Home Blog Page 39

RENUNGAN HARIAN 20 MARET 2023, Senin Prapaskah IV


*Pesta St Yusuf*


Ada kisah kecil dari seorang anak. Di kelasnya, akan ada sebuah drama musikal. Ibu gurunya bertanya tentang peran yang dimainkan oleh tiap anak. Semua temannya berkata ingin jadi ini dan itu sementara anak itu hanya diam saja. Lalu, ia ditanya oleh gurunya, “engkau ingin peran apa?” Jawab anak itu, “Saya ingin jadi penonton yang bertepuk tangan”. Gurunya merasa kaget dan bertanya, “mengapa?”. Katanya, “jika semuanya jadi pemain, siapa yang akan menonton dan bertepuk tangan di drama musikal ini”.

Sepotong kisah ini disampaikan oleh Bapa Uskup Suharyo ketika misa syukur ARDAS 2015. Dan, masih teringat pesan rohani dari kisah ini tentang betapa setiap dari kita itu memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan kita ini. Semuanya ambil bagiannya masing-masing sesuai dengan peran dan tugasnya. Tidak semuanya akan kelihatan perannya. Namun, tanpa mereka, ‘proyek’ kehidupan ini tidak akan berjalan dengan baik.

Santo Yusuf adalah figur yang tak banyak dikisahkan di dalam Kitab Suci. Namun, St Yusuf memiliki peran besar dalam sejarah keselamatan umat manusia. Ia hadir sebagai pribadi yang tulus hati. Ia hadir sebagai suami yang setia untuk Maria dan ayah bagi Yesus. Kita tidak pernah tahu bagaimana kisah hidupnya. Namun, satu hal yang paling kita tahu bahwa ia mengambil bagian terbaik dalam sejarah keselamatan kita semua.

Ia tidak mencari popularitas, tetapi ia tahu misi hidupnya. Ia bekerja dengan tenang dan tahu mesti ke mana ia melangkah.

Semoga kita bisa seperti St Yusuf yang setia dan tulus hati dalam karya kita untuk ambil bagian terbaik bagi kebaikan bersama. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman.


Thank God It’s Monday!

RAB

Pesan Uskup Kardinal Suharyo untuk Vox Point Indonesia: Voxian Harus Jadi Terang!

PUSPAS SAMADI, JAKARTA – Sebagai ungkapan rasa syukur atas penyertaan Tuhan, Vox Populi Institute Indonesia (Vox Point Indonesia) merayakan ulang tahunnya yang ke 7 dengan Perayaan Ekaristi Kudus di PGAK Pusat Pastoral Samadi Jakarta, Sabtu (18/3).

Perayaan Ekaristi yang diikuti para pengurus dan anggota Vox Point Indonesia ini dipersembahkan secara konseleberasi dengan Selebran Utama Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo didampingi dua selebran Pastor Rofinus Neto Wuli, Pr dan Pastor Yustinus Ardianto, Pr.

Dalam homilinya, Kardinal Suharyo mengucapkan selamat ulang tahun ke 7 kepada keluarga besar Voxian di mana pun berada dan mengucapkan proficiat atas hasil-hasil yang telah dicapai. Semoga menjadi lembaga yang semakin hari semakin menjadi suara hati di tengah-tengah bangsa dan negara kita.

“Terima kasih atas kehadiran keluarga besar Voxian di tengah-tengah Gereja Katolik di Indonesia,” kata Kardinal Suharyo, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/3/2023)

Mengutip bacaan Injil Yohanes 9:1-41, Kardinal Suharyo mengatakan bahwa bacaan injil tersebut mengajak semua untuk terus bertumbuh dalam iman akan Yesus. Pertumbuhan iman itu sangat dinamis seperti yang dialami seorang buta dan disembuhkan oleh Yesus.

“Para Voxian mesti mempribadikan kata-kata Rasul Paulus bahwa para Voxian dimanapun, siapapun, dalam peran apapun harus menjadi terang. Sesuai dengan misi Vox Point Indonesia untuk memperjuangkan Nilai Kebenaran, Keadilan dan Perdamaian yang berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Kardinal Suharyo.

Kardinal Suharyo juga menyoroti tentang kata-kata yang baru yang beredar di media massa atau media sosial dan telah berubah makna, seperti kata bohir yang arti sesungguhnya adalah orang yang membangun, namun kini arti bohir menurut bahasa nota pastoral KWI Bohir merupakan perselingkuhan antara negara dan bisnis di mana bisnisnya bohir, yang nanti dibohirin menjadi penguasa, sehingga yang dibohirin mempunyai hutang budi kepada yang membohirin.

