Home Blog Page 30

MISA PEMBUKA RAPAT ANGGOTA SIGNIS KE-49 di TORAJA

Ada pesan pastoral Presiden Signis Indonesia, RD. Steven Lalu,  dalam Rapat Anggota Tahunan Signis Indonesia diawali dengan perayaan ekaristi di tempat ziarah rohani Keluarga Kudus, Sa’pak Bayobayo Tana Toraja, (Rabu, 31/5/2023). President Signis Indonesia, RD. Steven Lalu, yang hadir dalam misa ini menyampaikan syukur dan kebanggaannya karena rapat anggota bisa terlaksana. “Ini tempat yang nyaman untuk pelaksanaan kegiatan ini. Juga dengan perayaan hari ini bertepatan dengan pesta Maria mengunjungi Elisabeth saudarinya, kita juga saling berjumpa dengan berbagi sukacita,” kata Romo Steven.

Peserta Rapat Anggota Signis ke-49 Toraja berfoto bersama setelah Misa Pembukaan.

Selanjutnya bagi Romo Steven, perjalanan sampai ke Toraja menempuh perjalanan cukup jauh dan melelahkan. Namun paling penting dari kegiatan ini adalah perjumpaan penuh cinta di tempat ini. “Kita memang datang dari tempat yang jauh tapi sangat menyenangkan karena sebuah perjumpaan. Ini yang paling utama. Bukan saja pertemuan tapi di atas semuanya perjumpaan kekeluargaan dan persauadaraan memang luar biasa,” ucapnya lagi.

Lebih dari itu kata sekretaris Komsos KWI saat sambutannya dalam misa, hendaknya sebagai pegiat media kita harus belajar dari Bunda Maria untuk bisa saling berbagi sukacita dan bersikap solider di mana saja berkarya. “Mari kita belajar dari Bunda Maria. Setia dalam berbagi kabar sukacita bagi sesama, ini yang perlu dikembangkan dalam karya pewartaan lewat media massa dan menjadi bentuk solider yang harus dibagikan satu sama lain,” sambungnya.

Misa Pembuka Rapat Signis dipimpin secara konselebrasi dengan selebran utama Pastor Vikep Toraja, Pastor Bartholomeus Pararak, Pr

Vikaris Episkopal Toraja, RD. Bartholomeus Pararak saat memimpin misa pembukaan,selalu memberi pikiran positif dan mendukung pelaksanaan rapat tahunan anggota signis ini. “Berkomunikasi yang baik harus secara terbuka. Ini pengalaman yang sangat berharga karena bisa bertukar pikiran dan pengetahuan serta saling mendukung satu sama lain,” ucapnya.

Kata Romo Bartho, berkomunikasi yang baik menjadi kekuatan untuk bisa melaksanakan tugas perutusan dalam pewartaan dengan menggunakan media komunikasi. Ada juga tanggung jawab yang harus diemban dengan bermedia sosial secara benar. “Saya secara pribadi merasa penting dengan pelaksanaan kegiatan ini. Kiranya semangat pewartaan tetap dihidupi dalam bermedia secara benar dan pentingnya berdialog dalam hidup bersama,” tuturnya dalam sambutan akhir saat perayaan misa.

Ia pun mendukung apa yang disampaikan oleh Romo Steven Lalu, Pr bahwa perjumpaan dan saling membagi pengalaman dalam dunia komunikasi sangat berarti. Kita harus bersukcita dalam perjumpaan kasih ini. “Ketulusan dan persaudaraan menjadi kekuatan yang menggerakkan untuk kita saling mendukung satu sama lain serta membaharui hidup kita,” pungkasnya.

Kegiatan di awal pertemuan tahunan anggota signis ini disambung dengan seminar bagi para anggota serta peserta lainnnya dari sekolah tinggi pastoral di Toraja. Agenda lain dari kegiatan tahunan telah disusun seseuai dengan jadwal. Para peserta juga foto bersama sebagai satu komunitas kasih dalam dunia komunikasi sosial.*

Reportase Pastor Ino Nahak Berek (Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Atambua)

 

Hari Study Bagi Anggota Signis Indonesia

Kegiatan Rapat Anggota Tahunan Signis di hari pertama diawali dengan hari study dengan seminar.Topik yang diambil berkaitan dengan peranan media yang pesat dan bagaimana bisa menghadapi gerakan revolusi informasi yang pesat. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana santai di ruang terbuka Pusat Ziarah Keluarga Kudus Sa’pak Bayo-Bayo, Toraja, (Rabu, 31/5/2023). Juga untuk mendalami seminar ini dikaitkan dengan peran media dan berjalan besama menuju era masyarakat 5.0 yang menjadi bahan menarik untuk didiskusikan.

