Home Blog Page 64

KETERANGAN PERS PERSIAPAN NATAL 2020 DI MASA PANDEMI OLEH RM ADI PRASOJO PR SEKRETARIS JENDERAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

PEMIKIRAN DAN TELADAN POLITIKUS MERVIN SADIPUN KOMBER

PEMIKIRAN DAN TELADAN POLITIKUS MERVIN SADIPUN KOMBER
Oleh : Monique Angelina Santoso, Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Hal yang lumrah jika jarang ditemukan politikus yang beragama Katolik di Indonesia. Dari 575 DPR dan 136 DPD, hanya ada 29 dan 5 orang yang beragama Katolik disana. Mervin Sadipun Komber adalah salah satu dari politikus yang beragama Katolik dan ia berasal dari Papua. Senator Mervin sudah berkecimpung dalam dunia politik sejak tahun 2009 hingga sekarang sebagai perwakilan dari Papua. Setelah menjadi anggota DPD RI pada tahun 2014-2019, beliau berusaha menjalankan amanat yang diberikan oleh Uskup Manokwari Sorong Mgr Hilarion Datus Lega saat beliau meminta restu dari Uskup. Sebagai politikus, ia tetap berkarya dan memberikan contoh teladan bagi rakyatnya. Senator Mervin ingin anggota DPD RI dan seluruh masyarakat bangsa Indonesia terus memupuk toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Senator Mervin mengajukan tata cara pengaduan agar proses pengaduan bisa berjalan dengan baik mulai dari proses administrasi hingga pembahasan di BK. Cara pendekatannya juga berbeda-beda tergantung kasus apa yang ditangani. Senator Mervin menegaskan bahwa kode etik itu sudah diatur dan tidak seharusnya dibantah maupun ditolak. Contoh sikap dari senator ini sangat patut ditiru karena sebagai manusia, kita seharusnya memiliki sikap tegas dan sesuai terhadap peraturan yang ada. Sebagai politikus, seharusnya mengikuti prosedur yang ada juga mendengarkan apa kata rakyat dan bekerja dengan baik dan benar tanpa membuat peraturan yang menyulitkan rakyat dari negaranya serta menjadi pegawai pemerintah yang bersih, yang bekerja dengan transparan sesuai kode etik yang berlaku agar pemerintahan bisa berjalan dengan baik. Disini terbukti bahwa karya dari senator Mervin membawa Indonesia menjadi lebih baik melalui karya-karyanya. Ada pula sikapnya yang dapat diteladani oleh masyarakat, seperti kepeduliannya terhadap pendidikan karakter remaja Papua dengan cara mengampanyekan ‘Kantin Kejujuran’ serta menulis kajian yang bertemakan ‘Membangun Tanah Papua dengan Adat’ juga membangung Yayasan Kangguru dimana yayasan ini bergerak sebagai ujung tombak dari gerakan yang beliau lakukan. Beliau mengajak grup musik dan menggalang dana untuk kampanyenya.

Berbagai tokoh politik memiliki pemikiran dan keteladanan yang berbeda. Apa yang dilakukan oleh seorang tokoh politik patutlah kita teladani perilakunya yang membawa pengaruh positif bagi semua orang. Tidak ada tokoh politik yang salah maupun benar karena setiap orang memiliki pandangan masing-masing dan bagi seorang pembaca atau penonton, kita tidak bisa menilai sendiri suatu tindakan seseorang dengan benar salah tersebut kecuali anda adalah orang yang mengalami hal tersebut.

Hal yang patut dicontoh dari Pastor Yohanes Subagyo

Pastor Yohanes Subagyo lahir di Muntilan,Magelang,Jawa timur pada tanggal 12 Juli 1960. Pastor Yohanes Subagyo ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 14 Agustus 1987 ,lalu ia berkarya sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta ,setelah itu Pastor Yohanes Subagyo mendapatkan tugas Seminari Tinggi calon imam Praja di Wisma Cempaka selama bertahun tahun.Di Tahun 2000 Yohanes Subagyo diangkat Uskup untuk menjadi wakilnya.Selain itu, Yohanes Subagyo juga pernah menempuh pendidikan hingga S3 di Roma dan membagikan ilmunya ke mahasiswa mahasiswi di universitas ternama yaitu Universitas Gajah Mada dan Universitas Atma Jaya.