Selain kata Bohir, Kardinal juga menyoroti tentang perubahan makna seperti Cukong yang merupakan manipulasi di bidang-bidang ekonomi dan munculnya kata mafia yang merupakan lawan dari gotong-royong, di mana makna mafia adalah perselingkuhan dari segala unsur di mana tujuannya untuk mencapai kesejahteraan mafia itu.

“Oleh sebab itu jangan heran jika ada mafia peradilan, mafia daging sapi. Kalau arti saja berubah apalagi tata kelola, tata kehidupan bersama di negeri ini. Untuk itu Vox Point harus hadir untuk memperjuangkan Kebenaran, Keadilan dan Perdamaian,” harap Uskup Agung Jakarta.

Senada dengan Uskup Kardinal Suharyo, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati, SH berharap agar Vox Point tetap terus berkarya dan harus tetap obyektif mengawal empat konsesus dasar negeri kita yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Kita jaga terus kebhinnekaan kita dan keberagaaman, kita harus terus menjadi satu bangsa yang bersatu, berdaulat, menuju adil dan makmur,” tegas Yohanes Handojo.

Untuk itu Handojo Budhisedjati mengatakan bahwa dalam Pemilu nanti, kita harus dapat memilih pemimpin yang terbaik, yang bisa membawa bangsa kita semakin jaya dan makin besar. (Yog)

RENUNGAN HARIAN 19 MARET 2023, Minggu Prapaskah IV

1Sam 16:1.6-7.10-13a
Ef 5:8-14
Yoh 9:1-41


“Pertobatanmu, untuk dirimu”



Siapa yang pertama kali menerima buah dari pertobatan?
Siapa yang pertama kali mendapatkan kembali imannya dalam pertobatan?

Kamu, Aku, Kita sendiri yang merasakannya. Kita bertobat, untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Demi keselamatan sendiri, demi kebahagiaan dan kedamaian hati. Yang menikmati buah dari kesungguhan pertobatan, ya diri kita sendiri. 

Namun, seringkali yang meragukan kesungguhan pertobatan kita adalah orang-orang terdekat.

“Kok kamu bisa berubah? kayanya kamu dulu kacau balau, tukang bikin onar kok berubah? Pasti ada maunya ya? Dipaksa orang ya?”



Kesembuhan orang buta sejak lahir terjadi di depan mata orang-orang Farisi. Orang ini melek kembali karena Yesus. Ia menjadi percaya. Tapi orang Farisi justru meragukan karya Yesus. Mereka tidak mau percaya kalau karya sehebat itu datang dari orang yang tidak mereka kenal.

Orang yang dimelekkan tidak ambil pusing dengan apa kata orang Farisi. Ia datang kepada Yesus dan menjadi percaya dan sujud menyembah Yesus. 

Yesus membawa terang, agar hati kita mampu melihat. Hidup di dalam terang yang berbuahkan kebaikan dan kebenaran. Perbuatan kegelapan – yang membutakan – tidak membuahkan apa-apa. Begitu kata Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus. 



Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.
Tuhan melihat kesungguhan hatimu untuk bertobat, bukan apa yang kamu usahakan supaya kelihatan baik di depan orang.

Tuhan melihat hatimu, mampukah kamu juga melihat hatimu sendiri, atau justru buta?

Jadi kamu gimana?

RA

MISA dan SARASEHAN POLITIK HUT KE-7 VOX POINT INDONESIA DENGAN TEMA: “MEWUJUDKAN POLITIK KEBANGSAAN, MEMPERKUAT SOLIDITAS MENUJU KESEJAHTERAAN BERSAMA” Sabtu, 18 Maret 2023 di SAMADI

1. [LIVE] MISA KONSELEBRAN BERSAMA IGNATIUS KARDINAL SUHARYO DIDAMPINGI RM YUSTINUS ARDIANTO PR SERTA RM. ROFINUS N. WULI PR
SABTU, 18 MARET 2023, PK. 15.30 WIB LINK YOUTUBE MISA: *https://voxpointindonesia.com/Misa*

2. [LIVE] SARASEHAN KEBANGSAAN VOX POINT INDONESIA
SABTU, 18 MARET 2023, PK. 16.45 WIB, LINK YOUTUBE SARASEHAN: *https://voxpointindonesia.com/Sarasehan/*

Menghadirkan Narasumber:

a. William Yani (Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta)
b. Haposan Batubara (Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra)
c. Plasidus Tedu (Anggota Bidang Pemenangan Pemilu Partai PKS)
d. Bobby Batubara (KaBiro Infrastruktur Partai Demokrat)
e. Lidya N. Sartono (Anggota DPRD Kalbar Partai Nasdem)
f. Melky Laka Lena (Anggota DPR-RI Partai Golkar)

“JANGAN LUPA DUKUNG YOUTUBE VOX POINT TV DENGAN SUBSCRIBE, LIKE DAN SHARE”

#voxpointtv #misahut #voxpointindonesia #kardinalsuharyo #rmyust #rmrofinus #hutke-7 #sarasehanpolitik

RENUNGAN HARIAN 18 MARET 2023, Sabtu Prapaskah III

Hosea 6:1-6
Lukas 18:9-14

“Tuhan berkenan atas pertobatanmu”

Bacaan Injil hari ini bisa membuat kita berpikir. Tuhan lebih berkenan kita melakukan apa? 

