Home Blog Page 82

PESAN NATAL BERSAMA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) DAN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI) TAHUN 2017

“Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah Dalam Hatimu!”

(Kol. 3:15a)

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Natal adalah perayaan kelahiran Sang Juru Selamat dan Raja Damai. Perayaan ini mengajak kita untuk menyimak kembali pesan utamanya. Karena kasih-Nya yang begitu besar kepada manusia, Allah telah mengutus Putra-Nya ke dunia (bdk. Yoh 3:16). Putra-Nya itu mengosongkan diri sehabis-habisnya dan menjadi manusia seperti kita (bdk. Flp 2:7). Ia datang untuk memberi kita hidup yang berkelimpahan (bdk. Yoh 10:10). Ia, yang adalah Raja Damai dan Imanuel, Allah-beserta-kita, datang untuk membawa damai sejahtera kepada dunia, seperti yang diwartakan para malaikat kepada para gembala,“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14).
Bagi kita umat Kristiani, kelahiran Sang Raja Damai merupakan suatu momentum untuk membaharui hidup pribadi maupun hidup bersama. Sebagai umat beriman, yang dilahirkan kembali, kita harus membuka diri agar damai sejahtera Kristus benar-benar memerintah dalam hati kita (bdk. Kol 3:15a). Kita mendambakan damai sejahtera, baik dalam hidup pribadi maupun dalam hidup bersama. Kita merindukan suatu bumi yang penuh damai dan umat manusia yang makin bersaudara. Hanya dengan demikian, kita akan mengalami sukacita sejati.
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Sudah sepatutnya kita semua berusaha menemukan makna dan relevansi perayaan Natal bagi kita umat Kristiani dan bagi bangsa Indonesia. Perayaan Natal seharusnya menjadi momentum indah bagi kita untuk menyadari  kembali tugas perutusan serta komitmen kita, sebagai elemen bangsa dan negara tercinta ini. Kondisi dan situasi bangsa Indonesia saat ini merupakan tantangan sekaligus panggilan bagi kita untuk merenungkan dan menarik secara lebih seksama makna dari seruan Santo Paulus, “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah” (Kol 3:15a). Kata-kata Paulus ini seharusnya mendorong kita untuk terus-menerus mengupayakan terwujudnya damai sejahtera, karena hanya dengan demikian kita memahami makna sejati Natal.
Sebagai anak-anak Allah, sumber damai kita, kita harus mewujudkan komitmen kristiani kita, yakni menjadi pembawa damai (bdk. Mt 5:9).
Saat ini kita sedang cemas. Persatuan kita sebagai bangsa Indonesia sedang terancam perpecahan. Keresahan dan kecemasan itu semakin terasa beberapa tahun belakangan ini. Ada pihak-pihak yang, entah secara samar-samar atau pun secara terang-terangan, tergoda untuk menempuh jalan dan cara yang berbeda dengan konsensus dasar kebangsaan kita, yaitu Pancasila. Hal itu terlihat dalam banyak aksi dan peristiwa: dalam persaingan politik yang tidak sehat dan yang menghalalkan segala cara, dalam fanatisme yang sempit, bahkan yang tidak sungkan membawa-bawa serta agama dan kepercayaan, dan dalam banyak hal lainnya. Dengan demikian, hasrat bangsa kita untuk menciptakan damai sejahtera menjadi sulit terwujud.
Cita-cita luhur bangsa Indonesia, sebagaimana diungkapkan dalam Pembukaan UUD 1945, untuk menciptakan persatuan, keadilan sosial dan damai sejahtera, bukan saja di antara kita, tetapi juga di dunia, masih perlu kita perjuangkan terus bersama-sama. Sistem dan mekanisme demokrasi masih perlu kita tata dan benahi terus agar mampu mewujudkan secara efektif cita-cita bersama kita. Tentu saja hal ini tidaklah mudah.
Sebagai elemen bangsa, yang adalah kawanan kecil, kita, umat Kristiani tidak mampu menyelesaikan semua persoalan yang kita hadapi hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Inilah saatnya bagi kita untuk membiarkan damai Kristus memerintah dalam hati. Damai Kristus, yang memerintah dalam hati kita, merupakan kekuatan yang mempersatukan dan merobohkan tembok pemisah, “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan” (Ef 2:14). Hanya dengan damai Kristus yang menguasai hati kita, kita akan dimampukan untuk membuka diri, merangkul dan menyambut sesama anak bangsa dan bersama mereka merajut kesatuan dan melangkah bersama menuju masa depan yang semakin cerah.
