Home Blog Page 85

KUNJUNGAN KELUARGA: PERJUMPAAN WAJAH KERAHIMAN ALLAH

image1
KAJ.or.id – “Selamat datang, romo”, “Mari, silakan masuk dan duduk”, “Ya ampun romo, kami sudah menunggu dari tadi kedatangan romo dan teman-teman”, “Hari ini saya ijin pulang cepat karena mau ada kunjungan”, “O, maaf, bapak dan ibu belum pulang kantor”, “tok, tok, tok…”
Ungkapan-ungkapan ini kerap kali terdengar dan menjadi ungkapan yang begitu hidup dalam seluruh rangkaian kegiatan kunjungan ke rumah umat dari satu keluarga ke keluarga yang lain. Ini menjadi sebuah kegiatan rohani yang dilakukan oleh para romo di paroki Bintaro Jaya, Gereja Santa Maria Regina. Pastinya, di banyak paroki di Keuskupan Agung Jakarta, kunjungan keluarga ini juga pernah atau sedang dilangsungkan pula.
Memang, dalam konteks paroki Bintaro Jaya, nyatanya kunjungan keluarga yang dilangsungkan tiap hari Rabu setiap minggunya ini dilakukan dengan waktu yang padat. Tiap rumah dikunjungi selama kurang lebih 20 – 30 menit. Tiap minggu, ada sekitar 7—8 keluarga yang dikunjungi. Sistem kunjungannya adalah demikian; jumlah lingkungan yang ada dibagi dua mengikuti jumlah romo yang ada di paroki. Lalu, romo dan pengurus lingkungan mengunjungi satu lingkungan di tiap bulan. Bentuk acaranya, perkenalan anggota keluarga, bersharing singkat, dan ditutup dengan doa keluarga yang diakhiri dengan berkat dari Romo.
Kunjungan ini terasa begitu sederhana dan terkadang juga memunculkan beragam pertanyaan dari umat, “ada apa Romo ke rumah kami; rasanya, kami tidak ada masalah”; ataupun sejuta tanya yang lain muncul dalam diri umat beriman. Ada yang spontan berkomentar, “seumur hidup saya menjadi orang Katolik, baru kali ini ada romo yang mau singgah ke rumah kami”. Lalu, sebenarnya apa yang diperjuangkan dari kunjungan ini? Semangat apa yang mau dihadirkan? Inilah pengalaman iman kita semua.
Gema Kerahiman Allah
Awalnya, kegiatan kunjungan ini menjadi salah satu gerakan yang ingin diupayakan dalam menggemakan Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah. Semangat yang ingin dihadirkan adalah sebuah perjumpaan dari wajah ke wajah. Perjumpaan ini tidak bisa tergantikan dengan adanya ragam teknologi komunikasi yang ada kini. Perjumpaan wajah ini menghadirkan wajah kerahiman Allah sendiri.
St. Yohanes dari Salib, dalam pengalaman mistiknya, mengatakan bahwa perjumpaan paling membahagiakan adalah perjumpaan dengan Allah dari wajah ke wajah, seperti yang direfleksikan oleh Rasul Paulus dalam 1 Kor 13. Pengalaman rohani ini berangkat dari pengalaman manusiawi, betapa bahagianya seseorang berjumpa dengan orang yang dikasihinya dari wajah ke wajah. Ketika keduanya saling memandang dan bercakap-cakap, keduanya hadir dan menjadi satu.
Pengalaman rohani inilah yang ingin dihadirkan dalam kunjungan romo dan pengurus ke lingkungan ke rumah umat beriman dari keluarga ke keluarga. Dengan hadir, berjumpa, dan bercengkrama sejenak, kita semua dipersatukan dalam kesadaran iman bahwa kita adalah Gereja; kita adalah satu komunitas dalam nama Yesus Kristus yang memancarkan kerahiman Allah.
Memang, nyatanya kerahiman Allah itu akan sangat kita kenali jika ada sebuah pengalaman perjumpaan. Yang pertama-tama pastinya adalah perjumpaan kita dengan Allah sendiri dalam doa-doa kita. Lalu, wajah kerahiman itu akan nyata pula dalam perjumpaan kita dengan sesama kita dari wajah ke wajah. Mungkin, kata perjumpaan dari wajah ke wajah tidak mudah dipahami, tetapi secara sederhana, yang dimaksudkan adalah perjumpaan yang bertatapan muka dengan penuh perhatian. Yang satu menatap dengan penuh kasih dan sebaliknya tanpa ada hasrat untuk merendahkan yang lain atau menjadikan yang lain itu objek.
Kerahiman yang Tak Tergantikan
Dalam pengalaman kunjungan umat beriman, setidaknya, wajah Allah maharahim tampak jelas dalam diri umat beriman dan pengurus lingkungan. Menarik sekali rasanya mengenali perjumpaan dengan umat beriman di tengah seluruh perjuangan hidupnya setiap hari dan tempat mereka tinggal. Wajah kerahiman itu hadir nyata sedari mereka mempersilakan romo dan pengurus lingkungan datang dan masuk ke rumah mereka.