Pemateri, Indra menjelaskan tentang betapa besar dan pesatnya perkembangan media yang kadang meresahkan dan juga menguntungkan. Kata Indra, teknologi tidak akan menggantikan manusia tapi manusia yang tidak memakai teknologi akan tersisih. “Perlu dipahami secara baik bahwa teknologi secanggih apa pun tidak akan menggantikan manusia, tapi manusia yang tidak memaknai teknologi pasti akan tersisih,” kata Dosen salah satu Universitas di Makassar ini.

Indra juga sempat menyinggung begitu besar rongrongan yang bisa dihadapi namun etika dan tanggung jawab moral tetap diutamakan untuk menghadang derasnya aliran revolusi media sosial yang besar pengaruhnya dalam hidup kita. “Figur dalam bermedia memang perlu dan perannya sangat penting. Perlu dipahami secara baik dan dalam dunia pendidikan pun dampaknya bagi anak-anak terlebih dalam keluarga menjadi tanggung jawab orang tua,” sentilnya lagi.

Bapak Indra Samsie (Kedua dari kiri) berfoto dengan anggota signis Indonesia.

Di era digital dalam masyarakat 5.0 menjadi satu kemudahan dalam dunia informasi dan juga mencemaskan. Sekali lagi kata Indra, hal penting yang perlu dilakukan adalah cara pandang yang benar tentang media dan perubahan pola pikir agar tidak tersesat dalam mengelolah media dan tidak menimbulkan berita palsu atau hoaks. Dan pekerja media tidak dibatasi serta adanya tanggung jawab dalam melihat media sosial sebagai sarana pewartaan.

“Berita hoaks sering terjadi tapi kita harus mampu mengatasinya dan menjadi contoh untuk menyebarkan berita yang benar bagi banyak orang,” ucapnya lagi. Menyinggu soal artificial interligen ia mengatakan bahwa etika dan nilai-nilai moral dalam hidup bersama tetap dipegang teguh untuk membangun hidup yang lebih bermartabat.

Hadir dalam seminar ini juga secara hybrid, wartawan Kompas, Andreas Maryono. Ia memaparkan tentang arah dan tujuan dari kecerdasan buatan. Inti dari pembahasannya mencakup perubahan dan pergerakan media yang kian pesat di era modern ini.  Ada teknologi digital dan pentingnya beretika dan media sosial. “Beretika dalam media sosial tetap menjadi tujuan  dan sasaran pokok dalam berkomunikasi. Dan ingat bahwa setiap kesempatan adalah solusi,” ucap Andreas.

Ia menegaskan lagi bahwa kecerdasan buatan yang dikelola manusia tidak boleh merusak daya nalar manusia. Sekarang ini revolusi digital sedang berlangsung. Kita jangan panik dan perlu beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi.

“Arah kecerdasan buatan mengalir dan butuh perhatian serius. Kecerdasan buatan ini tidak merusak daya nalar tapi juga butuh keberanian kita untuk beradaptasi. Kita jangan panik tapi ikut mengambil bagian secara cerdas dalam perubahan di era digital ini,” katanya lagi.

Presiden Signis Indonesia sekaligus moderator seminar, RD. Steven Lalu, Pr.,  di akhir seminar sehari ini berpesan agar cara pandang kita perlu bijak dan terarah pada tugas dan tanggung jawab kita dalam melihat perkembangan media sebagai sarana yang membantu menyebarkan kebaikan bagi banyak orang.

“Manusia tetap menjadi kunci dan ia sangat berharga di hadapan teknologi dan kita menjadi tuan dari teknologi itu sendiri. Kita wajib menjadi pembawa berita yang benar bagi orang lain,” tuturnya sebelum seminar ditutup.

