Home Blog Page 107

Kisah Romo Carolus, Pendamping Terpidana Mati Nusakambangan

TEMPO.CO, Cilacap – Kampung Laut tahun 1973 adalah neraka. Delta Sungai Citanduy di samping Nusakambangan itu bak sarang penyakit. Namun, bagi Charles Patrick Edward Burrows atau yang biasa disapa Romo Carolus OMI (Oblat Maria Immaculata), Kampung Laut adalah rumah keduanya.
Romo datang ke Kampung Laut pada 1973 dengan menumpang speedboat. Lahir di Dublin, Irlandia, pada 4 April 1943, Romo berketetapan hati untuk berbagi kasih dengan penduduk Kampung Laut yang terpinggirkan. “Dulu mereka dipinggirkan, dituduh simpatisan partai terlarang. Tak ada yang mau mengurus mereka,” ujar Romo, Selasa, 24 Februari 2015.
Awal ia datang di daratan yang dikelilingi hutan mangrove itu, banyak penduduknya yang sakit mata. Saking parahnya, nanah keluar dari mata mereka yang sakit. Dengan kasih sayang, warga yang sakit diberi salep mata oleh Romo.
Tak mudah menjadi seorang romo. Meski hanya punya motif kemanusiaan, ia kerap dituduh melakukan kristenisasi terhadap penduduk Kampung Laut. Tanpa gembar-gembor ayat-ayat suci, Romo terus kerja, kerja, dan kerja. Ia memperbaiki sanitasi lingkungan, membangun jembatan antarpulau, serta meningkatkan pendidikan penduduk. “Fokus saya mengentaskan kemiskinan warga Kampung Laut,” katanya.
Romo menjadi warga negara Indonesia tahun 1983. Meski demikian, ia kerap pulang ke Irlandia untuk menemui saudaranya. Ia merasa lebih dibutuhkan di Kampung Laut dibandingkan di negaranya.
Sejak lima tahun terakhir, Romo Carolus memberi perhatian pada penghijauan kembali lahan gundul dengan pohon-pohon spesies lokal di pulau seluas 22 ribu hektare itu sambil memberdayakan masyarakat setempat. Nama Romo Carolus sudah sangat melekat dengan warga Cilacap. Tak terkecuali bagi Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamudji. “Romo tidak berkarya dengan tinta, tapi tetesan keringat. Ia turun dan mendengar langsung keluhan masyarakat,” katanya.
Melalui Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS), ia membangun lima TK, dua SD, delapan SMP, tiga SMA, dan satu akademi maritim. Ia percaya pendidikan adalah hak semua anak. “Pendidikan membebaskan orang dari kemiskinan dan kebodohan,” ujar Romo yang dikenal dengan Teologi Cinta-nya itu.
Seminggu sekali, Romo yang menolak hukuman mati itu mempersembahkan Ekaristi di salah satu lembaga pemasyarakatan di Nusakambangan, yang penghuninya menunggu eksekusi hukuman mati.
Romo Carolus meminta pemerintah menyediakan pendamping bagi terpidana mati yang beragama Katolik. Pada eksekusi gelombang pertama, 18 Januari 2015, terpidana mati Marco Archer Cardoso tidak didampingi pemuka agama Katolik. “Inilah yang memicu hubungan antara Indonesia dan Brasil memburuk,” kata Romo Carolus.
Ia mengatakan, saat dieksekusi di hadapan regu tembak, Marco tak didampingi pendeta Katolik. Padahal Romo Carolus sudah menghubungi pihak LP Nusakambangan untuk diizinkan mendampingi Marco. Namun tak ada respons dari LP Nusakambangan. Jauh hari sebelum dieksekusi, Romo Carolus juga sudah melakukan pendampingan. Ia menyayangkan Marco tak mendapatkan haknya seperti ritual rekonsiliasi dan perjamuan suci.
Kisah gembong narkoba asal Brasil, Marco Archer Cardoso Moreira, yang menangis di menit-menit terakhir sebelum dieksekusi mati pada Januari lalu terungkap. Pastor Charles Patrick Edward Burrows atau dikenal sebagai Romo Carolus membeberkan kembali kisah itu.
Menurut Pastor kelahiran Irlandia yang sudah jadi warga negara Indonesia sejak 1983 itu, Marco pada bulan lalu diseret keluar dari selnya di Nusakambangan. Marco menjerit dan menangis. Bahkan, ritual agama terakhir, ditolak oleh Marco.
Kisah itu dibeberkan Romo Carolus kepada Fairfax yang dilansir Independent hari Ahad. Marco dihukum mati oleh regu tembak Indonesia pada 18 Januari 2015 di Nusakambangan. ”Tidak ada yang menghibur Marco,” kata Romo Carolus. ”Dia harus diseret dari selnya, menangis, dan berkata ‘tolong saya’,” kata Romo Carolus.
 

