Home Blog Page 4

RENUNGAN MINGGU 21 JANUARI 2024, MINGGU BIASA KE-3 Tahun B

Bacaan Pertama – ‭‭Yunus‬ ‭3‬:‭1‬-‭5‬, ‭10‬ ‭

”Datanglah firman Tuhan kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: ”Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.” Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: ”Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.“


Bacaan Kedua – ‭‭1 Korintus‬ ‭7‬:‭29‬-‭31‬ ‭‬‬

”Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.


Bacaan Injil – ‭‭Markus‬ ‭1‬:‭14‬-‭20‬ ‭

”Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: ”Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: ”Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.“


Renungan Singkat

Ada dua tempat penting yang menjadi latar kisah pada bacaan-bacaan Minggu ini. Pertama Niniwe, yang didatangi oleh Yunus. Kedua Galilea, yang didatangi oleh Yesus. 

Kalau kita cari di situs pencarian, letak Niniwe kira-kira ada di gambar sebelah ini. Wilayah ini ada di  sebelah aliran sungai yang masuk di negara Irak sekarang.

Dalam bacaan pertama, Nabi Yunus diperintahkan Tuhan untuk datang ke Niniwe. Ini adalah perintah Allah kedua yang akhirnya ditaati Yunus. Sebelumnya, Yunus mangkir dan hendak kabur ketika perintah pertama dari Allah datang. Karena kena undi, Yunus dilempar ke laut dan ditelan ikan besar tiga hari tiga malam. Saya menduga Yunus membatin, apakah ini hukumannya jika tidak menaati perintah Tuhan? Berbekal pengalaman itu, Yunus juga yakin bahwa Allah akan menghukum Niniwe yang tidak taat itu. 

Pikiran Yunus mewakili pemahaman akan Allah pada orang-orang zaman itu. Pokoknya, Allah akan menjatuhkan HUKUMAN bagi semua orang yang berdosa dan tidak taat. Perhatikan kata-kata Yunus dalam bacaan pertama itu, ”Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” 

Tapi ternyata tidak jadi. Karena sebenarnya Allah mengutus Yunus bukan untuk menghukum Niniwe, tapi untuk mewartakan panggilan Allah agar mereka bertobat – kembali kepada Allah. Dan kita tau juga kisah selanjutnya.

“Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.“

View Danau Galilea. Dok. Pribadi

Bacaan Injil hari ini mengisahkan kemunculan pertama Yesus di Galilea. Kehidupan publik-Nya mulai di daerah ini untuk memberitakan Injil Allah. Galilea menjadi tempat kelahiran seluruh karya dan misi Yesus. Kalau anda pernah ke Galilea, danau dan daerah-daerah sekitarnya anda pasti setuju kalau tempat itu sangat indah sekali. Danau Galilea menjadi pusat kehidupan kota sekitarnya, dari mulai Kapernaum hingga Betsaida. 

Seperti Yunus, Yesus pun datang ke Galilea. Tapi Yesus datang bukan untuk menghukum, apalagi membinasakan.  Ia datang memberitakan Injil Allah. Tentu yang dimaksud “Injil” bukan keempat kitab Injil itu – Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Karena saat itu semua Injil yang kita punya sekarang belum ditulis. Lalu Yesus memberitakan apa? Kabar Gembira dari Allah. Allah menyertai manusia, berjalan di tengah-tengah kita dan menghadirkan keselamatan. Kabar itu menjadi nyata dalam diri Yesus lewat Warta dan Karya-Nya. 

Yesus itulah Injil yang hidup. Kabar gembira yang hidup. Di tanah Galilea, tempat subur dan indah inilah Yesus memulai karya baik. Ia berjalan berkeliling berbuat baik dan mengadakan mukjizat. Dan sebagai permulaanya Ia memilih dan memanggil murid-murid-Nya yang pertama. Ia berjalan menyusur danau Galilea, melihat para nelayan yang sedang menebarkan jala di danau, dan memanggil mereka untuk mengikuti Dia.

Yesus memanggil murid-murid yang pertama agar mereka mau mengikuti Sang Injil hidup. Yesus mengajak mereka untuk mengikuti hidup sebagaimana Ia hidup. Berjalan bersama Dia, bersatu dengan Dia dan hidup di dalam Dia. 