Inspirasi dan kekuatan spiritual yang mendorong kita untuk mewujudkan kesatuan dan  untuk sungguh-sungguh melibatkan diri dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia yang tercinta, kita timba dari kabar sukacita Yesaya: “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan kepada kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya”(Yes 9:5-6).
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus
Kita selalu mendambakan damai sejati, yang dilandaskan pada keadilan dan kebenaran. Isi kabar sukacita Natal adalah kelahiran Sang Messias, yang akan mengokohkan Kerajaan-Nya, yaitu kerajaan keadilan dan kebenaran, di mana kita semua adalah warganya. Sebagai warga Kerajaan itu kita ditantang untuk memperjuangkan kesatuan, persaudaraan, kebenaran dan keadilan serta damai sejahtera. Memperjuangkan keadilan, memperkecil jurang kaya dan miskin, memberantas korupsi, merobohkan tembok pemisah atas nama suku, agama dan ras adalah mandat Injili yang mesti kita perjuangkan di bumi Indonesia ini.
Ketika kita sendiri berusaha memberikan kesaksian dalam usaha mewujudkan keadilan, kebenaran, damai sejahtera dan persaudaraan, tentu kita patut mawas diri. Mungkin kita masih menutup diri dalam kenyamanan hidup menggereja, sehingga lalai mewujudkan diri sebagai garam dan terang dunia. Mungkin kita sendiri masih enggan mengulurkan tangan kasih dan persaudaraan kepada sesama anak bangsa, terutama kepada mereka yang kecil dan terpinggirkan. Bukankah damai sejahtera hanya dapat terwujud ketika kita berhasil mengalahkan kepentingan diri demi kebaikan bersama? Bukankah Raja Damai yang lahir ke dunia menyadarkan kita bagaimana Dia telah mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Fil 2:7)?
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus
Sebagai warga Kristiani, kita sendiri ditantang untuk tak henti-hentinya mewujudkan damai sejahtera, kerukunan dan persaudaraan di antara kita. Karena itu, kita patut bersyukur atas hasil kerja keras dari Komisi Gereja Lutheran dan Katolik untuk menggalang persatuan. Selama 500 tahun, kita merajut kerukunan dan kehangatan persaudaraan di antara kita dengan jatuh bangun. Dari Juru Selamat, yang adalah Jalan, Kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6), kita belajar untuk merendahkan diri dan membuka diri satu sama lain. Dalam semangat itulah, kita belajar mengulurkan kebaikan dan kasih kepada sesama. Kita belajar saling mengampuni dan memaafkan. Jika ada kasih dan damai dalam hati kita masing-masing, kita akan bersukacita dan dapat bersama-sama mewujudkan komunitas ekumenis. Dengan bersatu sebagai umat Kristiani, kesaksian kita tentang kerukunan dan persaudaraan kepada masyarakat majemuk di negeri ini lebih berarti dan meyakinkan.
Selain rukun dengan sesama, damai yang dibawa Sang Juru Selamat juga mengajak kita untuk berdamai dengan segenap ciptaan. Saat ini ciptaan sedang menjerit karena segala kerusakan yang telah kita timpakan padanya. Tanpa tanggungjawab kita menggunakan dan menyalah-gunakan kekayaan yang ditanamkan Allah di dalamnya. Mewujudkan damai sejahtera dengan alam ciptaan berarti bertanggungjawab memulihkan keutuhannya. Selain itu, kita wajib mewujudkan keadilan dalam hidup bersama, karena alam merupakan sumber hidup yang disediakan Tuhan bagi semua manusia, dan bahwa segala sesuatu bersatu dan tertuju kepada Kristus sebagai kepala (Kol 1:15-22).   Dengan demikian, masih ada banyak yang perlu kita kerjakan untuk menciptakan kerukunan dan persaudaraan, sementara dilain pihak kita patut selalu bersyukur karena karya besar Tuhan yang kita alami bersama.
Semoga perayaan Natal mendorong dan menyemangati kita semua untuk belajar dan mengembangkan kemampuan menerima perbedaan dan menyukurinya sebagai kekayaan kehidupan bersama kita di negeri ini. Marilah kita menghidupi dan mengembangkan damai sejahtera yang merupakan anugerah dari Allah, dengan jalan merangkul sesama, merawat ciptaan serta memajukan kerukunan dan persaudaraan di antara kita. Hanya dengan demikian, kita dapat memberi kesaksian bahwa damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita. Selamat Natal, Tuhan memberkati.

