Paus Benediktus XVI berdoa dalam bahasa Arab untuk pertama kalinya dalam audiensi umum mingguannya pada Rabu (10/10/2012). Lebih dari 20.000 orang mendengar doa Paus dalam bahasa Arab itu, yang merupakan bagian dari upaya baru Vatikan untuk menunjukkan dukungan bagi orang-orang Kristen di Timur Tengah.
Paus mengucapkan salam singkatnya sendiri dalam bahasa Arab, “Paus berdoa untuk semua orang yang berbahasa Arab. Tuhan memberkati Anda semua.” Kemudian seorang imam menerjemahkan doa Paus ke dalam bahasa Arab.
Vatikan mengatakan, pihaknya menambahkan bahasa Arab ke enam bahasa, selain bahasa asli Italia, yang biasanya dipakai dalam audiensi umum, untuk mengingatkan umat Katolik agar berdoa bagi perdamaian di Timur Tengah. Selama ini, doa-doa biasanya disampaikan dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Jerman, Polandia, dan Portugis.
Khalid Hussain, seorang turis Muslim kelahiran Pakistan yang mengunjungi Lapangan Santo Petrus, memuji inisiatif tersebut. “Saya pikir itu akan membuat banyak orang mengerti apa yang dikatakan Paus,” kata Hussain.
Paus juga memuji Konsili Vatikan II, yang dimulai 50 tahun lalu tepat pada minggu ini dan berlangsung selama tiga tahun. Paus menyebut konsili itu sebagai “kompas bagi Gereja Katolik di tengah badai”. Pada konsili itu, sebanyak 2.250 uskup dari seluruh dunia berkumpul. Mereka akhirnya menghasilkan 15 “konstitusi” yang membantu mereformasi Vatikan.
Pada Kamis ini, sebuah misa dalam rangka Tahun Iman untuk memperingati dimulainya Konsili Vatikan II akan diadakan di Lapangan Santo Petrus. (http://internasional.kompas.com)
Para Saudara Seiman yang Terkasih dalam Kristus,
Baiklah kita merenungkan sejenak apa yang telah dilakukan oleh Bapa Suci kita, Paus Benediktus XVI yang berdoa dalam bahasa Arab. Dari apa yang dilakukan beliau ini, kita diajak untuk menghargai adanya perbedaan di antara kita. Apalagi kita hidup di Tanah Air Indonesia Tercinta yang terdiri dari berragam budaya, ras, agama, suku, bahasa dan perbedaan-perbedaan lainnya.
Jika bukan kita sendiri yang memulai toleransi antar perbedaan di antara kita, kepada siapa lagi kita berharap? Sedangkan sikap intoleransi di Tanah Air kita ini semakin merebak. Mempersiapkan masa Adven 2012 dan kemudian Hari Kelahiran Penebus kita, sungguh baik jika kita menyisipkan renungan tentang masalah toleransi dalam keseharian kita.
Pace e Bene,
Sri Paus Benediktus XVI Berdoa dalam Bahasa Arab
Lomba Kandang / Gua / Pohon / Dekorasi Natal di Gereja-Gereja/Kapel
Seperti kita ketahui, Yesus lahir ke dunia bukan hanya untuk manusia, tetapi juga untuk seluruh ciptaan. Karena itu, sangatlah tepat bila gua/kandang/pohon/dekorasi natal yang kita buat di gereja/kapel kita mau mengingatkan hal itu. Sehubungan dengan tujuan ini, Keuskupan Agung Jakarta mau mendorong agar hal itu dibuat di paroki-paroki/stasi dengan menyelenggarakan lomba gua/kandang/pohon/dekorasi natal.
Lomba terbuka untuk semua paroki/stasi di Keuskupan Agung Jakarta dengan mengirim foto dank lip singkat tentang pembuatan dekorasi natal tadi, dan foto+klip dikirimkan ke kantor Pemikat, Gedung Karya Pastoral, kompleks Katedral, Jl. Katedral 7, jakarta dan juga ditembuskan melalui email ke pemukat@gmail.com paling lambat 31 Desember 2012. Akan ada tiga pemenang yang berhak mendapatkan trophy Bpk. Uskup plus hadiah uang. Juara pertama Rp 5.000.000,-, juara II Rp 3.000.000,- dan juara III Rp 2.000.000,-. Juara harapan 1-3 akan mendapat sertifikat.