IKUTILAH Ziarah PEMIKAT KAJ, 13-17 Mei 2015

Bila ziarah anda sebelumnya terasa mahal dan tidak bermakna, karena waktu untuk berdoa yang disediakan singkat dan lebih banyak waktu untuk rekreasi dan berbelanja, maka Kami mencoba membantu anda untuk menemukan ziara murah dan bermakna:

Biaya dapat diangsur, membantu niat ziarah anda dengan tidak menginap di penginapan mewah, tidak mengunjungi tempat rekreasi umum dan tempat belanja.
Mendampingi ziara anda dengan menyertakan PEREKAT (Pendamping retret dan rekoleksi Katolik)
(Tujuan: Gua Maria Weleri, Salatiga, Jawangmangu, Kediri, Solo dan Ambarawa)

Info Pendaftaran:
Kantor PEMIKAT KAJ, Pak Bardi (021-3519193, eks. 205)
Biaya:
Rp. 1.350.000/orang
(DP: Rp. 700.000,- + Angsuran ke-2= Rp. 350.000,- pelunasan=Rp. 300.000,-

ZIarah Pemikat 2015_Rev03_17022015

LOMBA FOTOGRAFI DAN FILM PENDEK (UNTUK PERORANGAN/KELOMPOK) SERTA WEB/BLOG (UNTUK PAROKI/STASI) 2015

Resize utk Post Web LOGO APP
 

(PERIODE: FEBRUARI – APRIL 2015)

 

IKUTILAH LOMBA

FOTOGRAFI DAN FILM PENDEK

(Untuk PERORANGAN/KELOMPOK)

SERTA

WEB/BLOG

(Untuk  PAROKI/STASI)

Dalam Rangka

TAHUN SYUKUR 2015

MEMPEREBUTKAN ANUGERAH

INTER MIRIFICA (INMI) AWARDS”

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

 
 

TOTAL HADIAH:

Rp 27.000.000,00

 
 
 

Silahkan KLIK LINK Dibawah Ini Untuk Mengetahui Ketentuan Lomba Secara Lengkap:

 
 

LOMBA FOTOGRAFI DAN FILM PENDEK

(Untuk  PERORANGAN/KELOMPOK)

 

DAN

 

LOMBA WEB/BLOG

(Untuk  PAROKI/STASI)

 
 

INFO LENGKAP TELP: 021-3519193, eks.241 dan/email ke: raka.kaj@gmail.com
Selamat Berkarya
Komisi Komsos KAJ

 
 

Vatikan, Italia Tingkatkan Keamanan Pasca Ancaman beberapa Militan Islam saat Membantai 21 Kristen Koptik Mesir

