Home Blog Page 141

Pembukaan Tahun Iman, KWI Selenggarakan Seminar

.

Untuk merayaan pembukaanTahun Iman yang dicanangkan oleh Paus Benedictus XVI sekaligus sebagai peringatan 50 tahun dimulainya Konsili Vatikan II, kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengadakan seminar yang diselenggarakan pada 11/10  di Kantor KWI –Jln.Cutmutiah 10- Jakarta Pusat.

Para narasumber yang memberikan masukan-masukan inspiratif adalah P.Wim Van Der Weiden, MSF yang menyajikan cerita (panorama) di sekitar Konsili Vatikan II. Pada saat Konsili Vatikan II berlangsung (1962-1965) , Romo Wim , demikian panggilan akrabnya, sedang belajar di Roma yang sekaligus diundang untuk mendampingi para Uskup yang lagi bersidang. Tema utama dalam diskusi Konsiliar adalah pembaruan gereja katolik agar lebih menjaman (aggiornamento). “Hanya 20% para bapa Konsiliar yang terbuka terhadap pembaruan Gereja dan mau berjuang untuk itu. Sebagian besar mereka berasal dari Eropa Tengah dan Utara, Kanada dan para Uskup dari daerah misi. Sedangkan yang menolak pembaruan gereja dan tetap berpegang pada pola menggereja tradisional juga berjumlah 20% dari total para Uskup yang hadir. 60% memandang bahwa diperlukan pembaruan yang terbatas tetapi tidak bersedia memperjuangkannya,” ungkap Romo Wim. Walaupun pada akhirnya lewat proses diskusi, perlahan-lahan terjadi pertobatan dari pandangan konservatif kepada pandangan yang progresif yang hasilnya dapat kita rasakan sekarang ini, demikian lanjut mantan Superior General MSF ini.

Narasumber yang kedua adalah Romo Eddy Kristiyanto, OFM yang memberikan gambaran sejarah (aspek historis Konsili Vatikan II) dan Rm.Martin Chen Pr, tentang proyeksi eklesiologi Konsili Vatikan II untuk Gereja Indonesia.

Kegiatan ini diikuti oleh Para Staf Kantor Waligereja Indonesia, anggota Badan Pengurus (BP) Komisi, Lembaga, Sekretariat, Departemen KWI, para Biarawan-wati, para awam Katolik dan undangan. Acara seminar dibuka dengan misa konselebrasi yang dipimpin oleh Mgr. J.Pujasumarta (Sekretaris Jendral KWI sekaligus Uskup Agung Semarang) didampingi oleh Mgr. Agustinus Agus (Uskup Sintang), Mgr.Hilarius Moa Nurak (Uskup Pangkalpinang), Mgr. Yos Suwatan (Uskup Manado), Mgr. Sunarko (Uskup Purwokerto) dan yang kemudian bergabung juga Mgr. Michael Angkur (Uskup Bogor).

Dalam kotbahnya, Mgr.Pujasumarta menekankan pentingnya memperkokoh iman kita seperti nasehat Yesus kepada wanita Samaria di Sumur Yakub: sudah tiba waktunya, kita harus menyembah Allah bukan di gunung ini atau di tempat itu, tetapi di dalam Roh dan Kebenaran yang adalah Yesus sendiri karena Dia adalah sumber air hidup setiap umat kristiani. Diharapkan kegiatan ini menjadi ilham bagi setiap peserta untuk mendalami dan menghidupi spirit Konsili Vatikan II dalam kehidupan nyata (www.mirifica.net)

.

DOA TAHUN IMAN

DOA TAHUN IMAN

.

Ya Allah Tritunggal Mahakudus,

Bapa, Putra dan Roh Kudus,

kami umat-Mu bersyukur atas karunia iman

yang membawa kami pada keselamatan.

.

Semoga setiap kali merayakan Ekaristi,

iman kami semakin diteguhkan.

Semoga iman kami mendorong kami

untuk mewujudkan persaudaraan dengan sesama

dan melayani dengan tulus dan rendah hati.

.

Semoga kami tekun mendalami iman

dan makin meyakini Tuhan Yesus Kristus

sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup kami.

.