Selain menjadi Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta dan Pastor,Pastor Yohanes Subagyo juga berperan sebagai dosen di beberapa universitas.Pendidikan yang ia tempuh hingga S3 tidak dilupakan begitu saja,ia lebih memilih untuk membagikan pengetahuannya kepada mahasiswa dan mahasiswi.Terlihat dari Yohanes Subagyo sudah mengajar dari tahun 2002 hingga 2012 di beberapa Universitas seperti Universitas Gajah Mada, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dengan mengajar beberapa mata kuliah seperti Seismologi dan tsunami,Kitab para Nabi,Hukum gereja,liturgi,liturgi dasar, kitab mazmur dan kebijaksanaan,Pengantar kitab suci perjanjian lama dan baru , Kitab-Kitab Taurat & Kitab-Kitab Sejarah.Yohanes Subagyo juga memiliki keahlian dalam Teologi dan Kitab suci.

Hal-hal yang dapat kita contoh untuk kehidupan dari Pastor Yohanes Subagyo adalah kita harus tetap melayani Tuhan walaupun mempunyai kegiatan lain,karena Tuhan tidak boleh dilupakan dengan hal apapun.Selain itu,hal yang dapat kita contoh selanjutnya adalah membagikan ilmu yang kita punya kepada orang lain dengan cara apapun. Menurut pemikiran Pastor Yohanes Subagyo tentang gereja yaitu jati diri Gereja dapat dilihat dari cita-cita atau visi dan misi Gereja. lalu struktur Gereja, leadership atau kepemimpinan,dan terakhir culture atau budaya lembaga.Yang bisa kita contoh adalah kita harus menemukan atau mengetahui cita cita kita agar hidup kita lebih berfokus pada satu tujuan,yang bisa kita contoh lagi adalah leadership,yaitu kita harus mempunyai jiwa pemimpin agar dapat memimpin diri sendiri menjadi lebih baik.

Penulis: Jason Chandra Wijaya, semester 1,Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen, Universitas Airlangga.

Live Streaming NOVENA KANAK-KANAK YESUS di Youtube Channel Gereja Katolik St.Kristoforus

“…Yesus selamat datang, hari lahirMu, lama ditunggu umat dengan rindu…”

Menggema lagu indah itu di relung hati saat bulan Desember menyapa. 10 hari lagi hari besar itu akan tiba, apakah persiapan yang sudah kita lakukan? Pohon natal? Kue natal? Baju natal? Kado natal? Hanya itu? Bagaimana dengan bebenah hati? Sudahkah ‘rumput-rumput’ di hati dicabuti? Sudahkah ‘palungan’ hati ‘berselimut kain bersih’ tersedia untuk Bayi Mungil itu? Pengakuan dosa, berdoa dan berbuat baik adalah ‘dekorasi’ terindah untuk menyambut kelahiranNya.

Mari kita buka hati memantaskan diri dengan berdevosi Novena Kanak-Kanak Yesus secara virtual, dari Gereja Katolik Stasi St. Polikarpus Jakarta melalui youtube channel Gereja Katolik St.Kristoforus yang akan dimulai pada hari Selasa, 15 Desember 2020, pukul 05.00 WIB – selesai selama 9 hari berturut-turut.

Umat dapat menyampaikan ujud doa melalui Google form di link http://bit.do/ujudnkkykristoforus

Bagi Umat yang tergerak membantu pembiayaan operasional gereja, dapat transfer ke Rek BCA KCP Jelambar Baru Raya ac. 528 – 033 – 1661 an. PGDP PAROKI SANTO KRISTOFORUS

Semoga Bayi Yesus berkenan

Youtube Channel : https://www.youtube.com/GerejaKatolikStKristoforus



Komsos.
Arin

Mengimplementasikan Teladan Iman Tokoh Katolik, Henri de Laulanie, di Masa Pandemi COVID-19

Henri de Laulanie de Sainte-Croix lahir di Poitou, Prancis pada 22 Februari 1920. Henri juga aktif di kegiatan religius salah satunya menghabiskan sebagian besar hidupnya di Serikat Yesus[1]. Beliau belajar mengenai ilmu agronomi di Paris di Institut National Agronomique, Paris. Selain itu memiliki lisensi filsafat dan teologi gerejawi. Salah satu kontribusi terbesar beliau adalah membantu petani kecil yang ada di Madagaskar agar meningkatkan hasil pertanian mereka. Penemuannya disebut SRI (System of Rice Intensification) yang dipublikasikan dalam bukunya berjudul Rice in Madagaskar. Henri de Laulanie meninggal pada tahun pada usianya yang ke-75 tahun[2] di Madagaskar kemudian dimakamkan pada pemakaman para frater. Meskipun, beliau terkenal tetapi tetap menjadi seorang yang sederhana.

Semasaa hidupnya beliau mengabdikan diri untuk masyarakat khususnya golongan petani. Di samping sebagai seorang frater Henri de Laulanie tidak menghalangi niatnya untuk terus belajar dan membantu masyarakat yang terpinggirkan.