Kerahiman Allah itu makin terungkap nyata dalam kisah singkat dan pernyataan umat beriman ketika kunjungan. Tak jarang dari umat beriman merelakan waktu kerjanya sejenak untuk bercengkrama sejenak dengan romo dan pengurus lingkungan. Bahkan, ada yang sengaja tidak berangkat kerja karena takut pulang terlambat, mengingat begitu padatnya jalan di Jakarta. Wajah kerahiman itu nyata dalam untaian kisah yang singkat tentang perjuangan hidup keluarga; kisah-kisah suka duka, kisah-kisah membanggakan, kisah-kisah haru, dan ragam kisah dalam iman.
Kerahiman Allah itu juga terungkap dalam diri para pengurus lingkungan. Mereka dengan setia menghubungi umat beriman terkait dengan penjadwalan dan hal-hal teknis lainnya agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan penuh berkat. Mereka harus memberikan penjelasan kepada umat beriman tentang kunjungan ini dan juga memberikan penjelasan pengantar kunjungan kepada romo agar tidak muncul hal-hal yang sensitif terkait keluarga yang bersangkutan.
Tak jarang, ada pengurus lingkungan yang berkisah bahwa mereka ditolak oleh umat lingkungan. Bahkan, di satu titik ekstrim, ada umat beriman yang segera berkata, “saya tidak butuh Romo; saya tidak butuh Gereja”. Akan tetapi, pengurus lingkungan dengan setia tetap memberikan informasi dan mengunjunginya sebelum kegiatan kunjungan dilangsungkan. Inilah tanda kerahiman Allah yang hadir dan begitu nyata. Ya, alhasil, ada umat beriman yang tidak membuka pintunya saat romo dan pengurus lingkungan datang berkunjung. Tetapi, secara simbolis, di sini tampak wajah kerahiman Allah yang selalu menyapa dan merindukan sebuah perjumpaan. Allah yang maharahim pastinya tak pernah henti menyapa dan mengetuk hati umat kesayangan-Nya.
Selain itu, wajah kerahiman juga menyatakan diri dalam diri umat beriman yang kemudian tergerak untuk mengambil bagian aktif di dalam Gereja. Kunjungan membuahkan wajah kasih Allah dan kesadaran tentang identitas diri sebagai Gereja. Keterlibatan umat beriman menjadi penegasan identitas Gereja yang hidup. Ada pribadi-pribadi yang dengan tegas berkata, “saya siap hadir dan membantu”. Dan, nyatalah pintu kerahiman Allah sungguh terbuka lebar di dalam Gereja untuk menumbuh-kembangkan Gereja sebagai umat Allah.
Kerahiman yang terus berkobar
Memang, kunjungan seperti ini berada dalam tegangan antara jumlah umat beriman yang tidak sedikit dan keterbatasan waktu yang ada. Namun, perjumpaan yang diupayakan ini menjadi perjumpaan yang sungguh berkualitas dan penuh makna. Yang tertinggal hanyalah hasrat untuk saling menyapa dan meneguhkan serta menghadirkan wajah kerahiman Allah.
Benar rasanya pengalaman jemaat perdana itu menjadi pengalaman hidup berkomunitas yang sejati, “mereka duduk bersama, makan, berbagi, dan berdoa bersama” (Kis 2:41-47). Dalam perjumpaan wajah ke wajah, seluruh diri hadir dan terlibat; seluruh emosi dan empati tampak di dalamnya; seluruh kasih dan perhatian tertumpah dalam satu kesadaran iman sebagai Gereja. Semuanya menghadirkan wajah-wajah yang berjuang untuk setia dan memuliakan Allah dalam naungan Ibu Gereja yang kudus.
Memang, nyatanya—dalam konteks paroki—tidak begitu mudah untuk mengunjungi umat beriman di paroki yang lebih dari 1200 kepala keluarga dalam waktu satu tahun; butuh waktu yang relatif berjangka panjang agar semua umat bisa terkunjungi keluarga demi keluarga. Akan tetapi, komitmen dan kesetiaan itulah yang menjadi tanda kerahiman yang terus berkobar. Kobarannya terasa selalu hangat dan membakar hati untuk bersaksi tentang betapa baik-Nya Tuhan.
Kerahiman itu selalu Kerahiman
Akhirnya, perjumpaan wajah ke wajah dalam kunjungan ini memberikan sebuah pemaknaan baru akan arti kerahiman Allah. Kerahiman itu nyata dalam sebuah perjumpaan. Kerahiman itu nyata dalam pengorbanan. Kerahiman nyata dalam kertersediaan dan keterbukaan. Kerahiman itu hadir dan menyapa serta pada saat yang bersamaan, kerahiman itu adalah membuka hati dan menerima.
Gereja Katolik dibangun dengan dan dalam wajah kerahiman-Nya. Kerahiman-Nya melekat dalam diri kita semua. Dan, kita semua seketika diajak untuk membuka hati akan Tuhan dan seketika memberikan diri kepada Tuhan dan sesama. Ada dua gerakan yang tak tergantikan dalam kerahiman Allah. Ada yang memberi dan ada yang menerima. Ada yang menerima dan ada yang memberi. Dan, semuanya itu mengalir dari pemberian cuma-cuma dari kasih Allah. Gerakan yang saling bertautan ini diharapkan dapat diteruskan pula dalam dunia yang lebih luas, dalam keluarga dan hidup bermasyarakat serta keutuhan ciptaan. ***
Anton Baur, Pr

