Home Blog Page 37

RENUNGAN HARIAN 5 APRIL 2023, Rabu dalam Pekan Suci

www.nelsonsamosir.com

Bacaan I : Yes 50: 4-9a
Mazmur Tgp : Mzm 69: 8-10.21bcd-22.31.33-34
Injil : Mat 26: 14-25


“Pengorbanan vs Mengorbankan”



Mari kita melihat perbedaan sikap antara Yudas Iskariot dan Yesus Kristus. Dalam Injil kita membaca tentang Yudas yang sedang bernegosiasi dengan imam-imam kepala untuk menjual Yesus. Kesepakatan di antara mereka adalah tiga puluh uang perak. Kemudian, mereka mencari kesempatan untuk dapat menangkap Yesus. Cerita beralih kepada Yesus yang sedang makan bersama dengan para murid-Nya. Dalam makan bersama itu, Yesus berkata bahwa Ia akan diserahkan kepada imam-imam kepala oleh seorang murid-Nya. Tetapi, sikap Yesus adalah menerima peristiwa tersebut sesuatu dengan nubuat.

“Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus”


Kita bisa melihat dua situasi dan sikap yang berbeda antara Yesus dan Yudas Iskariot. Yudas Iskariot „menjual“ Yesus dan bersekongkol dengan imam-imam kepala. Ia ingin mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Dengan tega hati, ia mengorbankan Yesus demi keuntungan pribadinya. Sikap ini sangat kontras dengan sikap Yesus. Yesus dengan sadar dan bebas memutuskan untuk siap dan rela hati menerima penderitaan. Yesus tidak mengorbankan orang lain untuk keuntungan diri-Nya, sebaliknya Dia mengorbankan diri-Nya sendiri demi keselamatan orang banyak dan penggenapan nubuat.

Kita mungkin kerap bertanya, bagaimana kita menjadi pribadi yang Bahagia? Atau bagaimana kita mendapatkan keinginan kita? Tentu hal ini menjadi dorongan dan motivasi agar hidup kita menjadi lebih baik. Namun, kita perlu menyadari cara dan tujuan dari kebahagiaan itu. Apakah hal tersebut baik hanya untuk diriku dan merugikan orang lain? Apakah kita dengan tega hati mengorbankan orang lain demi kesenangan pribadi? Atau sebaliknya, kita sedang berusaha untuk mewujudkan kebaikan hidup bersama? Belajar dari Yesus Kristus, pengorbanan adalah kerelaan dan kebebasan hati untuk memberikan diri demi kebaikan hidup bersama.

Tuhan memberkati.

AL

RENUNGAN HARIAN 4 APRIL 2023, Selasa dalam Pekan Suci

Yesaya 49:1-6
Injil Yohanes 13:21-33.36-38

YANG DUDUK DEKAT, BERKHIANAT

Drama terjadi di seputar perjamuan terakhir Yesus dengan para murid-Nya. Dalam percakapan, Yesus membuat pernyataan mengejutkan. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku”. Semua saling pandang, tidak ada yang mengaku, bahkan pretensi untuk menuduh. 

Petrus, yang duduk di seberang depan memberi isyarat kepada Yohanes supaya Yesus memberitahu siapa orangnya. Yohanes duduk di sebelah kanan. Sedang Yudas di sebelah kiri-Nya.

“Dia adalah orang, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya”.

Yudas Iskariot menerima juga dari Yesus Roti yg dicelup Anggur. Tapi, Yudas kerasukan iblis.

Tuhan tidak melarang pun tidak mencegah apa yang mau diperbuat Yudas. Dengan segala kebebasannya, Yudas dibiarkan untuk memilih. Dan Yudas melakukan apa yang menjadi pilihannya. Suara Tuhan begitu lirih sehingga tidak ada murid lain yang mengerti apa maksud Yesus menyuruh Yudas melakukan apa yang harus diperbuat saat itu. Perjamuan belum selesai tapi Yudas sudah pergi lebih dulu. 

“Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot”

Petrus, kemungkinan pindah tempat. Dari seberang, ia duduk di tempat kosong yang ditinggalkan Yudas. Tempat duduk itu sangat “panas”. Bekas duduk Yudas yang pergi, kerasukan iblis dan berkhianat. Maka Petrus bisa berbicara kepada Yesus – tanpa harus memberi isyarat. Ia berjanji untuk mengikuti-Nya ke mana pun Yesus pergi – juga kalau harus pergi menyambut kematian bersama-Nya. 