Di masa pandemic saat ini kita perlu mengimplementasikan nilai-nilai beliau yaitu hidup religius, membantu sesama. pada pandemi ini, menyebabkan menurunnya pendapatan sebagian besar masyarakat bahkan ada yang sampai kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu kita harus saling peduli, seperti Henri de Laulanie yang peduli dengan sesama tanpa membeda-bedakan. Kita membantu mereka yang terdampak pandemi misalnya dengan saling berbagi makanan, kebutuhan sehari-hari, ilmu dan lain-lain.

Di samping itu juga kita harus percaya pada Tuhan, selalu ada hikmah yang diambil dalam setiap kejadian. Tuhan sudah merencanakan yang terbaik, yang tidak bisa dipikirkan oleh manusia. semoga teladan iman dari Henri de Laulanie bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk saling membantu dan mewartakan Sabda Tuhan.

Mengenang Karya Romo Alfons Sebatu

Romo Alfons adalah anak ke-5 dari 9 bersaudara, yang lahir pada 2 Agustus 1954 di Manggarai, NTT. Romo Alfons ditahbiskan menjadi imam di Keuskupan Bogor pada 2 Januari 1983. Ia sudah menamatkan pendidikan S3-nya di University of Philippines, tahun 1993 mengambil program Doktor Psikologi Klinis. Karya Romo Alfons tidak sedikit. Banyak buku bertema psikologi, doa, dan spiritualitas yang sudah diterbitkan. Tidak hanya itu, ia juga ditunjuk untuk memegang Komisi Keluarga, Kepemudaan, Mahasiswa dan Bina Iman Anak. Romo Alfons juga menjabat sebagai anggota Dewan Iman Keuskupanm Koordinator Bidang Pendampingan Hidup. Pada tahun 2008, ia mendirikan PCC (Kursus Konseling Pastoran) yang berfokus dalam pelayanan konseling. Tapi yang paling berkesan dalam dirinya yaitu talentanya dalam melakukan pengusiran roh jahat (eksorsisme), dan penyembuhan luka batin. Romo Alfons sangat gemar mengadakan seminar-seminar penyembuhan luka batin yang menarik banyak antusias umat yang tidak hanya dari Keuskupan Bogor saja.

Romo Alfons adalah penggemar berat olahraga basket, bahkan saat sore hari ia sering terlihat bermain basket di lapangan sekolah Budi Mulia Bogor. Ia menghembuskan nafas terakhirnya tak lama usai bermain basket di lapangan SMA Budi Mulia pada 12 Agustus 2013, lalu dimakamkan di pemakaman Kalimulya, Depok. Peran besarnya dalam membangun Keuskupan Bogor akan selalu dikenang.

Karya dan Teladan Iman
Semasa hidupnya, Romo Alfons memiliki banyak peran dan teladan yang dapat kita contoh. Ia memiliki talenta yang hebat dalam penyembuhan luka batin, dan dapat melakukan pengusiran roh jahat (eksorsisme). Tidak hanya itu, ia merupakan sosok imam yang amat perhatian dan bersahabat kepada siapapun terutama orang-orang muda dan anak-anak.
Buku yang pernah dibuatnya, yaitu :
o buku Psiko-Eksorsisme
o buku Charismata
o buku Psikologi Jung
o buku Karunia Penyembuhan
o buku Penyembuhan Luka Batin
Tidak hanya membuat buku, Romo Alfons juga merupakan pendiri PCC (Kursis Konseling Pastoran) Keuskupan Bogor, yang seringkali menggelar seminar-seminar penyembuhan luka batin.

Dalam terjemahan buku Manual of Deliverance Prayers, terbitan Komisi Exorcisme Keuskupan Agung Manila, Romo Alfons memberikan pendapatnya terkait psikologi klinis :
Bapa Suci Paus Paulus ke-VI, pernah berkata bila salah satu pokok iman orang Katolik adalah percaya kalau setan itu ada. Kitab suci mengingatkan kita akan sosok setan yang berbahaya itu dalam ayat (1 Petrus 5:8) “Sadar dan berjaga-jagalah! Lawanlah si iblis yang berjalan berkeliling seperti singa yang sedang mengaum-ngaum dan mencari mangsa yang dapat diterkamnya.” Meskipun kita percaya akan adanya iblis, kita juga harus mengetahui dan percaya bahwa kebangkitan Kristus dari alam maut telah menghancurkan kekuasaan setan itu. Kristus telah mengalahkan setan. Oleh karena itu jangan takut setan, tetapi lawanlah dia. Kalau kita berbicara tentang pekerjaan setan atau kuasa kegelapan, kita akan menjumpai dua perlawanan Gereja terhadapnya. Kedua perlawanan itu dikenal dengan nama Eksorsisme (Exorcism) dan Doa Pelepasan (Deliverance Prayer). Eksorsisme hanya boleh dilakukan oleh imam yang ditunjuk oleh uskup setempat. Sedangkan eksorsisme sederhana (eksorsisme untuk diri sendiri) dan doa pelepasan dapat kita lakukan secara pribadi.