Diskusi hangat dan saling berbagi informasi begitu hangat saat seminar berlangsung. Sekaligus juga pertanyaan yang disampaikan membuka wawasan baru untuk semakin melihat tanggung jawab dan peran kita agar semakin menjadi pribadi yang selalu menginspirasi orang lain dalam bermedia sosial.

Reportase Pastor Ino, Pr (Komsos Keuskupan Atambua)

Sambutan Adat Bagi Anggota Signis Indonesia di Toraja

Suasana Penyambutan Peserta Rapat Anggota Signis ke-49 di Paroki Makale, Tana Toraja

Rapat Anggota Signis ke-49 di Toraja.

Reportase oleh: Pastor Ino (Komsos Keuskupan Atambua)

Sambutan meriah secara adat bagi kehadiran para Anggota Signis Indonesia saat tiba di Keuskupan Agung Makassar khususnya di tanah Toraja dalam rapat Tahunan Anggota, (Selasa, 30/5/2023).  Sambutan meriah diawali dengan tarian tradisional khas Torajadan diterima dengan pengalungan salendang. Perjalanan jauh bagi peserta menuju tempat tujuan yang cukup melelahkan terbayar dengan panorama alam yang indah dan saling sapa penuh sukacita. Para anggota bersukacita dengan sambutan hangat ini.

Vikaris Episkopal Toraja, RD. Bartholomeus Pararak dalam sambutannya sangat bangga karena tanah Toraja menjadi tempat terpilih untuk perhelatan kegiatan nasional ini. Bagi Romo Bartho, kehadiran para imam dan utusan dari seluruh Indonesia memberi dampak besar di dunia komunikasi. “Kami sangat senang karena para imam dan utusan bisa hadir di Toraja. Tentu ini memberi nilai lebih dari pelaksanaan kegiatan  pertemuan tahunan peserta Signis Indonesia,” katanya.

Sekali lagi baginya Rapat Anggota Tahunan Signis Indonesia luar biasa dan ini menjadi berkat melimpah. Ada berbagai kegiatan yang akan terlaksana untuk beberapa hari ke depan. “Ini menjadi berkat bagi kami. Kiranya berbagai kegiatan yang terlaksana di Toraja dapat berjalan dengan lancar,” tuturnya lagi di hadapan peserta Signis Indonesia dan umat yang menghadiri acara penyambutan ini.

Ada pentasan budaya dan jamuan sukacita bagi para peserta dengan sentuhan khas Toraja. Upacara pengalungan serta suguhan makanan lokal bagi para peserta semakin menambah suasana persaudaraan dan keakraban.

Presiden Signis Indonesia, Romo Steven Lalu, Pr., dalam sambutan di acara pembuka menyampaikan kebanggaannya atas nama peserta karena suasana keakraban dan persaudaraan yang ada di Toraja serta kentalnya nilai budaya di acara penyambutan ini.

Pastor Vikep Toraja Rm Bartholomeus Parark (kanan) mengenakan kain tenun khas Toraja kepada Presiden Signis Indonesia Rm Steven Lalu, Pr

Lebih lanjut Romo Steven di acara ini menjelaskan kata Signis bagi peserta dan umat supaya bisa memahami kegiatan yang akan terlaksana. Katanya setiap tahun ada rapat anggota tahunan dan sampai saat ini ada 30 anggota Signis.

Ia menjelaskan kata Signis berasal dari kata Ignis yang berarti api. Artinya api yang berkobar-kobar dan perlu disebarkan yakni api cinta kasih. Ini menjadi tugas dari para pegiat media sosial.

“Para pegiat media sosial hendaknya menjadi pewarta api cinta kasih bagi banyak orang dan dengan media ini kita bisa mengobarkan api cinta kasih dan menjadi viral tapi mengandung nilai positif bukan sebaliknya,” kata Romo Steven.

Tarian Penyambutan budaya Toraja

Romo Steven mengatakan Signis adalah asosiasi, persekutuan, perkumpulan pekerja media katolik. Namun ia mengatakan lebih lanjut bahwa rapat tahunan ini yang paling penting adalah perjumpaan yang membuahkan kegembiraan dan membawa keakraban dan persaudaraan.

