Home Blog Page 26

RENUNGAN HARIAN 15 JULI 2023, SABTU BIASA XIV – Peringatan St. Bonaventura

Kej 49:29-32; 50:15-24
Mat 10:24-33

JANGAN TAKUT FITNAH


Tidak ada bully dan persekusi lebih kejam daripada yang dilakukan anak-anak Israel terhadap Yusuf, si Bungsu. Dijual sebagai budak oleh kakak-kakaknya sendiri. Ada rasa sakit hati mendalam harus diolah sepanjang hidup Yusuf, hingga pada saat di singgasana kuasa, si Bungsu ini malahan berkenan menjadi penyelamat.

Menurut saya inilah pembalasan dendam yang paling indah! Aku akan diam dalam segala hinaan, cacian dan fitnah hingga saat kuasa itu terkumpul hingga mampu membuat musuh bertekuk lutut aku memberinya pengampunan. Sungguh suatu transendensi illahi.

Untuk setiap umat yang teraniaya, mari berjuang terus. Semakin kreatif, semakin keras bekerja, raih kesejahteraan hingga mampu menghidupi si penganiaya…

Fe

RENUNGAN HARIAN 14 JULI 2023, JUMAT BIASA XIV

Jumat biasa pekan ke-14 (H)
Jumat, 14 Juli 2023.

Bacaan:
Bacaan I: Kej 46:1-7.28-30;
Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40;
Bacaan Injil: Mat 10:16-23.

Renungan Sore:

Eritis odio omnibus propter nomen Meum: qui autem perseveraverit usque in finem, hic salvus erit ; “Kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat”.

Yesus memberi peringatan kepada kita semua selaku murid-Nya. Dalam menjalani karya pewartaan akan dijumpai banyak tantangan dan kesulitan. Namun Yesus juga berjanji akan selalu menyertai. Dia tidak akan membiarkan kita berjuang sendiri. Dan kitapun diajak untuk untuk berani berjuang Bersama-Nya hingga akhir. Bukan dengan kekerasan tetapi dengan cinta dan pengampunan. Sehingga kita boleh mengalami akhir yang menyelamatkan dan mengembirakan.

Yesus mengatakan, orang yang berdiri teguh sampai akhir akan diselamatkan. Ketika kita dimampukan untuk menghadapi kesulitan serta tantangan yang ada, maka akan banyak pembelajaran yang didapatkan, sehingga kita boleh semakin dewasa dalam iman, harapan dan kasih. Itulah sebabnya, Yesus mengajarkan kita agar dapat tanggap terhadap keadaan yang ada, “Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati”.

Melalui keterbukaan hati terhadap setiap peristiwa yang terjadi, maka kita akan dimampukan untuk setia dalam iman dan luwes dalam cara. Sehingga setiap pengalaman yang ada semakin memampukan kita untuk bertumbuh dan bersyukur. Sebagaimana Yusuf, yang mensyukuri pengalamannya karena dia mau menyadari dan belajar dari penyertaan Allah dalam hidupnya. Sehingga Yusufpun dapat mengampuni kesalahan saudara-saudaranya.

Yusuf tidak tergoda untuk mengikuti dorongan emosi sesaat dengan membalas kejahatan mereka. Tetapi dengan hati yang penuh kasih, ia dapat menemukan rancangan Tuhan bagi hidup keluarganya. Dia akhirnya bertemu kembali dengan ayahnya Yakub setelah lebih dari dua puluh tahun terpisah. Momen reuni yang sangat mengharukan dan rasa sakit dari cobaan, kesulitan dan bahaya tidak lagi menjadi masalah. Maka marilah kita berdiri teguh dalam pencobaan sehingga kita boleh dipersatukan kembali dengan Allah Bapa kita, Dia yang akan menghapus setiap air mata kita.

Kontemplasi:
Bayangkanlah Allah yang senantiasa menyertai anda dalam setiap lika-liku, suka-duka, pahit-manis, kehidupan ini, sehingga anda dapat semakin bertumbuh dan berkembang dalam kedewasaan iman, harapan dan kasih.

Refleksi:
Bagaimana anda berani menemukan Allah yang hadir dalam setiap peristiwa kehidupan ini, sehingga membuat anda semakin dapat mengasihi dan mengampuni tiap anggota keluarga yang dianugerahkan Tuhan kepada anda?

