Home Blog

Renungan Pesta Pemuliaan Salib Suci, Minggu 14 September 2025

Bacaan Pertama, Bil 21:4-9

Ketika umat Israel berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: ”Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”

Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: ”Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.”

Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ”Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”

Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.”

‭‭
Bacaan Kedua, Filipi 2:6-11
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan,”.

‭‭
Bacaan Injil, Yoh 3:13-17

Dalam percakapan dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
‭‭
Renungan Padat

Kunci untuk memahami pesan sabda Tuhan hari ini adalah Kristus. Dalam Kristus, semuanya menjadi baru. Termasuk pemaknaan kita tentang salib. Di luar Kristus, salib adalah hukuman bagi orang yang melakukan kesalahan. Kalau kita melihat sejarah bagaimana hukuman salib itu diadakan oleh pemerintah roma, kita akan tau betapa hinanya hukuman salib itu. Mereka yang bersalah dan pantas dihukum mati, tidak langsung dihukum mati. Misalnya, dipenggal gitu lebih enak, tanpa rasa sakit, hilang hitam dalam sekejap. Tapi jika kematian itu harus melalui salib, kematian menjadi semakin menyakitkan, memalukan dan menakutkan. Bagaimana tidak, lihat saja apa yang dialami Yesus saat Dia disalib. Ia ditelanjangi, tubuh-Nya digantung tangan dan kaki diikat dan dipaku pada kayu sehingga tidak berbuat apa-apa. Itu dilakukan di depan umum dan dilihat orang.  Betul-betul hukuman yang merendahkan martabat manusia serendah-rendahnya sampai hina tak ada harganya.

Tapi dalam Kristus, salib yang hina seperti itu menjadi tanda keselamatan. Tanda pemuliaan. Oleh Tuhan, apa yang hina diubah menjadi yang mulia. Tanda karya Allah ini sudah ada sejak kisah dalam Kitab Bilangan. Ular yang menjadi alat hukuman bagi umat Allah yang bersungut-sungut, sekaligus menjadi tanda yang menyelamatkan bagi mereka yang memandang tiang ular.

Mengapa bisa demikian? Salib yang hina, dalam Kristus menjadi salib yang mulia. Sebab Kristus yang tersalib, adalah Allah yang mengosongkan diri-Nya. Yang tidak menganggap keserupaan-Nya dengan Allah sebagai sesuatu yang perlu dipertahankan. Melainkan, dalam salib Kristus memberikan diri-Nya, hidup-Nya bagi kita, sehingga siapapun yang memandang, melihat dan menyatukan diri dengan salib dan kematian-Nya akan memperoleh kehidupan yang kekal. Memandang dan menyatukan diri dengan Salib Kristus, bahkan wafat bersama-Nya akan memperoleh hidup juga bersama-Nya.

Jadi, masih takut buat-buat tanda salib?

RA

 

Download Panduan LOMBA DESAIN LOGO ARDAS/APP TAHUN 2026 KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

tema: “KEUTUHAN ALAM CIPTAAN”

 

 PENGANTAR GERAKAN KAJ DI TAHUN ARDAS/APP 2026

 Tema Ardas/APP KAJ 2026 adalah “KEUTUHAN ALAM CIPTAAN”  merupakan aspek keberlanjutan dari tema sebelumnya yaitu: “KEPEDULIAN LEBIH KEPADA SAUDARA YANG LEMAH DAN MISKIN” (2025), “SUBSIDIARITAS DAN SOLIDARITAS” (2024), “KESEJAHTERAAN BERSAMA” (2023) dan “PENGHORMATAN MARTABAT MANUSIA” (2022).

Semua tema-tema ini saling berkesinambungan dan berkelanjutan. Tidak bisa melepaskan satu tema dari tema yang lain. Kini kita di penghujung Tahun ARDAS Lima Tahunan KAJ, yaitu 2026.

Di tahun 2026 ini, Gereja KAJ diundang untuk melakukan PERTOBATAN EKOLOGIS untuk menyembuhkan ‘luka-luka alam ciptaan yang disebabkan oleh manusia. Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya. Manusia diajak untuk melestarikan untuk generasi berikut. Kita akan melakukan habitus kecil namun berdampak sosial namun dilakukan dengan cinta yang besar.