 
Keamanan di Vatikan serta Italia sudah diperketat lantaran ancaman serangan makin bertambah oleh beberapa militan Islam, kata beberapa petinggi pada Rabu (18/2).
Satu hari sesudah kabinet Italia menyepakati beberapa langkah keamanan baru lantaran kecemasan teroris yang menyerang Libya, kepala Garda Swiss Vatikan menyatakan aksi pencegahan penambahan sudah di ambil untuk menanggung keamanan Paus Fransiskus.
“Apa yang berlangsung di Paris dengan serangan ke Charlie Hebdo dapat juga berlangsung di Vatikan. Kami siap campur tangan untuk menjamin perlindungan Paus Fransiskus, ” kata Christoph Graf pada harian Italia Il Giornale.
“Kami sudah meminta anggota garda Swiss untuk lebih memerhatikan serta secara cermat memonitor gerakan tiap-tiap orang, ” imbuhnya, seraya menekankan bahwa intelijen memberi info detil perihal tiap-tiap potensi ancaman.
Graf mengaku bahwa gaya pastoral yang ramah Paus Fransiskus membuat pekerjaan pihak keamanan menjadi tidak gampang.
“Bapa Suci tak suka tim pengamanan terlampau dekat dengan dia. Kita mesti menghormati itu serta melindungi jarak, ” tuturnya.
Komite keamanan pemerintah Italia pada Selasa menjadikan negara itu pada kondisi siaga serta keputusan yang di ambil minggu lalu untuk menaikkan jumlah tentara anti-teror dari 3. 000 jadi 4. 800 personil.
Event Expo 2015 Masuk dalam Daftar Ancaman
Italia melaporkan Rabu bahwa tempat event Expo 2015 internasional yang akan datang di Milan, kementerian luar negeri di Roma, Vatikan, serta sinagoga di semua negeri itu sudah diidentifikasi juga sebagai target militan Islam.
“Serangan-serangan sudah sukses di negara-negara lain, makin besar resiko seorang yang berusaha untuk mengikuti tindakan tersebut di Italia, ” kata Felice Casson, seseorang senator serta sekretaris komite parlemen Copasir yang mengawasi dinas rahasia Italia pada La Republicca.
Surat kabar itu menyampaikan keamanan khusus sudah diperintahkan untuk beberapa wartawan serta Yahudi Italia.
Italia sudah dihantam oleh isu yang mencemaskan dalam beberapa hari terakhir sejak video yang memperlihatkan pemenggalan oleh grup Islamic State (IS) pada 21 orang Kristen Mesir di Libya.
Rekaman itu termasuk juga peringatan bahwa Libya bisa dipakai juga sebagai basis untuk menyerang Italia serta banyak pejuang IS ada “di selatan Roma. ”
Peringatan IS
Sebagian tokoh oposisi di Italia sudah menyerukan seluruhnya operasi pencarian serta penyelamatan pengungsi dari angkatan laut di Mediterania ditunda lantaran banyak teroris memakai perahu pengungsi juga sebagai langkah untuk masuk ke Italia.
Pemerintah mengaku tidak bisa tidak menghiraukan isu itu dengan menyampaikan pemeriksaan ketat di beberapa tempat spesifik untuk mengurangi resiko, walau pihaknya belum temukan bukti.
Pemerintah juga mesti memonitor klaim yang beredar luas bahwa kurang lebih 200. 000 migran Afrika di Libya telah memesan kapal untuk ke Italia. (www.ucanews.com)
Sebuah Refleksi
Tentu tidak gampang menerima perbedaan pendapat atau keyakinan. Namun jika kita melihat dari sudut pandang bahwa perbedaan itu adalah kekayaan keanekaragaman dan dapat saling melengkapi, maka keindahan dan perdamaian itu akan hadir. Bukankah taman yang berisi anekaragam bunga lebih indah dari pada taman yang isinya hanya satu jenis bunga?
Kita boleh saja mengagungkan pendapat dan keyakinan pribadi, asal saja kita tetap menghormati dan menghargai orang lain yang berbeda dengan kita. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita pada orang lain begitu saja. Tentu disini yang perlu ditekankan juga adalah kebebasan yang bertanggung jawab; bahwa bebas mengemukakan pendapat atau berekspresi itu tidak berarti bahwa bebas menghina orang lain.
Indonesia adalah negara yang sarat keanekaragaman budaya, suku, bahasa, ras, agama, dan sebagainya. Ada yang mayoritas di pulau atau di daerah tertentu, ada juga yang seimbang. Tentu tidak bisa dibayangkan jika Ibu Pertiwi kita ini rusak dan terpecah belah karena isu SARA; karena tidak menghargai satu sama lain.
Marilah kita berdoa khusus kepada Allah yang Maha Esa dalam masa Prapaskah ini:
Bagi Bapa Suci kita, Paus Fransiskus, Semoga agar senantiasa dilindungi dan diberi kebijaksanaan serta kekuatan dalam menggembalakan umat Allah.
Bagi Tanah Air Ibu Pertiwi kita, Indonesia, Semoga selalu dilimpahkan kedamaian dan kesejahteraan penuh hidup toleransi.
Bagi belahan dunia yang dilanda peperangan dan konflik sektarian, agama, politik dan ekonomi, Semoga akhirnya mereka semua yang bertikai menjadi sadar bahwa kekerasan tidak menghasilkan solusi dan perdamaian. Dan mereka pun kembali berangkulan penuh persaudaraan dan persatuan serta penghargaan satu sama lainnya.
Engkaulah satu-satunya Allah Penebus Dosa kami yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin. (Rk)

