Home Blog Page 113

Jawa Barat Kembali Mempertahankan Posisi Daerah Paling Intoleransi se-Indonesia

Sungguh ironis, propinsi Jawa Barat kembali jadi topscore dalam masalah kekerasan pada kebebasan beragama serta berkeyakinan, sekian hasil temuan Wahid Institute dalam laporan tahunan mereka tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan (KB) serta Intoleransi di Indonesia 2014, seperti dilansir dalam icrp-online.org.

Th. 2014, propinsi yang dinahkodai kader PKS, Ahmad Heryawan sudah berlangsung 55 kali tindakan pelanggaran pada kebebasan beragama serta berkeyakinan. Angka ini jauh melampaui posisi ke-2 DI Yogyakarta dengan jumlah kekerasan 21 masalah serta ketiga Sumatera Utara yaitu pada angka 18.

Dari 55 tindakan kekerasan atas nama agama di propinsi itu malah dikerjakan oleh aktor negara. Terdaftar Wahid Institute di Jawa Barat 36 dari 55 tindakan intoleransi di Jawa Barat dikerjakan pemerintah daerah maupun penegak hukum.

Sebagian masalah yang menyedot perhatian umpamanya tentang sengketa tanah GKI Yasmin di Bogor serta HKBP Philadephia di Bekasi. Semasing pemimpin daerah condong ikuti kehendak kelompok-kelompok radikal dalam persoalan sejenis ini.

Peneliti Senior Wahid Institute, Subhi Azhari lihat ada dua aspek terpenting Jawa Barat terus jadi nomer satu dalam kekerasan atas nama agama.

“Pertama, lantaran grup keagamaan yang intoleran banyak di Jawa Barat. Ke-2, kemungkinan ada kecenderungan segregasi sosial di beberapa daerah satelit kota besar diantara Jakarta serta Bandung, ” ucap Subhi, dalam konferensi pers di Wahid Institute, belum lama ini.

Ahmad Heryawan bahkan juga satu tahun lebih ke belakang menggandeng Front Pembela Islam (FPI) untuk melindungi “moralitas” serta agama di Jawa Barat. Walau sebenarnya seperti di ketahui berbarengan FPI jadi salah satu aktor dalam kekerasan pada minoritas.

Jadwal Misa Natal 2014 dan Tahun Baru di Vatikan

Tema-Natal-2014
 
 

KLIK DISINI jika anda mencari Jadwal Misa Natal 2014

dan Tahun Baru di Paroki-Paroki KAJ

 
Yang mulia Duta besar Vatikan untuk Indonesia Msgr. Antonio Guido Fillipazzi melalui sekretaris nunciatura Msgr. Jose Luis, menyampaikan pesan melalui email kepada komsos KWI mengenai jadwal misa Malam Natal dan Tahun baru 2015.
Informasi jadwal misa ini untuk memudahkan bagi para peziarah yang ingin mengikuti misa malam natal dan tahun baru serta mendengar pesan natal dan berkat urbi et orbi dari Bapa Suci . Juga pemberitahuan kepada pemilik TV yang ingin meliputi secara langsung perayaan tersebut.
24 Desember 2014
Misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, dipimpin oleh Bapa Suci Paus Fransiskus: Jam 20.15 – 22.30 waktu Roma
25 Desember 2014
Pesan Natal dan Berkat “Urbi et Orbi” dari Bapa Suci Paus Fransiskus di Piazza Santo Petrus: Jam 11-11.30 waktu Roma
1 Januari 2015
Misa Hari Raya Santa Maria Bunda Allah di Basilika Santo Petrus, dipimpin oleh Bapa Suci Paus Fransikus: jam 08.50- 10.30 waktu Roma
 

Jadwal Misa Natal 2014 & Tahun Baru 2015 Keuskupan Agung Jakarta

INI JADWAL YANG LAMA, UNTUK YANG:

JADWAL MISA NATAL 2015 DAN TAHUN BARU 2016

SILAHKAN KLIK!

1471140_10152424061124638_411422291_n
 

MOHON MENAMBAHKAN JIKA SDR/SDRI TERKASIH MENGETAHUI INFO JADWAL MISA PAROKI LAINNYA

 
Paroki Bekasi- St. Arnoldus Jansen
24 Des: 16.30, 20.00, 23.00
25 Des: 06.00, 09.00, 17.00
 
Paroki Bintaro- St. Matius Penginjil
24 Des: 18.00, 22.00
25 Des: 09.00, 17.00
1 Jan: 10.00, 18.30
 
Paroki Kampung Duri – Damai Kristus:
Malam Natal 17.00, 20.00 WIB, Natal 08.30, 18.30 WIB
 
Paroki Bintaro Sektor IX- St. Maria Regina
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 07.30, 10.00, 17.00 
 
Paroki Blok B- St. Yohanes Penginjil
24 Des: 17.00, 20.00, 22.30
25 Des: 07.00, 09.00, 18.00
 
Paroki Bojong Indah- St. Thomas Rasul
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 08.30, 11.00 (Notre Dame), 16.00, 18.00
31 Des: 19.00
1 Jan: 08.30, 11.00 (Notre Dame), 19.00
 
Paroki Cengkareng- Trinitas
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 06.00, 09.00, 12.00, 17.00
31 Des: 19.00
1 Jan: 08.30, 17.00
 
Stasi Citra Garden- St. Maria Imakulata
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 07.00, 10.00, 12.30, 17.00
31 Des: 19.00
1 Jan: 09.30, 16.00
 
Stasi Dadap- St. Vincentius Palloti
24 Des: 19.30
25 Des: 08.30
31 Des: 19.30
 
Kapel Kodam- St. Maria Ratu Surga
24 Des: 19.30 
 
Paroki Cikarang- Ibu Theresa
24 Des: 17.30, 20.30
25 Des: 08.00, 16.00
 
Paroki Cilandak- St. Stefanus
24 Des: 18.00, 21.30
25 Des: 07.00, 09.30, 17.00
 
Paroki Ciledug- St. Bernadeth
Bedeng Pinang
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 07.00
 