Ini Pemenang LOMBA LOGO APP 2017 KAJ

Keuskupan Agung Jakarta, kaj

KAJ.OR.ID – Pada bulan Oktober lalu, KAJ melalui Komisi Komsos KAJ dan Komisi PSE KAJ telah mengadakan lomba LOGO APP 2017 KAJ.

Lomba LOGO Tahun APP 2017 KAJ


Sebelumnya, kami mohon maaf karena Pengumuman Pemenang Lomba LOGO APP 2017 KAJ ini tertunda karena kesibukan para dewan juri untuk bertemu dan menentukan pemenangnya.
Selanjutnya setelah melalui proses penjurian yang cukup panjang di antara para juri dan kuria KAJ, maka diputuskan bahwa Pemenang Lomba LOGO APP 2017 KAJ adalah:
MELCHIAS ARI SETIADJI
DARI KEUSKUPAN SURABAYA
DEMIKIAN PENGUMUMAN RESMI INI KAMI SAMPAIKAN.
KEPUTUSAN DEWAN JURI ADALAH MUTLAK DAN TIDAK DAPAT DIGANGGU-GUGAT.
 

Rekoleksi OMK se Dekenat Jakarta Timur 2016: “APA KABAR BRO?”


Tema : Kerahiman Ilahi yang memerdekakan
Sub tema: 100% OMK 100% INDONESIA
Judul acara : Apa kabar Bro?
Tagline: Yuks lah udah lama ga ayuks! Bisa kali..
KAJ.or.id – OMK (Orang Muda Katolik) Dekenat Jakarta Timur adalah sebuah forum yang beranggotakan OMK dari 9 Paroki di Jakarta Timur. 9 paroki tersebut adalah:

  1. Gereja Santo Gabriel (Pulogebang)
  2. Gereja Santo Bonaventura (Pulomas)
  3. Gereja Santa Anna (Duren Sawit)
  4. Gereja Santo Antonius Padua (Bidaracina)
  5. Gereja Keluarga Kudus (Rawamangun)
  6. Gereja Santo Yoseph (Matraman)
  7. Gereja Santo Robertus Bellarminus (Cililitan)
  8. Gereja Santo Aloysius Gonzaga (Cijantung)
  9. Gereja Santo Yohanes Maria Vianney (Cilangkap)

OMK Dekenat Jakarta Timur memiliki kepengurusan dan kegiatan di setiap tahunnya yang bertujuan mengakrabkan OMK OMK dari 9 paroki se Jakarta Timur tersebut agar semakin kompak dan saling mengenal. Kepengurusan OMK Dekenat Jakarta Timur sampai saat ini masih di pimpin oleh Rhein Mandala dari Paroki Keluarga Kudus Rawamangun sebagai Ketua umum dan jajaran pengurus lainnya serta ada Romo pendamping OMK Dekenat Jakarta Timur yaitu Romo Handrianus Mone CSsR dan Mami Desy Andriani juga sebagai pendamping.
15027855_10210923840721469_6340318558286457625_n
Ditahun 2016 ini Forum OMK Dekenat Jakarta Timur  atau biasa di singkat FKMDJT, dengan saudara Fx Galang Putra sebagai Ketua Acara mengadakan Rekoleksi OMK yang diikuti oleh OMK dari 9 paroki tersebut. Peserta yang ingin mendaftar pun sangat antusias sehingga hanya di batasi maksimal 20 orang/ paroki. Sampai hari H pun total peserta mencapi 180 orang dari 9 paroki.  Dengan panitia menjadi 200 orang yang hadir di sana.
Bertempat di Villa Santa Monica 1, Pancawati – Sukabumi pada tanggal 12-13 November 2016.  Peserta di jemput di paroki masing masing oleh bus yang telah di siapkan panitia. Adapun acara ini bertujuan untuk membuat OMK antar paroki tersebut saling mengenal karena adanya beberapa Regenerasi OMK di paroki masing masing membuat banyak OMK yang belum saling mengenal antar paroki lainnya di Jakarta Timur.