Lantas, Yesus menguak fakta menyakitkan. Petrus akan menyangkal-Nya tiga kali. Yang duduk paling dekat dengan-Nya justru yang mengkhianati dan menyangkal-Nya. Yang berjanji mau mati bersama-Nya malah yang akan menyangkal-Nya.

Yang disayang, melukai.

Yang berjanji, menyangkal. 

Kepada murid itu, Simon Petrus memberi isyarat dan berkata, “Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya”

Setiap orang bisa mendekat kepada Yesus. Siapa saja. Duduk dekat-Nya, mendengar setiap perkataan-Nya. Tapi, orang yg sama bisa menjadi orang yang menyangkal-Nya bahkan mengkhianati-Nya. Itulah manusia. Realita. 

Apakah Tuhan Yesus marah dengan itu? Tidak. Dia menghargai pilihan bebas kita. 

Karena yang paling penting adalah tindakan apa yang kita ambil setelah itu. 

Memohon pengampunan dan bertobat seperti Petrus, atau 

… kita tau apa yang terjadi pada Yudas Iskariot. 

Jadi kamu gimana?

RA

 

 

RENUNGAN HARIAN 3 APRIL 2023, Senin dalam Pekan Suci

Yesaya 42:1-7

Yoh 12:1-11

 

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang.

 

Peribahasa Indonesia ini bicara tentang manusia akan dikenal dan dikenang sampai mati dari perbuatannya yang baik ataupun yang buruk. Ya, kita bicara tentang kenangan.

Maria—dalam bacaan hari ini—mengurapi kaki Yesus dengan minyak yang mahal harganya. Yesus mengatakan ini sebagai bentuk kenangan hari penguburanNya.

Yesus pun memberikan banyak tanda dan kenangan selama kehadiranNya di dunia dan khususnya di pekan suci ini. Kenangan Yesus adalah kehadiranNya yang penuh cinta dan pengorbanan. Ia tidak mengorbankan orang lain, tetapi ia mengorbankan diriNya untuk kita semua.

Lalu, apa yang mau kita lakukan hari ini dan ke depan? Kenangan apa yang mau kita tinggalkan? Apakah perbuatan baik yang menyukakan hati Tuhan dan sesama atau sebaliknya?

Semoga berkat rahmatNya, kita meninggalkan kenangan manis yang menjadi berkat untuk sesama kita. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

YESUS, ALLAH MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA – APA ARTINYA?

Sebuah renungan memasuki Pekan Suci. 

Injil yang dibacakan di Minggu Palma ini diambil dari Matius 27:14:27:66. Di sana ada dua dakwaan bagi Yesus sehingga Ia layak dihukum mati. 

Dakwaan yang pertama adalah “Yesus Raja Orang Yahudi”. Yesus mengaku sebagai raja. Dakwaan ini ditanyakan oleh Pilatus, dan akhirnya ditetapkan dan dipaku di atas kaya salib Yesus. INRI –  Yesus orang Nazaret, Raja Orang Yahudi. Mengapa mengaku raja orang Yahudi pantas mati? Karena Dia menganggap diri-Nya sama dengan Allah. Itu penghujatan. Bagi orang Yahudi, satu-satunya raja mereka adalah YAHWE, ALLAH Abraham Ishak Yakub yang membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, yang membawa mereka ke Tanah Terjanji.

Meski, dulu mereka juga punya raja dari pihak manusia, yakni Saul, Daud dan Salomo. Tapi itu pun karena mereka sendiri yang merengek-rengek kepada Allah, supaya boleh mengangkat seorang raja manusia. Akhirnya terbukti gagal. Setelah Salomo, kerajaan terbagi dua, dan raja-raja berikutnya berbuat jahat di hadapan Allah. Jadi ga boleh ada lagi manusia yang menjadi raja bagi mereka. Raja manusia hanya membawa kekacauan bagi mereka. 