Metro Permata
24 Des: 17.00, 20.00
25 Des: 07.00, 10.00
 
Paroki Cililitan- St. Robertus Bellarminus
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 08.30, 18.00
 
Paroki Cilincing- Salib Suci
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 06.00, 08.00, 18.00
 
Paroki Ciputat- St. Nikodemus
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 07.00, 09.00
 
Paroki Danau Sunter- St. Yohanes Bosco
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 06.00, 08.00, 10.30 (English), 18.00
 
Paroki Duren Sawit- St. Anna
24 Des: 17.00, 20.30
25 Des: 08.30, 17.30
 
Paroki Grogol- St. Kristoforus
24 Des: 17.00, 20.30
25 Des: 05.45, 07.30, 10.00, 16.30, 18.30
 
Stasi Grogol- St. Polikarpus
24 Des: 19.00
25 Des: 09.00, 17.00
 
Paroki Jagakarsa- Ratu Rosari
Kapel Desa Putra
24 Des: 17.30, 20.30
25 Des: 07.00, 09.00
 
Kapel Bahtera Kasih
24 Des: 21.00
25 Des: 07.00
 
Paroki Jalan Malang- St. Ignatius
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 08.30, 12.00, 17.30
31 Des: 18.00
1 Jan: 08.30
 
Paroki Jatiwaringin, Bekasi- St. Leo Agung
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 07.00, 10.00, 18.00
 
Paroki Karawaci, Tangerang- St. Agustinus
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 08.00, 17.00
 
Paroki Katedral- St. Perawan Maria Diangkat Ke Surga
24 Des: 17.00, 19.30, 22.00
25 Des: 06.00, 07.30, 09.00, 11.00, 18.00
31 Des: 18.00
1 Jan: 18.00
 
Paroki Kedoya- St. Andreas
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 06.00, 08.30, 11.00, 16.30, 19.00
31 Des: 16.30
1 Jan: 21.00
 
Paroki Kelapa Gading- St. Yakobus
24 Des: 17.30, 21.30
25 Des: 08.15, 10.30, 17.30
 
Stasi Peganggsaan Dua- St. Yakobus
24 Des: 17.30, 21.00
25 Des: 09.30
 
Stasi St. Andreas Kim Tae Gon
24 Des: 18.00, 21.30
25 Des: 09.00, 18.00
 
Paroki Kemakmuran- Bunda Hati Kudus
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 07.30, 10.00, 17.00
31 Des: 20.00
 
Paroki Kotabumi, Tangerang- St. Gregorius Agung
24 Des: 17.00, 20.30
25 Des: 08.30, 17.00
 
Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang
Misa Malam Natal (24 Des)
Pk 17.00 & 20.30
Misa Natal (25 Des)
Pk 08.00 & 18.00
 
Paroki Kramat- Hati Kudus
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 07.00, 09.00, 17.00
 
Paroki Cempaka Putih, St Paskalis :
Misa Malam Natal 24 Des : pk 1700, 21.00
Misa Natal 25 Des : Pk 07.00, 09.00 (anak-anak),  17.00
Misa 31 Des : pk 19.00
Misa 01 jan 2015 : pk 07.00
 
Paroki Kranji- St. Mikael
24 Des:17.00, 21.00
25 Des: 06.00, 08.30, 17.30
 
Stasi Harapan Indah- St. Albertus Agung
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 08.00
31 Des: 18.00
1 Jan: 08.00
 
Paroki Mangga Besar- St. Petrus & Paulus
24 Des: 18.00, 20.30
25 Des: 07.00, 09.00, 18.00
 
Paroki Meruya- Maria Kusuma Karmel
24 Des: 16.30, 21.00
25 Des: 07.00, 10.00, 16.30
26 Des: 10.00, 16.00
 
Paroki Pantai Indah Kapuk- Regina Caeli
24 Des: 18.00, 21.30
25 Des: 08.00, 10.30, 17.00
 
Paroki Pejompongan- Kristus Raja
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 09.00, 11.30 (English)
31 Des: 18.00
1 Jan: 18.00
 
Paroki Pluit- Stella Maris
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 07.00, 09.00, 11.00, 15.15 (Mandarin), 18.00
31 Des: 18.00
1 Jan: 09.00, 19.00
 
Paroki Pulomas- St. Bonaventura
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 06.30, 09.00, 18.00
31 Des: 18.30
1 Jan: 18.30
 
Paroki Rawamangun- Keluarga Kudus
24 Des: 17.00, 20.00
25 Des: 06.30, 08.30, 11.00, 17.00, 19.00
31 Des: 19.00
1 Jan: 18.00
 
Paroki Serpong- St. Monika
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 06.00, 09.00, 17.00
31 Des: 19.30
1 Jan: 07.00
 
Paroki Serpong Utara, Tangerang- St. Laurensius
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 06.00, 08.30, 17.00
 
Paroki Slipi- Kristus Salvator
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 06.30, 09.00, 17.30
 
Paroki Sunter- St. Lukas
24 Des: 17.00, 20.00, 23.00
25 Des: 08.00, 11.00, 18.00
 
Paroki Taman Galaksi, Bekasi- St. Bartholomeus
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 06.30, 09.00
31 Des: 19.30
1 Jan: 07.00
 
Paroki Tangerang- St. Helena
24 Des: 17.00, 21.00
25 Des: 06.30, 09.00, 17.30
31 Des: 19.00
1 Jan: 09.00
 
Paroki Tanjung Priok- St. Fransiskus Xaverius
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 08.00, 18.00
 
Paroki Theresia- St. Theresia
24 Des: 17.00, 20.00, 22.30
25 Des: 07.00, 10.00, 18.00
 
Paroki Toasebio- St. Maria Fatima
24 Des: 18.00, 21.00
25 Des: 07.30, 09.30, 16.15 (Mandarin), 18.00
31 Des: 18.30
1 Jan: 08.00
 
Paroki Tomang- Maria Bunda Karmel
24 Des: 18.00 (Gereja & Aula), 22.00
25 Des: 06.30, 09.00, 11.00, 16.30, 19.00
 