Kerusakan alam terjadi di beberapa wilayah tanah air. Lingkungan hidup dan demokrasi menjadi rusak ketika oligark dan penguasa memanipulasi hukum lewat politik balas budi. Kajian Lingkungan Hidup Strategis harus diselenggarakan sesuai prosedur hukum sebelum pemberian izin penambangan maupun pembukaan lahan diberikan.

  

DOWNLOAD TOR/PANDUAN LOMBA

REKOMENDASI GERAKAN

 Gerakan Sustainability

G.S. menekankan penggunaan sumber daya alam secara bijaksana, pengurangan limbah, dan pemilihan produk yang ramah lingkungan.

Gerakan Ekonomi Sirkular

G.E.S. meminimalkan limbah dan polusi, memperpanjang siklus hidup produk, dan meregenerasi sistem alam.

Gerakan Transformasi Perilaku

Gerakan memelihara alam ciptaan harus dimulai dari gerakan perubahan habitus / perilaku yang konsisten & bersama.

 

LOGO HARUS MENCERMINKAN:

 Semangat yang MENGGERAKKAN orang untuk semakin bersikap DAN bertindak sesuai Pengantar TEMA ARDAS/APP 2026 di atas, yaitu Merawat Bumi dan Alam Ciptaan “KEUTUHAN ALAM CIPTAAN”.

Logo Menampilkan cita-cita umat Katolik KAJ yang menunjukkan untuk berani melakukan AKSI NYATA Menjaga KEUTUHAN ALAM CIPTAAN. Beberapa contoh sederhana; Membuang sampah pada tempatnya, mengolah sampah, menanam tanaman, tidak menggunakan plastik berlebihan,  hidup sederhana, hemat dan tidak konsumtif, memelihara tanah, hutan, air dan mahluk ciptaan lainnya.

 Untuk itu LOGO yang dibuat HARUS mengandung MAKNA dan juga berisi TULISAN Tema “KEUTUHAN ALAM CIPTAAN”.

 

KETENTUAN UMUM

 Lomba ini dimaksudkan untuk menghasilkan desain logo TAHUN ARDAS 2026 sekaligus menjadi logo APP 2026 yang akan dipergunakan sepanjang tahun 2026 dalam bentuk sticker, poster, banner di paroki-paroki dan bentuk-bentuk lainnya sebagai upaya pengumatan atau sosialisasi gerakan

  1. Lomba ini terbuka dan berlaku untuk umum, per-orangan maupun kelompok, beragama Dengan melampirkan Identitas Diri Peserta (nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, asal paroki, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat rumah, dan nomor telp./WA) serta dilampirkan foto atau scan KTP/SIM/identitas lainnya.
  2. Setiap peserta dapat mengirimkan maksimal 2 (dua) desain logo dan setiap peserta tidak dipungut biaya
  3. Di dalam LOGO harus TERDAPAT Tulisan:
  • “KEUTUHAN ALAM CIPTAAN”
  • ARDAS 2026
  • KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA (dan atau LOGO KAJ)
  1. Semua desain logo harus MELAMPIRKAN Tulisan DAN Makna Logo, merefleksikan spiritualitas, dan semangat “KEUTUHAN ALAM CIPTAAN”, sebagaimana telah dijelaskan dalam PENGANTAR TAHUN ARDAS 2026 di awal TOR ini.
  2. Desain logo wajib disertai lampiran keterangan gambar logo yang memuat latar belakang konsep pemikiran rancangan, filosofis, dan harus dijelaskan secara terperinci makna atau arti dari jenis, bentuk, warna, yang dipilih dalam mendesain logo tersebut.
  3. Semua karya/rancangan desain yang dikirim oleh peserta haruslah karya orisinal/asli, belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun dan belum pernah diikut-sertakan dalam lomba mana
  4. Logo dibuat se-Kreatif mungkin dan memiliki ciri Artistik serta
  5. Semua logo yang masuk dan ikut dalam lomba menjadi milik Keuskupan Agung Jakarta dan tidak diperkenankan ikut serta dalam lomba sejenis untuk pihak lain.