SELAMAT NATAL 2017 DAN TAHUN BARU 2018

Jakarta, 22 November 2017

Atas nama

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)

Pdt. Dr. Henriette T.H-Lebang

(Ketua Umum)

Pdt. Gomar Gultom

(Sekretaris Umum)

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)

Mgr. Ignatius Suharyo

(Ketua )

Mgr. Antonius S. Bunjamin, OSC

(Sekretaris Jendral)

Menyambut Masa Adven 2017 bersama PDPKK Stasi Fransiskus Asisi


PDPKK St Fransiskus Asisi Taman Anggrek mengundang umat untuk menyambut masa adven 2017 dengan bersekutu memuji Allah, mendengarkan firman dan berdoa bersama setiap Kamis jam 19:30 (Tepat) mulai dari tanggal 23 November sampai dengan 14 Desember 2016.
Kegiatan ini memiliki tema yang berbeda-beda setiap minggunya dan dibimbing oleh para Romo, Pewarta dan Bruder dengan jadwal sebagai berikut:
23 Nov 2017 : Cinta Tanah Air
bersama Rm Agustinus Handoko , MSC
30 Nov 2017 : Menjadi Manusia dari Rumah
bersama Romo Andang L Binawan SJ
7 Des 2017 : Keluarga Bersikap Adi
bersama Ibu Cun Wahono
14 Des 2017 : Kebhinekaan Cermin Keadaban
bersama Bruder Petrus
Kegiatan ini diadakan di Ruang Anggrek 1 Mall Taman Anggrek, naik ke L7 melalui lift di belakang Mango/samping Gramedia/Metro.
Marilah hadir bersama-sama dan berpartisipasi. Tuhan memberkati Anda dan Keluarga.
Tanpa Tiket dan Gratis. Umat diundang untuk langsung datang dan hadir pada acara ini tanpa dipungut biaya.
Mohon bantuannya juga untuk menginformasikan kegiatan ini kepada keluarga, sahabat, rekan dan lingkungan masing2, agar menjadi berkat untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: https://www.fb.com/StasiStFransiskusAsisi/
Terima kasih.

SURAT KELUARGA NOVEMBER TANTANGAN MENGIKUTI YESUS SEKELUARGA


Keluarga-keluarga Katolik KAJ yang terkasih, memasuki bulan November selalu mengingatkan kita akan masa mendoakan arwah. Ketika mendoakan, kita tentu sadar juga bahwa suatu saat kita juga mengalami masa depan yang sama. Kita sebagai satu Gereja, Gereja berziarah di dunia dan Gereja yang sudah mulia di surga, dihubungkan dengan iman kita kepada Yesus kristus. Kita seakan menjadi satu komunitas anak-anak Allah yang disatukan dalam iman yang sama. Tetapi bagaimana menjalankan iman itulah yang membuat kita semakin terhubung, bukan hanya sekedar status atau label iman.
Melihat kenyataan dunia yang menjanjikan beragamnya kegiatan dan pilihan, maka kita perlu membuat prioritas aktivitas kita yang masih hidup di dunia ini. Keluarga perlu melatih setiap anggotanya untuk memberi prioritas pada kegiatan iman dalam hidup sehari-hari. Ketika orang memberi tempat istimewa pada peristiwa dan aktivitas iman, maka ia akan memberi tempat kegiatan Gerejani sebagai aktivitas yang penting.
“Banyak acara yang bisa menyibukkan, tetapi tidak semua acara itu baik.” Mari kita lihat bagaimana Yesus menegur umatnya dalam perikop ini. Dinamika percakapan dalam injil Lukas ini menarik untuk disimak.
(57) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” (58) Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (59) Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” (60) Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” (61) Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” (62) Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”( Lukas 9:57-62)
Bermula dari semangat seseorang untuk mengikuti Kristus dengan bertanya, itu membuat Yesus memberi jawaban yang inspiratif. Ternyata semangat orang itu adalah “coba-coba, siapa tahu baik…..”. Kita sering melakukan yang sama, mencoba mendekati Tuhan (dan ini sebenarnya sangat baik) dengan catatan “punya waktu”. Di sinilah kita dapat berkaca, apakah alasan saya berdasarkan juga kebutuhan saya akan Tuhan? Kita banyak acara, tetapi tidak semua acara kita ternyata benar benar baik.
Pernyataan ekstrim yang dijawab Yesus atas alasan para “calon pengikut”ini menarik. Yesus menjawab tidak ada hal lain yang lebih penting untuk diikuti selain mengikuti Dia. Bahkan kamatian kerabat pun dianggap “kelas dua” dalam rangka iman. Seandainya pernyataan ini disampaikan kepada kita, apa yang akan kita rasakan, Pikirkan, atau jawab? Saat Tuhan meminta kita untuk terlibat, tentu itu sesuatu yang paling berharga, sebab hidup kita dibangun dari keterlibatan kita pada karya Kristus di dunia ini.
Banyak hal yang dapat kita lakukan. Banyak kesempatan terbuka buat kita mengambil bagian. Di mana kita akan mengambil kesempatan itu? Keberanian kita untuk mengajarkan prioritas ini sangat penting disampaikan pada seluruh keluarga, khususnya pada anak-anak, agar hidupnya lebih lengkap dan seimbang. Kita tidak dituntut untuk setiap hari beracara dengan Gereja. Tetapi acara Gereja adalah bagian amat penting dalam hidup kita agar semakin seimbang.
Keluarga-keluarga yang terkasih, terutama para orangtua, kita membutuhkan kesadaran dan disiplin untuk membuat prioritas dalam hidup ini. Zaman mengajak kita untuk semakin sekular dan mengabaikan Allah. Berbagai urusan membuat kita merasa sibuk dan akhirnya hilang kesempatan untuk menemui-Nya. Hidup menjadi kering, kegembiraan menjadi makin material, akhirnya kita mencari sesuatu yang fana melulu dan kesepian.
Suasana di rumah selalu menjadi dasar untuk mengajak semua anggota dekat dengan Tuhan. Kedekatan satu sama lain memudahkan kita untuk saling mendidik dan mengingatkan. Ketika hubungan kita akrab, sesuatu yang sulitpun menjadi lebih mudah disampaikan. Sebaliknya, jika hubungan buruk, hal kecil bisa memecahbelah.
DominoQQ
PokerQQ