Dari pengalaman berpraktek sebagai psikolog klinis di Indonesia, romo Alfons menemukan banyak karya setan yang muncul dalam bentuk kesurupan, ilmu hitam, santet, susuk, barang-barang antik, tempat-tempat angker dan sebagainya. Oleh karena itu buku Romo Jose yang sudah menjadi pegangan para pastor dan awam di seluruh Filipina, juga pasti dapat menjadi pegangan para pastor dan umat Katolik Indonesia.

Permasalahan terbesar yang sangat sering dialami oleh sebagian orang yaitu masalah konflik batin. Apalagi, dalam masa pandemi Covid-19 ini, banyak sekali tekanan yang dialami oleh kita, karena diharuskan belajar, bekerja, beribadah, dan aktifitas lainnya dari rumah. Tak jarang tekanan itu yang berujung pada luka batin yang dapat membekas dan berlangsung lama. Namun bukan berarti luka batin tidak dapat disembuhkan. Dalam bukunya “Penyembuhan Luka Batin”, Romo Alfons memaparkan teori kebutuhan konseling berdasarkan Four Basic Needs, yaitu kebutuhan akan Self Preservation, kebutuhan akan Romance, kebutuhan akan Money, dan Kebutuhan akan Recognition. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengkategorikan permasalahan yang kita alami, lalu kita sembuhkan luka itu dengan bermeditasi, konsultasi ke ahlinya, dan berbicara ke Bapa kita.

Romo Alfons bahkan mengajak kita yang mengalami luka batin untuk kembali merasakan situasi yang membuat kita mengalami hal tersebut. Lalu bicara kepada Yesus, kemudian diteruskan dengan doa untuk penyembuhan luka batin serta ucapan syukur. “Teruslah berada di hadapan Yesus. Rasakan kenyamanan di hadapan-Nya. Mohonlah kepada-Nya untuk menyembuhkan luka-luka hati Anda. Mintalah juga kepada-Nya karunia untuk mau mengampuni dan agar tabah, sehingga Anda dapat menerima dengan baik mereka yang menyakiti Anda. Mintalah kepada-Nya agar meneruskan proses penyembuhan itu dalam diri Anda.”

————————————————————————————————
Artikel ini ditulis oleh Mahasiswa T. Robotika & AI, Universitas Airlangga, Surabaya.

Tumbuh di Negara yang Kecil, Uskup ini Mempunyai Jiwa Patriotisme yang Besar

Mgr. Norberto do Amaral adalah seorang uskup dari Timor Leste yang memiliki sikap nasionalisme yang sangat tinggi kendati terlahir di negara yang kecil dan terpinggirkan. Saat ini beliau menjabat sebagai Uskup di Keuskupan Maliana, Timor Leste.
Gambar 1 : Mgr. Norberto do Amaral (Sumber : amorpost.com)

Masa Kecil
Norberto do Amaral lahir pada tanggal 17 Februari 1956. Beliau merupakan anak dari orangtua Teófilo de Araújo dan Martinha de Lima Amaral. Beliau tumbuh di sebuah kota kecil bernama Ainaro, Timor Leste.
Norberto memulai pendidikannya di sekolah dasar katolik Ainaro. Pada saat itu, beliau melihat moralitas kebanyakan penduduk di negaranya mengalami kemerosotan. Banyak warga yang suka mabuk – mabukan, bermain judi, dan tidak datang ke Gereja untuk mengikuti misa setiap minggunya. Oleh karena itu, beliau ingin menjadi seseorang yang bisa membawa perubahan terhadap negaranya.
Beliau berpikir bahwa dengan menjadi seorang imam, beliau dapat mewujudkan keinginannya untuk meningkatkan moralitas penduduk di negaranya. Setelah lulus dari sekolah dasar, beliau melanjutkan pendidikannya ke seminari Bunda Kita Fatima. Pada tanggal 18 Oktober 1988, beliau dilantik sebagai imam di Keuskupan Dili, Timor Leste.

Kedatangan Paus
Pada tanggal 12 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Timor Leste. Norberto do Amaral sangat senang dan bangga karena negaranya yang kecil mendapat perhatian dari Paus. Pesan Paus bagi anak – anak muda di Timor Leste mendorong beliau untuk lebih menggerakkan anak – anak muda agar lebih mencintai Tuhan dan negaranya.
Sejak peristiwa tersebut, Norberto lebih bersemangat untuk membawa perubahan pada Timor Leste agar bisa menjadi negara dengan solidaritas yang kuat serta cinta damai. Beliau terpilih menjadi pastor paroki di Maubisse pada tahun 1989 hingga 1999.