Hari Komunikasi Sedunia ke-49 Tahun 2015

hari komsos

Komunikasi dalam Keluarga:

Tempat Istimewa Menemukan Keindahan Cinta

 

Menurut siaran pers Vatikan, tema Hari Komunikasi Sedunia 2015 berkesinambungan dengan pesan Tema Hari Komunikasi Sedunia 2014, “Komunikasi: Budaya perjumpaan yang sejati“, serta berkaitan dengan tema Sinode tentang Keluarga, yang baru saja berlangsung 5-19 Oktober 2014.

Berbagai berita melaporkan tentang adanya kesulitan yang dihadapi keluarga-keluarga saat ini. Sering kali, perubahan budaya tidak membantu kita menghargai bahwa betapa pentingnya keluarga.

“Hubungan antara para anggota keluarga dijiwai dan dibimbing oleh hukum ‘memberi secara sukarela’. Dengan menghormati dan memupuk martabat pribadi pada masing–masing anggota sebagai satu-satunya dasar nilai, sikap ‘memberi secara sukarela’ itu diwujudkan dalam sikap menerima setulus hati, perjumpaan dan dialog, sikap tersedia tanpa pamrih, pengabdian dengan kemurahan hati, dan sikap setiakawan yang mendalam” (Familiaris Consortio no. 43).

Hari Komunikasi Sedunia 2015 akan berlangsung pada 17 Mei dan akan merefleksikan tentang orang-orang yang “mungkin terluka dan kecewa, namun cinta di antara seorang pria dan seorang wanita merupakan sesuatu yang baik,” membiarkan “anak-anak tahu bahwa mereka adalah karunia yang paling berharga,” dan membantu ”memulihkan mereka yang terluka dan kecewa …menemukan kembali keindahan cinta”.

“Bagaimana kita dapat menunjukkan bahwa keluarga adalah tempat istimewa dimana kita mengalami keindahan hidup, sukacita dan rahmat kasih, saling menerima dan memberi, dan pertemuan dengan yang lain?”

Pernyataan itu menambahkan bahwa Gereja harus belajar kembali “bagaimana menunjukkan bahwa keluarga adalah karunia besar, sesuatu yang baik dan indah”.

“Ini adalah tugas menarik untuk menggerakkan orang melihat realitas sejati dari pribadi manusia, dan itu membuka pintu untuk masa depan, yaitu, untuk kehidupan.”

Hari Komunkasi Sedunia, satu-satunya perayaaan seluruh dunia sebagaimana diamanatkan oleh Konsili Vatikan II, setiap tahunnya selalu dirayakan di hampir semua negara. Ini berdasarkan rekomendasi para uskup sedunia dan biasanya dirayakan pada hari Minggu sebelum Pentakosta (17 Mei 2015).