Hidup di dunia adalah sebuah perjalanan yang singkat untuk memberi yang terbaik. Kebanyakan orang memberikan dirinya dalam keluarga tidak lebih dari 60%, beberapa bahkan kurang dari 50% usianya. Apa yang akan Anda berikan untuk memberkati mereka? Anak-anak pun hanya 20 tahun di bawah pengaruh kuat Anda. Jika Anda tidak memulai sekarang, kapan akan membuat mereka merasa bersyukur memiliki Anda?
Mulailah beracara dengan seluruh keluarga. Dahulukan Tuhan dengan cara apa saja: doa bersama, doa sebelum makan bersama, doa ulang tahun, doa ulang tahun perkawinan, ke gereja setiap minggu bersama, dan mengikuti salah satu kegiatan Gereja yang rutin. Apakah hal-hal di atas terlalu sulit dilakukan? Semoga tidak. Saya percaya, jika ada kepercayaan sedikit saja dalam hati Anda akan kuasa Tuhan, Anda pasti akan melakukannya.
Semoga pada bulan arwah ini, kita tingkatkan hidup beriman kita dengan segala sesuatu yang membuat hidup kita sekeluarga benar-benar hidup. Semoga seluruh keluarga semakin merasakan bahwa hidup ini berharga bersama Tuhan yang kita abdi dan sembah. Semoga Anda sekeluarga rajin mengisi keluarga Anda dengan kegiatan yang penting di Gereja. Tuhan memberkati
Salam dalam Keluarga Kudus
Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Download Logo High Resolution “Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia” dan Filosofi Logonya

image description

Ytk. Sdri/a dalam Kristus, berikut ini adalah:

File Logo High Resolution

“Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia”

KAJ 2018

Logo ini berukuran 18 Mb, pastikan internet anda kencang untuk mendownloadnya!

SILAHKAN KLIK ICON DOWNLOAD DI BAWAH INI!


File di atas ini bisa dipergunakan untuk keperluan cetak di paroki-paroki masing-masing. Jika ada kebingungan silahkan menghubungi Komisi Komsos KAJ di 021-3519193, eks. 241, atau email ke raka.kaj@gmail.com.
 