Acara di kemas dengan suasana FUN namun tetap berisikan materi agar para peserta yang hadir bisa membagi pengetahuan dan keseruan yang di dapet ke paroki mereka masing masing. Acara ini di isi materi oleh para professional seperti Romo Handrianus Mone CSsR yang menjelaskan tentang tahun kerahiman Ilahi dan juga Seorang pembicara professional muda  Arnoldus Vigara yang menjelaskan tentang manfaat sarana komunikasi di dunia digital untuk mengeratkan persaudaraan antar OMK untuk kemajuan gereja.
15016316_1247241331986144_649918730325127843_o
Acara ini di isi oleh MC berpengalaman yang sangat membuat hidup suasana yaitu Rocky dari Keuskupan Agung Jakarta. Dalam acara ini banyak games menarik, Outbond, pelepasan lampion oleh 9 paroki dan Api unggun. Ada juga jam bebeas dimana mereka bisa saling mengakrabkan diri dengan fasilitas yang ada di tempat tersebut seperti berenang di kolam renang dan bermain sepak bola. Bahkan untuk semakin mengakrabkan para peserta OMK tersebut pada sesi makan malam mereka makan bersama di atas daun pisang secara bersama sama. Tidak lupa juga ada misa kreatif OMK yang di isi oleh teater dari Paroki Santa Anna, paduan suara dari Paroki Santo Aloysius Gonzaga, mazmur dan lektor dari Paroki Bonaventura,  pada hari minggu siang sebelum persiapan kembali ke Jakarta.
Acara berjalan sangat sukses dan menarik, para peserta pun sangat antusias untuk menyambut kegiatan OMK dekenat Jakarta Timur selanjutnya. Bahkan ada beberapa dari mereka tidak ingin cepat pulang kembali ke paroki mereka masing masing. Akhir acara ini diisi dengan ucapan terima kasih dan Kesan pesan dari ketua OMK Dekenat Jakarta Timur . dan setelah itu para peserta bersiap menaiki busnya dan kembali ke paroki mereka masing masing.
15042137_1247239375319673_7251469246993924765_o
Kesan kesan peserta:
Aurelia Octavyrani, Paroki Santo Aloysius Gonzaga (Cijantung)
Kesan, Acaranya seru banget. Lebih seru dari KAJ YD menurut saya. Soalnya acara kemaren full peserta dan di campur dari semua paroki. Temen kamar juga beda beda jadi ga cuma tau nama, tapi juga kenal sifat orangnya. Panitia juga asik bisa ngebaur sama peserta.
Pesannya, sering sering adain acara kayak gini, biar ga lost contact sama temen temen lainnya. OMK Dekenat Timur keren..
Angela Lukytasari, Paroki Santo Antonius Padua (Bidaracina)
Kesan, acaranya padat dan asik, materinya pas untuk OMK jaman sekarang dan dapat di terapkan di kehidupan sehari-hari. MC, Romo, pembicara semua ga kaku jadi pesannya sampai, gamesnya seru!
Pesan, adain lagi tahun depan dengan acara yang lebih seru lagi
Venensia Meliana Too, Paroki St. Yoseph (Matraman)
Kesan, Selama 2 hari 1 malam saya mengikuti kegiatan ini banyak pengalaman yang saya dapatkan dan pengalaman itu tidak akan terlupakan bagi saya, banyak mendapatkan pelajaran yang begitu berharga mulai dari materi, arti persaudaraan, kekompakan, kebersamaan, dan juga bertemu teman baru disana. Acaranya seru dan menarik. Room, pendamping, panitia , mc , fotografer, teman teman rekoleksi semuanya luar biasa sekali..
Pesan, semoga acara ini terus dilakukan setiap tahun dan juga kalo bisa di adakan kegiatan yang mengumpulkan OMK sedekenat timur lagi atau bahkan se keuskupan jakarta
15003307_1247243541985923_5660705001861802332_o

