Home Blog Page 25

RENUNGAN HARIAN 11 JULI 2023, SELASA BIASA XIV

Matius, 9 32-38, SELASA BIASA XIV, 11 JULI 23

Matius, 9:32-38: TERGERAKKAH HATIMU?

Menangis, tertawa, kecewa dan sedih. Pengalaman ini pasti sering dialami. Apalagi gagal menggapai satu harapan dan cita-cita. Tentu kecewa. Bicara tentang perasaan memang datang tanpa diundang. Selalu saja ada nilai lebih di balik kisah hidup yang dialami.

Yesus iba dengan banyak orang yang mengikuti-Nya. Mereka ibarat domba tanpa gembala. Ada kerinduan yang besar untuk mendengarkan Yesus. Justru kehadiran-Nya membawa sukacita yang besar.

Yesus peduli dan memberi kekuatan bagi mereka untuk bangkit dari gelapnya hidup yang meresahkan. Kecemasan yang mengalir tanpa henti. Kerapuhan yang hadir tanpa ada kata akhir.

Kita pun diberi tanggungnjawab untuk berjalan bersama. Meringankan beban bagi yang tak mampu dipikul. Berbagi kisah untuk dia yang gelap dalam menyibak satu langkah untuk maju. Gerakkan hatimu dan bersedia untuk melangkah bersama.

Sebarkan aura positifmu bagi orang yang Anda jumpai. Tak semua orang menyukaimu tapi tetaplah berlaku demikian. Ibarat bunga yang tetap berbagi aroma bagi tangan yang memetik kuntumnya. Tetaplah berlaku demikian. Namamu akan tetap hadir di hati banyak orang.

RENUNGAN HARIAN 10 JULI 2023, Senin Biasa XIV

Kej 28:10-22a

Mat 9:18-26

THANK GOD IT’S MONDAY!


Mengapa Kitab Suci mengisahkan Tuhan menjumpai orang pilihannya dalam tidur, lewat mimpi? Sebut saja Yakub dalam Kej 28:10-22a. Siapa lagi? Ada Yusuf anak Yakub. Ada juga Yusuf suami Bunda Maria. Bahkan, sekarang ngetrend patung St Yusuf tidur. Apa maksudnya?

Kita bisa sadari bahwa tidur adalah saat di mana seorang itu paling rapuh dan lemah. Kalau dalam perang jaman dahulu, serangan di malam hari akan membuahkan kemenangan besar karena lawan dalam keadaan lemah. Tidur adalah keadaan paling tidak berdaya karena kita tidak memiliki kesadaran penuh akan yang terjadi.

Persis pada saat ini juga, dalam tidur, Allah menyatakan diri-Nya. Allah ingin menyentuh bagian terapuh dari diri kita. bahkan, dalam kerapuhan itu, karya besar Allah dinyatakan dan misiNya diungkapkan. Nah, kini bukan saatnya meratapi kerapuhan dan kelemahan kita, tetapi melihat itu cara Allah menyapa kita.

Semoga makin berani menerima kelemahan diri dan kenali Tuhan hadir dalamnya. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 9 JULI 2023, Minggu Biasa XIV

Zakaria 9:9-10

Rm 8:9.11-13

Mat 11:25-30

MENYERAH KEPADA ALLAH

Sikap menyerah biasa diartikan sebagai kalah. Setelah berjuang, berusaha, mengerahkan segala cara tapi hasilnya jauh dari yang kita harapkan. Lalu kita memilih menyerah. Yang sudah terjadi biar terjadi. Yang tak bisa diubah biarkan seperti itu. Ini bisa menjadi pilihan sulit, jika kita tidak pernah mengalami kegagalan. Atau, sepanjang hidup kita berpikir harus sukses, harus berhasil.

Dalam hidup, seringkali terjadi kita dibawa masuk ke dalam pengalaman itu. Pengalaman di mana akhirnya kita “dipaksa” untuk menyerahkan diri kepada Allah. Apa yang kita inginkan tidak terjadi. Apa yang kita usahakan tidak berhasil. Sebaliknya, yang tidak disangka-sangka malah datang. Terkadang kita ingin memaksakan itu, tapi yang terjadi malah stress dan uring-uringan.