Sebab Yesus menceritakan sebuah perumpamaan. Dua orang yg datang ke bait Allah. Satu adalah orang Farisi, yang membuat laporan kepada Allah, segala hal-hal yang patut dibanggakan yaitu melaksanakan perintah-Nya. Semua perintah “Jangan” sudah dia lakukan. Dia pikir itu membuat Allah berkenan. 

Ada satu lagi, seorang pemungut cukai. Seorang berdosa. Dia berdiri di belakang, tak berani menatap ke depan. Sambil memukul diri memohon belaskasihan Allah. Bagi Yesus, orang inilah yg dibenarkan Allah dibanding yg satu lagi. 

Tuhan tau, kita tidak pernah benar-benar 100% setia kepada-Nya. Pasti ada masa dan saat kita jatuh dan lalai. Seperti kata nubuat Hosea, “Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.”

Lalu untuk apa aku membenarkan diri di hadapan Tuhan? Merasa diri sudah benar, tanpa perlu datang mengakui kesalahan dan memohon belaskasihan-Nya. Allah butuh penyesalan dan pertobatanmu, bukan laporanmu. 

Jadi, kamu gimana?

RA

ROSARIO EARTH HOUR 2023 Bersama Maria Berdoa bagi Bumi

Acara tahunan Earth Hour yang digagas WWF (World Wildlife Fund) adalah sebuah kegiatan bersama warga dunia yang prihatin atas makin rusaknya bumi ini. Simbolnya sederhana, yaitu mematikan peralatan listrik tak terpakai selama 1 jam. Dalam masa 60 menit tersebut kita daraskan Doa Rosario, kiranya kita diberi rahmat agar mampu bersikap dan berperilaku sebagai penjaga bumi, sebagai mitra Allah Sang Pencipta.

Diam dan Dengarkan adalah sebuah film dokumenter yang lahir dari perenungan di masa pandemi Covid-19. Sebagai bahan refleksi mengantar kita menyadari apa saja yang telah manusia lakukan terhadap bumi, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan dan kepunahan spesies lainnya.

Sabtu, 25 Maret 2023
Pk..19.30-21.30 WIB dengan tautan :
https://tinyurl.com/RosarioEarthHour2023
Live Youtube: Puspas KAJ Samadi

Mari ciptakan suasana doa dengan menyalakan lilin saat sesi Doa Rosario

Salam Lestari,
KKP- KAJ

RENUNGAN HARIAN 17 MARET 2023, Jumat Prapaskah III

Bacaan I: Hos 14:2-10;
Mzm 81:6c-8a.8bc-9.10-11ab.14.17;
Bacaan Injil: Mrk 12:28b-34.

Renungan Harian:

Quia primum omnium mandatum est: diliges Dominum Deum tuum ex toto corde tuo, et ex tota anima tua, et ex tota mente tua, et ex tota virtute tua. Hoc est primum mandatum. Secundum autem simile est illi: Diliges proximum tuum tamquam teipsum ; “Hukum yang terutama ialah: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.

Seseorang dikatakan bijaksana, bukan hanya karena pengetahuan yang dia miliki. Melainkan keberanian dia untuk mewujudnyatakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang coba diungkapkan oleh Nabi Hosea dalam bacaan pertama. “Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya”. Dengan berani menempuh jalan yang lurus kitapun akan mengalami keselamatan dari Tuhan.

Karena kita semua mengetahui Hukum Kasih: Kasih kepada Allah dan pada sesama. Maka kitapun diajak untuk menerapkan itu semua dalam kehidupan sehari-hari Jangan sampai hukum tersebut hanya berada dalam tataran pengetahuan dan tidak dapat diterapkan dalam kehidupan konkret. Oleh karena itu, kasih kepada Allah dan sesama haruslah dimulai dari kasih kepada diri sendiri. Karena bagaimana anda dapat mengasihi Allah yang tidak kelihatan jika tidak mengasihi sesama yang kelihatan; dan bagaimana anda dapat mengasihi sesama yang tidak anda kenal tanpa lebih dahulu mengasihi diri anda yang telah anda kenali? Bentuk nyata dari Kasih kepada Allah, sesama dan diri sendiri nyata dalam pertobatan.