Teman Seperjalanan Ed. 30 : Yang Muda Yang Berbelas Kasih

Majalah Seminari Tinggi St. Yohanes Paulus II

Teman Seperjalanan (30)
Teman-teman Seperjalanan, tidak terasa Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah telah berakhir pada HR. Kristus Raja Semsta Alam, 20 November yang lalu.
Banyak pengalaman yang telah dilalui oleh seluruh umat Allah dalam merenungkan kerahiman-Nya. Murah Hati seperti Bapa (Luk 6:36), tema yang diangkat Paus Fransiskus, mengajak kita bertumbuh dalam kesucian di tengah arus zaman yang menantang ini. Kaum muda, masa depan dunia dan harapan Gereja sebagaimana diungkapkan St. Yohanes Paulus II, diundang untuk berpartisipasi dalam perayaan iman ini dan menyadari identitasnya sebagai anak-anak Allah (1 Yoh 3:1). Melalui rangkaian Gerakan Rohani, Gereja KAJ telah membantu kita untuk mengalami Kerahiman Allah dan menyalurkannya kepada sesama.
Dalam edisi ini kami menyajikan cerita dan renungan teman-teman muda, frater, dan para pastor dalam memaknai Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah. Tentu saja, harapannya edisi ini dapat menggerakan kaum muda dan Gereja.
Klik link di bawah ini dan selamat membaca!
Seminari Tinggi St. Yohanes Paulus II, KAJ