FILOSOFI LOGO TEMA 2018

“TAHUN PERSATUAN”

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

“AMALKAN PANCASILA: KITA BHINNEKA, KITA INDONESIA”

1. Bentuk oval adalah simbol dari ikatan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kokoh-kuat. Pelbagai unsur dalam konfigurasi oval membentuk: a) telur yang telah pecah menetas sebagai tanda kebangkitan bangsa Indonesia yang bersatu dan siap mengalahkan pelbagai kepentingan yang hendak memecah-belah; b) Siluet Bunda Maria yang mendekap burung Garuda menjadi simbol penyertaan dan doa-restu St. Maria, Bunda Segala Suku bagi NKRI yang berlandaskan Pancasila.
2. Garis silang warna kuning emas yang melintas di bagian atas, selain menjadi simbol garis khatulistiwa, juga menjadi tanda Salib sebagai bentuk kehadiran Tuhan yang telah memberikan pelbagai anugerah, memberkati, membimbing, dan menuntun perjalanan NKRI.
3. Bagian paling atas setengah lingkaran konfigurasi oval berwarna hijau merupakan representasi dari pohon beringin, lambang sila ketiga Pancasila yang menjadi fokus pastoral evangelisasi 2018, yaitu menghayati dan semakin mewujudkan serta menguatkan nilai-nilai “Persatuan Indonesia” di tengah masyarakat.
4. Di bawah setengah lingkaran hijau ada bagian berwarna merah dan putih yang menandakan warna bendera Indonesia dengan pulau-pulau berwarna warni untuk mengingatkan kita betapa luasnya tanah air Indonesia dengan 17.508 pulau dan dengan beragam kekayaan alam serta budayanya.
5. Siluet putih kepala burung Garuda menandai Dasar Negara yang mengikat pelbagai keragaman Indonesia.
6. Dua tangan dengan warna yang berbeda dan saling menggenggam adalah simbol semangat pelbagai komponen bangsa lintas budaya, suku, adat-istiadat, agama, dan golongan untuk bersatu dan bekerja sama membangun negeri ini dengan rasa, cipta, cinta kasih, karsa, dan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
7. Di sekeliling konfigurasi oval terdapat tulisan tema Tahun Pastoral Evangelisasi 2018 “AMALKAN PANCASILA: KITA BHINNEKA, KITA INDONESIA” dilengkapi bendera Merah Putih yang berkibar dan Garuda Pancasila. Tulisan “AMALKAN PANCASILA” abu-abu sebagai warna permanen bermakna komitmen dan ketetapan hati. Tulisan “KITA” berwarna hijau mengandung semangat menjaga keutuhan ciptaan. Tulisan “BHINNEKA” berwarna-warni sebagai simbol keberagaman. Tulisan “KITA INDONESIA” berwarna merah menandai semangat keberanian untuk bersatu-padu mempertahankan NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.

Demikianlah filosofi atau makna tema Pastoral Evangelisasi 2018 KAJ.

 

RESMI! Ini Pemenang Lomba Desain Logo Tema Pastoral-Evangelisasi 2018 Keuskupan Agung Jakarta

image description

image description

Dalam rangka persiapan Tahun Pastoral –Evangelisasi 2018 yang memiliki tema “Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia” maka KAJ telah mengadakan Lomba Desain Logo. Lomba ini diikuti oleh lebih dari 30 peserta.

Adapun pemenangnya adalah Andi Suciadi dari Paroki Tangerang, Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB).

KAJ mengucapkan terimakasih kepada semua peserta yang terlibat dalam lomba logo tahun ini. Kami berharap tahun depan tetap bersedia untuk turut serta dalam lomba logo berikutnya. Dan proficiat bagi pemenang Lomba Logo kali ini.
File Highresolution untuk didownload akan segera kami upload di web ini agar bisa digunakan untuk dicetak. (*)

Pemenang Lomba Cipta Lagu Perkawinan 2017


1. Kategori Lagu Pembuka :
“Menuju Altarmu”
karya Andreas Wahyudi.

2. Kategori Lagu Persembahan :
“Kami Membawa Roti dan Anggur”
karya F. Onggo Lukito
3. Kategori Lagu Berkat Orangtua :
“Ayah Bunda”
karya : Ata Kapitan
4. Kategori Lagu Berkat Perkawinan :
“Curahkan Rahmat, Limpahkan Berkat”
karya : C. B. Hardjowiyono
5. Kategori Lagu Komuni :
“Santapan Surgawi”
karya A. Glenn Lerrick
6. Kategori Lagu Penutup :
“Teladan Bagi Sesama”
karya F. A. Wisnu Wirawan.