“Terpenting dalam dalam Rapat Tahunan Signis Indonesia bukan semata pada petemuan atau rapatnya tapi pada perjumpaan satu sama lain, saling berbagi dan bercerita, pergumulan suka dan duka dalam pewartaan komunikasi sosial,” ucap Pastor dari Keuskupan Manado ini.

Berbagai kegiatan yang akan terlaksana dalam rapat anggota tahunan ini berupa seminar, pertemuan khusus untuk anggota signis dan pelatihan audio visual. Kelanjutan dari kegiatan ini akan dilanjutkan oleh para anggota Signis di setiap Keuskupan dalam pengembangan karya media komunikasi di Keuskupannya.*

Peserta yang hadir dalam pertemuan ini tidak saja dari anggota rapat tahunan tapi juga utusan dari orang muda dan sekolah tinggi pastoral di Toraja serta beberapa imam dan para suster. Kegiatan rapat tahunan berlangsung selama satu Minggu dengan agenda khusus.*

RENUNGAN HARIAN 1 JUNI 2023, Peringatan St Yustinus Martir

Pw S. Yustinus, Mrt (M)
Sir.42:15-25;
Mzm.33:2-3,4-5,6-7,8-9;
Mrk.10:46-52.

Wisata Alam

Alam merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki suatu daerah. Pengelolaan yang tepat, akan memberikan kontribusi besar bagi sebuah daerah. Wisata alam, menjadi salah satu fenomena atas kepekaan potensi sebuah daerah. Akan tetapi potensi ini tidak bisa berdiri sendiri. Perlu didukung kerjasama lintas sektor. Sebagaimana alam, tidak akan tampak indah kalau hanya ada satu pohon yang dilihat.

Refleksi kitab Putra Sirakh, mencoba merenungkan keagungan kemuliaan Tuhan (42:25). Kemuliaan Tuhan justru terpancar dari kebaikan -kebaikan yang muncul dari setiap ciptaan. Setiap kebaikan bernilai bagi yang lain bahkan menguatkan kebaikan yang lainnya. Tidak ada kebaikan yang hanya baik bagi dirinya sendiri. Tidak heran kitab PUtra sirakh berani mengatakan “tidak ada sesuatu yang Ia diciptakanNya kurang lengkap”( sir 42:24).

Lalu?
Dengan kenyataan itu, masih pantaskah kita bersombong dengan kebaikan diri?

PHW

RENUNGAN HARIAN 31 MEI 2023, Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet

Pesta S.P. Maria Mengunjungi Elisabet
Bacaan I​: Zef 3:14-18
Mazmur Tgp​: Yes 12:2-3.4bcd.5-6
Injil​​: Luk 1:39-56


“Kunjungan, Perjumpaan dan Tuhan”



Hari ini adalah Pesta Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet. Dalam Injil kita mendengar bahwa Maria datang berkunjung ke tempat Elisabet dan menjumpai saudarinya yang sedang mengandung pada usia tuanya. Tentu pengalaman ini menjadi pengalaman kegembiraan bagi keduanya. Namun, kegembiraan mereka tidak terbatas hanya pada kegembiraan dua orang saudari yang bertemu. Kegembiraan ini adalah kegembiraan berjumpa dengan Tuhan lewat pengalaman konkret. Baik Maria maupun Elisabet langsung menangkap pengalaman ini sebagai pengalaman bersama Tuhan.

Kita belajar seperti Maria yang berkunjung ke tempat Elisabet. Berkunjung dapat direfleksikan sebagai gerakan keluar dari diri sendiri untuk berjumpa dengan orang lain. Dalam perjumpaan itu bisa terjadi banyak hal, seperti bertukar kabar, bercerita pengalaman, bersenda gurau, dll. Dalam perjumpaan tersebut, pengalaman cinta dirasakan karena kita memberikan sebagian dari perhatian, waktu, cinta, tenaga dan pikiran untuk orang tersebut.

Berkunjung memang biasanya dilakukan dengan pergi ke rumah saudara, teman atau tetangga. Namun, berkunjung bisa dimulai dengan hal yang sederhana, yaitu dengan menyapa sesama anggota keluarga atau berkunjung ke kamar anak. Dalam kesempatan itu, kita bisa meluangkan waktu sejenak. Ini dapat menjadi sebuah kegembiraan di tengah situasi kemajuan teknologi yang membuat orang semakin sibuk dengan dirinya sendiri. Mengunjungi orang terdekat bisa menjadi jalan berjumpa dengan Tuhan.