Menyambut Masa Adven bersama PDPKK Stasi Fransiskus Asisi

adven-2016
PDPKK St Fransiskus Asisi Taman Anggrek mengundang umat untuk menyambut masa adven dengan bersekutu memuji Allah, mendengarkan firman dan berdoa bersama setiap Kamis jam 19:30 (Tepat) mulai dari tanggal 24 November sampai dengan 15 Desember 2016.
Kegiatan ini memiliki tema yang berbeda-beda setiap minggunya dan dibimbing oleh para Romo dengan jadwal sebagai berikut:
24 Nov 2016 : Keluargaku, Sekolah Kehidupan
bersama Romo Jacobus Tarigan PR
1 Des 2016 : Tetanggaku, Saudaraku
bersama Romo Felix Supranto SS.CC
8 Des 2016 : Mencintai Bumi Kita
bersama Romo Laurentius Tueng OFM
15 Des 2016 : 100% Katolik Indonesia
bersama Romo Yustinus Ardianto PR
Kegiatan ini diadakan di Ruang Anggrek 1 Mall Taman Anggrek, naik ke L7 melalui lift di belakang Mango/samping Gramedia/Metro.
Marilah hadir bersama-sama dan berpartisipasi. Tuhan memberkati Anda dan Keluarga.
Tanpa Tiket dan Gratis. Umat diundang untuk langsung datang dan hadir pada acara ini tanpa dipungut biaya.
Mohon bantuannya juga untuk menginformasikan kegiatan ini kepada keluarga, sahabat, rekan dan lingkungan masing2, agar menjadi berkat untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: https://www.fb.com/StasiStFransiskusAsisi/
Terima kasih.

Mgr. Suharyo: “Silahkan Para Imam mengajak Umat dalam Parade Bhineka Tunggal Ika

15085553_1153861828030195_674876084903025387_n
MGR. SUHARYO:
“SILAKAN PARA IMAM MENGAJAK UMAT UNTUK AMBIL BAGIAN DALAM PARADE BHINEKA TUNGGAL IKA, SABTU 19 NOVEMBER 2016”
Demikian dukungan Bapak Uskup Agung Jakarta untuk gerakan merawat Pancasila yang disampaikan dalam Pastores, rapat para Imam KAJ (16/11/16).