Bunda Maria, bunda kami semua,

doakanlah kami agar kami makin setia pada Puteramu

dan makin berbakti pada masyarakat dan bangsa.

.

Demi Kristus, Tuhan kami.

.

Amin.

 

.

 
Latest Gadget

SURAT UNTUK PARA PASTOR TENTANG TAHUN IMAN


 

SURAT UNTUK PARA PASTOR TENTANG TAHUN IMAN

Pastor terkasih dalam Kristus,

Dalam rangka memperingati 50 tahun pembukaan Konsili Vatikan II dan 20 tahun penerbitan Katekismus Gereja Katolik, Paus Benediktus XVI menuliskan surat apostolik Porta Fidei. Dalam suratnya itu Paus memaklumkan “Tahun Iman” yang berlangsung 11 Oktober 2012 sampai 24 November 2013, saat Gereja Katolik merayakan Hari Raya Kristus, Raja Semesta Alam.

Kita tanggapi himbauan Paus dengan menempatkannya dalam roadmap Arah Dasar Pastoral kita yang menekuni ketiga tema: iman, persaudaraan dan pelayanan. Tahun ini kita merayakan Tahun Iman, yang dipuncakkan dalam Ekaristi. Kita menyebut juga tahun 2012 ini sebagai Tahun Ekaristi. Tema yang kita ambil adalah:  “Dipersatukan, Diteguhkan, Diutus”.

Tahun 2013 telah diputuskan sebagai Tahun Persaudaraan. Dalam konteks Gereja Katolik yang sedang merayakan Tahun Iman, kita merumuskan tema pastoral tahun 2013: “Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbelarasa”. Di balik ungkapan ini kita sadari bahwa iman terwujud nyata dalam persaudaraan. Persatuan dengan Tuhan mendorong perutusan kita untuk mewujudkan persatuan dengan sesama di manapun kita hidup bersama.

Dengan demikian, kita mendapatkan peneguhan dalam alur pastoral kita dari tahun ke tahun, karena kita pun sesungguhnya sedang menghayati iman kita dalam Tahun Ekaristi dan Tahun Persaudaraan dan pada saatnya nanti, Tahun Pelayanan.

Untuk menanggapi ajakan Paus, untuk ikut serta dalam gerak Gereja Katolik Semesta dan untuk memberikan informasi memadai kepada umat, saya menghimbau para Pastor untuk melakukan hal-hal berikut ini:

1. Dalam homili Sabtu – Minggu, sepanjang bulan Oktober 2012 soal Tahun Iman ini disinggung. Kita semua diundang untuk bersyukur atas Konsili Vatikan dan segala dokumennya yang menyegarkan Gereja. Kecuali bersyukur, marilah kita meluangkan waktu untuk masuk dalam pendalaman ajaran iman, agar ajaran itu memperoleh signifikansi dan relevansi di zaman yang selalu berubah ini.

2. Setelah doa penutup Ekaristi, sebelum pengumuman, kita mengajak umat untuk mengucapkan doa sederhana, Doa Tahun Iman, yang teksnya dilampirkan di halaman berikut ini.

Banyak terima kasih atas kerjasama para Pastor. Kita berharap agar iman yang sudah dianugerahkan kepada kita, bertumbuh subur dan berbuah dalam persaudaraan dan pelayanan. Tuhan memberkati kita.

11 Oktober 2012

Salam dan damai:

Yohanes Subagyo, Pr

Vikaris Jendral KAJ

.

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-10 2012

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-10 2012

Rm. Mudji,SJ Pamerkan Sketsanya di TIM

“Sketsa-sketsa yang saya buat adalah hasil dari perjalanan saya. Sketsa adalah garis-garis hitam dan putih yang menggantikan kata-kata puisi dan prosa. Sketsa adalah garis-garis dan warna yang dimaknai dan diberi arti. Sketsa ini kadang saya buat langsung di tempat tetapi ada juga yang saya buat setelah tiba di kamar,” ungkap Rm. Prof. Dr. Musdji Sutrisno, SJ dalam sambutannya ketika membuka pameran dan peluncuran bukunya.

