PERAN  KOMSOS

Populer

Mgr. Julianus Sunarko, SJ baru keluar dari rumah sakit. Di tengah guyuran hujan lebat semangatnya untuk mendukung kegiatan temu pegiat Komunikasi Sosial (Komsos) Regio Jawa  sangat membara.  Meskipun ada pengeras  suara tetapi karena lebatnya hujan terpaksa dia pun harus bersuara yang jauh lebih keras lagi. Sampai-sampai dia terbatuk-batuk dan minum sejenak. “Komsos itu sangat penting untuk menyuarakan kebenaran Gereja. Sejak 1960 saya terlibat dalam Komsos melalui berbagai media. Tidak terbatas hanya tulis menulis tetapi juga lewat pewayangan, ludruk dan sarana lain. Karena itu saya sangat senang mengikuti segala kegiatan komunikasi,” ungkapnya saat membuka resmi pertemuan itu di Balai Desa Karangsalam, Kec. Baturaden, Kabupaten Banyumas, Purwokerto, Jawa Tengah pada 1 April 2016.

Mgr. Julianus Sunarko, SJ membuka resmi pertemuan Pegiat Komsos Keuskupan se-Jawa.
Mgr. Julianus Sunarko, SJ membuka resmi pertemuan Penggiat Komsos Keuskupan se-Jawa.

Menurut Mgr. Sunarko peran Komsos terutama saat ini sangat dibutuhkan. Bukan hanya menyuarakan ajaran Gereja tetapi juga menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. “Hanya dengan demikian kita bisa mengatasi nilai intoleransi yang semakin hari semakin tak terkendali dan tindakan-tindakan yang negatif yang akhir-akhir ini sangat memalukan seperti korupsi para pejabat negara yang gila-gilaan. Narkoba yang semakin merajalela mulai dari masyakat kelas atas, menengah, pejabat negara hingga rakyat kecil ,” ungkapnya prihatin.  Ini menandakan telah semakin menurunnya kepribadian bangsa kita. Untuk itulah arti penting kehadiran Komsos untuk membawa kabar sukacita dan kegembiraan serta kabar kebenaran.
Bapa Uskup juga mengatakan bahwa kehadiran para pegiat Komsos di desa Karangsalam di kaki Gunung Slamet ini termasuk membawa kabar gembira. “Kita bisa berbagi kemampuan ekonomi kita dengan masyarakat setempat dengan live in bersama keluarga-keluarga disini yang pada umumnya non Katolik,” jelas Uskup Sunarko yang kini sudah berusia 75 tahun 6 bulan.
Uskup berharap pertemuan pegiat Komsos regio Jawa ini akan bisa juga diikuti oleh pertemuan komsos di regio lainnya. “Dengan semakin erat hubungan para pegiat, semakin mudah untuk saling membantu dalam mengatasi berbagai masalah atau untuk saling meniru kegiatan yang benar-benar bisa membuka dan menyuburkan toleransi antar umat beragama di negeri kita,” harapnya.
Melihat Kelemahan Bersama
Dalam temu Komsos  regio Jawa  ini ada sesi khusus berbagi pengalaman dan dinamika kegiatan di keuskupan masing-masing.  Dari  sesi pertemuan ini terungkap bahwa masih banyak pastor paroki yang belum memberikan perhatian pada Seksi Komsos. Sehingga masih banyak  paroki yang belum memiliki seksi Komsos. “Ini terjadi karena banyak romo yang belum mengerti secara mendalam amanat berbagai dokumen Gereja yang mengharuskan hadirnya komisi/seksi Komsos,” ungkap Teno, peserta pertemuan dari KAJ. Kalaupun sudah ada seksi Komsos paroki tetapi masih banyak yang belum berkegiatan  sebagai semestinya.
Pembukaan pertemuan dengan tarian warga setempat bersama para peserta.
Pembukaan pertemuan dengan tarian warga setempat bersama para peserta.

Atas keprihatinan ini diusulkan agar Komisi Komsos Konferensi Waligereja Indonesia  (KWI) mulai membenahi ini.  Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Komisi Komsos KWI Rm. Camillus pihaknya kini fokus pada “Pastoral Komunikasi”. Artinya lebih membenahi supaya manusia sebagai mahluk komunikasi semakin mampu melaksanakan komunikasi dengan baik dan benar. Karena itu peserta temu Komsos Regio Jawa  mengusulkan agar Komisi Komsos KWI menyusun buku yang mengatur tentang landasan hukum dan peran Komisi Komsos  di tiap keuskupan dan seksi Komsos di paroki-paroki.  Dengan kehadiran buku ini  diharapkan para romo paroki tidak punya dalih lagi untuk tidak menghadirkan seksi komosnya.
Selain ketidakhadiran seksi komsos di paroki, juga yang masih memprihatinkan adalah anggaran bagi Seksi Komsos di keuskupan. Namun bagi Romo Agung Nugroho ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Semarang masalah anggaran bukan segalanya. “Mari kita berbuat dulu. Kalau hasilnya dilihat baik bagi pengembangan Gereja pasti akan didukung oleh keuskupan. Itu kami alami dahulu ketika memulai Komsos,” ungkapnya.
Memang banyak keuskupan di Jawa yang baru memulai secara serius menangani Komisi Komsosnya. Ini untuk menanggapi perkembangan zaman. Banyak yang mengambil strategi menyekolahkan romo muda di bidang teknologi informasi sambil menugaskannya di bidang Seksi Komsos. Mau tidak mau kehadiran multimedia harus digunakan sebagai alat dan sarana  evangelisasi. Sebab ke depan akan semakin banyak umat yang memanfaatkannya sebagai sarana bersosialisasi.
 
Sonar Sihombing
Anggota Komsos KAJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RADIO LINE KAJ

INFO TERBARU

TERPOPULER

ARTIKEL LAINNYA

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?