Home Blog Page 20

RENUNGAN HARIAN 26 AGUSTUS 2023, SABTU PEKAN BIASA KE-20 (XX)

Rut 2:1-3.8-11;4:13-17

Matius 23:1-12

 

IKUTI NASIHATNYA
ABAIKAN KELAKUANNYA

Dalam kehidupan nyata, kita sering jumpa kelakuan orang dengan pribadi terpecah atau somplak. Pengemudi motor yang zigzag selalu potong jalan orang, saat kita maju dia teriak “hoi sabar!” Padahal dirinya yang lakukan tindakan menang sendiri. Orang dengan pribadi somplak, selalu mau menang sendiri dan meminta yang lain memakluminya, sering kita temui memancing emosi kita.

Yesus mengundang kita pada tingkah kesalehan yang tinggi, meminta kita turuti nasehat orang farisi dan ahli taurat tapi jangan contoh perbuatannya. Ini sama saja dengan perjuangan kita tetap disiplin penuh kasih dalam hidup bahkan saat berhadapan dengan pribadi somplak macam orang farisi.

Mereka tidak perlu dinasehati, nasehat sudah penuh di kepala mereka dan mudah keluar dari mulutnya karena batinnya sudah tertutup, tak bisa serap satupun nasehat. Batinnya egois dan merasa selalu benar. Maka kita yang waras memang harus maklum akan kelakuan mereka.

Bukankah kita yang pasti masuk surga?

FE

RENUNGAN HARIAN JUMAT, 25 AGUSTUS 2023 “Keputusan yang didasarkan pada Kasih”

RENUNGAN HARIAN JUMAT, 24 AGUSTUS 2023, Keputusan yang didasarkan pada Kasih, Rut 1:1.3-6.14b-16.22, Mat 22:34-40, renungan katolik, renungan harian katolik, renungan kristiani, jumat biasa xx

Jumat biasa pekan ke-20 (H)
Jumat, 25 Agustus 2023.

Bacaan:
Bacaan I: Rut 1:1.3-6.14b-16.22;
Mzm 146:5-10;
Bacaan Injil: Mat 22:34-40.

Diliges Dominum Deum tuum ex toto corde tuo, et in tota anima tua, et in tota mente tua et diliges proximum tuum, sicut teipsum_ ; “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.

Dalam situasi sulit, tidak jarang seseorang mengambil keputusan pribadi yang dirasa menguntungkan dirinya dan sesama sekitar. Inilah keputusan yang dipilih oleh Orpa, dia memilih untuk kembali ke kampung halamannya dan meninggalkan Naomi, ibu mertuanya. Pilihan Orpa ini masuk akal dan sesuai dengan perhitungan manusiawi.

Namun ada pula, pribadi-pribadi yang tidak melulu mendasarkan pilihan pada pertimbangan duniawi saja, melainkan digerakkan oleh Kasih. Sebagaimana Rut yang tetap memilih setia mengikuti Naomi, mertuanya.

Keputusan ini didasarkan pada Kasih, yang bukan sekedar perhitungan manusiawi melainkan memiliki unsur ilahi. Pilihan inilah yang membuat Rut pantas dimasukan dalam sejarah keselamatan manusia. Melalui keturunan Rut inilah, hadirlah Raja Daud dan Yesus Kristus, Juru Selamat kita.

RENUNGAN HARIAN JUMAT, 24 AGUSTUS 2023, Keputusan yang didasarkan pada Kasih, Rut 1:1.3-6.14b-16.22, Mat 22:34-40, renungan katolik, renungan harian katolik, renungan kristiani, jumat biasa xx

Hal senada diungkapkan oleh Yesus hari ini. Kristus memberikan perintah Kasih kepada kita semua. Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama seperti pada diri sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Hukum kasih ini saling terkait satu sama lainnya.

Kasih kepada Allah nampak melalui kasih kita kepada sesama. Kasih kepada sesama nampak pada bagaimana kita menghargai diri sendiri. Dengan menghargai diri, kitapun mampu mengasihi sesama dengan lebih baik. Dan dengan mengasihi sesama maka kita menunjukkan Kasih kepada Allah.

Perintah kasih ini perlu diwujud-nyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita membina relasi kasih dalam keluarga: pasangan, orang tua, mertua, anak dan menantu. Sebagaimana Rut yang tetap mengasihi Naomi meskipun sudah ditinggal mati oleh suaminya, putera dari Rut.