Pesan Bapa Suci untuk Hari Komunikasi Sedunia secara tradisional diumumkan dalam rangka Pesta Santo Fransiskus da Sales, pelindung para penulis (24 Januari 2015)

Renungan APP 2015 Tingkat TK/SD/SMP/SMA/SMK KAJ 2015

Resize utk Post Web LOGO APP
Syalom dalam kristus,
Kami tidak mencetak renungan app ini dalam bentuk buku. Cara ini dilakukan untuk mengembangkan budaya menghargai lingkungan hidup. Silahkan download di sini untuk mengunduh renungan app 2015 untuk tingkat TK/SD/SMP/SMA/SMK KAJ 2015. Terima kasih. Tuhan berkati. Syalom.

Renungan APP Tingkat TK 2015

KAJ download
 

Renungan APP Tingkat SD 2015

KAJ download
 

Renungan APP Tingkat SMP 2015

 
KAJ download
 

Renungan APP Tingkat SMU/SMK  2015

 
KAJ download
 

Bahan Pertemuan Masa Prapaskah 2015

 Disusun oleh:

Komisi PSE dan Komisi KKS

“Tiada Syukur Tanpa Peduli”

 

 

DOWNLOAD BAHAN PERTEMUAN PRAPASKAH 2015

 
KAJ download
 

Menag: Guru Agama Mesti Berwawasan Inklusif

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

 
 
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengutamakan guru agama mesti berwawasan inklusif, terlebih menyangkut pandangan perihal keragaman beragama yang dianut bangsa Indonesia.
“Selama ini minim sekali mereka (guru agama) memperoleh input berkenaan dengan bagaimanakah agama itu lebih ditonjolkan sisi-sisi substantifnya, esensinya, jadibukanlah ritual resmi keagamaannya saja. Lantaran ritual resmi masing-masing agama itu tidak sama, ” tutur Menag Lukman, seperti ditulis kemenag.go.id.
Menurut Menag, segi yang penting juga yaitu bagaimanakah tiap-tiap guru agama berkemampuan untuk mentransformasikan pengetahuan ke peserta didik berkenaan beberapa hal substantif, esensial dari agama, yakni memanusiakan manusia, yang jadi hakikat dari agama.
Bila mengajarkan, umpamanya, mengemukakan tauhid bahwa Tuhan itu Esa, semestinya tak sebatas doktriner Tuhan itu Esa. Menag Lukman memiliki pendapat, bahwa guru mesti dapat menuturkan keesaan Tuhan yang tidak terbatas serta terbatasnya manusia.
“Dengan langkah seperti itu, karena kita manusia adalah terbatas, jadi tak bisa diantara kita terasa paling benar, ” kata Menag.
Menag memberikan, yg tidak terbatas itu yaitu yang Maha Esa itu yang tanpa ada batas. Sesaat diluar yang Maha Esa itu seluruhnya mempunyai terbatasnya. Lantaran kita, sesama manusia, mempunyai terbatasnya, tak pada tempatnya bila kita juga sebagai manusia mengklaim diri paling benar.
Tentu saja dalam lingkup iman kita dapat merasa bahwa iman kita paling benar, tetapi berhadapan dengan keanekaragaman, maka sikap toleransilah yang diutamakan! “Dengan sikap demikianlah, toleransi serta tenggang rasa dibangun, kita dapat sama-sama menghormati serta dihormati, ” lanjut Menag.
Menjawab pertanyaan perihal ada arus “penolakan” pada salah satu ketetapan UU Sisdiknas di mana tiap-tiap sekolah mesti sediakan Guru Agama saat bakal diputuskan sebagai UU pada saat itu, Menag menyatakan, UU itu sesungguhnya mau memberi jaminan pada tiap-tiap warga negara, terutama yang masih tetap jadi siswa, untuk memperoleh pendidikan agama.
Prinsipnya, Menag menyatakan, tiap-tiap peserta didik tanpa ada kecuali memiliki hak memperoleh pendidikan, serta negara harus memberi pendidikan. Pendidikan disini termasuk juga pendidikan agama, hingga tiap-tiap instansi pendidikan itu berkewajiban memberi pendidikan agama sesuai dengan agama yang diyakini siswa.
“Itu keharusan, UU memerintahkan seperti itu. Jadi bila ada siswa beragama A, dia harus memperoleh pendidikan agama A, tak bisa agama B atau C. Guru yang mengajarkan pendidikan agama itu mesti seagama dengan agama yang di ajarkan. Jadi, tak dapat saya beragama Islam mengajarkan agama Kristen. Atau orang Kristen mengajarkan agama Hindu. Itu tak bisa, ” lebih Menag.
Itu seluruhnya ditata dalam UU Sisdiknas Nomer 20 Th. 2013 untuk memberi jaminan bahwa bukan sekedar anak yang usia belajar itu dapat memperoleh pendidikan agama, namun juga jaminan pendidikan agama yang didapatkan yang di terima oleh anak itu yaitu pendidikan agama yang benar lantaran didapatkan dari guru seiman.
“Karenanya, tiap-tiap instansi pendidikan mesti konsekwen dengan amanah UU itu, ” tegas Menag. (kemenag.go.id)
 