Stasi Apartemen Taman Anggrek- St. Fransiskus Assisi
24 Des: 20.00
25 Des: 10.00
 
Stasi Apartemen Mediterania
24 Des: 19.30
25 Des: 09.00
 
Paroki Santo Antonius Padua, Bidaracina
Misa Malam Natal (24 Des)
– Di Gereja Santo Antonius Padua, Bidaracina, jam 17:30 & 0:30
– Di St Agustinus, Halim PK, jam: 20:00
Misa HR Natal (25 Des)
– Di Gereja Santo Antonius Padua, Bidaracina, jam 06:00; 08:00; 10:30 (anak-anak); 16:00 (OST)
– Di Santo Agustinus, Halim PK, jam 08:00

Orientasi Aktivis HAAK Paroki Se-KAJ

HAAK

 

Akhir pekan 12-14 Desember 2014 lalu 78 orang aktivis Seksi HAAK (Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan) dari berbagai paroki di KAJ berkumpul di Wisma Canossa Bumi Serpong Damai, Tangerang. Hajatan ini diinisiasi oleh Seksi HAAK KAJ guna memberikan orientasi dasar kepada seluruh pegiat HAAK yang ada di KAJ. Tampil sebagai nara sumber adalah Rm. Prof. BS Mardiatmadja, SJ,  Yohanes Haryono Darudono (Ketua Komisi HAAK KAJ), P. Krissantono, Harry Tjan Silalahi, Sebastian Salang dan Rm. DR. Al. Andang L. Binawa, SJ.

Selain membekali para peserta mengenai dasar-dasar teologis dan biblis kegiatan kemasyarakatan, dalam orientasi dasar ini juga dipaparkan mengenai kondisi kemasyarakatan dan politik kita saat ini serta bagaimana harusnya kita menanggapinya. “Sebagai saksi  (martiria) bukan berarti kita harus mati untuk Kristus sebaliknya kita harus hidup untuk Kristus secara total  hingga mati sekalipun oke,” tandas Rm. Mardiatmadja.

Jadi, lanjut Rm. Mardi, menjadi murid  Kristus kita harus mampu memberi kesaksian iman  melalui  ibadat (liturgia), lewat persatuan (koinonia), pelayanan sosial (diakonia) dan lewat bimbingan rohani (polmenik) atau pengajaran kepada pihak lain. Setelah menjadi murid yang telah mendapatkan pengajaranNya kita juga diharapkan menjadi rasul (utusan). Utusan berarti menjadi pembawa kabar gembira itu kepada setiap mahluk. Pegangan kita adalah pesan Kitab Suci yaitu kita diutus untuk meujudkan persaudaraan sejati yang kongkrit bukan teoritis dan abastrak. (Kis 2:41-47).  Sebab ciri semangat Kristiani kita menyatakan ke dalam kita kuat dan kokoh dan keluar kita membawa kabar sukacita yang menyejahterakan semua orang.

“Saya punya contoh kongkrit ketika dalam ibadat penguburan orang meninggal disaksikan oleh kerabat non katolik. Mereka kagum melihat betapa ibadat kita itu sangat memberi kesan menghargai jasad orang meninggal. Jadi doa dan ibadat kita menjadi sebuah kesaksian,” ungkap Rm. Mardi.

Tetapi di lain pihak Rm. Mardi mengungkapkan bahwa tujuan aktivis HAAK bukan mengkatolikkan orang lain. “Semangat kita adalah untuk meujudkan gereja  yang lebih hidup dengan meujudkan persaudaraan sejati di Indonesia. Untuk itu kita perlu berdialog dengan pihak agama lain untuk mengatasi dan menanggapi seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari. Sehingga peziarahan hidup kita  menuju tanah air surgawi atau rumah abadi dengan cara agama masing-masing berjalan dengan baik,” ungkap Rm. Mardi. Rm. Mardi menandaskan bahwa agama kita berbeda-beda tetapi kebutuhan  hidup kita sama. “Tidak ada beras katolik, tidak ada gula katolik atau ikan katolik. Artinya semua sama dan karenanya hubungan kita satu sama lain juga erat. Yang membedakan kita adalah pola laku, cara bicara, cara sembahyang atau cara kita melayani,” lanjutnya.

Sebagai warga negara Indonesia, para aktivis HAAK perlu memahami secara mendalam mengenai idiologi negara kita yaitu Pancasila. Lewat bahasa Pancasila dan bukan bahasa Injil kita akan lebih mudah untuk membangun komunikasi dan meujudkan persaudaraan sejati itu. “Apalagi hingga kini belum ada tafsir Pancasila yang baku. Kita bisa saling berdialog,” lanjut Rm. Mardi. Hal serupa juga ditekankan oleh Harry Tjan Silalahi. “Pancasila butuh tafsir dan penjelasan yang baru. Selain itu perlu juga ditegaskan bahwa negara bukan mengatur agama tetapi menjamin kehidupan umat beragama,” tandasnya.

Persaudaraan sejati itu bisa terujud dengan baik apabila kita mampu membangun komunikasi satu lainnya. “Karena banyak pihak yang harus kita ajak berdialog dan berkomunikasi, ada baiknya kita juga mempersiapkan semakin banyak kader yang mampu mengemban tugas dialog ini mewakili gereja ke tengah masyarakat,” tandas Haryono, Ketua Seksi HAAK KAJ.

Ujud kehadiran kader-kader itu bisa dalam bentuk formal seperti menjadi anggota legislative, eksekutif maupun yudikatif. “Dengan kehadiran kader kita di semua lembaga itu akan memungkinkan kita berdialog dengan kalangan yang  lebih luas pula,” tambah Haryono.