Nubuat Zakaria hari ini menyatakan, Tuhan datang sebagai raja yang hendak menaklukan hati setiap manusia. Ia datang tidak dengan kekerasan tetapi dengan kelemahlembutan. Ia datang membawa damai kepada bangsa-bangsa.

“Ia akan memusnahkan kuda-kuda dari Yerusalem, busur perang ia lenyapkan”. Kuda dan busur perang adalah simbol hati yang keras, hati yang penuh perlawanan, ingin menang dan tidak mau kalah.

Terhadap Allah, kita harus menyerah dan kalah. Berusaha menang melawan Allah hanya berakhir pada kehancuran dan kebinasaan. Anda tentu tau, siapa ciptaan Allah yang selalu melawan, mau menjadi nomor satu, menolak tunduk kepada Allah dan ingin menjadi seperti Allah. Akhirnya mereka masuk ke dalam jurang kebinasaan.

Bacaan Injil hari ini diambil dari Injil Matius. Ada dua pesan yang diungkapkan Yesus. Pertama, Yesus bersyukur karena misteri Kerajaan Allah dinyatakan kepada orang kecil. Mereka yang sederhana, rendah hati dan mau menyerahkan hatinya kepada Allah. Bukan kepada orang bijak dan orang pandai – yang seringkali “gelasnya” sudah penuh dan sulit untuk menerima kebijaksanaan-kebijaksanaan baru. Kedua, Yesus mengajak siapapun untuk datang kepada-Nya. Menyerahkan diri kepada-Nya. Di sana kita mendapat ketenangan. Pikullah kuk-Nya, jangan menolak apalagi melawan. Sebab enaklah kuk-Nya, dan ringan beban-Nya. Belajarlah dari Yesus, bagaimana Ia menghadapi semuanya.

Menyerah kepada Allah adalah sikap terbuka kita menerima Allah tinggal di dalam hati kita. Kita tidak hidup menurut daging – yang selalu ingin dipuaskan keinginannya – tapi hidup menurut Roh Allah. Bukan lagi kita yang hidup, tapi Kristus yang hidup dalam diri kita. Kata Paulus kepada jemaat di Roma, “Tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup”.

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 8 JULI 2023, Jumat Biasa XIII

WARTAKAN SUKACITA



Persis kemarin, Kamis 6 Juli saya diundang memberi ibadah di instansi pemerintah. Seorang petugas menemani saya dan ditawari kudapan ringan jawabnya: “terimakasih komandan saya puasa Senin-Kamis.” Beberapa kali dalam pertemuan dengan kenalan ada yang saya ketahui juga punya kebiasaan demikian, puasa Senin-Kamis. Menarik sekali sang komandan kemudian menyahut, “saya juga gemar puasa dengan menunda makan pagi dan olahraga setelah makan malam, badan jadi segar.”

Kisah puasa seperti itulah yang nyaman di dengar. Semua hikmah kembali untuk kebaikan diri sendiri, tidak memaksa orang lain dan tidak menghakimi orang yang tidak puasa.

Yesus mengundang kita memberitakan kabar sukacita. Membuat orang berbahagia mendengar sabda Allah. Apakah kita sudah membuat orang lain nyaman dengan kisah-kisah yang kita sampaikan?

FE

RENUNGAN HARIAN 7 JULI 2023, Jumat Biasa XIII

Jumat biasa pekan-13 (H)
Jumat, 07 Juli 2023.

Bacaan:
Bacaan I: Kej 23:1-4.19; 24:1-8.62-67;
Mzm 106:1–2.3–4a.4b–5;
Bacaan Injil: Mat 9:9-13.

Non est opus valentibus medicus, sed male habentibus. Euntes autem discite quid est: Misericordiam Volo, et non sacrificium. Non enim veni Vocare justos, sed peccatores ; “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”.