Rasul Paulus pernah menulis dalam Suratnya kepada Jemaat Kolose 2:6, ”Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.“ ‭‭‭

Hidup dalam Kristus membuat hidup kita menjadi penuh. Damai dan sukacita menjadi penuh. Kita tidak perlu lagi mencari-cari kepenuhan duniawi dan memusingkan hal-hal yang membuat khawatir – barang-barang duniawi dan sebagainya. Inilah panggilan kita mengikuti Dia. 

Jadi, kamu gimana?

RA

 

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️ 🔔Perayaan Ekaristi Minggu, 21 Januari 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔 🙏Misa dipersembahkan oleh Rm. Yakobus Sriyatmoko, SX🙏 🙏Koor bersama Para Frater Xaverian🙏 NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️

🔔Perayaan Ekaristi Minggu, 21 Januari 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh Rm. Yakobus Sriyatmoko, SX🙏
🙏Koor bersama Para Frater Xaverian🙏

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

 

RENUNGAN MINGGU 14 JANUARI 2024, MINGGU BIASA KE – 2 TAHUN B

1Sam 3:3b-10.19
1Kor 6:13c-15a.17-20
Yoh 1:35-42

Mari dan Lihatlah

Minggu ini kita berjumpa dengan Samuel. Samuel adalah hakim terbesar dan terakhir dari bangsa Israel. Ia mengakhiri era hakim-hakim dan membawa masuk Israel dalam sistem kerajaan. Samuel adalah anak dari Elkana dan istrinya Hana yang sempat lama mandul. Sejak awal Hana berjanji akan mempersembahkan Samuel kepada Tuhan. Dan Benar, setelah lahir, Samuel diserahkan ke Bait Allah dan hidup di bawah bimbingan seorang imam, Eli. Eli sendiri punya anak-anak yang dursila, tidak mengindahkan Tuhan, suka berbuat seenaknya di Bait Allah (1Sam 2:11). Sementara Samuel sendiri bertumbuh menjadi pelayan Tuhan dengan baik. 

Melalui Eli pula, Samuel yang tidur di dalam Bait Suci dibimbing mengenali suara Allah. “Bersabdalah Ya Tuhan, hamba-Mu ini mendengar”. Allah berfirman kepada Samuel dalam penglihatan. Isinya terutama mengenai hukuman bagi keluarga Eli yang tidak mengindahkan Tuhan. 

Ada satu hal yang menarik. Dalam 1Sam 3:15 disebutkan, “Samuel segan memberitakan penglihatan itu kepada Eli”. Bagi saya, sikap ini wajar. Samuel hidup bertumbuh di bawah bimbingan Eli. Masak dia tega memberitakan nubuat bahwa keluarga Eli akan dihukum Allah. Bukan hanya itu, anak-anak Eli –  Phineas dan Hofni akan mati. Tapi apa yang disampaikan Allah itu, harus disampaikan Samuel kepada Eli tanpa ada kata yang disembunyikan (1Sam 3:18). Eli menerima nubuat Allah itu terjadi dengan lapang hati. 

Sejak itu Samuel mengambil tugas perutusan sebagai hakim dan nabi bagi bangsa Israel. 

Sempat muncul dalam diri saya, apakah sejak awal Eli mempersiapkan Samuel menjadi hakim dan nabi? Saya kira Eli telah melakukan tugas sesuai porsinya, membimbing Samuel bertumbuh dengan Tuhan. Allah sendiri yang memanggil Samuel menjadi hakim dan nabi bagi orang Israel. 

Injil Minggu Biasa ke-2 hari ini diambil dari Injil Yohanes. Dalam Injil Yohanes, buah-buah pertama Pembaptisan Yesus adalah murid-murid Yesus yang pertama. Proses panggilan para murid yang pertama terjadi dalam proses estafet. Semuanya diawali oleh Yohanes Pembaptis yang mengenali turunnya Roh Kudus setelah membaptis Yesus, sang Anak Domba Allah. Kesaksian Yohanes atas Yesus membuat dua muridnya pergi mengikuti Yesus. Kedua Murid itu tinggal bersama dengan Yesus. Mereka melihat di mana Yesus tinggal, apa yang Ia buat dan bagaimana Yesus mengajar. Salah satu murid yang tinggal yakni Andreas meyakini ia melihat Yesus adalah Mesias. Andreas menjumpai Simon saudaranya dan memberitakan kabar gembira itu dan membawanya kepada Yesus. 

Semua terjadi begitu saja. Tanpa paksaan. Semuanya hanya tawaran yang datang dari mereka yang telah mengalami Tuhan. “Lihatlah”, “Mari dan kamu akan melihatnya” adalah sebuah tawaran yang menantang kemerdekaan dan otonomi kita.