 

KETENTUAN KHUSUS

  1. File Desain logo berukuran besar dan tajam serta jelas.
  2. Dikirim berupa PDF dan juga berupa file mentah .AI (Adobe Ilustrator), dan/atau .PSD (Photoshop) dan/atau Diharapkan tidak menggunakan CANVA ATAU SOFTWARE GENERATE LOGO INSTAN LAINNYA. Logo sebaiknya berbentuk Vektor.

Karya desain logo dikirim ke email kajkomsos@gmail.com dengan subyek “Lomba Logo Ardas KAJ 2026” disertai Identitas Diri Peserta, paling lambat 1 OKTOBER 2025 pukul 23:59 WIB.

 

BERHADIAH TOTAL Rp 6.000.000,00 untuk

3 (TIGA) PEMENANG    LOMBA DESAIN LOGO

Hasil rancangan desain yang masuk kategori pemenang menjadi milik Keuskupan Agung Jakarta dan tidak mutlak diterima sebagai hasil final akan tetapi akan diadakan penyempurnaan sesuai penilaian Dewan Juri dan team Logo.

 

Demikian ketentuan Lomba Logo ARDAS/APP 2026 Keuskupan Agung Jakarta.

 

 

Hormat kami,

 

REYNALDO ANTONI PR

(Ketua Komisi KOMSOS KAJ)

RENUNGAN MINGGU BIASA XXIII, 7 September 2025

Bacaan Pertama, Keb 9:13-18

Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap. Sebab jiwa dibebani badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir. Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di sorga? Siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus? Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan.”

Bacaan Kedua, Flm 1:9b-10.12-17

Saudara yang terkasih, Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus Dia kusuruh kembali kepadamu – dia, yaitu buah hatiku –. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.”

Bacaan Injil, Luk 14:25-33

Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: ”Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Renungan Curhat

Di medio bulan Agustus yang lalu, ada sebuah event balapan sepeda mandiri berjudul “bentang jawa”. Para peserta yang sudah diseleksi berlomba menyelesaikan rute selatan pulau jawa dari titik awal pantai carita hingga finish di Banyuwangi berjarak 1500km dan elevasi maksimal 17000m. Balapan ini sifatnya unsupported. Jadi setiap peserta urus sendiri semua. Ya semua. Termasuk ketika harus beristirahat, makan, pun kalau ada kerusakan sepeda di tengah jalan. Di tahun 2025 ini, ada 185 peserta terdaftar. 6 peserta DNS (did not start), dan hasilnya 119 peserta finish di bawah cut off time (COT). Tidak ada hadiah spektakuler di garis finish. Tapi kebanggaan hati pribadi bahwa pernah ikut event ini dan menyelesaikannya. Itu reward yang jauh lebih utama dari apapun.

Jujur saya kepingin nyobain race ini. Tapi saya takut. Takut tidak mampu menyelesaikan. Bulan lalu saya pernah coba bersepeda jakarta-sentul pp total 150km aja kaki sudah minta ampun. Butuh rehat 3-4 hari agar bisa kembali fit. Perlu latihan disiplin dan dedikasi tinggi untuk mempersiapkan diri kalau memang benar-benar mau ikut acara seperti itu. Jangan-jangan nanti saya ikut cuma karena karena kepingin aja. Tapi begitu melakukan malah menyerah. Lalu untuk apa?

Siapakah di antaramu, yang hendak membangun menara tidak duduk dahulu membuat anggaran, supaya cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 

Injil hari ini menantang siapapun yang menyatakan dirinya sebagai Murid Kristus. Saya menganalogikan perjalanan kita sebagai Murid Tuhan sebagai perlombaan, lari jarak jauh, atau bersepeda jarak jauh. Perjalanan ini tidak boleh dianggap sepele. Perlu persiapan matang. Hanya membawa yang sangat penting saja. Banyak membawa barang, mungkin akan memberi jaminan aman – tapi membuat perjalanan menjadi lebih berat.

Paulus juga tahu, di penjara hidupnya akan berakhir sebentar lagi. Dia tidak punya apa-apa lagi. Hanya Onesimus, yang ia miliki untuk melayani dia di penjara. Dan Paulus sadar harus melepaskan Onesimus sebagai orang merdeka. Maka itu ia mengirim Onesimus kepada Filemon dan minta supaya Filemon menerimanya bukan sebagai budak, tapi orang merdeka. Bahkan sebagai saudara yang terkasih.