Tidak sedikit orang yang memandang rendah sesamanya yang dicap berdosa. Mereka merasa dirinya jauh lebih baik dibanding yang lain. Mereka lupa bahwa tidak ada orang yang luput dari dosa dan kesalahan. Pada saat kita memandang rendah sesama, maka kita akan kesulitan dalam mempercayakan diri kepada mereka. Sehingga kita akan terkucil dan merasa hidup sendiri. Berbeda bila kita mau memandang sesama secara setara. Kita bisa saling membantu dan melengkapi dengan dasar kasih. Sebagaimana Abraham yang hidup di dalam kasih Allah.

Berkat kasih, Abraham tetap memperjuangkan makam bagi Sara dan meminta bantuan pelayannya untuk mencarikan istri bagi anaknya. Berkat kasih, Ishak setia menantikan calon istrinya. Berkat kasih, Ribka mempercayai dirinya kepada pelayan agar dapat bertemu pujaan hati. Kasih menjadi kunci dalam mengusahakan hal yang terbaik bagi sesama yang mempercayakan dirinya kepada kita. Maka kita dipanggil untuk berani melakukan pekerjaan yang biasa dengan kasih yang luar biasa. Kasih yang total yang terungkap dalam setiap aktifitas yang kita lakukan, pasti akan menyadarkan tiap orang akan Karya Allah yang menyempurnakan pekerjaan tersebut.

Belas kasih jauh lebih bermanfaat dan berdaya guna dibanding persembahan harta benda. Belas kasih melampaui kematian, sedang harta tidak dapat dibawa mati. Itulah sebabnya Yesus menyatakan: “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”. Hanya ketika berani mengaku bahwa kita adalah orang berdosa, barulah kita dapat memahami belas kasihan Allah yang menyelamatkan. Dan hanya dengan begitu kita akan berbelas kasih dan bersolider kepada sesama yang berdosa terhadap kita.

AY

Drama Musikal “Sepasang Mata” – 29 Juli 2023

RENUNGAN HARIAN 6 JULI 2023, Kamis Biasa XIII

===================
Hari Biasa Pekan XIII (H)
Kej. 22:1-19; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9;
Mat. 9:1-8.

Allah Menyediakan

Salah satu bagian menarik dari pertunjukkan sirkus adalah menyaksikan ketangkasan orang yang berjalan di atas seutas tali. Di atas ketinggian, mereka menyebrang dari satu titik ke titik lainnya. Di atas selembar tali tambang mereka menyebrang. Sebatang tongkat panjang menjadi penyeimbang. Meski takut mereka tetap melangkah. Di bawah mereka terhampar jaring pengaman yang kuat dan lebar. Meski jatuh, mereka tetap terlindungi. Mereka bisa bangkit lagi dan mencoba hingga berhasil.

Kisah persembahan Abraham merupakan kisa yang sangat indah untuk direnungkan. Abraham diuji Allah untuj melepaskan anaknya yang merupakan bagian dari janji harapannya. Di usianya yang sudah tua, ujian itu datang kepadanya. Abraham tetap melakukan apa yang dikehendaki Allah. Ia mempersiapkan persembahan itu dengan baik. Dengan penuh keyakinan pula ia berani mengatakan “ Allah menyediakan..” kepada Ishak anaknya yang akan menjadi kurban( kej 22:8). Abraham percaya Allah menyediakan jaring keselamatan untuk mereka.

Lalu?
Tetap percaya kepada Allah kendati apa yang dikehendaki sulit dipahami. Untuk itu, tetap mendekatlah pada penyedia kehidupan.

Sony pr

RENUNGAN HARIAN 5 JULI 2023, Rabu Biasa XIII

Bacaan I : Kej 21: 5.8-20
Mazmur Tgp : Mzm 34: 7-7.10-11.12-13
Injil : Mat 8: 28-34


“Membukakan Jalan bagi Orang Lain”



Mungkin, ketika masa kecil, kita sering ditakut-takuti oleh orang lain akan suatu tempat, sikap atau orang tertentu. misalnya ungkapan “awas lho! nanti…..“, “hati-hati loe, nanti…“ yang disertai dengan gestur yang menakut-nakuti. Ungkapan-ungkapan ini membatasi diri dan menjadi peringatan yang berlebihan. Tak hanya itu, peringatan yang berlebihan ini akan membuat kita menjadi khawatir berlebihan sehingga membuat kita sulit untuk maju atau berkembang.

Dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan dua orang yang kerasukan setan di daerah orang Gadara. Jalan di daerah tersebut jarang dilalui orang karena mereka takut. Mereka yang hendak melewati jalan tersebut harus menerima resiko besar karena ancaman dua orang tersebut. Yesus datang ke tempat itu dan menyembuhkan mereka. Tidak hanya memberi kesembuhan, Yesus menyucikan jalan dari ancaman setan, membuka jalan bagi semua orang dan menghilangkan resiko besar yang ada.

Kita semua dipanggil untuk memiliki sikap seperti Yesus, yaitu mempermudah jalan bagi orang lain untuk bertumbuh. Kadang kita ingin memberikan peringatan bagi orang lain tetapi karena terlalu berlebihan malah membuatnya menjadi takut. Pengalaman hidup kita bisa menjadi modal untuk mengajarkan dan membantu orang lain untuk tumbuh-kembang yang baik. Maka, kita belajar dari Yesus untuk membantu orang mendapatkan hidup yang lebih baik dan membukakan jalan bagi mereka.

Tuhan memberkati.
AL

RENUNGAN HARIAN 4 JULI 2023, Selasa Biasa XIII

Kej 19:15-29

Matius 8:23-27

PERCAYALAH, IA PASTI MENOLONG

Lot dan para murid sedang berada dalam situasi mencekam. Dan Tuhan datang menolong mereka.

Lot dan keluarga diperintahkan Tuhan untuk segera pergi dari Sodom. Sebab Tuhan akan membinasakan kota itu karena kedurjanannya. Perintah Tuhan untuk lot sangat jelas. Larilah, selamatkan dirimu, jangan menoleh ke belakang. Larilah ke pegunungan supaya tidak binasa. Lot sempat tidak percaya dan melakukan penawaran untuk lari ke kota Zoar yang lebih dekat. Dan Tuhan mengabulkan permohonannya. Namun sayang, istri lot melanggar perintah Tuhan. Ia menoleh ke belakang dan berubah menjadi tiang garam.

Para murid terombang-ambing sendirian di tengah danau dikacaukan oleh angin ribut. Yesus datang menenangkan para murid yang kurang percaya. Yesus juga menenangkan angin ribut sehingga danau menjadi reda. Ia ingin kita tetap percaya kepada-Nya, juga ketika dalam situasi angin ribut yang menakutkan.

Dalam pengalaman hidup, bisa jadi kita masuk dalam peristiwa yg membuat kita takut, gentar dan menjadi kurang percaya. Iblis memang menghendaki itu. Membuat kita takut, tidak percaya dan kehilangan iman. Tidak lagi mau percaya akan Tuhan. Dan akhirnya kita binasa karenanya.

Jadi kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 3 JULI 2023, Pesta St Thomas Rasul

Ef 2:19-22

Yoh 20:24-29

THANK GOD IT’S MONDAY!
Pesta St Thomas Rasul


Scio cui credidi. Ada yang tahu artinya? Almarhum Bapa Uskup Leo Soekoto, Uskup Agung Jakarta, memilih kalimat ini jadi moto tahbisan uskup. Artinya, aku tahu kepada siapa aku percaya. Maksudnya apa? Dalam hidup harian, kita percaya seseorang karena kita tahu dan mengalami perjumpaan dengan orang itu. Kita percaya patner kerja karena kita tahu dan berjumpa dengannya. Kita percaya pada bank, karena akuntabilitasnya. Kita percaya pasangan hidup kita karena kita tahu dan mengalami hidup bersama dengannya.

Lalu, kalau kita percaya sama Tuhan, apa ukurannya? Bapa Uskup Leo mengingatkan kita tentang perlunya untuk membuka diri pada Tuhan dan terus mengenali-Nya. Bukan hanya buka mata, tetapi buka telinga dan hati untuk mengenali diri-Nya tiap hari. Bisa lewat Kitab Suci, perayaan ekaristi, doa pribadi, renungan harian, dan olah hidup rohani kita.

Semoga makin berani berkata, scio cui credidi. Aku tahu kepada siapa aku harus percaya. Ya kepada Dia yang tidak pernah meninggalkan kita. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?