Ada pun, kriteria-nya adalah:
- Sebagian besar dekorasi natal itu (gua/kandang/pohon/dekorasi lain) berasal dari bahan daur-ulang
- Bahan daur ulang dikumpulkan dari umat selama masa advent (supaya melibatkan sebanyak mungkin umat)
- Ada pewartaan pesan/nilai teologis yang ‘baru’, disesuaikan dengan permasalahan lingkungan hidup di Jakarta dan sekitarnya
- Keindahan
Demikianlah pengumuman kami, dan paroki/stasi yang ingin berpartisipasi bisa mendaftarkan terlebih dahulu kepada panitia melalui email pemukat@gmail.com tanpa dipungut biaya. Maksudnya, jika sudah mendaftarkan, jika memang dirasa perlu, akan ada anggota panitia/yuri yang berkunjung ke lokasi untuk menilai, meski penilaian akan lebih berdasar pada foto/klip yang dikirimkan kemudian. Dalam hal ini, keputusan yuri tidak bisa diganggu-gugat 🙂 .
Jika ada pertanyaan, mohon diemail ke alamat email yang telah disebutkan.
Jakarta, 1 November 2012
Salam hormat
Al Andang l Binawan, SJ
Koordinator Gerakan Hidup Bersih dan Sehat KAJ
“Taruh Sampah, Jadikan Berkah!”
Salah Satu Pemikiran dibalik akan diadakannya Acara Temu Blogger dan Aktivis Online Katolik 15 Des 2012
Dunia Maya alias Multimedia Internet merupakan salah satu bagian dari hasil kemajuan Teknologi Informasi. Kekuatan Internet kini tidak bisa dilihat sebelah mata oleh Gereja Katolik. Untuk itu Gereja Katolik mau tidak mau wajib memanfaatkan kelebihan Internet dan meminimalisir efek negatif yang ditimbulkannya. Namun kendala utamanya adalah segala sumber daya Gereja Katolik Indonesia dalam mengelola dunia Internet masih terpecah-pecah. Semua institusi dan bagian-bagian Gereja Katolik Indonesia masih bergerak sendiri-sendiri secara sporadis dan egois dalam hal pengelolaan dunia Internet.
Contoh sederhana, hampir setiap umat Katolik dan Institusi Resmi Katolik memiliki Facebook, Twitter, blog, dan website sendiri-sendiri yang isinya sebagian atau seluruhnya tentang Iman dan Berita Kekatolikan. Dan dalam pengelolaannya mereka hanya mengacu pada kepentingan mereka dan institusi sendiri-sendiri, tanpa melihat visi misi Gereja Pusat yang telah disusun. Selain itu kemampuan tiap-tiap umat dan Institusi Katolik dalam pengelolaan Facebook, Twitter, blog, dan website mereka, masih berbeda-beda dan (terbatas).
Jika ada wadah yang menghubungkan untuk saling membantu dan berbagi dalam pengelolaan Facebook, Twitter, blog, dan website Katolik itu tentu akan sangat membantu dalam berbagai hal seperti hal Non-Teknis: Sosialisasi Program Gereja Pusat, Propaganda Kegiatan Gereja, Isu-isu aktual Gereja dsb. Hingga saling membantu dalam hal-hal Teknis: seperti cara membangun Facebook, Twitter, blog, dan website yang aman dan professional, teknik meminimalisir cracker, teknik sederhana membangun blog atau web, teknik dasar programmer, dasar-dasar webbulding-webdevelop, dsb.
Untuk itu Jika Sdri-Sdr merasa terpanggil oleh Gereja untuk memberikan yang terbaik bagi Gereja, maka inilah salah satu caranya. Silahkan mendaftarkan ke:
http://www.kaj.or.id/umum/formulir-pendaftaran-perkumpulan-webmaster-dan-blogger-katolik
dan/atau
http://www.facebook.com/events/366591006758334/
dan/atau
Kirim email ke: raka.kaj@gmail.com
Info selengkapnya Hub:
Raka di Komisi Komsos KAJ : (021) 35 19 193, eks. 241
email ke: raka.kaj@gmail.com
Kami Menanti Sdri-Sdr Semua…..!
Rapat Kerja Komisi-Komisi dan PEMIKAT KAJ, 25-27 Okt 2012
Rapat Kerja Komisi-Komisi dan PEMIKAT KAJ, 25-27 Okt 2012 di Rumah Doa Guadalupe, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Fokus: Menyusun Pedoman Reksa Pastoral dan Program Kerja Komisi-Komisi dan PEMIKAT KAJ.