Semoga kita tidak memandang status kita sebagai orang Katolik dengan sepele. Iman kita anggap remeh saja. Taken for Granted. Ada syukur, ga juga gpp. Ada ya dipegang, dilepas juga gpp. Kalau memang itu yang masih kita pikirkan. Kata-kata Yesus bisa kita renungkan; Ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Jadi, kamu gimana?

RA

Himbauan Kardinal Ignatius Suharyo kepada Umat Keuskupan Agung Jakarta

Mencermati kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan beberapa hari terakhir ini, kita diajak untuk memahaminya sebagai tanda-tanda jaman.

Dalam keadaan seperti ini saya menghimbau:
1. Umat, khususnya Umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta, untuk tetap menjaga kejernihan dan keteguhan sikap.
2. Memperkuat solidaritas sosial masyarakat untuk kesejahteraan bersama
3. Sebagai Warga Negara dalam peran yang berbeda-beda, kita dipanggil untuk memikul tanggung jawab sejarah yang terumuskan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.

Mari kita menjaga Jakarta, saling jaga, menjaga Indonesia.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa yang telah menghantar bangsa kita kepada kemerdekaan
menjaga, melindungi dan memberkati bangsa kita.

Jakarta, 31 Agustus 2025

#KAJ #HimbauanKardinal #KardinalIgnatiusSuharyo

RENUNGAN MINGGU BIASA XXII – 31 Agustus 2025

Bacaan Pertama, Sir 3:17-18.20.28-29

Anakku, lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, maka engkau akan lebih disayangi dari pada orang yang ramah-tamah. Makin besar engkau, patutlah makin kaurendahkan dirimu, supaya engkau dapat karunia di hadapan Tuhan. Sebab besarlah kekuasaan Tuhan, dan oleh yang hina-dina Ia dihormati. Kemalangan tidak menyembuhkan orang sombong, sebab tumbuhan keburukan berakar di dalam dirinya. Hati yang arif merenungkan amsal, dan telinga pendengar merupakan idaman orang bijak.

Bacaan Kedua, Ibr 12:18-19.22-24a

Saudara-saudara, kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kamu tidak mengalami kekelaman, kegelapan dan angin badai, kamu tidak mendengar bunyi sangkakala dan suara dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka.

Sebaliknya kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi. Kamu sudah datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, Kamu telah sampai kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna. Dan kamu telah datang kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru.
‭‭

Bacaan Injil, Luk 14:1.7-14

Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.

Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: ”Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: ”Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

Renungan Padat

Saya tuh suka mikir yang random berdasarkan apa yang saya amati. Salah satu yang pernah terlintas – dan ini perlu diteliti lebih lanjut yaitu tentang perbedaan psikologi orang pendek dan orang tinggi. Jujur, tinggi saya di atas rata-rata (183 cm) orang Indonesia. Hal ini kadang membawa saya untuk memilih bersikap inferior. Mengapa? karna saya tidak butuh effort apapun agar terlihat oleh orang lain. Saya cuma diam saja di tengah banyak orang, itu sudah cukup membuat saya “kelihatan”. Jadi karena itu terkadang saya memilih untuk melakukan suatu pekerjaan pada peran ‘tak terlihat’.

Berbeda misalnya dengan orang bertubuh pendek (mungkin di bawah 160 cm). Ada yang namanya little man syndrome atau Napoleon complex (bisa dibaca artikel idn times tentang little man syndrome). Sindrom ini biasa ada pada pria bertubuh pendek. Ia akan menutupi inferioritas tubuhnya dengan kompensasi yang lain. Misalnya, kecerdasan, kelincahan, agresifitas, kompetitif dan apapun yang mencolok. Pokoknya apapun yang dilakukan agar ia “terlihat”. Karena kalau dia diam dia tidak kelihatan. Maka, mungkin ada beberapa orang – tidak semua – yang belum bisa menerima dirinya lalu dengan sedemikian rupa berusaha keras untuk menutupi kekurangannya itu alih-alih menerima.

Itu hal spontan yang sekilas muncul dalam permenungan saya.

Kitab Putra Sirakh – yang bermuatan kebijaksanaan itu mengingatkan: Makin besar engkau, patutlah makin kaurendahkan dirimu supaya engkau mendapatkan karunia di hadapan Tuhan.