Dengan kita berani bertobat, maka kita telah mengasihi diri sendiri. Rahmat pengampunan yang diterima, memampukan kita untuk mengampuni dan mengasihi sesama sehingga kitapun akan semakin berpaut kepada Allah. Bentuk lain dari pertobatan pada masa ini adalah, kita bisa mulai menjaga kondisi tubuh kita dengan mengkomsumsi vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh, mendaftarkan diri untuk divaksin, menjalankan protokol kesehatan agar tidak terpapar virus Covid-19. Dengan tubuh yang sehat, maka kitapun semakin dimampukan untuk berbagi kasih kepada keluarga kita. Semoga kita boleh mengisi masa penuh rahmat ini dengan pertobatan dan menjadi diri dari virus Corona sebagai bentuk kasih pada Tuhan, sesama dan diri sendiri.

AY

Apakah Anda pernah/sedang mengalami kesulitan mendampingi anak2 belajar bahasa Mandarin ?

Simak yuk …Obrolan Ibu-Ibu tentang TIPS MENDAMPINGI ANAK BELAJAR MANDARIN menampilkan special guest TINE bersama Teresa Winna & Giovanna Sagita

Terima kasih bersedia membagikan, subscribe & like video ini

RENUNGAN HARIAN 16 MARET 2023, Kamis Prapaskah III

Businessman plugging ears with fingers

Yer. 7: 23-28; Mzm.95: 1-2.6-7.8-9;
Luk. 11: 14-23.

Bukan Mengada-ada

Di jalan rimba sebuah hutan, terjadilah sebuah keributan. Rupanya  ditemukan keong dan siput terluka parah di tepi jalan. Infonya, kedua bertabrakan. Seekor kura-kura yang mengaku sebagai saksi mata, ditanya oleh sang ayam hutan tentang kejadian itu, “bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?” Kura-kura itu lalu menjawab, ” saya tidak bisa melihatnya dengan jelas, kejadiannya terjadi dengan begitu cepat.” Ayam hutan hanya geleng-geleng saja. Ayam hutan sudah menjadi malas mendengarkan kura-kura. Keterangan kura-kura telalu mengada-ada.

Dengan Bangsa Israel, Allah kerap menghadapi masalah besar. Bangsa ini berkali kali gagal mendengarkan gagal mendengarkan Allah mereka. Apa yang disampaikan Allah tentu bukan hal yang mengada-ada. _”Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!”_  (Yer 7:23). Ini yang disayangkan. Israel malas untuk mendengarkan Allah mereka. Israel memilih bahagia dengan caranya sendiri. Jika sudah begini, _”Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau.”_ (Ul 7:27). Jika saatnya nanti mereka celaka, masihkah Allah patut disalahkan?

Lalu?
Bisa saja terjadi, kita berada seperti Israel yang sudah malas mendengarkan Allah, meski kita percaya Allah tidak pernah mengada-ada. Namun kita tetap bersyukur bahwa Allah tidak pernah malas mendengarkan kita.

PHW

RENUNGAN HARIAN 15 MARET 2023, Rabu Prapaskah III

Bacaan I : Ul 4: 1.5-9
Mazmur Tgp : Mzm 147: 12-13.15-16.19-20
Injil : Mat 5: 17-19


“Menyelaraskan Diri”



Mungkin kita sudah akrab dengan berbagai bentuk peraturan atau perintah. Mulai dari situasi di rumah sampai masyarakat luas, kita pasti akan menemukan adanya perintah. Tidak jarang pula kita enggan untuk selalu menurutinya. Misalnya dengan tata aturan sederhana yang ada di rumah. Bisa jadi kita kerap mencari alasan dan pengecualian. Seperti, kebiasaan makan di meja makan. Hanya saja, karena ingin sambil menonton tv atau sambil mengerjakan tugas sehingga tidak makan di meja makan.

Bacaan-bacaan hari ini mengingatkan kita untuk setia dengan peraturan atau perintah. Hal ini tidak ingin menunjukkan bahwa kita tidak memiliki kebebasan. Justru sebaliknya, kita diajak untuk menyelaraskan diri dengan tata aturan yang ada. Yesus adalah contohnya. Ketika semua orang memandang diriNya sebagai nabi besar dan pembawa pembaharuan, Yesus lebih memilih menjalankan hukum Taurat. Dia ingin tetap selaras dengan perintah Tuhan.

Dalam masa Prapaskah ini, kita diajak untuk memiliki kerendahan hati. Bertobat berarti kembali kepada Tuhan dan memperbaiki relasi dengan Tuhan. Salah satu caranya adalah dengan menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan. Apa yang Tuhan sampaikan kepada kita? Apa yang Dia ingin kita untuk lakukan? Dan dalam kerendahan hati, kita menjalankannya dengan gembira. Di situlah kita belajar menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan.

Selamat mengalami perjalanan bersama Tuhan. Tuhan senantiasa memberkati.


Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?