Evaluasi Refleksi Karya Pastoral Komisi dan Pemikat KAJ 2012 (Fasilitator Rm Vikjen, RD. Yoh. Subagyo dan Bpk. Sunar Wibowo)
Berikut Notulen Sementara:
Rm. Vikjen, RD. Yoh. Subagyo
Lambang Tahun Iman: Perahu yang mengarungi dunia bersama-sama jadi bukan ekslusif.
Pertanyaan-Pertanyaan refleksi:
- Apakah dimensi Komisi dan Pemikat masing-masing saling terkait dan sinergis?
- Siapakah yang dilayani?
- Apakah yang dilayani (umat) sungguh-sungguh merasa didampingi?
Berpastoral harus ada relevansi dan signifikansinya. Untuk itu beberapa hal yang harus kita sadari adalah:
Adanya kesadaran bahwa semua sumber daya kita (tenaga, keuangan, waktu) adalah sangat terbatas.
Sehingga semua resources itu harus kita atur dan batasi sedemikian rupa.
Untuk itu kita harus memikirkan program dan kebijakan yang betul-betul strategis.
Terkait dengan hal ini kita harus memperhatikan peran komisi-komisi berikut:
- Komisi dan Pemikat harus menjadi Inspiratoryang menawarkan sesuatu yang bisa kita lakukan bersama-sama secara pastoral.
- Komisi dan Pemikat harus menjadi Animator yang menjiwai semua reksa pastoral sesuai dimensi masing-masing.
- Komisi dan Pemikat harus kemudian menjadi Koordinator yang bukan menjadi pelaksana tapi sudha menjadi coordinator dari setiap kegiatan atau kelompok-kelompok.
- Komisi dan Pemikat harus akhirnya juga menjadi Fasilitator yang memfasilitasi semua kegiatan-kegiatan pastoral diantara umat.
Pak Sunar Wibowo
Melakukan perhitungan rata-rata terhadap survey yang dibagikan kepada peserta Komisi dan Pemikat. Hasilnya:
Menyangkut iman dan pedoman kinerja Komisi dan Pemikat mendapat skor baik (3,3)
Namun menyangkut realisasi dan kontekstual mendapat skor kurang baik (2,6).
Dari hasil ini terasa bahwa kita baru sampai pada tataran wacana belaka belum sepenuhnya terwujud.
Hal lainnya yang menjadi catatan merah juga selain rendahnya aktualisasi program yang betul-betul menyentuh umat adalahnya Komisi dan Pemikat belum sepenuhnya memiliki sistem pastoral berbasis data yang betul-batul akurat, kemudian kerjasama antar Komisi dan Pemikat masih belum sepenuhnya terjadi.
Sri Paus Benediktus XVI Buka Tahun Iman dengan Misa Kudus di Lapangan Basilika St Petrus bersama Patriark-Patriark Gereja Katolik Timur
.
Gereja Katolik sedunia memasuki Tahun Iman! Pada hari Kamis, 11 Oktober 2012, waktu Vatikan setempat, Bapa Suci Paus Benediktus XVI membuka Tahun Iman (11 Oktober 2012 – 24 November 2013) dalam suatu Misa Kudus di Lapangan Basilika St Petrus.
Tahun Iman ini ditujukan untuk bersyukur kepada Allah atas rahmat Iman, sekaligus merayakan 50 tahun pembukaan Konsili Vatikan II (yang diselenggarakan pada tahun 1962 – 1965).
Pada perayaan Misa Kudus tersebut, turut hadir pula Bapa Bartolomeus I Patriark Ekumenis Konstantinopel dari Gereja Ortodoks Timur, dan Bapa Rowan Williams Uskup Agung Canterburry dari Komunitas Gerejawi Anglikan. Selain itu, beberapa Patriark Gereja-Gereja Katolik Timur turut hadir pula.
Bapa Suci Paus Benediktus XVI pada awal pesannya menyapa kedua saudara dalam Kristus yang diundangnya, yaitu Bapa Patriark Bartolomeus I dan Bapa Uskup Agung Rowan Williams.
Tidak lupa pula beliau menyapa para Bapa Patriark dari Gereja-Gereja Katolik Timur (Ada 22 Gereja Katolik Timur, yang bersama-sama dengan Gereja Katolik Roma, bersatu penuh dengan Paus Roma membentuk 1 Gereja Katolik sedunia).