Krissantono juga mengatakan bahwa kehadiran para aktivis HAAK ini akan menjadi perpanjangan tangan gereja ke pihak luar. “Gereja adalah kekuatan moral dan spiritual dan bukan pelaku politik. Lewat Komisi HAAK ini gereja mencoba memberikan semangat kepada para umatnya yang peduli akan politik dan bahkan sudah menggeluti politik. Karena itu akan sangat disayangkan kalau masih ada paroki yang belum memiliki seksi HAAK. Bahkan masih ada paroki yang menganggap seksi HAAK ini sekedar ada saja tak diurus,” tandas Krisantono. Krisantono mencontohkan berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat. Adanya pelarangan pernikahan yang berbeda agama, penutupan akses jalan ke gereja, pembakaran gereja, lahirnya ide meniadakan kolom agama di KTP yang harus direspon dengan baik secara bersama-sama dengan pihak lain. “Dialog ini hanya bisa dilakukan bila sudah jauh-jauh hari ada tercipta jalur komunikasi yang baik. Jalur komunikasi itulah yang harus dibangun para aktivis HAAK,” tandas Krissantono.

Menurut Krissantono ada beberapa dasar-dasar dialog yang harus diketahui dengan baik antara lain prinsip : dalam hal prinsip harus bersama-sama, dalam segala hal dilandasi cintakasih), dalam kebenaran ada kebebasan. “Ketiga prinsip ini lahir dari St. Agustinus dan ditekankan oleh Mgr. Soegjapranoto,” ungkap Krisantono. Dia juga mengungkapkan bahwa Mgr. Ign. Suharyo telah diperkenalkan istilah konsolidasi komitmen politik. Tujuannya untuk mencari para politisi katolik yang menjadi utusan.

Krissantono juga menanggapi ungkapan  bahwa politik itu kotor. “Yesus tahu bahwa dunia itu kotor karena dosa. Tetapi dia datang untuk memberesihkan. Demikian juga para anggota legislatif katolik sadar bahwa banyak permainan kotor di politik, karena itu mereka harus membersihkannya setelah lebih dahulu mereka bersih. Seperti tidak mendapat reward melainkan salib para legislator pun harus berani dan mau menerima salib itu,” tandas Krissantono. Untuk itu sejak jauh hari sebelum pemilu gereja sudah harus menciptakan kader-kader tangguh itu. Kader tangguh itu ibarat semut ireng yang ketika berhadapan dengan kendala berani mengambil jalan lain. “Jadi jangan seperti siput begitu disentil langsung masuk cangkang dan mutung,” tandas Krisnatono.

Di lain pihak Sebastian Salang mengemukakan bahwa hingga kini situasi politik Indonesia masih belum menentu. “Kita terus dalam masa transisi sejak reformasi,” ungkapnya.   Namun ada hal positif yang menyejukkan bahwa pertentangan partai agama dan nasionalis semakin menurun.  Kondisi ini mungkin akan bisa semakin memikat para generasi muda untuk terlibat dalam politik.

Tak kalah penting dari potret dunia politik makro Rm. Andang juga mengatakan politik mikro juga sangat penting. Bahkan menurutnya antara kondisi perpolitikan makro dan mikro hampir tidak ada korelasinya. “Kehidupan di masyarakat bawah berjalan sendiri. Jadi para aktivis HAAK perlu memberi perhatian khusus karena inilah yang paling dekat dengan kehidupan umat beriman sehari-hari,” ungkap Rm. Andang. Kehadiran para aktivis HAAK adalah membuat tanah persamaian itu makin subur sehingga iman para umat semakin berbuah banyak dan baik. Tanah persamaian dimaksud kondisi kemasyarakatan yang harmonis, bersaudara dan berbelarasa. “Para aktiis HAAK harus mampu menciptakan berbagai kegiatan dan melibatkan semakin banyak umat dalam menjalin kehidupan dialogis yang karib, guyub dan cair,” ungkap Rm. Andang. Bahkan Rm. Andang akan  segera menandatangani persetujuan bila Komisi HAAK mengajak WKRI bekerjasama. Perbedayaan semua umat baik di kategorial maupuan di paroki masing-masing,” ungkap Rm. Andang.

Ada tiga masalah utama yang perlu mendapat perhatia seksi HAAK dan seluruh umat pada umumnya yaitu masalah lingkungan, kemiskinan dan intolernasi. Ketiga masalah ini tercantum dalam salib Kristus. Vertikan ke atas meujudkan cinta akan Tuhan. Vertikal ke bawah meujudkan cinta kita kepada bumi dan alam semesta (lingkungan). Salib horizontal ke kanan meujudkan cinta kita kepada sesama yang miskin sedangkan ke kiri cinta kepada sesama kita yang memusihi kita (intoleran).

HAAK terutama berkutat di salib horizontal ke kiri dan ke kanan. “Untuk membuka hubungan kita ke sesama ini,  kita harus lebih peka akan apa yang mereka butuhkan. Langkah paling mudah untuk ikut berbaur dengan cair dalam lingkungan sekitar RT, RW, Kelurahan, Kecamatan bahkan kabupaten atau kota,” lanjut Rm. Andang.

Setelah orientasi dasar ini, Komisi HAAK juga berencana untuk mengadakan orientasi lanjutan dengan pokok bahasan yang lebih luas. Seperti pengenalan mengenai Islam (islamonologi) dan berbagai topik lain yang semakin memampukan para aktivis HAAK mengembang tugasnya.

Islam-Katolik Berkomitmen Bekerja Bersama-sama Melayani Sesama

Dialog Islam-Katolik selalu di kembangkan. Beberapa tokoh dari ke-2 agama berkumpul mengulas beragam kemungkinan bentuk hubungan kerja untuk melayani sesama. Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama (Pontifical Council) bekerja bersama dengan gerakan Common Word (Kalimatun Sawa) berpusat di Amman, Jordania, memotori terselenggaranya aktivitas Komunitas Catholic- Muslim. Aktivitas dua tahunan ini adalah dialog komunitas beberapa tokoh Katolik serta Muslim didunia.

din-syamsuddin-paus-fransiskus-hidupkatolik

Pada Selasa-Kamis, 11-13/11, The Third Catholic-Muslim Community diadakan di Vatikan. Sekitar 13 tokoh Katolik serta Muslim ambillah bagian dalam komunitas ini. Pihak Katolik diwakili, diantaranya Ketua PCID Kardinal Jean- Louis Tauran, Sekretaris PCID Pastor Miguel Ángel Ayuso Guixot MCCI, Ketua untuk Rekanan dengan Islam PCID Mgr Khaled Akasheh, serta Guru Besar dari Kampus Kepausan Lateran Roma, Vincenzo Buonomo.