Dalam bacaan Injil, di sebuah perjamuan makan, Yesus melihat banyak orang berusaha duduk di tempat kehormatan. Banyak orang berusaha untuk ‘terlihat’. Berusaha untuk menjadi mulia dan terhormat. Tempat di mana mereka duduk itu menentukan seberapa terhormat orang itu. Jadi kehormatan itu bukan terletak pada identitas pribadi yang otentik, melainkan dari apa yang dikenakan dan diduduki.

Yesus mengingatkan, barangsiapa meninggikan dirinya akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.

Ini bukan berarti bahwa kita dilarang untuk menjadi hebat, mulia dan terhormat. Tapi yang diingatkan adalah bahwa kemuliaan dan kehormatan bukan tujuan utama yang digapai, tapi adalah pemberian. Itu semua dianugerahkan ketika kita mau menjadi rendah. Menjadi pelayan bagi semuanya, khususnya mereka yang miskin, cacat, lumpuh, buta dan mereka yang tidak bisa membalas pelayananmu.

Jadi kamu gimana?

RA

 

RENUNGAN MINGGU BIASA XXI, 24 Agustus 2025

Bacaan Pertama, Yes 66:18-21

Beginilah Firman tuhan, “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka, dan Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku. Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa. Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa sebagai korban untuk Tuhan di atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, firman Tuhan, sama seperti orang Israel membawa korban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah Tuhan. Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi”.

Bacaan Kedua, Ibr 12:5-7.11-13

Saudara-saudara, Janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: ”Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.

Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.”

Bacaan Injil, Luk 13:22-30

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya: ”Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: ”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.

Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.”

Renungan Padat

“Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus” (1Kor 15:22).

Petikan dari Surat Paulus menghantar kita untuk masuk dalam permenungan minggu ini. Singkatnya, persekutuan dengan Adam akan membuat kita mati kekal, sebaliknya kehidupan kembali dalam kekal akan diperoleh berkat persekutauan dengan Kristus. Jadi kunci kehidupan kekal adalah Persekutuan dengan Kristus.

Siapa-siapa saja yang menyatakan dirinya bersekutu dengan Kristus diberi tanda jelas. Sebuah materi kekal tak terhapuskan. Menerima Sakramen Baptis. Tapi apakah itu cukup? Jelas tidak cukup. Karunia ini perlu diperjuangkan untuk masuk ke pintu yang sesak. Karena bisa jadi.. dalam perjalanan kita berkhianat, menyangkal – memilih bersekutu dengan yang lain.

Dalam perjalanan yang berat, bisa jadi kita rasa persekutuan dengan Kristus tidak membawa manfaat apa-apa. Muncul rasa lelah, bosan. Seperti hidup menghajar kita bertubi-tubi. Sehingga hal-hal lain di luar Kristus lebih menarik dan menyenangkan, dan kita memilih yang lain itu.

Padahal semuanya itu ada sebagai ujian kesetiaan kita dalam persekutuan. Justru dengan semakin bertahan dan percaya, ikatan itu dapat semakin kuat. Mereka yang tetap berbuat baik di tengah lingkaran kejahatan. Mereka yang tetap berharap dalam situasi pesimis. Mereka yang tetap berjalan meski tak ada teman. Mereka yang tetap hadir merayakan Ekaristi meskipun tidak ada satu pun yang bisa disyukuri.

Berbahagialah. Orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu. Mereka yang bertahan sampai akhir dalam persekutuan dengan Kristus akan memperoleh kehidupan kekal bersama-Nya.

RA

 

 

API KARUNIA TUHAN: BAPA KARDINAL MENGAJAR -Rasul Paulus: Berjumpa dengan Kristus

Tema:
Rasul Paulus: Berjumpa dengan Kristus

Renungan awal oleh :
*🎤 Rm. Stefanus Tino Dwi Prasetiyo, Pr.