RENUNGAN HARIAN KAMIS, 24 AGUSTUS 2023, PESTA S. BARTOLOMEUS, RAS (M) “Dulu Sinis, Sekarang Manis”

Pesta S. Bartolomeus, Rasul Martir, Rm Sony Pr, Why.21:9b-14, Yoh.1:45-51

Pesta S. Bartolomeus, Ras (M)
Why.21:9b-14; Mzm. 145:10-11,12-13ab, 17-18; Yoh.1:45-51.

Dulu Sinis, Sekarang Manis

Sikap sinis adalah perilaku yang memandang sesuatu dengan cenderung rendah. Sikap yang diperlihatkan cenderung meragukan kebaikan yang diusahakan atau ditampilkan orang lain. Semua gagasan baik cenderung dimentahkan dengan nada sindiran.

Sinis yang kadang dibarengi sikap masa bodoh merupakan ciri stress (CNN.com , 2015). Sehingga perlu berhati-hati menghakimi mereka yang bersikap sinis. Tidak perlu ditanggapi serius. Mereka yang sini kadang hanya perlu diberi waktu dan didengarkan saja.

Nada Nathanael seperti terdengar sinis. Di saat Filipus sedang begitu semangatnya menceritakan pertemuannya dengan Yesus (Yoh 1:45), Nathanael dengan sinis menjawab “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth” (Yoh 1:46). Filipus tidak terburu-buru menghakimi Nathanael, ia justru memberi ruang bagi Nathanael.

Kebenaran Filipus dipertegas oleh Yesus sendiri. Bahkan Yesus memuji Nathanael sebagai orang Israel sejati (1:47). Sikap Nathanael pun berubah, tidak lagi sinis. Ia menjadi manis di hadapan Allah, ia datang kepada Yesus dan menyembahNya (1:49).

Lalu?
Tak perlu emosi dan berbalik negatif menghadapi mereka yang sinis. Mungkin saja kita diutus menjadi “Filipus” bagi mereka. Tetap tersenyum, niscaya; sinis pun berubah manis. (Sy)

RENUNGAN HARIAN 23 AGUSTUS 2023, RABU BIASA PEKAN KE-20 (XX)

Bacaan I : Hak 9: 6-15
Mazmur Tgp : Mzm 21: 2-3.4-5.6-7
Injil : Mat 20: 1-16a

“Murah Hati: Ruang Cinta Allah untuk Bertumbuh“

Apa itu murah hati? Apakah murah hati sepadan dengan nilai sebuah upah? Injil hari ini berkisah tentang pemilik kebun anggur yang mengajak pengangguran untuk bekerja di ladangnya dan kemudian memberi mereka upah atas kerja mereka. Semua yang bekerja pada hari itu, entah yang terdahulu maupun yang terakhir, mendapat nominal yang sama. Sayangnya, mereka yang terdahulu bekerja kecewa karena upah yang sama dengan pekerja yang datang terakhir.

Sebagai manusia, kadang kita hanya terbatas melihat dari apa yang kita terima begitu saja. Kalau kita memperhatikan perumpamaan dalam Injil, pemilik kebun anggur memberikan pekerjaan bagi orang yang tidak bekerja. Dia memberikan kesempatan untuk bekerja dan memberi upah atas pekerjaannya. Semata-mata, dia tidak hanya melengkapi kebutuhan harian tetapi juga memberi kesempatan bagi pekerja untuk mengaktualisasikan diri.

Hari ini kita belajar bahwa murah hati tidak sepadan dengan sekadar upah yang diterima. Allah sungguh murah hati karena dia tidak hanya melengkapi kebutuhan kita tetapi membuka peluang agar kita berkembang dan berkarya. Sayangnya, kita sering terjebak dengan tolok ukur manusiawi saja. Semoga kita membuka hati dan merasakan kemurahan hati Allah sebagai ruang cinta yang besar untuk tumbuh dalam iman sebagai anak Allah yang baik.

Tuhan memberkati.
AL

RENUNGAN HARIAN 22 AGUSTUS 2023, PERINGATAN St PERAWAN MARIA, RATU

Hak 6:11-24a
Matius 19:23-30

TUHAN MENANTANGMU, BERANI?

 

Gideon, seorang biasa seperti kita. Tetiba disebut sebagai pahlawan oleh Malaikat Tuhan. 