Sementara dari pihak Islam, ada diantaranya Prof S. Abdallah Schleifer (Senior Fellow of the Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought and Editor-in-Chief of the Muslim 500), Prof Mustafa Ceric (Former Grand Mufti of Bosnia and Herzegovina), Imam Yahya Sergio Yahe Pallavicini (Vice President Islamic Religious Community, Italia) serta Prof M. Din Syamsuddin (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, serta Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia).

Dalam komunitas dialog Islam-Katolik, beberapa peserta mengelaborasi tema“Working Together to Serve Others”, seperti ditulis Vatican Information Service (13/11). Topik itu terdiri dari tiga subtema sebagai gosip utama serta bahan bahasan dalam komunitas ini. Yaitu, bagaimanakah bekerja bersama untuk memberi pelayanan untuk golongan muda, serta meningkatkan dialog antaragama, dan melayani orang-orang.

img-7695

Tema topik itu dibicarakan dengan mendatangkan narasumber dari pihak Islam ataupun Katolik. Din Syamsuddin jadi salah satu pembicara dalam The Third Catholic-Muslim Komunitas ini. Din mewakili pihak Muslim pada session ketiga perihal kerja sama melayani orang-orang. Ia menuturkan tentang perspektif teologis kerja sama antarumat beragama serta argumen sosiologis tentang pentingnya hubungan kerja itu di kembangkan.

Beberapa narasumber memberi banyak pandangan dari semua belahan dunia perihal bagaimanakah umat Islam serta Katolik bekerjasama di beragam bagian, seperti pendidikan, sosial kemasyarakatan, serta budaya.

Selesai presentasi makalah dari narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi dalam situasi kebersamaan serta persaudaraan. Beberapa peserta lalu merumuskan perjanjian berbarengan dalam rencana wujudkan kerja sama. Beberapa delegasi setuju untuk berbarengan berupaya meredam perseteruan serta membuat perdamaian, juga mengajak semakin banyak pihak untuk hentikan perseteruan. Diluar itu mereka juga setuju untuk memberi pendidikan untuk beberapa golongan muda bakal utamanya perdamaian serta bangun kerja sama, dan dialog antaragama.

AFP3685606_Articolo

Pada Rabu, 12/11, Paus Fransiskus kemudian terima beberapa peserta dalam audiensi. Bapa Suci mensupport usaha serta prinsip mereka untuk bekerja bersama serta melayani orang-orang. Bapa Suci juga mengapresiasi buah-buah yang dihasilkan dari pertemuan itu, dan mengharapkan supaya prinsip itu dapat diimplementasikan dalam kehidupan keseharian. Harapannya, kerja sama antaragama dapat selalu dipupuk serta di kembangkan. Ia juga mengharapkan pertemuan-pertemuan seperti itu selalu diselenggarakan. (HidupKatolik.com)

Seksi Komsos Paroki Se-KAJ bergerak bersama menyambut Tahun Syukur dan APP 2015

Romo Vikjen Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Rm. Samuel hadir dalam Temu Pegiat (aktivis) Komunikasi Sosial (Komsos) dari seluruh paroki KAJ pada 30 November 2014 di Katedral Jakarta. Dalam kesempatan itu Vikjen mensosialisasikan struktur organisasi baru di KAJ serta sosialisasi Tahun Syukur dan Tahun Hidup Bakti 2014-2015.  “Seluruh perubahan struktur organisasi di KAJ ini  bertujuan untuk lebih membuka peluang dan mengajak seluruh umat, seluruh kelomopok ikut serta berpartispasi, bersinergi guna meujudkan tranformasi yang progressif dalam mengabdi kepada umat Allah dan masyakat. Jadi umat Allah adalah bos dan kita semua aktivis termasuk para romo dan uskup adalah pelayan. Tetapi kita tidak sekedar melayani melainkan melakukan karya gereja membangun kerajaan Allah dengan sukacita Injili,” tandas Rm. Samuel.

TK11-1
Sutradara dan Artis Film Layar Lebar “NADA untuk ASA”

 
 

Dalam hal inilah Komsos memegang peran penting. Komsos harus menjadi pelaksana fungsi marketing sehingga umat mau dan tahu serta mampu melaksanakan dan meujudkan misi ini. Paus Fransiskus telah menunjukkan peran kenabian itu dengan menerjemahkan segala kebijakan dan pewartaannya menggunakan bahasa yang sederhana. Bahasa sederhana dimaksud adalah bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti oleh umatnya. Ini sebuah terobosan yang luar biasa. “Komsos pun harus berani dan mampu melakukan hal itu. Para pegiat ini harus mampu menghangatkan dinamika menggereja yang selama ini masih terasa dingin. Bila perlu harus mampu memperdebatkan hakikat iman itu sendiri, sehingga semakin dalam dimengerti dan semakin mudah dibahasakan dan disebarkan kepada umat. Berani menerobos sekat-sekat yang selama ini kurang menggambarkan keadilan,” tandas Rm. Samuel.

TK09-1
Sutradara dan Artis Film Layar Lebar “NADA untuk ASA”

 

Lantas Rm. Samuel memberi contoh langkah seorang romo untuk membuka hubungan dengan umat Islam dengan membagikan kain kafan. Ide ini sangat kreatif dan mengena. Terobosan-terobosan seperti inilah yang kita butuhkan guna samakin menjadi persaudaraan sejati dengan pihak lain. Komsos juga harus berani mempertanyakan mengapa tidak semua umat yang meninggal dan hanya orang terkenal yang disemayamkan di gereja? Bukankah ini bertentangan dengan evangelisasi Yesus yang tanpa diskriminasi melainkan dengan sukacita injili dan keberanian? Apakah dengan prinsip evangelisasi injili yang penuh sukacita pegiat Komsos masih terus mengangkat berita-berita perpecahan, berantam (seperti Golkar)? Mengapa umat lebih ringan tangan membantu pendanaan pembangunan gereja ketimbang membantu pendanaan umat yang hendak melaksanakan retret? Apakah kita mau seperti kejadian di Eropa yang memiliki gedung-gedung gereja mewah tetapi tak memiliki umat?