Zaman sekarang, tawaran-tawaran semacam itu itu pun sering kita dengar, “Minggu ke gereja bareng yuk”, “eh besok ikut rosario lingkungan yuk”, “eh, bantuin romo di seksi komsos yuk, elu kan bisa multimedia”, “Ini ada retret kebangkitan rohani, bulan depan, ikutan yuk”. Dan masih banyak lagi. 

Kita pun berhak untuk tidak melihat dan tidak datang. Tapi agaknya, mengatakan “tidak” pada panggilan Tuhan akan melenyapkan kesempatan kita untuk melihat hal-hal yang lebih besar dari biasanya. 

Samuel dibimbing oleh Eli untuk mengenali suara Tuhan. Begitu pula dengan Rasul Paulus. Dari kejauhan, Paulus menulis nasihat kepada jemaat Korintus untuk menjauhi percabulan – dosa pencemaran tubuh. Sebab tubuh adalah bait Roh Kudus, maka muliakanlah Allah dengan tubuh. Dengan tubuh pula kita berbicara, berjalan, dan bekerja. Maka semoga dengan tubuh pula kita membawa semakin banyak orang kepada Tuhan. Tuhan memanggil kita, seluruhnya, juga dengan tubuh kita untuk memuliakan Dia dengan karya dan pelayanan. 

Jadi, Kamu Gimana?

RA

SURAT GEMBALA MENYAMBUT PEMILU, ARDAS KAJ 2024, “Menjadi Pelayan Menurut Kasih Karunia Allah”

DOWNLOAD LOGO DAN BANNER TAHUN ARDAS/APP 2024

 

KLIK LINK BERIKUT:

DOWNLOAD LOGO DAN BANNER TAHUN ARDAS/APP 2024

 

 

 

 

 

RENUNGAN MINGGU 31 DESEMBER 2023, PESTA KELUARGA KUDUS: Yesus, Maria, Yusuf

Kej 15:1-6,21:1-3

Ibr 11:8.11-12.17-19

Luk 2:22-40

KELUARGA TAAT KEPADA ALLAH

Bapak Ibu dan saudara-saudari terkasih, SHALOM. 

Satu Minggu setelah kita merayakan Natal, hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yusuf. Oleh karena itu kita diajak untuk menyadari betapa kudusnya panggilan untuk berkeluarga. 

Sejak awal dunia diciptakan, Allah telah menghendaki laki-laki dan perempuan bersatu menjadi suami istri. Allah menyertai mereka, dan memberi mereka tugas perutusan untuk beranak cucu dan memenuhi, merawat dan menjaga bumi. Karena Allah menghendaki persatuan suami istri, maka berkeluarga adalah panggilan menyetujui kehendak Allah – bukan kewajiban. Berkeluarga adalah menanggapi panggilan akan tugas perutusan dari Allah. Apa yang kita lakukan seturut dengan kehendak Allah ini akan menjadi berkat. 

Karena hidup berkeluarga adalah panggilan kehendak Allah, maka setiap orang yang mau menanggapi panggilan itu harus hidup seturut Dia yang memanggil. Hidup keluarga harus dijalankan seturut kehendak Allah yang memanggil. Dengan kata lain, baik Laki-laki dan Perempuan serta anak yang dianugerahkan taat kepada Allah. 

Kapan tugas perutusan itu selesai?

Tak jarang, kita berjumpa dengan para lansia yang tinggal seorang diri di rumah, ditemani oleh seorang perawat. Anak-anaknya sudah membentuk keluarga baru . Mereka semua terpencar di pinggir-pinggir kota. Anak-anaknya meninggalkan rumah yang sebenarnya hendak diwariskan orangtuanya. Tapi anak-anaknya semua memilih untuk membeli rumah baru sesuai keinginan mereka. Bagi saya, para opa oma lansia ini boleh berbahagia. Para lansia ini telah selesai melaksanakan panggilan perutusan dari Allah dengan membantu anak-anak mereka menemukan panggilan hidupnya, entah menikah, selibat atau menjadi imam biarawati. Membantu anak-anak menjaga iman dan ketaatannya kepada Allah. 