⛪ Tempat : GRHA PEMUDA, Lantai 4, Jl. Katedral, Jakarta Pusat
🗓 Hari/Tanggal : Sabtu / 23 Agustus 2025
⏰ Waktu : Pk 09.00 – Pk 12.00

Biaya pendaftaran (sebagai pengganti konsumsi) ditransfer ke:
BCA 5440343343 atas nama Keuskupan Agung Jakarta
Rp. 50.001/ orang (mohon ditambah angka 1)

**Harap menuliskan nama peserta di kolom berita transfer

Link Pendaftaran :
https://akt.kaj.or.id

Dibuka untuk UMUM
(kuota terbatas)
Pendaftaran akan ditutup tanggal 20 Agustus 2025 atau jika kuota sudah PENUH terlebih dahulu

Informasi (WA ONLY):
wa.me/+6287877890393 (Jeanette)
wa.me/+6281380295678
(Viorent)

FESTIVAL NADA & RASA 2025 AJANG KREATIVITAS LANSIA

Komunitas Lansia Simeon Hana Keuskupan Agung Jakarta (Komlan SH-KAJ) telah menggelar FESTIVAL NADA & RASA, sebuah perayaan kreatif bagi umat lanjut usia, pada Sabtu, 9 Agustus 2025 pukul 09.00–14.00 WIB di Wisma Siti Mariam, Gereja Santo Andreas, Jalan Kedoya Raya, Jakarta Barat.

Acara ini merupakan bentuk partisipasi aktif para lansia dengan  semangat, kesehatan, dan sukacita usia senja menampilkan pertunjukan gerak dan lagu dari berbagai negara.

Festival ini dibuka oleh Ignasius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta, didampingi oleh Romo Susilo Wijoyo, Pr (Moderator Komlan SH-KAJ) dan Tarcisius Rustiadji  (Ketua Umum Komlan SH-KAJ).  Dalam sambutannya Bpk Uskup Agung Jakarta mengatakan beliau baru pertama kali menyaksikan para lansia tampil dengan tema menarik.

Komunitas Lansia Simeon Hana Keuskupan Agung Jakarta sebagai penyelenggara,  setiap tahun telah mengagendakan untuk menyelenggakan kegiatan bersama  9 dekenat di Keuskupan Agung Jakarta dengan tema/konsep yang beragam.

 

WISATA MANCANEGARA

Festival kali ini mengusung konsep lintas mancanegara, menyajikan penampilan lagu dan tarian dari Jepang, China, India, Hawaii, Belanda, Texas-Amerika, Italia, Korea, Thailand hingga Indonesia. Dilengkapi busana dan snack khas tiap negara, menghadirkan sensasi menjelajah dunia semakin nyata.

Menampilkan para lansia perwakilan 9 dekenat di Keuskupan Agung Jakarta, yang berkreasi dalam gerak dan lagu yang tampil energik & menarik.

Tak ketinggalan para pengurus Komunitas Lansia Simeon Hana KAJ dan Rm Susilo, turut pula tampil menari dengan medley lagu-lagu dari beberapa daerah di Indonesia, dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Indonesia ke 80 tahun.

Acara ini dihadiri tamu undangan, para Suster dan Romo moderator dekenat serta menghadirkan pula tamu undangan istimewa dari masing-masing dekenat yang membutuhkan perhatian dan pendampingan khusus.

Festival Nada & Rasa telah berlangsung meriah serta banyak hadiah yang disediakan berupa bingkisan dan hadiah doorprize menambah keseruan acara. Dimeriahkan hiburan dari live music  Sebastian Ong band serta bintang tamu Opa Koko, seorang lansia usia 85 tahun dari Panti Melania yang bernyanyi lagu-lagu Bon Jovi.

Acara ditutup dengan Romo Susilo Wijoyo, Pr yang bernyanyi dan berjoget bersama para lansia. “Hidup ini adalah kesempatan” sesuai judul lagu yang dinyanyikan bersama, semoga para lansia masih terus bersemangat, sehat dan bahagia. Dengan berkumpul dan berkomunitas, kita akan merasakan kegembiraan karena hati yang gembira adalah obat.

Mari Rasakan dan Nikmati Setiap Irama dan Aroma”

“Mari Rayakan Usia Senja dengan penuh Nada dan Rasa”

Atiek Margono

Humas

Komunitas Lansia Simeon Hana KAJ

RENUNGAN HR KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA, 17 Agustus 2025

Bacaan Pertama, Sir 10:1-8

Pemerintah yang bijak mempertahankan ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang arif adalah teratur. Seperti penguasa bangsa demikian pun para pegawainya, dan seperti pemerintah kota demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seorang manusia, dan kepada para pejabat dikaruniakan oleh-Nya martabatnya. Hendaklah engkau tidak pernah menaruh benci kepada sesamamu apapun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun oleh manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan dan uang.