Agar semangat evangelisasi Yesus itu bertumbuh dengan baik, Rm. Samuel juga menganjurkan Komsos harus berani membuat perubahan struktur sesuai kebutuhan. Juga yang tak kalah penting adalah para pegiat harus terus mengembangkan sumber daya manusia di Komsos. “Sehingga tidak ada hukum ketergantungan hidup matinya Komsos di tangan Anda,” tandas Rm. Samuel. Dia berharap akan semakin banyak pihak yang terlibat di Komsos akan semakin memudahkan kita menyebarluaskan kabar gembira Yesus Kristus. Intinya kaderisasi pegiat Komsos harus terus dikembangkan sekaligus evaluasinya. “Saya berharap para pegiat Komsos tidak seperti orang yang baru pulang dari pemakaman. Sebaliknya para pegiat Komsos harus tetap penuh sukacita,” harap Rm. Samuel.

TK07-1
Sutradara dan Artis Film Layar Lebar “NADA untuk ASA” bersama Rm Vikjen, RD. Samuel Pangestu, serta Pengurus Komsos KAJ

 

Dalam waktu dekat KAJ mengharapkan seluruh paroki sudah memberikan hasil evaluasi pelaksanaan Arah Dasar Pastoral (ARDAS) 2011-2015. Hasil evaluasi itu sudah harus masuk ke KAJ sebelum 31 Mei 2015. Berdasarkan hasil evaluasi ini KAJ akan menyusun ARDAS baru paling lambat sudah selesai Juli 2015. “Disini pun peran pegiat Komsos sanagt diharapkan mulai pengumpulan data, risetnya serta membantu membuatkan laporan evaluasi itu. Jadi kehadiran seksi Komsos di paroki itu sangat berguna,” ungkap Rm. Samuel.

Peran lain yang diungkapkan oleh Ketua Komisi Komsos KAJ Rm. Harry Sulistio adalah peran aktif komsos paroki dalam ber-evangelisasi lewat media-media sosial maupun komersil. Rm. Harry mengungkap contoh kongkrit yang dilakukan oleh Komsos Paroki Maria Bunda Karmel. “Setiap hari mereka meng-upload renungan harian  yang dibawakan romo di youtube lengkap dengan naskah bacaan Kitab Sucinya. Ini sesuatu yang sangat membanggakan. Ini semua gratis karena memanfaatkan media sosial yang ada untuk menyampaikan kabar gembira ke seluruh dunia,” puji Rm. Harry.

Rm. Harry juga mengatakan bahwa kini telah ada komunitas baru pendamping Komsos KAJ yaitu Sahabat Psositif. Komunitas ini  keanggotaanya terbuka, Komsos KAJ ingin mengajak lebih banyak orang terlibat dalam Pastoral Evangelisasi. “Lewat sarana ini kita mencoba keluar dari kelompok seiman dan masuk ke kelompok terbuka. Lewat komunitas ini kita mencoba terus menggerakkan banyak orang  untuk mengembangkan nilai-nilai universal. Contoh kongkrit yang dalam waktu dekat akan dirilis film “Nada dan Asa” yang terma utamanya adalah menghormati kehidupan dan menghargai martabat manusia. Film ini pun dibintangi artis-artis dari berbagai latarbelakang agama karena nilai yang dibawakan adalah nilai universal. Para pegiat Komsos silahkan masuk sebagai anggota,” tandas Rm. Harry.

TK08
RD. Harry Sulistyo, Ketua Komsos KAJ (Saat memberikan Presentasi tentang Peran Penting Komsos bagi Evangelisasi Baru”

 

Selain itu Komsos KAJ juga telah menjalin banyak kerjasama dengan berbagai media nasional baik radio maupun televise. Untuk mengisi jam tayang itu semua diharapkan partisipasi dari komsos-komsos paroki maupun dekanat. “Silahkan Komsos paroki maupun dekanat membuat program untuk mengisi jam tayang yang sudah kita punya,” ajak Rm. Harry.

Dalam kesempatan itu juga Rm. Harry mengungkapkan dalam rangka penutupan tahun pelayanan 2014 dan membuka tahun syukur dan hidup bakti 2015 Komsos telah menyiapkan sebuah acara khusus yaitu perayaan ekaristi bersama pada 3 Januari 2015. Dalam ekaristi tersebut akan diundang seluruh imam yang berkegiatan di KAJ  berjumlah sekitar 400 orang. “Pada kesempatan itu akan dilakukan pelepasa burung merpati dan pembagian Salib Gembala Baik ke seluruh paroki se-KAJ,” jelas Rm. Harry. Salib ini adalah salib yang tidak tegak berdiri melainkan terlentang di altar.

 

Sonar Sihombing.

Pameran Fotografi dan Pembukaan Kembali Museum Katedral Jakarta

“FOUR ANGLES”

Katedral Jakarta

Perupa Foto: R. Haryanto, Kun Tanubrata, Sjaiful Boen dan Dian Rosita

 

Undangan Khusus:

Jumat, 12 Desember 2014

Pk. 19.30 WIB (Mohon hadir 30 Menit sebelumnya)

dibuka oleh Mgr. Ignatius Suharyo (Uskup Agung Jakarta)

di Museum Gereja Katedral, Lt. 2, dalam Gereja Katedral.