Tuhan memberkati.
AL

RENUNGAN HARIAN 30 MEI 2023, Selasa Pekan VIII

Sir 35:1-12

Markus 10:28-31

BETAPA SUKARNYA

Perkataan Yesus mengejutkan hati para murid, “Betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah”.

Wah! Ada apa ini? Kok tiba2 Yesus mengecilkan peluang orang kaya untuk masuk Kerajaan Allah? Apa dasarnya? Tentu kita harus melihat konteksnya pada perikop sebelumnya.

Ada seorang yang bertanya kepada Yesus syarat masuk ke dalam Kerajaan Surga. Yesus orang Yahudi, dan mungkin orang itu juga. Maka Yesus menjawab dengan mengutip 10 perintah Allah (dekalog). Menariknya, Yesus tidak menjawab dalam urutan dekalog perintah satu sampai sepuluh. Yesus mulai jawabannya dari perintah ke-5 Jangan membunuh, ke-6 Jangan berzinah, ke-7 jangan mencuri, ke-8 jangan bersaksi dusta, diakhiri dengan perintah ke-4 Hormatilah ayahmu dan ibumu.

Yesus menambah satu perintah yg tidak ada dalam dekalog: JANGAN MENGURANGI HAK ORANG. Bahasa kininya, JANGAN KORUPSI!

Perintah 4-10 dalam dekalog mengatur relasi antar manusia. Lalu mengapa Yesus tidak mengutip perintah 1-3 dalam dekalog yg mengatur relasi dengan Allah?

Nah ini yg menarik, Yesus justru merangkum perintah Allah yang pertama sampai ketiga dalam bahasa yang lain, “Pergilah, juallah apa yg kau miliki dan berikanlah itu kepada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku”. Dengan kata lain, maukah kamu kembali menjadikan Allah sebagai yang lebih utama dari harta kekayaan yang mau miliki itu?

Menanggapi tantangan itu, orang ini menjadi kecewa, sedih, dan pergi karna banyak hartanya.

Yesus tau siapa orang ini. Yesus tau apa yang telah ia perbuat. Yesus tau di mana hatinya berada. Yesus menambahkan perintah – “jangan mengurangi hak orang” karena bisa jadi orang ini melakukan korupsi. Orang ini sedih ketika Yesus menawarkan pembebasan dari hartanya, yang selama ini menggantikan penyembahannya kepada Allah. Orang ini tidak rela lepas dr hartanya. Ia lekat dengan kekayaannya. Dan oleh karna itu ia sukar masuk Kerajaan Surga.

Dengan demikian, jelaslah maksud Yesus. Kelekatan kepada harta kekayaan, sampai menggantikan Allah membuat kita sukar masuk Kerajaan Allah.

Tapi Yesus memberi peneguhan juga. Yang berani meninggalkan segala-galanya demi Dia, akan menerima kembali 100x lipat. Dan itu benar.

Jadi, kamu gimana?

RA

 

 

 

RENUNGAN HARIAN 29 MEI 2023, SP Maria Bunda Gereja

Kej 3:9-15.20
Yoh 19:25-34
THANK GOD IT’S MONDAY!
29 Mei 2023 – SP Maria Bunda Gereja
Bagaimana memahami bahwa Bunda Maria adalah ibu kita semua? Jawabnya bisa dimengerti dari perkataan Yesus ketika di kayu salib.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!”. Kemudian, katanya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yoh 19:26-27)

Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah Ibumu!”