 

Paus Fransiskus desak pemerintah seluruh dunia hapus perdagangan manusia

Menandai Hari Doa, Paus Fransiskus  menentang perdagangan manusia dengan meminta pemerintah seluruh dunia  menghapus “luka  memalukan” ini yang tidak memiliki tempat dalam “masyarakat sipil.”

“Masing-masing dari kita merasa berkomitmen untuk menyuarakan kasus ini, saudara-saudara kita, martabat mereka dipermalukan,” kata Bapa Suci dalam audiensi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, usai Doa Angelus.

Pada 8 Februari Hari Doa bertepatan dengan Pesta Santo Josephine Bakhita, seorang biarawati Sudan abad ke-19, yang pada saat  itu ia masih berusia anak-anak dan telah menjadi korban perbudakan, kata Paus.

a32b4b0087a922ba0c3521a0e6811b2d

Paus Fransiskus memberikan dorongan kepada mereka yang bekerja untuk mengakhiri perdagangan “laki-laki, perempuan, dan anak-anak” yang “diperbudak, dieksploitasi, disalahgunakan sebagai alat untuk bekerja atau kesenangan, dan sering disiksa dan dipermalukan.”

Dia kemudian menyerukan pemerintah seluruh dunia untuk bertindak dalam “menghapus penyebab luka memalukan ini … luka yang tidak layak dalam masyarakat sipil.”

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan sebanyak 2,5 juta orang hidup sebagai korban perdagangan manusia.

Berbicara menjelang Doa Angelus, Paus Fransiskus fokus pada penyembuhan dengan mengacu pada  Injil hari itu (Markus 1: 29-29) yang mengisahkan penyembuhan ibu mertua Petrus.

8709092169_94b9c5fc95_o

“Berkhotbah dan menyembuhkan: ini adalah kegiatan utama Yesus dalam kehidupan dalam masyarakat,” kata Bapa Suci.

Setelah datang ke bumi untuk “mewartakan dan membawa keselamatan seluruh umat manusia,” kata Paus, Yesus menunjukkan kasihnya dengan menyembuhkan orang-orang yang terluka secara fisik dan rohani: “orang miskin, orang-orang berdosa, kerasukan, orang sakit, orang yang dikucilkan.”

“Dia adalah Juru Selamat  sejati. Yesus menyelamatkan, Yesus memulihkan, Yesus menyembuhkan”.

Pesan Bapa Suci, Paus Fransiskus untuk Hari Orang Sakit Sedunia yang ke – 23 tahun 2015

World-Day-of-the-Sick1

Rabu, 11 Februari 2015

  

Kebijaksanaan Hati “Aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh” (Ayub 29:15)

Saudara-saudara terkasih,

Pada Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-23 ini, yang telah dimulai oleh St. Yohanes Paulus II, saya kembali kepada Anda semua yang menderita sakit dan yang dalam berbagai cara disatukan dengan penderitan tubuh Kristus, dan juga kepada Anda, para ahli dan relawan di bidang perawatan kesehatan.