Kita menemukan sikap taat kepada Allah itu dalam kisah-kisah Sabda Tuhan hari ini. Pertama, kita diperdengarkan kisah Abraham, dalam bacaan pertama. Ketaatan Iman Abraham diganjar berkat melimpah oleh Tuhan, yakni janji keturunan sebanyak bintang di langit. Janji tersebut dipenuhi mulai dari lahirnya Ishak dari Sara, istri Abraham. Ishak lahir pada masa tua mereka berdua. Kisah ini direfleksikan lebih lanjut oleh Surat kepada Orang Ibrani dalam bacaan kedua. Apa yang kita lakukan seturut dengan kehendak Allah ini akan menjadi berkat. 

Surat kepada orang Ibrani menegaskan kembali keutamaan iman Abraham, ketaatannya pada setiap perutusan dari Allah. Ketaatan kepada Allah membawa kerelaan untuk berkorban, dan kehilangan segala hal yang mengenakkan dan menyenangkan. 

Abraham dipanggil untuk pergi menuju negeri yang dijanjikan – meski tidak tahu ke mana yang ia tuju. Ia berangkat dari tempat yang sudah ia kenal, menuju tempat yang sama sekali baru. Dan itu tidak menyenangkan. 

Di masa tuanya, Abraham dan Sara menerima perutusan dari Tuhan untuk melahirkan Ishak. Mereka yakin, jika ini yang dikehendaki Allah – Dia juga akan menemani seumur hidup. Melahirkan dan mendidik anak di masa tua tentu tidak mudah. 

Oleh ketaatan iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak, Anaknya yang tunggal. Siapa yang ingin mempersembahkan anaknya sendiri? Yang susah payah didapat di masa tua penuh penantian. Namun, Abraham tetap taat kepada Allah, Abraham percaya bahwa kematian bukanlah akhir. Allah membangkitkan orang meski sudah mati. 

Hal yang sama dihidupi oleh Keluarga Kudus Nazaret. Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke umpan Allah dan mempersembahkannya kepada Tuhan. Ini sebuah tanda penyerahan dan pengabdian bahwa Kanak-kanak Yesus dan hidupnya dipakai seturut kehendak Tuhan. Dalam kesempatan itu, Simeon bernubuat kepada Maria – suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri. Perjalanan Maria bersama keluarganya tidak sepenuhnya mulus dan menyenangkan. 

Mari kita bertanya juga dalam diri kita masing-masing. Bagi anda yang ingin menikah, sadari bahwa menikah adalah panggilan Allah bagimu untuk sebuah perutusan. Membentuk keluarga yang kudus dan suci, baik dan benar. Mengatakan iya pada panggilan itu berarti Anda siap untuk memberikan diri, berkorban banyak, kehilangan banyak hal. Inilah kekudusan, berani kehilangan diri demi terwujudnya kehendak Allah dalam keluarga. 

Jadi, kamu bagaimana?

RA

 

RENUNGAN MINGGU 24 DESEMBER 2023, MINGGU ADVEN IV

2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16
Rom 16:25-27
Lukas 1:26-38

KERAJAAN-NYA KOKOH SELAMA-LAMANYA

Bacaan pertama dari Kitab Kedua Samuel ini menarik untuk dicermati. Kondisi ironi dialami oleh Raja Daud. Sang Raja ini telah memperoleh semuanya. Kerajaannya jaya sentosa dan aman dari semua musuh. Tapi batinnya terusik terus akan satu hal. Tabut Tuhan tidak punya tempat yang layak, sebagaimana yang dimiliki Daud sekarang.

Ini seperti ada orang yang kaya raya, keluarganya baik, rezeki lancar, semuanya ada. Ia pikir ia telah mendapat segalanya dari Tuhan. Tetapi masih ada yang mengganjal dalam hatinya – Dia belum melakukan sesuatu apapun untuk Tuhan dalam hidupnya.

Ternyata Tuhan berkehendak lain. Allah tidak butuh apa-apa dari Daud. Daud sudah selesai melakukan tugasnya dan hidupnya akan berakhir. Namun rencana dan kehendak Tuhan belum. 

Tuhan punya rencana. Ia berjanji akan membentuk satu kerajaan baru, yang akan kokoh selama-lamanya. Kerajaan itu akan diperintah oleh keturunan Daud, sehingga Tahta Daud akan berlangsung selamanya. 

Sepintas, mungkin yang dimaksud anak Daud itu adalah Salomo, karena memang kerajaannya akan besar dan damai. Rakyatnya hidup dengan tentram. (lih 1Raj 4:21). Bait suci Allah didirikan. Juga istana megah dan mahal. 