Beliau dalam pesannya mengingatkan dan mengajak seluruh umat Kristiani untuk masuk lebih dalam kepada kegerakan rohani yang menjiwai Konsili Vatikan II : yaitu setia beriman kepada Kristus; setia memiliki iman yang Apostolik (iman yang sama dengan sebagaimana diterima oleh Para Rasul dari Tuhan); yang diwujudkan dengan mewartakan Kristus kepada semua umat manusia, sebagaimana telah dilakukan oleh Gereja sepanjang perjalanan sejarah. Beliau menyerukan kembali bahwa Yesus Kristus adalah pusat jagat raya dan pusat sejarah. Bahwa umat Kristiani percaya kepada Allah, yang wajah-Nya telah diungkapkan oleh Kristus kepada dunia. Dan bahwa dalam diri Yesus Kristus lah dapat ditemukan kepenuhan dan pemahaman yang paripurna atas Kitab-Kitab Para Nabi, sebagaimana telah disebutkan dalam Ibrani 12:2 bahwa Yesus Kristus lah “yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan”.
Para Bapa Patriark Gereja-Gereja Katolik Timur saat Pembukaan Tahun Iman
Pada penutupan Misa Kudus, Bapa Patriark Bartolomeus I berkesempatan pula memberikan pesan. Beliau mengucapkan syukur kepada Allah atas segala berkat selama ini bagi kedua Gereja Sesaudari (Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur). Terkait dengan Konsili Vatikan II, beliau teringat saat-saat itu ketika ia masih mengenyam pendidikan di “Institut Kepausan Untuk Gereja Timur” (Pontifical Oriental Insititute) dimana beliau adalah salah satu lulusan Institut milik Kepausan Roma tersebut. Beliau mengulangi kembali komitmennya untuk Persatuan kembali kedua Gereja, untuk bersama-sama mewartakan Injil, untuk memberi perhatian kepada yang tersingkir.(http://katolik-timur.blogspot.com dan http://www.news.va/en/source/vatican-radio)
.
Pembukaan Tahun Iman, KWI Selenggarakan Seminar
.
Untuk merayaan pembukaanTahun Iman yang dicanangkan oleh Paus Benedictus XVI sekaligus sebagai peringatan 50 tahun dimulainya Konsili Vatikan II, kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengadakan seminar yang diselenggarakan pada 11/10 di Kantor KWI –Jln.Cutmutiah 10- Jakarta Pusat.
Para narasumber yang memberikan masukan-masukan inspiratif adalah P.Wim Van Der Weiden, MSF yang menyajikan cerita (panorama) di sekitar Konsili Vatikan II. Pada saat Konsili Vatikan II berlangsung (1962-1965) , Romo Wim , demikian panggilan akrabnya, sedang belajar di Roma yang sekaligus diundang untuk mendampingi para Uskup yang lagi bersidang. Tema utama dalam diskusi Konsiliar adalah pembaruan gereja katolik agar lebih menjaman (aggiornamento). “Hanya 20% para bapa Konsiliar yang terbuka terhadap pembaruan Gereja dan mau berjuang untuk itu. Sebagian besar mereka berasal dari Eropa Tengah dan Utara, Kanada dan para Uskup dari daerah misi. Sedangkan yang menolak pembaruan gereja dan tetap berpegang pada pola menggereja tradisional juga berjumlah 20% dari total para Uskup yang hadir. 60% memandang bahwa diperlukan pembaruan yang terbatas tetapi tidak bersedia memperjuangkannya,” ungkap Romo Wim. Walaupun pada akhirnya lewat proses diskusi, perlahan-lahan terjadi pertobatan dari pandangan konservatif kepada pandangan yang progresif yang hasilnya dapat kita rasakan sekarang ini, demikian lanjut mantan Superior General MSF ini.
Narasumber yang kedua adalah Romo Eddy Kristiyanto, OFM yang memberikan gambaran sejarah (aspek historis Konsili Vatikan II) dan Rm.Martin Chen Pr, tentang proyeksi eklesiologi Konsili Vatikan II untuk Gereja Indonesia.
Kegiatan ini diikuti oleh Para Staf Kantor Waligereja Indonesia, anggota Badan Pengurus (BP) Komisi, Lembaga, Sekretariat, Departemen KWI, para Biarawan-wati, para awam Katolik dan undangan. Acara seminar dibuka dengan misa konselebrasi yang dipimpin oleh Mgr. J.Pujasumarta (Sekretaris Jendral KWI sekaligus Uskup Agung Semarang) didampingi oleh Mgr. Agustinus Agus (Uskup Sintang), Mgr.Hilarius Moa Nurak (Uskup Pangkalpinang), Mgr. Yos Suwatan (Uskup Manado), Mgr. Sunarko (Uskup Purwokerto) dan yang kemudian bergabung juga Mgr. Michael Angkur (Uskup Bogor).