Lepasnya Timor Leste dari Indonesia
Saat Timor Leste lepas dari Indonesia pada tahun 1999, Norberto do Amaral sangat senang karena negaranya sekarang sudah menjadi negara merdeka dan semakin mendorong beliau untuk berbuat lebih banyak. Beliau mempunyai semangat dan motivasi baru untuk memperdalam pendidikan teologinya dan menyebarkan pengetahuannya kepada masyarakat luas.
Karier Norberto semenjak peristiwa tersebut mulai meningkat seperti pada tahun 2000 – 2004 menjabat sebagai Rektor Seminari Menengah Nossa Senhora de Fátima di Balide, tahun 2007 – 2008 menjabat sebagai profesor Teologi Dogmatis dan Kepala Studi pada Seminari Tinggi Dili, dan tahun 2008 – 2010 menjabat sebagai Kanselir Keuskupan Dili dan Direktur Majalah Keuskupan dengan judul “A Seara”.
Pada tahun 2005 – 2007, Norberto melanjutkan pendidikannya pada bidang teologi dogmatik di Universitas Urbaniana yang terletak di Roma, Italia.
Pada tanggal 30 Januari 2010, Norberto diajukan sebagai uskup pertama dari keuskupan baru Maliana, Timor Leste. Beliau dilantik sebagai uskup dari Keuskupan Maliana pada tanggal 24 April 2010. Semenjak terpilih sebagai uskup, beliau selalu membantu orang yang miskin dan berkesusahan dalam keuskupannya dengan sering mengunjungi mereka dan melakukan banyak proyek yang dapat membantu orang miskin. Salah satu proyeknya yaitu Missionaries of the Poor.
Walaupun memiliki jiwa patriotisme yang tinggi, pada tahun 2016 beliau masih berkunjung ke Keuskupan Atambua yang terletak di Nusa Tenggara Timur, Indonesia untuk saling berbagi pengalaman tentang pastoral dan permasalahan pada Gereja jaman sekarang.
Gambar 2 : Mgr. Norberto do Amaral (kedua dari kanan) berkunjung ke
Keuskupan Atambua bersama dengan dua uskup lainnya (Sumber : hidupkatolik.com)

Belajar dari Uskup Norberto
Banyak hal yang dapat dipelajari dari Mgr. Norberto. Salah satunya yaitu beliau selalu fokus pada impiannya yang beliau sudah bangun sejak kecil. Beliau tidak pernah menyerah dan terus berusaha untuk menggapai impiannya membantu orang – orang di Timor Leste yang miskin.
Mgr. Norberto juga menunjukkan sifat patriotisme yang sangat tinggi pada negaranya. Beliau sangat senang ketika negaranya mendapatkan sambutan dari Paus. Selain itu, semenjak lepasnya Timor Leste dari Indonesia, beliau mulai berkontribusi lebih banyak terhadap negaranya dalam bidang agama.
Pada masa pandemi ini, sejalan dengan seruan gereja, Mrg Norberto mendorong umatnya agar mematuhi protokol pencegahan covid. seperti memakai masker, cuci tangan, menjaga jarak, mengadakan misa secara steaming. Beliau ingin agar umatnya tetap sehat agar dapat melayani Tuhan dengan baik. Beliau juga ingin umatnya mendoakan para petugas kesehatan, orang yang sakit dan meninggal karena pandemi, serta agar pandemi segera segera berlalu.

Referensi
Id.wikipedia.org. 2020. Norberto Do Amaral. [online] Available at: [Accessed 29 September 2020].
Gomes, R., 2019. Timor-Leste Marks 30 Years Since Pope John Paul II’S Visit – Vatican News. [online] Vaticannews.va. Available at: [Accessed 2 October 2020].
Qmhr.com.au. n.d. QUEEN OF THE MOST HOLY ROSARY ASSOCIATION INC.. [online] Available at: [Accessed 4 October 2020].

Artikel ini ditulis oleh Dominic Justin, Mahasiswa Semester Satu Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga Surabaya

Kolaborasi Lewat Olahraga Virtual Sambil Donasi

Caritas Christmas Cross Challenge 2020 (4C), event olahraga berdonasi untuk Pendidikan.