Suatu kali Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dan menaruh perjanjian-Nya atasnya. “Jika engkau hidup seperti ayahmu, Daud, dengan tulus hati dan benar dan berbuat sesuai yang Kuperintahkan kepadamu, maka Aku akan meneguhkan tahta kerajaanmu untuk selama-lamanya” (1Raj 9:4-5). 

Apakah Salomo berhasil memegang janji Tuhan itu? Tidak. Sebab Salomo jatuh pada penyembahan berhala dan kawin dengan perempuan-perempuan bangsa asing (1Raj 11).

Akhirnya sepeninggal Salomo, dua anaknya Rehabeam dan Yerobam akan menyebabkan kerajaan Israel terpecah, dan akhirnya hancur. Kerajaan hancur. Kehendak Allah dalam nubuat nabi Natan tidak tergenapi, sebab mereka mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.

Nubuat Natan hanya menjadi angan-angan selama ratusan Tahun. Banyak raja dibangkitkan untuk memimpin Israel, tapi banyak dari mereka melakukan yang jahat di hadapan Allah. (lih. 1Raj 16:30). 

Orang masih menanti-nanti kapan nubuat itu akan tergenapi. Kapan hadirnya raja dari garis keturunan Daud, yang kerajaannya diberkati Allah dan akan kokoh selama-lamanya. Raja yang sungguh hidup benar di hadapan Allah. Allah akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi Anak-Nya. 

Sampai akhirnya penggenapan itu datang di sebuah desa kecil bernama Nazaret, atas seorang perawan bernama Maria yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Lukas sengaja menampilkan keterangan di atas untuk menarik garis sejarah panjang janji Allah kepada Daud.

Terjadi dialog intim antara Malaikat Gabriel dan Maria. Kita tau isi dialognya apa. Tapi intinya adalah Maukah engkau dilibatkan dalam penggenapan karya Tuhan ini? Dan mendahulukan kehendak Allah daripada kehendakmu sendiri?

Tanggapan Maria tidak menyatakan keberatannya, tetapi mempertanyakan bagaimana Maria bisa mengandung sementara dia belum bersuami – belum berhubungan badan. Malaikat menegaskan ini adalah karya Roh Kudus yang turun atas diri Maria. Maria menerima hadirnya Tuhan atas dirinya. ” Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, Terjadilah kepadaku menurut perkataanmu”. 

Melalui kesediaan dan ketaatan Maria kita memperoleh Yesus Kristus. Dialah yang menjadi penggenapan Nubuat Natan. Sebab Hidup-Nya adalah demi kemuliaan Allah. Ia akan disebut kudus, Anak Allah. 

Karya keselamatan Tuhan akan hadir di dunia, kalau memang ada orang-orang yang mau bekerja sama dengan Roh Kudus. Mereka yang mau ikut terlibat, membiarkan kehendak Allah terjadi melalui dirinya daripada kehendak dirinya sendiri.

Jadi, kamu gimana?

RA

Jadwal Pengakuan Dosa, Misa Natal 2023 dan Misa Tahun Baru 2023 di Semua Paroki KAJ

CEK JUGA:

Susunan Jadwal Pengakuan Dosa Sakramen Tobat, Misa Perayaan Natal 2023 dan Misa Tahun Baru 2024 di Semua Gereja Katolik di Keuskupan Agung Jakarta

Jadwal Misa Natal 2023 dan Misa Tahun Baru 2024 di Semua Paroki Keuskupan Agung Jakarta

Daftar List Jadwal Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat, Misa Natal 2023 dan Misa Tahun Baru 2024 di Gereja-Gereja Katolik Paroki Keuskupan Bandung dan Sekitarnya, Simak Lengkap Daftarnya

RENUNGAN MINGGU 17 DESEMBER 2023, MINGGU ADVEN III

Yes 61:1-2a.10-11
1Tes 5:16-24
Yoh 1:6-8.19-28


BERSUKACITALAH!

Minggu Adven ke-3 disebut sebagai Minggu Sukacita – Gaudete. Dalam minggu ini kita diajak untuk bersukacita dan bergembira karena Sang Juruselamat semakin dekat kedatangan-Nya. Undangan sukacita itu nampak dalam sabda Tuhan minggu ini. Sukacita menjadi buah langsung dari tanggapan kita atas panggilan untuk bertobat pada minggu lalu. 