Dalam kotbahnya, Mgr.Pujasumarta menekankan pentingnya memperkokoh iman kita seperti nasehat Yesus kepada wanita Samaria di Sumur Yakub: sudah tiba waktunya, kita harus menyembah Allah bukan di gunung ini atau di tempat itu, tetapi di dalam Roh dan Kebenaran yang adalah Yesus sendiri karena Dia adalah sumber air hidup setiap umat kristiani. Diharapkan kegiatan ini menjadi ilham bagi setiap peserta untuk mendalami dan menghidupi spirit Konsili Vatikan II dalam kehidupan nyata (www.mirifica.net)
.
DOA TAHUN IMAN
DOA TAHUN IMAN
.
Ya Allah Tritunggal Mahakudus,
Bapa, Putra dan Roh Kudus,
kami umat-Mu bersyukur atas karunia iman
yang membawa kami pada keselamatan.
.
Semoga setiap kali merayakan Ekaristi,
iman kami semakin diteguhkan.
Semoga iman kami mendorong kami
untuk mewujudkan persaudaraan dengan sesama
dan melayani dengan tulus dan rendah hati.
.
Semoga kami tekun mendalami iman
dan makin meyakini Tuhan Yesus Kristus
sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup kami.
.
Bunda Maria, bunda kami semua,
doakanlah kami agar kami makin setia pada Puteramu
dan makin berbakti pada masyarakat dan bangsa.
.
Demi Kristus, Tuhan kami.
.
Amin.
.
SURAT UNTUK PARA PASTOR TENTANG TAHUN IMAN
SURAT UNTUK PARA PASTOR TENTANG TAHUN IMAN
Pastor terkasih dalam Kristus,
Dalam rangka memperingati 50 tahun pembukaan Konsili Vatikan II dan 20 tahun penerbitan Katekismus Gereja Katolik, Paus Benediktus XVI menuliskan surat apostolik Porta Fidei. Dalam suratnya itu Paus memaklumkan “Tahun Iman” yang berlangsung 11 Oktober 2012 sampai 24 November 2013, saat Gereja Katolik merayakan Hari Raya Kristus, Raja Semesta Alam.
Kita tanggapi himbauan Paus dengan menempatkannya dalam roadmap Arah Dasar Pastoral kita yang menekuni ketiga tema: iman, persaudaraan dan pelayanan. Tahun ini kita merayakan Tahun Iman, yang dipuncakkan dalam Ekaristi. Kita menyebut juga tahun 2012 ini sebagai Tahun Ekaristi. Tema yang kita ambil adalah: “Dipersatukan, Diteguhkan, Diutus”.
Tahun 2013 telah diputuskan sebagai Tahun Persaudaraan. Dalam konteks Gereja Katolik yang sedang merayakan Tahun Iman, kita merumuskan tema pastoral tahun 2013: “Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbelarasa”. Di balik ungkapan ini kita sadari bahwa iman terwujud nyata dalam persaudaraan. Persatuan dengan Tuhan mendorong perutusan kita untuk mewujudkan persatuan dengan sesama di manapun kita hidup bersama.
Dengan demikian, kita mendapatkan peneguhan dalam alur pastoral kita dari tahun ke tahun, karena kita pun sesungguhnya sedang menghayati iman kita dalam Tahun Ekaristi dan Tahun Persaudaraan dan pada saatnya nanti, Tahun Pelayanan.
Untuk menanggapi ajakan Paus, untuk ikut serta dalam gerak Gereja Katolik Semesta dan untuk memberikan informasi memadai kepada umat, saya menghimbau para Pastor untuk melakukan hal-hal berikut ini:
1. Dalam homili Sabtu – Minggu, sepanjang bulan Oktober 2012 soal Tahun Iman ini disinggung. Kita semua diundang untuk bersyukur atas Konsili Vatikan dan segala dokumennya yang menyegarkan Gereja. Kecuali bersyukur, marilah kita meluangkan waktu untuk masuk dalam pendalaman ajaran iman, agar ajaran itu memperoleh signifikansi dan relevansi di zaman yang selalu berubah ini.
2. Setelah doa penutup Ekaristi, sebelum pengumuman, kita mengajak umat untuk mengucapkan doa sederhana, Doa Tahun Iman, yang teksnya dilampirkan di halaman berikut ini.
Banyak terima kasih atas kerjasama para Pastor. Kita berharap agar iman yang sudah dianugerahkan kepada kita, bertumbuh subur dan berbuah dalam persaudaraan dan pelayanan. Tuhan memberkati kita.
11 Oktober 2012
Salam dan damai:
Yohanes Subagyo, Pr
Vikaris Jendral KAJ
.