Tema tahun ini mengundang kita untuk merenungkan satu ungkapan dari Kitab Ayub; “Aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh” (Ayb 29:15). Saya ingin mengulas ungkapan ini dari sudut pandang “sapientia cordis”-kebijaksanaan hati.

1. Kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang teoritis, pengetahuan abstrak, atau hasil penalaran logis. Lebih dari itu, dalam suratnya St. Yakobus melukiskan kebijaksanaan sebagai “hikmat yang murni, selanjutnya pendamai, peramah lemah-lembut, penurut, penuh kasih, penuh belas-kasihan dan buah-buah baik, tidak ragu dan tidak munafik” (Yak 3:17).

Inilah cara pandang yang dijiwai Roh Kudus di dalam pikiran dan perasaan mereka yang peka terhadap penderitaan saudari-saudarnya dan yang dapat memandang di dalam diri mereka gambar Allah. Untuk itu, marilah kita daraskan doa Pemazmur: “ Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mzm 90:12). “Kebijaksanaan hati” yang merupakan karunia Allah ini adalah rangkuman dari buah-buah hari Orang Sakit Sedunia.

2. Kebijaksanaan hati berarti melayani saudari dan saudara kita. Kata-kata Ayub: “Aku menjadi mata bagi orang buta , dan kaki bagi orang lumpuh,” menunjukkan pelayanan orang saleh ini, yang menikmati kekuasaan tertentu dan memiliki posisi penting di antara orang-orang tua di kotanya, memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Keagungan moralnya menemukan ungkapan tepat dalam pertolongan yang ia berikan kepada penderita yang berteriak minta tolong serta dalam kepeduliannya kepada anak yatim piatu dan janda-janda (Ayb 29:12-13)

Dewasa ini betapa banyak orang Kristiani yang menunjukkan, bukan dengan kata-kata tetapi dengan hidup yang berakar dalam iman sejati, bahwa mereka adalah “mata bagi orang buta, dan “kaki bagi orang lumpuh!” Mereka dekat dengan orang-orang sakit yang memerlukan perhatian dan bantuan terus menerus untuk membersihkan diri, memakaikan  pakaian dan menyuapkan makanan.

Pelayanan seperti ini, khususnya bila berlarut-larut, bisa menjadi sesuatu yang melelahkan dan membebani. Relatif lebih mudah membantu orang selama beberapa hari saja, tetapi sulit merawat orang selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun., apalagi dalam beberapa kasus khusus, bila tidak ada ungkapan terima kasih. Namun, sebenarnya betapa agung jalan pengudusan ini.! Dalam saat-saat yang sulit itu secara khusus kita dapat mengandalkan kedekatan Tuhan, dan kita menjadi sarana istimewa bagi perutusan Gereja.

3. Kebijaksanaan hati berarti berada bersama dengan saudari-saudara kita. Waktu yang dilalui bersama dengan orang sakit adalah waktu yang suci. Ini adalah cara memuji Tuhan yang menyelaraskan kita dengan gambar Putera-Nya yang “datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Yesus sendiri mengatakan: “Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan” (Luk 22:27).

Dengan iman yang hidup, marilah kita mohon kepada Roh Kudus supaya berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita untuk  memahami kesiapsediaan diri yang seringkali tidak terkatakan untuk meluangkan waktu bersama saudari-saudara yang, dengan rasa terima kasih atas kedekatan dan kasih sayang kita, merasa lebih dicintai dan dikuatkan. Di sisi lain, tersembunyi suatu kebohongan besar di balik ungkapan tertentu yang menekankan pentingnya “kualitas hidup”, sehingga membuat orang-orang berpikir bahwa hidup yang dijangkit penyakit berat bukanlah hidup yang berharga!