Turut mengundang: R, S. Bratakartana, SJ (Kepala Paroki Gereja Katedral Jakarta)

 

Selanjutnya untuk Umum Buka:

13-22 Desember 2014

(Senin – Jumat: Pk. 10.00-12.00)

(Sabtu: Pk. 10.00-15.00)

(Minggu: Pk. 12.30-15.00)

Tanggal 5-31 Januari 2015 detail di lokasi

 

Jl. Katedral no. 7 B, Pasar Baru, Jakarta Pusat 10710

Telp. 021-345 7746, 021-351 9186

www.katedraljakarta.or.id

Email: sekretariat@katedraljakarta.or.id

unnamed

SURAT KELUARGA DESEMBER 2014: Menyambut Adven Dan Natal Kita

Keluarga-Keluarga yang terkasih

Ijinkan saya menyampaikan salam Adven kepada Anda semua yang sedang menjalani masa adven di wilayah maupun lingkungan Anda. Semoga semangat Adven memberikan sukacita istimewa untuk Anda dan keluarga. Kesempatan satu kali dalam setahun yang diberikan untuk keluarga kita ini sungguh luar biasa! Ada perhatian Gereja untuk mengasuh keluarga kita masing-masing. Semoga Anda menjalaninya dengan suka hati.

Sudah tiga tahun kita menjalani masa Adven yang diperuntukkan khusus untuk seluruh keluarga. Semoga seluruh keluarga dapat memanfaatkan kesempatan istimewa ini. Anda hanya perlu memberi kesempatan, memberi waktu, memberi pencerahan kepada seluruh keluarga untuk belajar dan merenung bersama dalam rekoleksi seluruh keuskupan kita.

Ada banyak pertanyaan berkaitan dengan bulan penyadaran aborsi yang disampaikan dalam bentuk doa untuk janin yang diaborsi. Indonesia mempunyai angka aborsi yang tidak kurang tinggi. Angka 2-2,5 juga adalah angka yang pantas kita cermati bersama. Ada sekian juta yang dikorbankan tanpa salah, karena kepentingan pasangan yang kurang bertanggungjawab atas hidupnya sendiri. Alasan kekuatiran dan keengganan untuk “repot” karena punya anak adalah sebab banyaknya janin dibunuh sia-sia.Ketika mendoakan, setiap keluarga, baik yang pernah melakukan ataupun yang tidak, memperoleh kesadaran bahwa janin yang dibuang itu, menurut Gereja, adalah manusia yang pantas kita hormati hidupnya.

1471140_10152424061124638_411422291_n

Mereka bukan kesia-siaan, mereka adalah makhluk Tuhan yang tidak berdosa dan dibuang karena dianggap mengganggu dan mengkhawatirkan masa depan. Mendoakan secara berulang itu membangun kesadaran dan mengingatkan juga bahwa Tuhan sangat sedih atas kematian sia-sia janin-janin itu.

Kita menantikan saat Yesus Kristus dilahirkan. Kita mengalami kegembiraan karena Keluarga Kudus yang menanggung tugas berat membesarkan bayi Yesus yang di kemudian hari menjadi Juruselamat untuk kita. Mereka berjuang, mereka menderita, mereka bersukacita, dan mereka adalah manusia seperti kita juga. Mereka memberi pengharapan justru karena siap membawa amanat Bapa yang mengutus Putera-Nya melalui keluarga mereka. Inilah kemuliaan suatu perjuangan hidup.

Kita sering membuat hidup justru menjadi semakin sulit, karena kita mau mengaturnya secara berlebihan. Sangat baik merencanakan hidup keluarga kita. Sangat mulia mendambakan suatu keluarga bahagia dengan perencanaan serta meminimalisir masalah di masa depan. Akan tetapi, seringkali campur tangan kita terlalu besar, kita memutuskan hanya berdasarkan akal sehat manusiawi.

Decoration Mother Daughter

Kita kurang bertanya pada hati nurani dan membaca situasi dengan iman yang tangguh kepada Allah yang Mahakuasa. Ketakutan kita berujung pada keputusan tergesa-gesa dan dalam ketakutan serta kegelisahan. Anak-anak yang lahir di dalam keluarga perlu kita sambut dengan sukacita. Kita mengikuti teladan Keluarga Kudus dari Nazaret, Yosef dan Maria, yang menyambut, dalam situasi serba berjuang, bayi Yesus dengan sukacita kebapaan dan keibuannya. Mereka diberkati Allah bukan terutama untuk kelimpahan harta benda, tetapi dengan sukacita dan semangat iman yang membuat mereka menjadi pahlawan-pahlawan iman untuk kita semua.

Keluarga-keluarga Katolik yang terkasih, Adven selalu membawa suasana tersendiri buat kita. Suasana hangat, suasana gembira, ceria, dan suasana tobat juga. Keunikan suasana adven berbeda dari suasana prapaskah yang membawa pada suasana tobat dan merenung dalam keprihatinan akan dosa-dosa. Kita menjalani masa adven terutama dengan pengharapan akan kedatangan Yesus di hari Natal nanti. Kita menjalaninya dengan sukacita.

116490e30

Ingatlah bahwa lilin ketiga dalam masa Adven berwarna Pink (Merah Jambu) yang artinya sukacita. Kita harus memastikan bahwa kita bersama keluarga mengalami sukacita dan mempersiapkan Natal dengan perasaan gembira itu. Saya yakin jika Anda tidak sendirian, sukacita akan lebih berlimpah dan menggembirakan Anda. Saya berdoa untuk Anda semua.Selamat menjalani masa Adven. Selamat merayakan Natal juga untuk Anda dan seluruh keluarga. Tidak ada keindahan yang lebih indah daripada membayangkan Anda semua beserta seluruh keluarga melakukan rekoleksi dan mengalami rekreasi rohani sambil mempersiapkan Natal dengan gembira. Saya dan seluruh anggota Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengucapkan : Selamat Memasuki Adven, Memasuki Tahun Liturgi Baru.

Sekaligus, saya dan rekan-rekan KomKK KAJ mengucapkan:

SELAMAT NATAL UNTUK ANDA DAN KELUARGA

YESUS, MARIA, DAN YOSEF MEMBERKATI

Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Rosario Khusus buat Janin Aborsi

Dalam pandangan Gereja Katolik terkait dengan aborsi yaitu kita menolak tegas dilakukannya aborsi. Sudah banyak dokumen Gereja yang berbicara tentang penghargaan atas kehidupan dan bahkan yang secara khusus dan tegas mengatakan menolak aborsi dengan alasan apa saja!