Gideon, mempertanyakan penyertaan Tuhan terhadap bangsanya. Mengapa bangsanya tidak merdeka. Apakah kuasa Tuhan hanya hebat di masa lalu, tidak di masa sekarang?

Gideon, matanya selalu mengarahkan ke luar. Padahal Tuhan sedang mempersiapkan dirinya, dan memanggil dirinya untuk menjadi pembebas. 

Gideon, saat sudah dipanggil pun masih meragukan penyertaan Tuhan. Dia merasa kecil tak berdaya, mana mungkin melawan musuh yang begitu kuat?

“Akulah yang menyertai engkau, sebab engkau akan memukul kalah orang Midian sampai habis”. 

Gideon meminta tanda. Tuhan membakar habis semua persembahan yang disiapkannya. 

Gideon akhirnya percaya. Tapi Tuhan meneguhkan, “Jangan Takut!”

Petrus pun takut. Ia mendengar, bahwa orang kaya pun sukar untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Lalu siapa yang akan diselamatkan?

Petrus telah meninggalkan semua, siapa yang lagi yang dapat menjamin keselamatannya? Di dunia pun di surga kelak?

“Jangan Takut”. Barangsiapa (berani) meninggalkan segala-galanya demi Tuhan akan menerima kembali seratus kali lipat, dan memperoleh hidup yang kekal. 

Kamu pun dipanggil oleh-Nya, untuk menjadi pahlawannya yang berani. 

Kamu pun dipanggil-Nya, untuk meninggalkan segala hal yang selama ini menghalangimu masuk kerajaan surga.

Berani?

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN SENIN, 21 AGUSTUS 2023, PW St. Pius X, Paus, “Baik itu adalah Kualitas yang dimiliki oleh Seseorang”

Hak. 2:11-19, Mat. 19:16-22, PW St. Pius X, Paus, renungan harian, renungan katolik, rm anton baur, St Maksimiliamus Kolbe

THANK GOD IT’S MONDAY!

21 Agustus 2023 – St Pius X

Kata ‘baik’ itu kata sifat yang melekat pada orang atau tindakan tertentu. Baik itu adalah kualitas yang dimiliki oleh seseorang. Baik adalah fokus yang diupayakan oleh hidup manusia.

Jika memang semua orang punya maksud baik dan tujuan baik dalam hidupnya, pasti hidup kita juga baik. Hanya saja, kadang-kadang apa yang kita anggap baik, belum tentu baik untuk orang lain. Apa yang orang anggap baik, belum tentu baik bagi masyarakat.

Lalu bagaimana? Ikutilah peraturan dan perintah yang berlaku dalam masyarakat. Bukan hanya ikuti tetapi juga kritis atasnya apakah memang demi banyak orang atau tidak. Dengan begitu, dengarkanlah suara hatimu untuk bisa jernih melihat yang baik bagi hidup semua orang.

Semoga makin perjuangkan banyak hal baik dalam hidup. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday! (RAB)

RENUNGAN HARIAN 21 AGUSTUS 2023, Peringatan St. Pius X

Hak 2:11-19

Mat 19:16-22

THANK GOD IT’S MONDAY!
21 Agustus 2023 – St Pius X

Kata ‘baik’ itu kata sifat yang melekat pada orang atau tindakan tertentu. Baik itu adalah kualitas yang dimiliki oleh seseorang. Baik adalah fokus yang diupayakan oleh hidup manusia.

Jika memang semua orang punya maksud baik dan tujuan baik dalam hidupnya, pasti hidup kita juga baik. Hanya saja, kadang-kadang apa yang kita anggap baik, belum tentu baik untuk orang lain. Apa yang orang anggap baik, belum tentu baik bagi masyarakat.

Lalu bagaimana? Ikutilah peraturan dan perintah yang berlaku dalam masyarakat. Bukan hanya ikuti tetapi juga kritis atasnya apakah memang demi banyak orang atau tidak. Dengan begitu, dengarkanlah suara hatimu untuk bisa jernih melihat yang baik bagi hidup semua orang.