Lebih dari 3000 volunteers yang terdiri Alumni sekolah-sekolah Katholik dan Universitas Sanata Dharma, Klerus dan Awam telah memulai sebuah kolaborasi guna menggalang dana lewat event olahraga virtual dengan tujuan membantu guru-guru honorer di sekolah-sekolah swasta Katholik yang terdampak pandemi, khususnya di luar Pulau Jawa. Hasil penggalangan dana akan diterima dan disalurkan lewat Caritas Indonesia KWI.

Caritas Christmas Cross Challenge 2020 bergulir dari inisiatif beberapa komunitas lari Alumni sekolah-sekolah Katholik di Jakarta kini telah menggelinding bak bola salju menjadi aksi solidaritas dengan peserta dari 23 Keuskupan, 7 Kongregasi Suster, 12 Organisasi Katholik, 17 Komunitas Alumni Sekolah dan Universitas Katholik.

“Ini sebenarnya berawal dari pengharapan Bapak Kardinal Ignatius Suharyo agar kegiatan ini bisa melibatkan sebanyak mungkin Keuskupan dan organisasi Katholik lainnya. Dengan demikian diharapkan bisa membangun perhatian dan kebersamaan yang bersifat nasional”, ujar Ketua Panitia Pelaksana, Christiano Hendra Wishaka. “Saat ini tercatat 1150 Alumni, sekitar 150 lebih sahabat awam, 1700 lebih Klerus termasuk Bapak Kardinal, 18 orang Uskup lainnya dan 450an Suster. Para volunteers tersebar di berbagai kota dan pulau di Indonesia. Bahkan sebagian peserta adalah warga negara asing seperti dari Myanmar, Thailand, Korea Selatan, Vietnam, Kamboja, Filipina, India, Perancis dan Kenya. Kamipun merasa sangat terhormat dengan keterlibatan Sr. Francesco Marianti OSU (86 tahun) dan beliau menjadi volunteer paling senior (86tahun)”.

Event olahraga virtual berdonasi ini akan berlangsung selama 5 minggu kedepan sampai dengan 31 Desember 2020. Menurut Glenn Sebastian, Koordinator Race Management “Sejak beberapa hari lalu, para volunteers akan terus mengajak jejaringnya untuk mendonasikan kelipatan Rp. 50.000 untuk setiap poin kepada Tim yang diwakilinya. Nah, mulai 1 Desember sampai akhir tahun, anggota Tim akan menebus perolehan dengan berjalan (termasuk treadmill) dan berlari atau bersepeda (termasuk sepeda statis). Para sahabat dan jejaring dapat berdonasi secara manual atau elektronik dengan cara penyetoran tunai, transfer ATM atau Mobile Banking, Kartu Kredit, e-Wallet (Ovo/Gopay/Dana/Link Aja, dan alat pembayaran elektronik lainnya). Informasi lengkapnya dapat diperoleh di http://aktivin.id/4c “, ujar Glenn menambahkan.

Menurut Rm. Widyarsono, Dosen STF Driyarkara dan Pembina panitia event, olahraga virtual berdonasi ini sangat unik. “Lewat gerakan yang sudah bisa disebut nasional ini, pertama tama mari kita berikan perhatian pada sekolah-sekolah pelosok yang diujung tanduk. Dengan modal kebersamaan dan rasa solidaritas, mari kita dukung para tenaga guru honorer agar bisa terus mendidik murid-murid mereka. Kedua, yang tidak kalah penting, lewat keteladanan para volunteers Lari Gowes Caritas Christmas Cross Challenge dan teman-teman, mari kita bangun pola hidup sehat dan bugar lewat olah raga rutin agar bisa menghadapi tantangan akibat pandemi dengan pikiran positif dan optimistik”.

Panitia Lari Gowes Caritas Christmas Cross Challenge 2020.
Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia.
Narasumber:
Ketua Panitia: Christiano H. Wishaka (+62 818-1888-8788)
Koordinator Race Management: Glenn Sebastian (+62 812-8710-768)
Email sekretariat: sekretariat@alumnijesuit.org
Microsite: http://aktivin.id/4c
Materi komunikasi: E-Posters

Bersama mantan Uskup Agung Palestina, Hilarion Capucci kita berjuang melindungi setiap Hak Asasi Manusia walau di tengah Pandemi COVID-19

Hilarion ibn Bashir Capucci adalah nama lengkap dari salah satu uskup di Palestina yang telah wafat. Beliau lahir di Aleepo, Suriah pada tanggal 2 maret 1922. Dan, ia ditahbiskan pada tanggal 20 Juli 1947.Beliau adalah Uskup sekaligus aktivis yang memperjuangkan kemerdekaan palestina. Tuhan adalah kebenaran dan penderitaan Palestina adalah kebenaran,” katanya pada saya pada tahun 1995 saat makan siang di kafetaria School of Oriental & African Studies di Universitas London. Selain aktivis untuk memerjuangkan kemerdekaan palestina, Hilarion Capucci juga sangat mendukung solidaritas antara Kristen dan Muslim, dengan alasan bahwa keduanya adalah agama monoteistik dan pada dasarnya menyembah Tuhan yang sama. Dia mengutip keberadaan orang-orang Arab Kristen seperti Ghassanid dan pentingnya Perawan Maria dalam Alquran sebagai penghubung yang mengikat orang-orang ahl al-kitab. Beliau wafat pada tanggal 1 Januari 2017 pada usia 94 tahun.