Dosen Filsafat dan Sosiologi STF Driyarkara dan Pasca Sarjana UI ini tadi malam (2/10) mulai memamerkan ratusan sketsa hasil karyanya dan sekaligus meluncurkan buku “Ranah-ranah Sketsa dan Puisi” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pameran itu akan berlangsung dan terbuka untuk umum mulai 2 – 15 Oktober 2012.
Karena sketsa adalah garis-garis dan warna yang diberi arti dan dimaknai, maka Rm. Mudji mengajak pengunjung untuk menikmatinya dalam hening. Sketsa yang dipamerkan itu adalah ujud perjalanan hidup Rm. Mudji yang juga bisa jadi menjadi cermin perjalanan hidup  bersama menuju Tuhan. “Karena itu untuk menikmati sketsa-sketsa itu butuh hening, ruang sunyi senyap  dan mata batin yang terbuka. Saya harap pengunjung terajak ikut menuju olah batin dan dialog batin  untuk melanjutkan perjalanan kita bersama Dia.  Di ruang kotak sketsa itu banyak ruang kosong silahkan Anda isi sendiri dalam batin Anda,” lanjut Rm. Mudji.
Sketsa-sketsa renungan Rm. Mudji adalah sketsa yang ditemui dalam perjalanannya mulai dari Indonesia, Jerman, Italia, Cina, Jepang, Prancis dan berbagai belahan Negara dunia lainnya.
Sedangkan mengenai puisi Rm. Mudji mengatakan :  Sunyi adalah puisi doa. Sedangkan doa adalah kata jadi sapa dalam Dia.
Untuk membuka resmi pameran ini, Rm. Mudji mengundang sastrawan Remisilado. “Karena romo yang mengundang ini berarti perintah. Saya harus angkat bicara,” begitu Remi membuka sambutannya. Dasar seniman, Remi justru memberikan sambutannya bukan mengenai sketsa dan puisi Rm. Mudji. “Saya justru sangat tertarik dengan tanda tangan romo di setiap hasil goresan itu. Tanda tangan beliau merupakan singkatan namanya MS. Tetapi MS itu hadir dalam bentuk burung merpati,” jelas Remi.
Merpati adalah perlambang yang sangat agung bagi umat Katolik. Lalu Remi menjelaskan ketika Abraham  hendak memastikan apakah air bah sudah surut dia melepas merpati. Merpati itu berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Demikian juga  ketika Yesus dibaptis oleh Yohannes di Sungai Yordan, merpati turun di atas kepalaNya. “Merpati ini menunjukkan keagungan. Semoga juga Rm. Mudji sebagai merpati gereja dan SJ akan berhasil membawa keangungan Tuhan melalui karya-karyanya,” ujar Remi.
Dengan menyanyikan doa Bapakami dalam Bahasa Inggris, Remi pun membuka resmi pameran sketsa Rm. Mudji.
Semoga!
 
Sonar Sihombing
 
[kkstarratings]

UNDANGAN UNTUK SKK-SKK Paroki SEBAGAI UPDATE DARI BULAN KELUARGA YANG AKAN DATANG (Mengisi MASA ADVENT 2012)

 
 
 

 
 
Yth. Bapak/Ibu Ketua SKK,
Masa adven adalah masa penantian akan kelahiran Yesus Kristus Sang Putra.  Natal adalah peristiwa keluarga. Maka mulai tahun 2012 ini, masa adven akan diisi dengan suatu kegiatan baru yang disebut Bulan Keluarga Selama sebulan kita diajak mempersiapkan hati di dalam lingkup keluarga, agar peristiwa Natal dirasakan lebih bermakna.
Bulan keluarga adalah sebuah ide baru untuk memberikan suatu pelayanan kreatif atau alternatif bagi kerasulan keluarga di Keuskupan Agung Jakarta ini. Kenyataan adanya beberapa masalah dan perlunya pendampingan juga pada keluarga-keluarga yang tidak berada dalam kesulitan besar mendorong kita untuk mulai memikirkan suatu pelayanan yang menjadi gerak bersama di seluruh keuskupan kita.
“Kembali ke Nazareth” adalah tema yang dipilih untuk mengajak segenap umat di Keuskupan Agung Jakarta untuk selama masa adven ini kembali merenungkan perjalanan hidup keluarganya. Kita semua diajak untuk kembali “pulang” ke keluarga kita dan mengolah kehidupan bersama agar saling memberkati seperti Keluarga Kudus di Nazareth.
Gerak bersama ini diharapkan terjadi di masing-masing paroki dalam berbagai bentuk yang hasilnya langsung bisa dirasakan oleh segenap umat. Metode permenungan bersama masih dipertahankan, meskipun bentuknya dipikirkan sebagai aktivitas bersama.  Kelompok yang saat ini mendapat perhatian adalah keluarga secara menyeluruh.
Agar pelaksanaan Bulan Keluarga dapat berjalan dengan maksimal, kami mengundang Bapak/Ibu dari Seksi Kerasulan Keluarga beserta Seksi Kerasulan Kitab Suci untuk hadir dalamSosialisasi Materi Bulan Keluarga pada hari
 