Sebagai kelanjutan dari kepedulian Uskup Agung Jakarta akan tingginya angka aborsi di Indonesia, dan juga sejalan dengan Doa Janin Aborsi pada materi Bulan Keluarga 2014 (Materi pendalaman Adven yang dikeluarkan oleh Komisi Kerasulan Keluarga KAJ), terlampir kami sampaikan bahan Rosario Khusus buat Janin Aborsi yang dibuat oleh Komisi Kesehatan KAJ.

 

 

 
KAJ download
 
 

KWI : Pelarangan Pernikahan Berbeda Agama Merupakan Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia

1126c

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mensupport revisi UU Perkawinan yang menyebutkan perkawinan sah bila dikerjakan menurut hukum semasing agama serta kepecayaan.

“Penting digarisbawahi bahwa siapa saja juga tak dapat memaksakan seorang untuk berpindah agama supaya dapat menikah dengan pasangannya yang lain agama”, kata Romo Yohanes Purbo Tamtomo dari KWI waktu berikan kesaksian sebagai Saksi Ahli dalam sidang sengkata UU Perkawinan dihadapan majelis hakim Mahkamah Konstitusi, Senin (24/11/2014).

Pasal 2 ayat I dari UU ini yang digugat oleh oleh 4 mahasiswa Kampus Indonesia, menyebutkan, “Perkawinan yaitu sah, jika dikerjakan menurut hukum semasing agamanya serta kepercayaannya itu”, dikira berimplikasi pada tak sahnya perkawinan yang dikerjakan diluar hukum semasing agama serta keyakinan.

Damian Agata Yuvens, salah satu mahasiswa menyebutkan, bunyi ayat itu tunjukkan bahwa negara memaksa supaya tiap-tiap warga negaranya untuk mematuhi hukum agama serta keyakinan semasing dalam perkawinan.

Mereka meminta MK memberi pemaknaan baru pada ketetapan itu dengan menyebutkan bahwa perkawinan yaitu sah jika dikerjakan menurut hukum semasing agama, selama ketentuan sah itu diserahkan pada penilaian semasing agama.

Dalam keterangannya Romo Purbo menyebutkan, UU ini menjadikan orang susah untuk menikah bila pasangan berbeda agama.

Ia menuturkan, isi serta rumusan pasal 2 ayat 1 mesti disimpulkan bahwa dalam rencana perkawinan butuh dijunjung tinggi dua hak mendasar dari tiap-tiap pribadi yakni kebebasan hati nurani untuk memilih pegangan hidup (agama) serta hak untuk menikah.

“Tidak bisa apabila dua hal ini bertemu, maka lalu menyebabkan salah satu mesti dikorbankan. Dalam soal perkawinan ketetapan yang berlaku mesti memungkinakn dua hal itu terus dihormati serta dibela, ” tegasnya.

Selesai sidang, Romo Purbo menyampaikan, pada prinsipanya, KWI akan mengutamakan penghormatan pada HAM.

“Kita pada intinya tidak ingin, bahwa agama menghambat orang untuk menikah, bahkan juga ada yang tidak ingin menikah cuma lantaran berbeda agama. Itu pengalaman riil yang kita temui”.

“Justru bila kita memaksa beda agama yang menikah dengan orang Katolik untuk masuk menjadi Katolik, itu bertentangan dengan kepercayaan kami, bahwa pilihan agama adalah hak asasi”, tuturnya.

Ia menyatakan, pengalaman bahwa sampai kini banyak orang Katolik yang nikah beda agama.

“Dan sangat banyak dari mereka yang membina rumah tangga dengan baik. Hal semacam itu juga merupakan argumen Gereja untuk menerima pernikahan beda agama, ” tuturnya.

“Justru lantaran banyak maka dari itu kami terasa bahwa kesusahan ini mesti dibantu, ” tuturnya.

Tetapi, yang pasti, tuturnya, Gereja Katolik, terus mengingatkan tiap-tiap pasangan yang lain agama untuk mulai sejak awal pikirkan seluruhnya konsekwensi saat sebelum menikah, termasuk juga bagaimanakah mereka berikan pendidikan iman untuk anak-anak.

“Mereka harus pikirkan apa yang paling baik untuk anaknya. Kerap dalam soal ini yang diperlukan adalah keterbukaan serta perbincangan berdua”, tuturnya.

Tetapi, ia menyatakan, Gereja Katolik tak mewajibkan anak-anak dari orang Katolik yang nikah lain agama, masuk Katolik.

“Itu bergantung dari perbincangan orangtua mereka. Yang kami tuntut yaitu orang-tua bertanggungjawab atas pendidikan iman anak-anak mereka. Apabila anak mereka tak masuk Katolik, tak bermakna mereka tak melakukan tanggung jwab, atau sebaliknya”, tuturnya.

Ia menuturkan, untuk menjamin supaya suatu perkawinan sukses, jadi aspek kualitas pribadi sangatlah utama.

“Pada saat orangnya sunggguh-sunggguh masak memutuskan, jadi pilihannya menikah lain agama, bukanlah juga sebagai kendala, namun bakal dipandang juga sebagai kekayaan untuk sama-sama melengkapi, anugerah untuk sama-sama melengkapi”, tuturnya.

Sikap sama juga nampak dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), yang membolehkan pernikahan lain agama.

“Perbedaan memahami, kelompok, bangsa, budaya, etnis, sosial, politik ataupun agama tak jadi penghalang dilangsungkannya perkawinan”, kata Uung Sendana Linggaraja dari Matakin.

Tetapi, terang dia, untuk yang menikah lain agama, akan tidak dikerjakan tata upacara perkawinan atau Li Yuan, seperti ada pada Konghucu, namun cuma pemberian restu juga sebagai pernyataan serta pemberitahuan sudah dikerjakannya perkawinan.

Sidang di MK pada hari ini merupakan kelanjutan dari sidang sebelumnya, yang mendengar sikap dari masing-masing Saksi Ahli agama-agama.

Dalam sidang pada 5 November, perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia menyebutkan sikap tegas menampik pernikahan lain agama.

Terbaru

Populer