Dakwaan kedua, adalah “Kalau Engkau Putra Allah”. Kalimat ini dilontarkan oleh orang-orang yang menghina Yesus di salib. Reffrainnya selalu begitu, “Jika Engkau Anak Allah, selamatkanlah diri-Mu, turunlah dari salib, minta Allah menyelamatkan-Nya”. Mengaku sebagai Anak Allah – berarti Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah. Lagi-lagi itu penghujatan! Hukumannya mati. Mereka tidak bisa mengerti, bagaimana Manusia menjadi Allah, atau sebaliknya, Allah menjadi manusia itu gimana. Allah ya Allah, manusia ya manusia. 

“KRISTUS YESUS, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” ‭‭Filipi‬ ‭2‬:‭6‬-‭8‬ 


Ide tentang Allah menjadi manusia, atau Allah juga manusia, atau menuhankan manusia atau manusia yang jadi Tuhan merupakan ide yang sulit diterima oleh sebagian orang. Bahkan sampai sekarang. Banyak orang masih sulit menerima Yesus sebagai Allah dan Manusia karena seolah tidak bisa dipersatukan. Padahal ide ini – menurut saya – sangat masuk akal. Ide “menuhankan” manusia sama sekali tidak aneh. 

Dengan menjadi manusia, Allah memuliakan manusia. Mengangkat kembali manusia, yg tadinya telah rusak karena dosa, menjadi mahkluk mulia. Dengan menjadi Manusia, Yesus, Allah, mengajak semua yang percaya kepada-Nya untuk ‘menuhankan manusia’. Kini manusia – sesamamu manusia adalah “Tuhanmu”. Jadi, sebagaimana semua yang kita lakukan bagi Tuhan, itu pula yang kita lakukan bagi manusia. Melayani Tuhan – berarti melayani manusia. Mengasihi Allah dan mengasihi manusia seperti dirimu sendiri. 

Sesama manusia – kita hormati, cintai, layani dengan selayaknya kita hormati, cintai dan layani Tuhan. Manusia. Semua manusia. Juga yang paling hina, dan YANG PALING JAHAT SEKALIPUN. 

Maka segalanya menjadi jelas. Mengapa Yesus diam saja waktu Dia dihina, diolok-olok, diludahi, dicambuk, dipaku pada kayu salib oleh manusia. Meski mereka jahat, mereka adalah manusia. Yesus sedang memuliakan manusia. Saat itu Yesus sedang melaksanakan sabda-Nya sendiri, ““Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” ‭‭Matius‬ ‭5‬:‭44‬ .‭

Puncaknya adalah wafat-Nya di salib. Ia menunjukkan bahwa ““Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” Yohanes‬ ‭15‬:‭13‬.

Manusia adalah sahabat Allah, sahabat sesamanya.

Selamat merayakan Pekan Suci

RA 

RENUNGAN HARIAN 2 APRIL 2023, Minggu Palma

Yesaya 50:4-7

Filipi 2:6-11

Matius 26:14-27:66

 

JER BASUKI MAWA BEYA

Tiap cita-cita ada harganya, kesejahteraan dan sukacita menuntut biaya tertentu. Demikian orang-orang Jawa sudah menyadari makna pengorbanan Kristus.

Biasanya harga atau biaya yang diganti dengan cita-cita harus lebih kurang berharga, kurang bagus atau kurang dianggap penting seperti prinsip ekonomi. Prinsip SURGAWI berbeda.

Penyelamatan total dari Allah tidak pakai perhitungan ekonomi untung rugi. Apakah anda rasakan Allah sendiri hadir, mengambil rupa manusia untuk rasakan kesulitan hidup anda, dan Tuhan Yesus itu BERHASIL hadapi semuanya dengan sempurna.

Ia datang ke Yerusalem dengan rela, mengambil tugas dari Bapa-Nya. Ia memberikan diri-Nya. Itulah harga yang Dia tawarkan. 