Kamis, 1 November 2012.
 
Terlampir kami sampaikan surat undangan untuk sosialisasi tersebut, beserta formulir pesanan Materi Bulan Keluarga yang harus segera Bapak/Ibu lengkapi.  Sebagai informasi, kami telah mengirimkan surat tersebut melalui kurir kepada masing-masing Paroki.  Kami juga mohon agar Bapak/Ibu menyampaikan surat ini kepada Seksi Kerasulan Kitab Suci, karena dalam pelaksanaan di paroki/wilayah/lingkungan/stasi, yang berperan adalah 2 seksi ini secara berkolaborasi.
 
Sampai jumpa pada tanggal 1 November 2012.
Tuhan memberkati!
 
 

SURAT UNDANGAN SOSIALISASI

 
 

 
 

 FORMULIR PESANAN MATERI BK

 

 

[kkstarratings]

Izin dikeluarkan: “Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gereja Paroki Santo Yohanes Maria Vianney oleh Uskup Suharyo dan Gubernur DKI Fauzi Bowo”

Uskup dan Fauzi,peletakan batu pertama, paroki Yoh Maria Vianney
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo beserta Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo, Selasa (25/9/2012), hadir dalam peletakan batu pertama Gereja Santo Yohanes Maria Vianney. Gereja itu berada di Jalan Bambu Wulung, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.
Pembangunan Gereja Katholik Santo Yohanes Maria Vianney yang terletak di Jalan Bambu Wulung, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, dipastikan dapat dilanjutkan. Pasalnya, semua syarat administrasi pembangunan, telah dipenuhi oleh pihak panitia.
“Saya cuma sederhana, semua perizinan yang dibutuhkan, sudah lengkap,” katanya kepada wartawan usai menghadiri peletakan batu pertama di lokasi pembangunan gereja, Selasa (25/9/2012) siang.
“Semua izin sudah lengkap. Jika warga tetap komitmen untuk menjaga keberagaman, ini jadi perekat. Mudah-mudahan Jakarta akan semakin sejahtera,” ujar Fauzi Bowo.
Gereja tersebut akan didirikan di tanah seluas 6.000 meter persegi, di Jalan Bambu Wulung, RW 03, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. Gereja yang pembangunannya telah direncanakan selama lima tahun terakhir itu diperkirakan menampung 6.000 umat.
Pembangunan gereja yang meliputi lima kelurahan di Cipayung tersebut juga sempat mendapat tentangan dari warga sekitar. Upaya warga yang menentang itu pun masih terjadi hingga kini. Meski demikian, karena proses administrasi telah memenuhi syarat, pembangunan pun tetap dilakukan sambil tetap melakukan sosialisasi.
Turut hadir dalam acara tersebut, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo; Wali Kota Jakarta Timur Murdhani; Pastor Kepala Paroki  Romo Yohanes Hadi; Ketua Panitia Pembangunan, Mayjen (purn) YP Wiriawan.
Ketua panitia pembangunan, Mayjen (purn) JB Wirawan mengungkapkan, persiapan pembangunan gereja tersebut telah dilakukannya selama lima tahun terakhir. Dalam proses itu, pihak panitia mengaku mendapatkan kendala, yaitu sosialisasi terhadap warga sekitar.
“Kami tidak mengharapkan berdirinya gereja ini membuat suasana warga sekitar tidak nyaman. Kami mau secara administrasi lengkap dan juga secara sosial kemasyarakatan juga lancar,” katanya.
Rencananya, kata Wirawan, gereja Santo Yohanes Maria Vianney tersebut akan didirikan di tanah seluas 6.000 meter persegi di Jalan Bambu Wulung, RW 03, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. Gereja berlantai dua itu diperkirakan dapat menampung sebanyak 6.000 umat.
Meski panitia mengklaim pembangunan gereja itu telah memiliki izin dan disepakati warga melalui tanda tangan, masih terdapat spanduk yang berisi penolakan warga atas tempat ibadah bagi umat kristiani tersebut. Oleh sebab itu pihaknya akan terus memberikan pengertian kepada warga.
“Sosialisasi ke warga relatif lancar, kalau 100 persen didukung memang tdk mungkin. Yang penting, kami berharap pembangunan ini jadi berguna juga buat warga sekitar,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Fauzi Bowo mengatakan kepada seluruh warga DKI untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Menurut pria yang kalah dalam hitung cepat Pilkada DKI 2012 itu, keharmonisan dalam keberagaman warga Ibu Kota, dapat menjadi bekal menjadi kota yang sejahtera. (Kompas.com – Ucanews.com).
 