Karya-karya dan teladan dari seorang Uskup Hilarion Capucci adalah beliau bukan hanya menjadi seorang uskup yang hanya berbicara tentang kebaikan di gereja saja, tetapi juga, beliau merupakan aktivis pembela kemerdekaan Palestina. Memperjuangkan hak-hak kemerdekaan Palestina dan hak asasi manusia rakyat-rakyat Palestina. Beliau adalah seorang imam yang mengikuti hati nuraninya, bahkan jika itu berarti terlibat dalam perjuangan bersenjata. Dan pertemuan hierarki Kristen di Damaskus pada September 1974 dikatakan telah menyatakan bahwa penangkapan Capucci adalah tindakan yang dimaksudkan oleh negara Israel untuk membungkam kritik, menenangkan kelompok agama di Israel, dan memaksa Vatikan untuk mengubah kebijakannya di Palestina. Beliau menggambarkan Yesus sebagai the first fedayee atau pejuang kemerdekaan Palestina.

Menurut dasar pemikiran Capucci, rasa kemanusiaaannya lebih penting ketimbang harus memandang agama atau keyakinan. Beliau pernah menyampaikan sebuah pesan : “Saya adalah uskup agung Yerusalem; Saya hanyalah seorang gembala, kata Capucci. Jika penggembala melihat serigala mendekati kawanannya, dia membela kawanannya. Menurut Hilarion Capucci “Orang-orang Palestina itu merupakan teman dan sahabat-sahabat saya,” “Soalnya, cincin di jari saya ini menunjukkan pertunangan saya dengan Palestina. Semua anak Palestina adalah anak dan keluarga besarku … “Uskup agung juga seorang ayah, lanjut Capucci, dan tanda keayahan adalah belas kasih. Seorang ayah tidak bisa melihat anak-anaknya menderita dan duduk diam dengan tangan terikat. Dia harus berdiri untuk membela anak-anaknya. “Orang-orang Palestina adalah anak-anak saya,” kata uskup agung itu. “Mereka telah ditindas, mereka telah menderita ketidakadilan yang besar, hak-hak mereka telah ditolak, martabat mereka diinjak-injak, teman sehari-hari mereka tidak lain adalah penderitaan.” “Kami orang Palestina adalah pencari perdamaian,” lanjutnya. “Perdamaian adalah perjuangan bagi kami, Muslim, Yahudi dan Kristen. Kami adalah anak-anak Abraham dan harus bekerja sama. ” lanjut Capucci.

Menurut saya, dasar pemikiran dan teladan iman tokoh yang bisa diimplementasikan terhadap permasalahan dalam masa pandemi Covid-19 ini adalah, kita harus mengedepankan perjuangan hak asasi manusia. Maksud saya, di tengah wabah COVID-19 ini para dokter, perawat, serta seluruh anggota medis yang menjadi garda terdepan dalam mengurus masalah pandemi ini, berjibaku untuk memberantas wabah ini dengan segera. Mereka harus kerja berjam-jam menggunakan pakaian khusus untuk melindungi tubuh mereka agar tidak terpapar virus tersebut. Semestinya, kitapun harus melakukan seperti apa yang telah dilakukan uskup agung Palestina, Hilarion Capucci. Ya Berjuang, menurut saya berjuang adalah Pemikiran mantan Uskup Palestina alm. Hilarion Capucci. Dengan begitu, jangan hanya tenaga medis yang berjuang bahu-membahu melawan pandemi ini, tetapi seluruh warga negara Indonesia. Apa contoh yang bisa kita terapkan untuk melawan COVID-19 ini?
• Kita bisa diam di rumah, melakukan kegiatan apapun yang menyenangkan. Contohnya : berolahraga, belajar online, dan sebagainya.
• Jika memang ada keperluan mendesak kita jangan lupa memkai masker dan menjaga jarak agar tidak terciprat droplets dari orang sakit
• Sesudah itu kita harus mencuci tangan kita setiap habis pulang dari tempat manapun.
Karena jika korban bertambah banyak terus setiap harinya, yang pasti terjadi adalah mereka pun akan kerja lebih lama lagi dengan pakaian khusus itu lebih lama lagi. Dan, tidak menutup kemungkinan bahwasannya mereka pun akan tertular penyakit COVID-19 ini. Menurut Ikatan Dokter Indonesia, sudah ada 181 tenaga medis yang meninggal akibat terpapar virus COVID-19. Selain itu, jika memang ada di sekitar kalian orang yang sudah terpapar penyakit COVID-19 ini, jangan kiranya kalian merasa jijik dan acuh terhadap orang tersebut, karena mereka pasti merasa bahwa mereka itu “menjijikan” atau hal semacam itu. Jadi, yang harus kita lakukan Ketika ada orang terpapar COVID-19 di sekitar kita adalah kita tetap harus menjaga jarak, tetapi kita harus menanyakan kabarnya lewat pesan di sosial media, ataupun, kita juga bisa mengganttung makanan sehat sebagai bukti bahwaa kita peduli terhadap orang tersebut. Jadi mari kita semua mengikuti teladan mantan uskup agung Hilarion Capucci yaitu berjuang, ya berjuang untuk bisa memutuskan rantai penyebaran COVID-19 dan berjuang untuk tetap membela keadilan dan kesetaraan HAM.