Bacaan Kedua, 1Ptr 2:13-17

Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!

Bacaan Injil. Mat 22:15-21

Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: ”Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: ”Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: ”Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: ”Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.””

Renungan Padat

Kemerdekaan Indonesia yang kita rayakan hari ini diperoleh melalui perjuangan yang panjang dan pengorbanan para pahlawan dan terutama berkat dari Tuhan. Hal ini sebagaimana tertulis dalam pembukaan UUD 1945: “Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Maka sabda Tuhan Yesus hari ini menjadi pengingat bagi kita untuk mengisi dan menghidupi kemerdekaan itu secara utuh.
Kemerdekaan bukan hanya sekadar bebas dari penjajahan atau penindasan fisik, tetapi juga bebas dari pikiran atau sikap egois, ketidakpedulian dan korupsi hati.

Sebagai warga negara, kita dipanggil untuk berkontribusi seperti: membayar pajak dengan jujur, menaati hukum, membangun persatuan, serta memelihara keadilan dan kesejahteraan. Dan sebaliknya pemerintah seharusnya menjalankan setiap peraturan dan perundang-undangan dengan baik demi kesejahteraan bersama bukan hanya untuk segelintir orang, kelompok atau golongan tertentu.

Yesus mengingatkan bahwa simbol pada mata uang atau gambar Kaisar menandakan kepemilikan negara, sementara gambar Allah pada diri kita yaitu citra Allah menandakan bahwa hidup kita sepenuhnya milik-Nya. Maka, mengabdi kepada negara tidak boleh menghapus ketaatan kepada Allah, dan kesetiaan kepada Allah akan membuat kita menjadi warga negara yang lebih baik.

Di usia 80 tahun kemerdekaan, mari kita memperbarui tekad untuk memberi kepada negara apa yang menjadi tanggung jawab kita, bahkan juga jika kita harus memberi kritik terhadap pemerintah maka lakukan dengan tulus dan marilah memberi kepada Allah seluruh diri kita. Semoga kemerdekaan Indonesia menjadi berkat, bukan hanya bagi kita hari ini, tetapi juga bagi generasi mendatang.

WHY

RENUNGAN HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA, 10 Agustus 2025

Bacaan Pertama, Why 11:19a; 12:1-6a; 10ab

Aku Yohanes, melihat  Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu.
‭‭Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit: seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi.

Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anaknya itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya.

Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di sorga: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”

Bacaan Kedua, 1Kor 15:20-26

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
‭‭

Bacaan Injil, Luk 1:39-56

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: ”Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

Lalu kata Maria: ”Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Renungan Padat

Kita merayakan HR Bunda Maria diangkat Ke Surga. Memang, yang ke surga membawa serta raganya adalah Maria, selain Yesus tentu saja. Itu yang kita imani. Kita sebagai orang katolik pun sekiranya tidak perlu memperdebatkan kelayakan Maria diangkat ke Surga.

Bunda Maria telah dipersiapkan Allah sejak semula untuk mengandung Tuhan Yesus. Oleh karena itu, Ia menjadi perempuan paling terberkati di antara semua perempuan. Ia yang terus menjaga kesucian-Nya, bahkan setelah kelahiran Yesus. Ia menemani Yesus sampai akhir hidup-Nya di salib. Bahkan setelah kenaikan-Nya, Maria tetap tinggal di tengah para murid, meneguhkan mereka dan berdoa bersama mereka hingga kedatangan Roh Kudus. Semua Maria lakukan tanpa banyak bicara, karena keyakinannya yang teguh sejak awal mula kabar gembira itu sampai di telinganya.

Risalah tentang apa yang diimani Maria dapat kita lihat pada kidung Maria dalam Injil hari ini. Semua yang dikatakan Allah terjadi – sesuai dengan apa yang Maria lihat sendiri. Itu baru permulaan. Tapi dari permulaan itu membawa Maria setia berjalan dalam imannya hingga akhir.

Maria adalah jaminan bagi kita sebagai pribadi, bahwa doa-doa kita bersamanya akan sampai kepada Yesus. Melalui Maria sampai kepada Yesus.

RA

Terbaru

Populer