 

FE

JADWAL PEKAN SUCI – TRI HARI SUCI 2023 SELURUH PAROKI DI KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

Paroki Tebet St. Fransiskus Assisi

 

 

Paroki Pamulang St. Barnabas

 

Paroki Menteng St. Theresia

 

Paroki Kranji St. Mikael

 

Paroki Kranggan St. Stanislaus Kostka

 

Paroki Kapuk St. Philipus Rasul

 

Paroki Jalan Malang St. Ignatius

 

 

Paroki Jagakarsa Ratu ROsari

 

Paroki Halim Perdanakusuma St. Agustinus

 

Paroki Grogol St. Kristoforus

 

Paroki Duren Sawit St. Anna

 

Paroki Danau Sunter St. Yohanes Don Bosco

 

Paroki Citra Raya St. Odilia

 




 

Paroki Cililitan St. Robertus

 

Paroki Cempaka Putih St. Paskalis

 

Paroki Bintaro St. Matius Penginjil

 

Paroki Bidaracina St. Antonius Padua

 

Paroki Bekasi St. Arnoldus Janssen

 




 

Paroki Villa Melati Mas St. Ambrosius

 

Paroki Sunter St. Lukas

 

Paroki Pulo Gebang St. Gabriel

 

Paroki Pluit Stella Maris

 

Paroki Pejompongan Kristus Raja

 

Paroki Pasar Minggu Keluarga Kudus

PERUTUSAN BARU VIKARIS YUDISIAL KAJ

[real3dflipbook pdf=”https://www.kaj.or.id/wp-content/uploads/2023/04/Personalia-Kuria-KAJ.pdf”]

Yth.
Para Imam, Bruder, Suster
dan seluruh umat
di KAJ

Melalui surat ini kami sampaikan informasi KURIA Keuskupan Agung Jakarta :

Pada hari ini, 1 April 2023, Bp Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup KAJ, membebastugaskan dengan hormat Rm. Purbo Tamtomo, Lic.I.C, Pr sebagai VIKARIS YUDISIAL (VIKYUD) dan anggota Kuria KAJ. Dan mengangkat Rm. Dr. Stefanus Tommy Octora Agung Surya, Pr sebagai VIKARIS YUDISIAL (VIKYUD) yang baru dan anggota Kuria KAJ.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Sekretariat KAJ

 

 

 

 

RENUNGAN HARIAN 1 APRIL 2023, Sabtu Prapaskah V

Yeh 37:21-28
Yoh 11:45-48

 

DIA MATI SUPAYA KITA HIDUP


Kabar tentang Yesus membangkitkan Lazarus dari mati semakin tersebar. Yang melihat langsung kejadian itu menjadi percaya. Bagi imam-imam kepala dan orang Farisi situasi ini adalah ancaman. Akan semakin banyak orang yg percaya kepada Yesus, dan bisa jadi semakin banyak juga meninggalkan ajaran dan tradisi Taurat yg selama ini dijaga dengan ketat. Murtad terhadap Taurat adalah dosa besar. Seperti dulu Allah memakai bangsa Babel untuk menghukum orang Israel yg tidak setia, kali ini Allah juga akan memakai bangsa lain (Roma) untuk menghukum mereka.

“Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya, lalu orang-orang Roma akan datang, dan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” Sejarah kelam bangsa Israel akan terulang. Mereka trauma.

Yesus akan dikurbankan. Dia akan dibunuh untuk menyelamatkan bangsa Israel sehingga trauma itu tidak muncul lagi. Ini dalam arti sebenarnya. Kematian Yesus akhirnya menyelamatkan semua orang, mulai dari murid-murid-Nya yang nanti akan “selamat” kabur saat Yesus ditangkap di taman Getsmani.


Seminggu ke depan kita masuk pada Pekan Sengsara Tuhan. Kita akan dibawa semakin masuk dalam misteri pemberian diri Tuhan. Ia mati untuk semua orang. Dia yg mati supaya kita hidup. Maka hargai hidupmu. Jadikan hidupmu berguna. Jangan sia-siakan hidup yg telah diberikan Tuhan cuma-cuma.


Jadi, kamu gimana?

RA.

RENUNGAN HARIAN 31 MARET 2023, Jumat Prapaskah V

Bacaan:
Bacaan I: Yer: 20:10-13;
Mzm: 18:2-3a,3bc-4,5-6,7;
Bacaan Injil: Yoh: 10:31-42.

 


_Si non facio opera Patris Mei, nolite credere mihi_ ;

”Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah kamu percaya kepada-Ku”.