Semoga makin perjuangkan banyak hal baik dalam hidup. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB



RENUNGAN HARIAN 20 AGUSTUS 2023, MINGGU BIASA KE-20 (XX)

Yesaya 56:1.6-7
Roma 11:13-15.29-32
Matius 15:21-28


KEADILAN ALLAH

Pada minggu-minggu sebelumnya, kita telah kenyang dengan tema KERAJAAN SURGA. Perumpamaan tentang Kerajaan Surga, Yesus yang berubah rupa dalam kemuliaan surgawi  dan Santa Perawan Maria diangkat ke Surga. Maka, pada minggu ini kita masuk pada tema yang lain lagi. Tapi masih berkaitan dengan faktor bagaimana Kerajaan Surga dapat hadir di muka bumi ini. 

Tema itu adalah mengenai KEADILAN ALLAH. 

Sebagai manusia, apa yang kita pahami sebagai keadilan? Sama rata-sama rasa? Setiap orang berhak mendapatkan apa yang menjadi hak sesuai kewajibannya? atau apa? Tentu bicara soal keadilan dalam kacamata manusia kita bisa berdiskusi panjang. 

Yang saya maksud tentang Keadilan Allah di sini juga bukan tentang Allah akan mengadili orang-orang pada zaman akhir nanti – yang benar masuk surga, yang salah masuk neraka. Bukan. Bukan sama sekali. 

Mari kita lihat Sabda-Sabda Tuhan pada hari ini. 

Kitab Nabi Yesaya dalam Bacaan Pertama menyampaikan Firman Tuhan seperti ini, “…sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Sebab Aku akan membawa ke gunung-Ku yang kudus ORANG-ORANG ASING yang menggabungkan diri pada Tuhan untuk melayani Dia dan mengasihi nama-Nya untuk menjadi hamba-hamba-Nya..” Di akhir perikop juga disebutkan, “SEBAB RUMAH-KU akan disebut RUMAH DOA bagi segala bangsa“.

Rasul Paulus dalam bacaan kedua menjelaskan apa itu keadilan Allah. Keadilan Allah adalah kemurahan hati-Nya. Kemurahan bagi bangsa-bangsa yang tidak taat. Karna justru dalam ketidaktaatan mereka, Allah menunjukkan kemurahan-Nya: memanggil mereka untuk menerima kasih karunia dan menjawab panggilan-Nya. 

Tema ini juga ditunjukkan melalui tindakan Yesus terhadap perempuan Kanaan. Yesus berjumpa perempuan ini saat Dia menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.

Tirus dan Sidon terletak di garis pantai Laut Mediterania, sebelah utara Galilea. Anda tentu tau bagaimana pandangan orang-orang Yahudi mengenai orang-orang dari daerah ini. Perempuan Kanaan ini memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang sakit. Ibu ini tau, dia orang asing. Bahkan dia juga sadar sebutan orang-orang yahudi bagi bangsanya.

“Benar, Tuhan, tapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya”.

Tapi itu tak menyudutkan hati Ibu ini. Labeling atau cap yang diberikan kepadanya dan sebangsanya tidak menghalangi dia untuk berharap pada kemurahan Allah yang adil. Kalau Allah adil, maka Rahmat-Nya tidak hanya diberikan untuk segelintir orang saja yang dianggap layak, tapi juga bagi bangsa asing, yang disebut kafir itu. Harapan Ibu ini timbul dari imannya yang sangat besar – demikian ungkapan Yesus. “Hai Ibu sungguh besar imanmu!”. 

Jadi, hari ini saya TIDAK mengajak anda untuk bersikap seperti ibu yang punya iman itu. Tapi, saya ingin mengajak anda untuk sadar – bahwa keadilan Allah yang murah hati harus hadir di bumi ini. Maka kita sebagai anak-anak Allah dipanggil untuk mewujudkan itu. 

Masih banyak sesama kita yang terasing, atau diasingkan, yang butuh pertolongan seraya terus berharap bahwa kemurahan hati Allah mereka rasakan juga. Misalnya, mereka yang terjerat dan menjadi korban praktek perdagangan orang. Mereka yang terasing dari kebijakan pemerintah. Mereka yang betul-betul belum merasakan apa artinya sejahtera. Dan masih banyak lagi.

Kita, saya dan anda dipanggil Allah untuk ikut serta terlibat dalam menghadirkan keadilan-Nya, yakni kemurahan hati-Nya. 

Kalau anda, saat ini anda merasakan Rahmat Allah yang begitu besar, dalam rupa kesehatan, kesejahteraan, rezeki yang berlimpah – lalu bagaimana rahmat itu adil dirasakan juga dalam diri orang yang tidak mengalaminya? Sebaliknya, ketidakadilan terjadi karena ulah segelintir orang dengan kepentingan pribadinya.