 

Hari Pangan Sedunia (HPS) 16 Oktober 2012

hps 2012, hari pangan sedunia 2012

hps 2012, hari pangan sedunia 2012

Bahan Renungan untuk Misa Hari Minggu 14 Oktober 2012

Hari Minggu Biasa XXVIII; Kebijaksanaan 7:7-11, Ibrani 4:12-13 dan Markus 10:17-30

Gereja Sebagai Komunitas Berbagi Pangan

“Wujud Membangun Hidup Kekal”

“Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”, satu pertanyaan yang mendasar dan substansial diajukan oleh seseorang kepada Yesus. Yesus menjawab, “Pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”

Hidup kekal adalah hidup dalam keabadian bersama Yesus. Hal-hal duniawi seperti hartabenda, kedudukan, status, kepandaian, dan sebagainya bisa menjadi hambatan manusia untuk masuk ke dalam Surga. Menjual dan melepaskan hal-hal duniawi tidak berarti tidak boleh memilikinya. Manusia memerlukan hal-hal duniawi juga, namun jangan sampai terkekang pada itu semua. Jangan sampai seluruh hidupnya kebanyakan hanya mengejar hal-hal duniawi. Diperlukan sikap lepas bebas untuk mencapai Surga.

Hal-hal duniawi adalah sarana menjumpai yang Ilahim yang ada dalam diri orang miskin dan kecil, yang oleh Yesus disebut sebagai saudara dan saudari-Nya. Namun disini hendaknya kita juga ingat bahwa kesalehan pribadi harus mengarah pada kesalehan social sebagai bentuk dan wujud tanggung jawab social. Kesalehan social tercermin dalam keterlibatan dengan perjuangan dan pergulatan hidup orang miskin, yang kerap kali “Menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang KAYA!” (Luk 16:21).

Setiap tanggal 16 Oktober dunia memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day) yang bertepatan dengan tanggal berdirinya FAO. Sejak tahun 1982, Konferensi Wali Gereja Indonesia (dahulu masih bernama Majelis Agung Wali Gereja Indonesia) ikut berperan dalam peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS), baik ditingkat nasional maupun di tingkat Keuskupan.

Melalui peringatan HPS, Gereja Katolik mengemban amanat guna membangun kesadaran iman yang membentuk perilaku manusia untuk menghargai kehidupan. Cara yang ditempuh adalah dengan mengupayakan kecukupan dan ketahanan tersedianya makanan sehat. Tugas dan perutusan akan amanat HPS perlu dikomunikasikan agar ada pola baru dalam mengembangkan HPS sebagai gerakan kehidupan.

Dan sejak tahun 2003, Gereja Keuskupan Agung Jakarta juga mulai ikut berpartisipasi  aktif dalam kegiatan HPS tersebut. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pengumpulan dana paroki dan sekolah-sekolah Katolik yang selanjutnya disetorkan ke Kom.PSE KAJ dan dari hasil tersebut 30% nya disetorkan ke Komisi PSE KWI.