Almarhum pemimpin negara kita pernah berkata: “Ada empat tipe manusia di dunia ini: tipe yang banyak omong dan banyak kerja; tipe sedikit omong dan banyak kerja; tipe sedikit omong dan sedikit kerja; dan tipe banyak omong dan sedikit kerja. Namun setelah diteliti lebih lanjut, ditemukan adanya tipe yang lain: apa yang diomongkan berbeda dengan apa yang dikerjakan”. Dari pernyataan tersebut bisa kita simpulkan, seseorang bisa disebut benar dan berintegritas bila apa yang dikatakan selaras dengan apa yang dikerjakan.

Konsistensi dalam tutur kata dan karya bukanlah sesuatu yang mudah; sebagaimana dialami oleh Yeremia, dia mengalami banyak tantangan bahkan dari sahabat karibnya sendiri. Kita diajak untuk tidak mengandalkan kekuatan manusiawi belaka, tetapi sungguh mengandalakan Tuhan sebagai pahlawan yang gagah yang senantiasa mendengarkan saat kita berseru kepada-Nya. Itulah sebabnya, kita dipanggil untuk meneladan Yesus yang berani menyesuaikan perkataan dan pekerjaan. Apa yang dikatakan itulah yang dikerjakan. Ada keselarasan yang konsisten pada setiap karya Yesus yang membuat kita berani mengatakan bahwa Dia orang benar.

Seorang mistikus berkata: “Melalui perkataanlah hasil pekerjaan kita akan dinilai dan melalui hasil pekerjaanlah, warta akan Karya Allah menjadi hidup”. Pada saat kita mampu menyelaraskan perkataan dan pekerjaan, kita menampilkan jati diri kita sebagai anak-anak Allah. Dalam menghidupi jati diri sebagai anak Allah, kitapun akan dimampukan untuk menemukan dan memaknai pelbagai pengalaman hidup dalam terang kasih Allah. Sebagaimana Yeremia, melalui penderitaan yang dialaminya, Yeremia justru semakin mengenal siapa Allah bagi dirinya.

Penderitaan hanya menjadi kutuk apabila kita malas untuk menemukan berkat dan makna di balik kesulitan tersebut. Tidak jarang permasalahan hidup menjadi batu loncatan yang memampukan pribadi tersebut menjadi manusia yang lebih baik dan tahu bersyukur. Kitapun diajak untuk berani memaknai setiap moment dari pengalaman hidup kita: baik suka-duka; keberhasilan-kegagalan; tawa canda-air mata; dan mensyukurinya sebagai rahmat yang memurnikan dan mendewasakan kita. Dan semuanya itu kita rangkum dalam bingkai Kasih Allah yang senantiasa menyelamatkan.


AY

RENUNGAN HARIAN 30 MARET 2023, Kamis Prapaskah V

Kej. 17:3-9;
Mzm. 105:4-5,6-7,8-9;
Yoh. 8:51-59.


Besar Karena Janji


Jejak digital memberikan beragam dampak nyata bagi kita. Jangan pernah asal bicara di muka umum. Pikirkan dahulu apa yang hendak disampaikan barulah mengedarkan rekaman itu di media sosial. Dengan mudah, semua orang akan mencari serta mendapatkan apa yang pernah disampaikan di masa lalu. Akan sangat berbahaya, jika kita lalai menepati apa yag pernah kita sampaikan di masa lampau.

Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham. Perjanjian Allah dengan Abraham diperbarui terus menerus. Abraham menjadi nama baru dari Abram. Ia akan menjadi “bapak segala bangsa”(Kej 17:5). Ia akan memperoleh banyak keturunan. Darinya akan muncul para raja dan pemimpin (17:6).


Janji itu bukanlah janji sepihak. Abraham pun punya tuntutan yang sama mewujudkan janji itu. Ia dan keturunannya harus memegang perjanjian itu (17:9). Allah berjanji, ia pun menepati. Di balik janji, ada pengakuan. Allah mengakui kita umatNya, kita mengakui Allah sebagai Tuhan kita. Allah kita besar karena janji yang ditepati dalam hidup kita.

Lalu?
Dalam rangkaian perayaan paskah nanti, kita akan kembali memperbarui janji Baptis di malam paskah. Kita kembali akan sungguh mengakui Dia sebagai penyelamat manusia. Sudahkah kita mempersiapkan diri?

PHW

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?