Rahmat-Nya harus dirasakan oleh semua orang – juga bagi mereka yang terasing. 

Jadi, kamu gimana?

RA

 

RENUNGAN HARIAN 19 AGUSTUS 2023, SABTU BIASA PEKAN KE-19 (XIX)

Yos 24:14-29
Mat 19:13-15

CERDAS, PINTAR & PANDAI

Biar anak-anak datang padaku!

Orang tua mengharapkan tiga hal tersebut terjadi pada anak-anaknya tanpa pernah tahu ketiganya berbeda makna.

CERDAS, semata-mata anugerah Allah. Kecerdasan adalah kemampuan untuk melihat ketidakwajaran dan kecepatan untuk membuat rekayasa atasnya untuk menggapai kepentingan tertentu.

PINTAR tentunya dengan mudah dipahami sebagai penguasaan pengetahuan karena proses belajar. Tentu tingkatnya tergantung pada kecerdasan yang bersangkutan.

PANDAI sedikit lebih rumit menggabungkan kedua hal diatas ditambah dengan kegigihan untuk terus hidup dengannya. Kepandaian adalah kegigihan menggunakan aneka pengetahuan tertentu dengan keterampilan yang diasah terus menerus untuk menjadi ahli memanfaatkan nya dalam kehidupan.

Hari ini Tuhan Yesus mengundang kita membiarkan anak-anak datang padaNya. Dalam dunia gadget, orang tua harus sedikit kreatif memaknai ulang hal “membiarkan” secara lebih aktif. Sebab membiarkan anak-anak dengan gadget mereka sama artinya dengan melarang mereka berjumpa dengan Tuhan.

Anda punya kecerdasan, and cukup pintar, apakah anda ingin pandai membiarkan anak-anak datang pada Tuhan? Call your parish Priest…

FE

RENUNGAN HARIAN 18 AGUSTUS 2023, JUMAT BIASA PEKAN KE-19 (XIX)

Bacaan:
Bacaan I: Yos 24:1-13;
Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24;
Bacaan Injil: Mat 19:3-12.

Itaque jam non sunt duo, sed una caro. Quod ergo Deus conjunxit, homo non separet ; “Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”.

Kesetiaan tidak pernah terwujud tanpa adanya pengorbanan. Sementara pengorbanan harus didasarkan pada Cinta. Kesetiaan tanpa pengorbanan hanya menjadi perbudakan. Dan pengorbanan tanpa Cinta hanya menjadi fanatisme buta. Cinta menjadi dasar dari setiap perkawinan. Itulah sebabnya, Gereja menekankan arti pentingnya Cinta dalam hidup perkawinan. Tanpa Cinta tidak ada perkawinan Katolik. Dalam perkawinan Gereja Katolik yang bersifat monogam dan tak terceraikan, kesetiaan adalah bentuk Cinta yang paling hakiki.

Kesetiaan yang senantiasa diperjuangkan meskipun salah satu pasangan terjatuh dalam perzinahan. Disitulah penting arti pengorbanan. Sebagaimana Paus Fransiskus menyatakan, tidak ada yang sempurna dari kita, kita tidak sempurna begitupun kita menikahi orang tidak yang sempurna. Cintalah yang nampak melalui pengampunan dan pengorbanan yang menyempurnakan ketidak-sempurnaan perkawinan kita. Melalui pengampunan, martabat perkawinan diangkat menjadi sesuatu yang bersifat ilahi, di mana Allah sendiri hadir dan memberikan kasih-Nya melalui pengampunan.

Jangan sampai kita hanya memandang perkawinan hanya sebagai praktik atau kontrak sosial semata. Kesepakatan pria dan wanita dalam tataran manusiawi yang dapat dihentikan sesuai kontrak manusiawi belaka. Pernikahan merupakan sebuah panggilan ilahi, dimana setiap dari pasangan diajak untuk saling menyelamatkan. Ketika seseorang memahami bahwa pernikahan adalah panggilan untuk komitmen yang lebih dalam kepada pasangan, maka suami/istri menjadi anugerah terindah dari Tuhan. Allah yang memberikan pasangan agar kita dapat bertumbuh dalam, kesetiaan, pengorbanan, dan kasih.

AY

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?