Hingga tahun 2011 sudah 57 paroki mengadakan pengumpulan dana HPS dan kurang lebih 200 sekolah. Selain itu juga diadakan kegiatan  Aksi Peduli Sesama dan kegiatan lain dalam rangka HPS, seperti pengolahan pangan organik, membagian bantuan pangan untuk keluarga miskin, seminar atau penyuluhan tentang makanan sehat, pengenalan dunia petani dan pertanian.

.

SELENGKAPNYA, JIKA INGIN MENDOWNLOAD BAHAN RENUNGAN HPS 2012

UNTUK MISA HARI MINGGU 14 OKTOBER 2012

SILAHKAN MENGKLIK LINK BERIKUT:

Paroki ke-63 KAJ: ST GREGORIUS KOTA BUMI, TANGERANG

Paroki ke 63 KAJ,St Gregorius

Paroki ke 63 KAJ,St Gregorius
 
Berita Majalah HIDUP: Setelah berproses selama 11 tahun, Stasi St Gregorius Kota Bumi, yang masuk dalam wilayah Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB) Tangerang, secara resmi menjadi Paroki baru.
Gereja St Gregorius terletak di perumahan Puri Agung Permai, Gelam Jaya, Pasar Kemis, Tangerang, Banten. Paroki baru ini merupakan Paroki ke-63 di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), dan paroki ke-12 di Dekanat Tangerang. Peresmian Paroki ditandai dengan Misa Konselebrasi dengan selebran utama Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo, bersama dengan 16 imam konselebran.
Prosesi peresmian pada Minggu, 23/9, diawali pembacaan Surat Penegasan dari Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengenai status Stasi St Gregorius yang ditingkatkan menjadi Paroki per tanggal 3 September 2012 dibacakan oleh Vikaris Jenderal (Vikjen) KAJ Pastor Yohanes Subagyo Pr.
Kepala Paroki HSPMTB Tangerang Ignasius Swasono SJ menjelaskan, upaya pengukuhan stasi menjadi paroki salah satunya didasari oleh pertumbuhan umat Katolik yang begitu pesat di wilayah itu. “Terjadi perubahan drastis di wilayah ini. Ada sedikitnya 38 lokasi perumahan baru bermunculan. Misalnya, jika dalam satu lokasi saja terdapat 1.000 unit rumah dan 10 persennya orang Katolik, bisa dibayangkan sudah berapa banyak umat Katolik di wilayah ini,” urai mantan Direktur Lembaga Daya Dharma ini.
Lebih lanjut, Pastor Swasono menjelaskan alasan lain Stasi St Gregorius ditingkatkan statusnya menjadi Paroki. Umat di wilayah tersebut terlihat jelas sekali memiliki semangat dan potensi yang luar biasa. “Maka sudah saatnya stasi ini berdiri mandiri dan tidak perlu lagi bernaung di bawah yurisdiksi Paroki HSPMTB,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Peresmian Paroki St Gregorius Soter Vitalyanus Mbaly menceritakan, Gereja St Gregorius adalah “Gereja Perantauan”. Gereja itu tidak dibangun oleh warga setempat, tetapi oleh masyarakat pendatang, yakni umat Katolik yang menjadi penduduk baru di perumahan-perumahan yang belakangan ini bermunculan. “Hampir seluruh umat Katolik di sini adalah masyarakat pendatang, dengan mayoritas guru dan karyawan. Tahun demi tahun umat datang memenuhi wilayah ini. Kemudian mereka membangun komunitas kecil hingga lahirlah stasi ini,” tutur Soter.
Seusai Ekaristi, diadakan pemberkatan patung St Gregorius dan penandatanganan prasasti oleh Mgr Suharyo di halaman gereja. Acara dilanjutkan dengan pentas seni yang dibawakan anak-anak Bina Iman Anak (BIA) dan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St Gregorius. (HidupKatolik.com).
 
 
 

“Memakan Kitab” : Refleksi Bulan Kitab Suci Nasional 2012

Kitab suci ,rosario

Kitab suci ,rosario

Sebelum nabi Yehezkiel diminta Allah berbicara kepada kaum Israel, ia diperintahkan untuk memakan gulungan kitab yang diberikan Allah kepadanya. Nabi Yehezkiel menurutinya. Di dalam mulutnya kitab itu terasa manis seperti madu. (bdk. Yehezkiel 3:1-4).