4. Kebijaksanaan hati berarti keluar dari diri sendiri menuju saudari-saudara kita. Adakalanya kita mengabaikan nilai istimewa dari waktu yang dilewatkan bersama dengan orang yang sakit di pembaringannya karena kita begitu terburu-buru; terjebak dalam kesibukan untuk melakukan sesuatu, untuk menghasilkan sesuatu, sehingga kita abai untuk memberikan diri sendiri secara bebas, untuk peduli kepada orang lain, dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Di balik sikap seperti itu seringkali iman yang suam-suam kuku melupakan Firman Tuhan: “kamu telah melakukannya untuk aku” (Mat 25:40).

Oleh karena itu, saya akan menekankan kembali “prioritas mutlak “ keluar dari diri sendiri untuk masuk ke dalam kehidupan saudari-saudara kita’ sebagai satu dari dua perintah utama yang mendasari setiap norma moral dan sebagai tanda paling jelas untuk menilai pertumbuhan rohani dalam menanggapi anugerah yang diberikan Allah dengan cuma-cuma” (Evangelii Gaudium, 170). Sifat missioner Gereja menjadi sumber dari amal kasih yang berdaya guna dan bela-rasa yang memahami, membantu dan memajukan (ibid).

5. Kebijaksanaan berarti menunjukkan solidaritas dengan saudari-saudara kita tanpa menghakimi mereka. Beramal kasih membutuhkan waktu. Waktu untuk merawat orang-orang sakit dan mengunjungi mereka. Waktu untuk berada di samping mereka seperti teman-teman Ayub : “Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat bahwa sangat berat penderitaannya” (Ayb 2:13).

Tetapi, teman-teman Ayub memendam penghakiman terhadapnya : bahwa kemalangan Ayub adalah hukuman Tuhan atas dosa-dosanya. Padahal, amal kasih yang benar adalah berbagi tanpa menghakimi, tanpa menuntut perubahan dari orang lain; bebas dari kepalsuan yang jauh di lubuk hati, dari mencari pujian dan kepuasaan diri akan segala kebaikan yang dilakukannya.

Pengalaman penderitaan Ayub menemukan tanggapan tulus hanya di dalam salib Yesus, tindakan kesetiakawanan Allah yang tertinggi kepada kita, sepenuhnya cuma-cuma, berlimpah belas-kasih. Tanggapan kasih terhadap drama penderitan manusia khususnya penderitaan orang-orang yang tidak bersalah, tetap membekaskan  kesan pada tubuh Kristus yang bangkit; luka mulia-Nya adalah skandal bagi iman, tetapi sekaligus juga bukti iman (bdk. Homili untuk kanonisasi Yohanes XXIII dan Yohanes pulus II, 27 April 2014).

Bahkan ketika penyakit, kesepian dan ketidakmampuan membuat kita sulit menjangkau orang-orang lain, pengalaman penderitaan dapat menjadi jalan istimewa untuk menyalurkan berkat dan menjadi sumber untuk memperoleh dan bertumbuh dalam kebijaksanaan hati.

Kita menjadi mengerti bagaimana Ayub, di akhir pengalamannya dapat berkata kepada Tuhan : “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayb 42:5). Orang-orang yang tenggelam dalam rasa sakit dan penderitaan ketika menerima hal ini dalam iman, dimampukan menjadi saks-saksi hidup dari iman yang mampu merangkul penderitaan, bahkan meski tanpa mampu mengerti maknanya yang penuh.

6. Saya mempercayakan Hari Orang Sakit Sedunia ini pada perlindungan keibaan Maria, yang mengandung dan melahirkan Sang Kebijaksanaan: Yesus Kristus, Tuhan Kita.

O Maria, Tahta Kebijaksanaan, jadilah perantara, sebagai Bunda kami bagi semua orang sakit dan mereka yang merawatnya! Anugerahkanlah itu, melalui pelayanan kami bagi sesama yang menderita, dan melalui pengalaman penderitaan itu sendiri, semoga kami menerima dan memupuk kebijaksanaan hati yang benar.

Dengan doa ini, untuk Anda semua, saya menyampaikan berkat Apostolik saya.

Dari Vatikan, 3 Desember 2014

Pada peringatan St. Fransiskus Xaverius

Paus Fransiskus

Terbaru

Populer