Perkataan Yesus begitu kuat bunyinya untuk kita. Ia mengatakan hal ini kepada murid-murid-Nya. Lalu mengapa dikatakan Maria sebagai Bunda Gereja, bukan Bunda Para murid? Nah, jawabnya adalah karena Gereja adalah kita semua yang percaya pada-Nya. Para murid adalah orang yang percaya kepada-Nya dan membagikan kepercayaan mereka pada Kristus kepada kita semua. Jadi, jelaslah bahwa Bunda Maria sebagai Bunda Gereja berarti Bunda Maria itu ibu untuk kita semua yang percaya pada Kristus.
Ini adalah previlese istimewa ntuk kita semua yang percaya pada Kristus. Kita dilayakkan untuk memanggil Maria dengan sebutan Bunda atau Ibu. Lebih dari kita, kita dilayakkan untuk memohon doa dari Bunda Maria untuk setiap permohonan baik kita.
Semoga kita selalu bersyukur untuk kehadiran dan doa dari Bunda Maria dalam hidup kita. Mari kita tutup bulan Maria ini dengan doa pujian syukur kepada Bunda Maria. Mari bersaksi. Mari berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!
RAB

RENUNGAN HARIAN 28 MEI 2023, Hari Raya Pentakosta

Kisah Para Rasul 2:1-11
1Kor 12:3b-7.12-13
Injil Yohanes 20:19-23


SATU ROH ALLAH, RUPA-RUPA KARUNIA

Satu pertanyaan bisa muncul jika kita membaca seluruh Sabda Tuhan pada hari ini. Apa bedanya Roh Kudus pada Pentakosta dan sebelum Pentakosta? Ya dalam bacaan Injil Yesus juga memberi Roh Kudus, dan itu terjadi sebelum pentakosta.

Yang membedakan adalah kepada siapa Roh itu diberikan menentukan juga apa peran Roh dalam diri orang itu. 

Sebelum Pentakosta, Roh Kudus diberikan kepada orang-orang yang dipilih Allah untuk tugas perutusan khusus, misalnya para nabi dalam Perjanjian Lama. 

Dalam Perayaan Pentakosta kita merayakan Karunia Roh Kudus di atas semua orang yg percaya akan Yesus. Roh Kudus menandai mereka sehingga semua orang yg percaya kepada Kristus menjadi orang yg diutus. Berani diutus, dan berani bersaksi akan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah. 

Maka perayaan Pentakosta adalah perayaan seluruh umat beriman. Roh yang menguatkan kita untuk menjadi saksi. 

Dalam bacaan Injil, Yesus memberi Roh Kudus kepada ke-11 Murid untuk pengampunan dosa. Dan ini karunia khusus bagi mereka yang dikhususkan untuk itu. Kita mengimani itu dikaruniakan kepada Para Uskup dan juga Para Imam. 

Roh yang satu, hadir dalam rupa-rupa pelayanan dan semuanya baik! Dalam Roh itu Allah hadir dalam setiap orang dengan fungsinya masing-masing dalam jemaat. Sama seperti satu tubuh, tapi anggotanya banyak dan juga fungsi-fungsinya. 


Kita bersyukur atas karunia-karunia Roh Kudus dalam Gereja. 

RA

 

Motivasi dan inspirasi : Roh Kudus

Teman2 gimana kabarmu, lama aku tidak menyapa. Tetapi terus berdoa dan berharap kita selalu diberkati Tuhan ya🙏❤🙏

Motivasi dan inspirasi : Roh Kudus

Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Pentekosta. Kita merenungkan Sabda Tuhan ( Kis 2: 1 – 11).

1) Dalam Tradisi Yahudi ada pesta panen, 50 hari setelah Paskah. Juga merupakan puncak dari pesta Tujuh Minggu ( Kel 34: 22 par). Pesta ini sebagai pembaharuan perjanjian Sinai, Nuzulul Torat ( Turunnya Taurat) . Waktu kami ziarah ke Tanah Suci Palestina pada waktu hari raya pentakosta , seluruh Israel libur, tempat2 tujuan ziarah seperti Gunung Tabor, Sungai Yordan ditutup.

2) Kristen purba : Orang2 pada berkumpul di suatu tempat, secara mysterius dan dahsyat mereka / orang beriman dihembusi Roh Kudus yg membuat mereka berbicara dengan bahasa aneh. Bahasa apa? Mungkin ada yang menyebut Bahasa Roh?
Bahasanya tidak dibuat – buat atau sekedar menggerakkan lidah. Kedengaran asing bahasa itu menyejukkan, karena semua orang mengerti seperti bahasanya sendiri. Isinya : karya Allah dan mukjizat2- Nya dalam hidup, derita, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.

Bahasa Roh adalah bahasa yang menentramkan, menghibur, mendamaikan.