SURAT GEMBALA HARI PANGAN SEDUNIA 2017 bersama Uskup Agung Jakarta Mgr. I. Suharyo

SURAT GEMBALA HARI PANGAN SEDUNIA 2017 bersama Uskup Agung Jakarta Mgr. I. Suharyo
Tema:
“MAKIN BERGIZI, HIDUP MAKIN BERKUALITAS”
by. Komisi Komsos Keuskupan Agung Jakarta
www.kaj.or.id
www.fb.com/KeuskupanAgungJakarta

Bertemu Uskup Agung Jakarta, Ketua MPR: Merah Putih Kita Sama

Jumat, 6 Oktober 2017 | 11:38 WIB
Jakarta – Ketua MPR Zulkifli Hasan menemui Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua Wali Gereja Indonesia (KWI) Uskup Mgr. Dr. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo. Acara berlangsung di Wisma Agung Katedral, Jakarta, Kamis (5/10).
Ketua MPR Zulkifli Hasan menjelaskan, silaturrahmi ini merupakan komitmennya untuk merajut kembali persaudaraan sesama anak bangsa
“Di atas semua perbedaan, Merah Putih kita tetap sama. Saya dan Uskup Mgr Suharyo sepakat untuk menjahit kembali merah putih kita yang belakangan ini terancam koyak karena saling curiga,”
Zulkifli Hasan meyakini semua perbedaan bisa diselesaikan dengan cara cara asli Indonesia yakni dialog dan musyawarah mufakat.
“Jika ada perbedaan mari kita selesaikan dengan cara Indonesia yakni dengan silaturrahim, bertemu, dan berdialog. Bicara dari hati ke hati sebagai saudara,
Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo menyampaikan terima kasih atas kunjungan Ketua MPR Zulkifli Hasan.
“Indonesia ini luas dan beragam. Kami bersyukur Ketua MPR Pak Zulkifli Hasan bisa berdiri untuk semua golongan. Seperti beliau katakan, kebersamaan itu penting untuk kemajuan bangsa,”
“Kekompakan harus kita jaga, termasuk TNI dan Polri harus kompak demi merah putih,” ujarnya.
Uskup Agung Ignatius Suharyo juga menyampaikan beberapa poin yang menjadi kesepakatan bersama diantaranya komitmen pemerataan dan mengurangi kesenjangan
“Kami sepakat kesejahteraan harus untuk semua. Kami juga prihatin dengan demoralisasi dan lunturnya nilai nilai. Mari semua anak bangsa apapun latar belakangnya bersatu untuk terus berbenah,” tutupnya. (mpr.go.id)

BKS 2017 dan Perayaan HUT 15 Tahun PDPKK St Fransiskus Asisi Taman Anggrek


Dalam rangka Bulan Kitab Suci 2017 dan Perayaan HUT 15 Tahun PDPKK St Fransiskus Asisi, Taman Anggrek.
Kami mengundang umat untuk menyambut Bulan Kitab Suci 2017 dengan pertemuan setiap hari Kamis bersama Romo-romo dan Bruder dari Keuskupan Agung Jakarta setiap Kamis jam 19:30 (Tepat) pada tanggal 31 Agustus, 7 September, 14 September dan penutupan tanggal 28 September 2017.
Kegiatan ini memiliki tema yang berbeda-beda setiap minggunya dengan jadwal dan tema sebagai berikut:
Pertemuan Pertama
Kamis, 31 Agustus : Kabar Gembira & Teknologi
bersama Rm. Harry Sulistyo Pr.
Pertemuan Kedua
Kamis, 7 Sep : Kabar Gembira Berhadapan dengan Materialisme
bersama Bruder Petrus
Pertemuan Ketiga
Kamis, 14 Sep : Kabar Gembira Berhadapan dengan Individualisme
bersama Rm. Fransiskus Sare Pr.
Pertemuan Penutup dan Misa Syukur HUT PDPKK 15 Tahun.
Kamis, 28 Sep :
“Bertumbuh Dalam Pelayanan” dan
Kabar Gembira Berhadapan dengan Hedonisme
bersama Rm. Alfons O.Carm dan Nikita
Kegiatan ini diadakan di Ruang Anggrek 1 Mall Taman Anggrek, naik ke L7 melalui lift di belakang Mango/samping Gramedia/Metro.
Marilah hadir bersama-sama dan berpartisipasi. Tuhan memberkati Anda dan Keluarga.
Tanpa Tiket dan Gratis. Umat diundang untuk langsung datang dan hadir pada acara ini tanpa dipungut biaya.
Mohon bantuannya juga untuk menginformasikan kegiatan ini kepada keluarga, sahabat, rekan dan lingkungan masing2, agar menjadi berkat untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: https://www.fb.com/StasiStFransiskusAsisi/
Terima kasih.
 

Terbaru

Populer