Demikian artikel tentang Dasar pemikiran dan teladan iman Uskup Agung Palestina Hilarion Capucci yang bisa diimplementasikan dalam melawan Pandemi COVID-19harapan saya semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kalian semua yang membacanya. Ingat, kita harus tetap menjaga jarak, dan memakai masker. Hope you enjoy to read my article! Tuhan Yesus Memberkati.

Kornelia merupakan Mahasiswi semester 1 Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Mengenal Salah Satu Menteri Katolik Hebat Indonesia

Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, lahir pada tanggal 16 Juni 1951 di Semarang, Jawa Tengah. Beliau adalah salah satu menteri katolik paling terkenal di Indonesia. Lulusan sarjana dari Institut Teknologi Bandung tahun 1974, dilanjutkan dengan studi master di Colorado School of Mines, Golden, Corolado, Amerika Serikat tahun 1986 dan University of Colorado di Boulder Main Campus, Colorado, Amerika Serikat tahun 1988, dan menyelesaikan gelar doktoral di Colorado School of Mines, Golden, Corolado, Amerika Serikat 1988. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (2000-2009) dan Menteri Pertahanan (2009-2014).
Sosoknya yang bijaksana dan selalu mengedepankan kepentingan bersama menjadi kekaguman tersendiri. Hal ini dibuktikan dengan prestasinya selama menjabat sebagai menteri di Indonesia. Pada masa Kabinet Gotong Royong yang dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, ia menjadi menteri terbaik saat itu.
Ia juga menetapkan kebijakan untuk menaikkan tarif bahan bakar minyak. Meski banyak warga yang berdemonstrasi saat itu, kebijakan ini dilakukan dengan alasan yang jelas. Ia ingin menganggarkan sejumlah dana kompensasi sosial dari setiap kenaikan harga BBM sebagai subsidi langsung kepada mereka yang kurang mampu dan sangat membutuhkan. Subsidi tersebut antara lain membantu membayar beras murah, subsidi kesehatan, pendidikan dan pembiayaan infrastruktur.
Sosoknya yang memperjuangkan kepentingan bersama sangat tercermin dengan apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus selama ini. Apalagi di era pandemi COVID-19 saat ini, kepentingan bersama harus diutamakan untuk mencegah penyebaran penyakit ini yang lebih luas lagi.
Kita harus bekerja sama untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Menjaga jarak dengan orang lain, sering mencuci tangan, dan selalu memakai masker saat keluar rumah sangat membantu dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Maskerku melindungimu, Maskermu melindungiku. Dengan begitu, kita semua bisa hidup bersama walaupun ada batasan tertentu untuk saat ini.
Beliau juga adalah pendiri Purnomo Yusgiantoro Center (PYC). PYC adalah organisasi nirlaba yang fokus utamanya adalah penelitian independen dan mendalam, yang memberikan solusi dan rekomendasi kebijakan di bidang penelitian energi dan sumber daya alam di tingkat lokal, nasional, dan global. PYC juga aktif melestarikan budaya asli Indonesia dengan mempromosikan budaya lokal Indonesia.
Banyak hal yang bisa kita pelajari darinya. Dari sikap dan tindakannya, semuanya mencerminkan sikap seorang pengikut Yesus Kristus. Semua dia lakukan karena dia menyadari arti dari manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia adalah makhluk yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya.
Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Kejadian 2:18).

Penulis: Ari Bahagia Sinaga, Mahasiswa Semester 1 Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Statistika, Universitas Airlangga.

Terbaru

Populer