Pesanya bahwa mulai saat itu, Gereja tumbuh subur, karena umat Kristiani semakin rendah hati, orang semakin rela menolong, membuat orang lain senang, bersemagat berdoa dan berbuat baik.

3) Roh Kudus , paraklete, parakletos. Pribadi ketiga dari Tritunggal Mahakudus, Roh yg mempunyai kodrat dan keagungan sama dg Allah Bapa dan Putra. Ia adalah hembusan dari Allah Bapa dan Putra ( Filioque).

4) Fungsi Roh Kudus :

a) Roh yang menghidupi roh kita . Dia yg menguduskan semua orang beriman ( Yoh 20: 22; Rom 5:5).

b) Roh Penolong agar kita mengerti kehendak Allah.

c) Roh Penghibur dalam penderitaan dan kesusahan.

b) Roh yang mengilahikan kita. Kita dibuatnya secitra dg Tuhan kembali. Kita anak- anak Allah yang dicintai- Nya. Sehingga kita menyebut Tuhan sebagai Bapa kami.

5) Persiapan untuk menerima Roh Kudus:

a) Ada niat baik untuk menjadi suci.

b) Bertobatlah kembali dg menghindari kebencian, adu domba, fitnah, menafsirkan jelek tentang orang lain. Pokoknya stop hal2 buruk yg pernah kita lakukan.

c) Kita perlu mengolah dan mengembangkan hal – hal baik dalam hidup ini yaitu buah2 Roh ( Gal 5 : 22 – 23).

d) Berdoa dan berderma. Orang yang murah hati, akan dilindungi oleh Roh Kudus dari kuasa Roh Jahat dan kalau berdoa didengarkan Tuhan ( Bc. Kitab Tobit).

e) Kita berdoa : Datanglah ya Roh Maha Kudus, dan Jadikanlah baru seluruh muka bumi!

Anda bagaimana?

Salom rahayu

P. Antonius Widada, CP

RENUNGAN HARIAN 27 MEI 2023, Sabtu Paskah VII

Paulus menjadi tahanan rumah di Roma

Kis 28:16-20.30-31
Yoh 21:20-25


KEHENDAKKU, ATAU KEHENDAK TUHAN?

Perjalanan hidup St. Paulus semakin mendekati garis akhir. Ia dibawa ke Roma untuk diadili atas permintaannya sendiri. Di Roma ia menjadi tahanan rumah selama dua tahun. Selama itu pula Paulus tetap mewartakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Yesus Kristus.

Ini sesuai dengan pesan Tuhan sendiri baginya, “Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma”.

Kalau kita perhatikan, hidup Paulus sedemikian “serunya”. Tidak ada satu pun keputusan besar yang ia ambil berdasarkan pertimbangannya sendiri. Semua didasarkan pada pesan dan kehendak Tuhan kepadanya. Ke mana ia harus pergi, ke mana ia harus menyelamatkan diri, ke mana ia harus bersaksi. Tuhan yang menghendaki, Paulus tinggal ikut dan melaksanakannya. 

Sejenak saya bertanya juga, Apakah Paulus pernah punya cita-cita yang ia miliki sendiri, yang ingin ia kejar sendiri? Ataukah seluruh cita-cita-nya bahkan sudah diletakkan di bawah kaki Kristus? Sehingga, Kristuslah yang menjadi tujuan hidupnya. 

Pertanyaan yang sama juga dilontarkan Petrus kepada Yesus, mengenai nasib Yohanes – Murid yang dikasihi Yesus. “Apa yang kau kehendaki bagi dia Tuhan?”. Tuhan yang menghendaki apa yang terbaik baginya. Itu bukan urusan Petrus. Berbeda dengan Yohanes, Petrus dikehendaki oleh Yesus untuk – “Ikutlah Aku”. 

Kehendakku, atau kehendak Tuhan? Apa kehendak Tuhan bagiku? Bagi saya, anda dan setiap orang ini menjadi pertanyaan seumur hidup yang harus ditemukan jawabannya. Tentu paling menyenangkan jika kehendakku dan kehendak Tuhan bertemu. Tapi biasanya itu jarang terjadi, dan menjadi hal yang paling sulit kita terima.

Jadi, kamu gimana?

RA

 

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?