Apa itu Parade Bhineka Tunggal Ika? Silakan lihat info Siaran Pers ini:
Parade Bhinneka Tunggal Ika
Sabtu 19 November 2016, Pkl. 08.00-12.00WIB
Bunderan HI
#IndonesiaBhinneka
Kekerasan atas nama agama dan terorisme–terakhir di Samarinda–merenggut korban tidak berdosa, termasuk 4 balita, hingga Intan Olivia yang baru berumur 2 tahun meninggal sebagai martir.
Banyak pula kelompok dan gerakan yang secara terbuka hendak mengganti Pancasila, dasar negara yang kita sepakati bersama. Mereka memaksa kita melupakan Pancasila dan mengajak merobohkan negara.
Dengan menunggangi isu SARA (suku, agama, ras dan aliran) dan kontestasi politik dengan pengerahan massa dengan tujuan membengkokkan hukum dan menyimpangkan cita-cita Republik.
Ada yang terus berusaha memantik api kebencian terhadap sesama saudara bangsa Indonesia hanya karena dilahirkan berbeda. Tidak sedikit yang terang-terangan menyeru kekerasan pada saudara kita yang dilahirkan berbeda.
Kita harus mempertahankan kebhinnekaan, kita harus mempertahankan keutuhan, kita harus mempertahankan kedamaian. Karena kita cinta Indonesia, kita cinta sesama.
Mencintai Indonesia adalah dengan tetap saling meyakinkan agar teguh berdampingan dalam keberagaman dan bersaudara di tengah perbedaan. Inilah perwujudan Bhinneka Tunggal Ika.
Berkaitan dengan hal-hal di atas Kami dari Penyelenggara Acara Parade Bhinneka Tunggal Ika akan menyelenggarakan sebuah acara yang bentuknya Parade atau karnaval yang bertujuan:
(1) Merawat Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Kebhinnekaan Indonesia
(2) Mempertahankan pemerintahan yang terpilih secara konstitusional
(3) Menyerukan penegakan hukum yang tidak bisa diintervensi pihak mana pun.
Acara akan dilaksanakan di Bundaran HI, hari Sabtu tanggal 19 November 2016 jam 08.00-12.00WIB
Acara yang ditampilkan adalah kesenian dan budaya daerah Indonesia, orasi tokoh, musik dan doa.
Peserta acara diikuti diperkirakan sekitar 250.000 orang yang akan datang dr wilayah Jakarta, Banten dan Jawa.
Demikian penjelasan dari Kami tentang acara Parade Bhinneka Tunggal Ika
Atas Nama Penyelenggara:
Hasan Nasbi, Budiman Sudjatmiko, Pdt. Amos Sugianto, Nong Darol Mahmada, KH Nuril Arifin (Gus Nuril), KH Taufiq Damas, Thowik, Ulin Yusron, Mariya Mubarika, Thomas Nugraha
Narahubung
Umi Azalea ?+6282111531304
100 Ribu Orang Akan Ikuti Parade Bhinneka Tunggal Ika Sabtu Lusa
Sumber: http://detik.id/6g9ny8

BAHAN REFLEKSI AUDIO TRIDUUM TAHUN KERAHIMAN ALLAH 2016: “Refleksi Hari Ketiga”

Print

Rangkaian Triduum,,
Refleksi 3 hari ini
ingin mengajak kita
mensyukuri Rahmat Kerahiman Allah.

Merefleksikan hidup pertobatan kita khususnya selama tahun rahmat, tahun suci luar biasa Kerahiman Allah ini
Dan juga putusan batin apa yang ingin kita perbaiki di hari hari selanjutnya.
Refleksi ini dapat dilanjutkan selama masa adven dan kita siap mengikuti Yesus yang kelahirannya kita rayakan saat Natal, menjadi pribadi pribadi yg lebih baik .

Selamat Mendengarkan dan berrefleksi:

HARI KETIGA REFLEKSI (19 NOV 2016) :


Salam Panitia Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah KAJ

BAHAN REFLEKSI AUDIO TRIDUUM TAHUN KERAHIMAN ALLAH 2016: “Refleksi Hari Kedua”

Print

Rangkaian Triduum,,
Refleksi 3 hari ini
ingin mengajak kita
mensyukuri Rahmat Kerahiman Allah.

Merefleksikan hidup pertobatan kita khususnya selama tahun rahmat, tahun suci luar biasa Kerahiman Allah ini
Dan juga putusan batin apa yang ingin kita perbaiki di hari hari selanjutnya.
Refleksi ini dapat dilanjutkan selama masa adven dan kita siap mengikuti Yesus yang kelahirannya kita rayakan saat Natal, menjadi pribadi pribadi yg lebih baik .

Selamat Mendengarkan dan berrefleksi:

HARI KEDUA REFLEKSI (18 NOV 2016) :


Salam Panitia Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah KAJ
 
 
 

BAHAN REFLEKSI AUDIO TRIDUUM TAHUN KERAHIMAN ALLAH 2016: “Pengantar & Refleksi Hari Pertama”

Print

Rangkaian Triduum,,
Refleksi 3 hari ini
ingin mengajak kita
mensyukuri Rahmat Kerahiman Allah.