 Nabi Yehezkiel memakan kitab dalam arti harfiah. Namun, memakan kitab dalam arti simbolis adalah  membaca, merenungkan, dan melaksanakan Sabda Allah. Gereja Katolik di Indonesia mentradisikan bulan September sebagai Bulan Kitab Suci Nasional, dengan tujuan agar umat Katolik meluangkan waktu lebih banyak pada bulan ini untuk membaca dan merenungkan Sabda Allah dalam Alkitab.

 Apakah manfaat membaca, merenungkan, dan melaksanakan Sabda Tuhan? Nabi Daud dalam Mazmur 119 yang terdiri dari 176 ayat, mengulas panjang-lebar tentang bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan. Ia mengatakan, “peringatan-peringatanMu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.” (Mazmur 119:24).

 Bagi nabi Daud, Taurat yang disampaikan Tuhan adalah baik baginya, melebihi ribuan keping emas dan perak. (ayat 72). Perintah Tuhan membuatnya lebih bijaksana dari pada musuh-musuhnya, lebih berakal budi dari pada semua pengajarnya, lebih mengerti dari pada orang-orang tua (ayat 98-100). Karena itu, nabi Daud mencondongkan hatinya untuk melakukan ketetapan-ketetapan Tuhan sampai saat terakhir (ayat 122).

 Bagaimana dengan kita? Di zaman modern ini seberapa sering kita memakan kitab? Bisa jadi karena kemajuan teknologi yang memudahkan kita mengakses berbagai informasi, malah membuat kita lupa memakan kitab. Kita lebih asyik mencermati berita-berita politik, gosip-gosip selebritas, dan aneka hiburan lainnya.

 Alkitab menjadi bacaan yang paling tidak populer dalam kehidupan pengikut Kristus. Lebih menarik membaca buku-buku motivasi, ajaran para guru spiritual, kiat-kiat hidup sukses dan bahagia; ketimbang merenungkan Sabda Tuhan setiap hari.

Tanda Cinta yang Membahagiakan

 “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31-32)

 Ketika mewartakan Injil semasa hidup-Nya di dunia, Yesus Kristus menyatakan firman yang didengar oleh murid-murid-Nya bukan berasal dari pada-Nya, melainkan dari Bapa yang mengutus-Nya (bdk. Yohanes 14:24). Dapat dikatakan, di satu sisi Alkitab adalah tanda cinta Allah kepada umat manusia.

 Di sisi lain, dengan membaca, merenungkan, dan melaksanakan apa yang disabdakan Allah dalam Alkitab, membuktikan cinta kita kepada Allah seperti yang dikatakan Yesus Kristus,  “Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya.” (Yohanes 14:21)

 Orang yang menaruh cinta akan selalu berusaha mengenal lebih dalam dan menyenangkan kekasihnya. Pikiran dan tindakannya selalu tertuju kepada yang dikasihi. Begitu pula jika kita menaruh cinta kepada Tuhan. Kita akan selalu berusaha mengenal-Nya dengan lebih baik dan menyenangkan hati-Nya. Pikiran dan tindakan kita mengacu pada hal-hal yang berkenan kepada-Nya. Alkitab menjadi acuan, pedoman untuk dapat mengenal pribadi Tuhan dan hidup layak di hadapan-Nya.

 Seberapa besar cinta kita kepada Tuhan dapat diukur dengan seberapa sering kita membuka dan menghayati isi Alkitab. Tak cukup hanya pada saat mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu atau pada Bulan Kitab Suci Nasional kita kita memakan kitab.

 Jika setiap hari kita cermat memberi asupan gizi pada tubuh kita, demikian pula kita perlu memberi asupan rohani kepada jiwa kita setiap hari. Bersama nabi Daud kita berucap, “Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintahMu.” (Mazmur 119:131)

 Seperti dijanjikan Yesus Kristus, jika kita tetap dalam firman-Nya, kita akan mengetahui kebenaran yang memerdekakan. Selanjutnya, kemerdekaan batin itu akan menghantar kita pada kebahagiaan hidup seperti yang telah dialami nabi Daud, sehingga ia dapat memberi kesaksian, “Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatanNya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkanNya. (Mazmur 119:2-3)

Patricia Heinrica

Terbaru

Populer