Kita kembali berjumpa dengan Yesaya. Ia mewartakan hari rahmat Tuhan telah datang. Hari rahmat Tuhan adalah hari pembebasan untuk setiap orang. Bebas dari segala macam belenggu yang menyiksa dan membuat derita. Dalam konteks Adven, pertobatan melegakan kita. Kita dibebaskan dari belenggu dosa yang membawa beban dan penderitaan. 

Rasul Paulus juga mengajak kita untuk bersukacita. Sukacita diwujudkan dengan berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal. 

Menjadi sebuah pertanyaan bagi kita. Adakah sukacita dalam dirimu hai orang beriman? Adakah harapan iman yang mendasarinya? Situasi zaman ini, di generasi ini, sering kita menemukan banyak orang kehilangan sukacita. Kegembiraan hilang karena mengalami keadaan yang sulit, kesepian karena sendirian, kegagalan yang terus menerus. 

Peristiwa natal adalah sukacita di tengah kesepian, harapan  di tengah kesulitan. Mari kita perhatikan situasi di sekitar kelahiran Yesus. Para gembala yang menggembala di malam hari yang dingin. Yosef dan Maria tidak mendapat tempat bersalin di penginapan. Orang Majus yang kebingungan mencari arah jalan. Herodes yang merasa dirinya terancam dan merencanakan pembunuhan. Kelahiran Yesus membawa kegembiraan bagi setiap orang yang mau membuka hatinya meski sedikit. 

Orang majus akhirnya menemukan jalan, Yosef dan Maria menemukan tempat sederhana untuk bersalin, para gembala pun didatangi malaikat di tengah sunyinya malam. 

Natal semakin dekat. Mari kita menemukan sukacita-sukacita kecil yang Tuhan hadirkan dalam hidup kita. 

RA. 

RENUNGAN MINGGU 10 DESEMBER 2023, MINGGU ADVEN II

Yesaya 40:1-5.9-11
2Ptr 3:8-14
Mrk 1:1-8

SIAPKAN JALAN BAGI TUHAN

Menjaga harapan di tengah situasi penuh pesimis itu tidak mudah. Seseorang diajak untuk tetap bertahan dan yakin bahwa pada akhirnya semua akan berlalu dan berakhir indah. Tugas kenabian Yesaya juga pasti tidak mudah. Ia diutus untuk tetap memelihara pengharapan umat Israel pada masa pembuangan Babel. Di Babel, umat Israel tercabut dari akarnya, tinggal di daerah asing, bait Allah hancur, perkakas-perkakas bait Allah dinodai, bahkan mereka tidak diperkenankan beribadah kepada Allah. Pada masa itu, Yesaya hadir memelihara iman dan harapan bangsa terpilih, bahwa masa sulit ini akan segera berakhir. Umat Allah diminta bersiap-siap, sebab Allah akan datang membawa pertolongan bagi mereka. “Setiap lembah ditimbun, gunung bukit diratakan, jalan yang bekelok-kelok menjadi datar”. 

Semangat yang sama dibawa oleh Yohanes Pembaptis, Yesaya Perjanjian Baru. Yohanes muncul sebagai penyiap jalan bagi YANG AKAN DATANG. Dan Ia membantu umat Allah bersiap dengan cara yang unik, “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis, dan Allah akan mengampuni dosamu”. Situasinya kini berbeda dari konteks Yesaya. Umat Israel tidak lagi diperbudak oleh bangsa lain di tanah asing, tetapi diperbudak oleh dosa, kekuatan rohani asing. Bertobat berarti berbalik kepada Allah, meninggalkan dosa dan segala tindakannya. Hanya itu yang dibuat oleh Yohanes, tidak kurang tidak lebih. 

Namun, setelah Yohanes akan datang Dia yang akan membaptis umat dengan Roh Kudus. Kita semua tau siapa yang Yohanes maksud. Dialah Yesus Kristus. 

Mari saudara-saudari – bagi kita yang telah dibaptis menanggapi undangan Yohanes Pembaptis. Kita luruskan jalan bagi-Nya, kedatangan-Nya dengan pertobatan. Di banyak paroki KAJ akan mulai diadakan penerimaan sakramen pengakuan dosa menyambut natal. Mari kita gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Saat di mana kita menyerahkan kembali hidup kita kepada ALLAH. Kita merayakan buah-buah sakramen ini dengan pertobatan yang membawa kita pada kehidupan. 

RA

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?