Merefleksikan hidup pertobatan kita khususnya selama tahun rahmat, tahun suci luar biasa Kerahiman Allah ini
Dan juga putusan batin apa yang ingin kita perbaiki di hari hari selanjutnya.
Refleksi ini dapat dilanjutkan selama masa adven dan kita siap mengikuti Yesus yang kelahirannya kita rayakan saat Natal, menjadi pribadi pribadi yg lebih baik .

PENGANTAR KE DALAM REFLEKSI TRIDUUM:


 
 

HARI PERTAMA REFLEKSI (17 NOV 2016) :


 
Salam Panitia Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah KAJ

Ini Hasil SIDANG KWI 2016

sidang-kwi-2016
KAJ.or.id –  Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) 2016 resmi ditutup siang ini (10/11). Berpusat di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), seluruh komisi rampung mengevaluasi semua program dan merancang rencana untuk tahun depan.
Mgr. Ignatius Suharyo, Ketua KWI dan Mgr. Antonius Bunyamin, Sekjen KWI, dan RD Guido Suprapto, Sekretaris Komisi Kerawam KWI, menyampaikan hasil sidang yang perlu diketahui seluruh umat melalui sebuah konferensi pers.
Sebagai pendahuluan, Mgr. Suharyo menyampaikan;

“KWI bukan sebuah partai politik atau perusahaan yang punya cabang di seluruh Indonesia, tapi himpunan para uskup Indonesia untuk memikirkan apa yang terbaik untuk umat Katolik dan bangsa Indonesia,” buka Mgr. Suharyo.

“KWI bukan superbodi keuskupan, justru setiap keuskupan punya tanggungjawab langsung kepada gembala tertinggi Gereja. Bukan seperti NU, Muhammadiyah, atau partai politik,” lanjutnya.
Dalam Gereja Katolik, ada pembedaan. Pertama, hierarki. Uskup dan kaum berjubah punya peran kepemimpinan untuk keuskupan. Sedangkan kaum awam punya tanggungjawab: menyucikan dunia. Cara untuk memenuhinya adalah masuk ke konteks ekonomi dan politik. “Itu tugas umat awam, demikian juga dalam bidang kebudayaan dan lain-lain. Maka itu tidak ada kaum berjubah yang jadi bupati atau tokoh politik, tidak boleh,” ujarnya.

Dalam sidang tahun ini, diterbitkan tiga dokumen: pesan natal dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) dan KWI, seruan “Stop Korupsi!”, dan ajakan “Pilkada yang Bermartabat sebagai Perwujudan Kebaikan Bersama”. Bagaimana hubungan ketiga tema ini?

Judul pesan natal PGI-KWI adalah “Hari ini Telah Lahir Bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di Kota Daud” (Luk 2:11). “Dikatakan dengan bahasa iman, hari ini. Bila kita mengembangkan demokrasi yang elegan misalnya, kita juga mengembangkan keselamatan,” ajak uskup Jakarta tersebut.
Beliau menegaskan, kalau Yesus Kristus sudah turun ke dunia, berarti Yesus mau terlibat dalam hiruk pikuk dunia; di mana waktu itu, Yerusalem dijajah bangsa Romawi, dan itu adalah sejarah konkrit. Mgr. Suharyo bertanya untuk umat Kristiani yang hidup pada saat ini, apa hiruk pikuk dunia kita? Korupsi.
Sebagai awam, kita perlu membarui demokrasi ini dari dalam. Kemudian Gereja Katolik Indonesia juga masuk dalam pilkada serentak untuk bertanggungjawab, mendorong umat semua untuk menggunakan hak pilihnya.
Mgr. Suharyo menekankan, ditutupnya sidang tahunan bertepatan pada Hari Pahlawan bukanlah kebetulan. “Ini sepenuhnya Kerahiman Allah. Justru, di sinilah umat harus diingatkan -melalui seruan ini- untuk ambil bagian membangun bangsa menjadi kokoh, berpolitik yang bermartabat, menyucikan dunia,” tutup Mgr. Suharyo. (Mirifica.net)

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?