Doa:
Ya Bapa, ajarlah kami untuk memiliki Hati-Mu yang penuh kasih dan pengampunan, sehingga kamipun boleh merasakan kegembiraan dalam karya pewartaan yang kami hidupi. Amin.

Perutusan:
Aku akan belajar untuk memaknai pengalaman hidupku dalam terang Kasih Allah.

– Rm. Antonius Yakin Pr –

RENUNGAN HARIAN 13 JULI 2023, KAMIS BIASA XIV (H)

(SonyPr) Ign. Prasetya H. Wicaksana, Pr

Hari biasa, Pekan Biasa XIV (H)

Kej. 44:18-21,23b-29; 45:1-5;

Mzm. 105:16-17,18-19,20-21;

Mat. 10:7-15

“TERBUANG”

Dimas baru saja lulus SMA. Ada rasa bangga sekaligus sekaligus sebaliknya. Selama enam tahun ia tinggal di Panti asuhan. Mamanya memasukkan dia ke sana karena kesulitan ekonomi. Ia merasa dibuang keluarga. Setahun berlalu dari panti, ia pun membuka usaha kecil-kecilan sambil menabung untuk kuliah. Ia pun bersyukur telah memperoleh bekal kehidupan dari Panti. Ia tidak lagi merasa dibuang, melainkan bersyukur.

Yusuf begitu terluka dengan saudara-saudaranya. Ia begitu kesal karena disingkirkan dan dibuang oelhe saudaranya sendiri. Namun siapa yang sangka, ia kembali bertemu dengan saudara-saudaranya. Yusuf bisa saja acuh atau membalas dendam. Akan tetapi Yusuf memilih memainkan peran lain. Kesempatan itu digunakan untuk memperilhakan siapa dirinya di hadpaan saudarany. Bagaimanapun juga mereka adalah tetap keluarganya.“Akulah Yusuf, saudaramu, yang kalian jual ke Mesir. Tetapi sekarang janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kalian menjual aku ke sini, sebab demi keselamatan hidup kalianlah Allah menyuruh aku mendahului kalian ke Mesir.” (Kej44:5).

Lalu?

Manusia memisahkan, Allah mempersatukan. Jalan persatuan memang berliku. Manusia mereka derita, Allah merancang kehidupan. Yang direncanakan Allah tetaplah indah.

(SonyPr)

Ign. Prasetya H. Wicaksana, Pr

RENUNGAN HARIAN 12 JULI 2023, RABU BIASA XIV

RENUNGAN HARIAN, 12 JULI 2023, RABU BIASA XIV, Mat. 10:1-7

Rabu, 12 Juli 2023

Hari Rabu Biasa Pekan XIV

Bacaan I          : Kej. 41:55-57; 42:5-7a,17-24a

Mazmur Tgp   : Mzm. 33:2-3,10-11,18-19

Injil                  : Mat. 10:1-7

 “Memilih: Balas Dendam atau Balas Kasih”

Kisah Yusuf dalam bacaan pertama sangat menarik. Yusuf berada dalam posisi yang sangat dilematis, antara ingin membala sakit hatinya karena dijual oleh saudara-saudaranya atau menyelamatkan keluarganya yang kelaparan. Kisah ini menarik karena Yusuf mengulang skema „mengorbankan“ salah seorang saudara agar seluruh keluarga selamat. Yusuf meminta seorang anggota keluarga untuk ditinggalkan dalam tahanan dan keluarga yang lain akan selamat. Skema ini mengingatkan mereka akan peristiwa Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya. Kali ini, mereka harus merelakan lagi salah seorang anggota keluarga.

Kadang kita lebih mudah berpikir untuk membalas sakit hati. Kita merencanakannya dan berupaya membalas rasa sakit itu dengan perlakuan yang sama. Apalagi, jika kita memiliki posisi dan kesempatan yang besar. Yusuf memilih untuk menarik diri, menangis dan berdiskresi tentang keputusan yang akan diambilnya. Dia memilih untuk tidak menumpahkan rasa sakit hatinya kepada keluarganya.

Saudara-saudari yang terkasih, untuk mengubah sakit hati dan keinginan balas dendam, kita membutuhkan waktu sejenak untuk menarik diri. Mungkin kita juga butuh waktu untuk menangisi rasa sakit sehingga bisa lebih lega untuk menerima pengalaman pahit. Dan, kemudian memutuskan untuk memilih yang baik. Semoga kita tidak tergesa-gesa ingin membalas sakit hati, tetapi merenungkan dan mencari kehendak Tuhan di dalam tiap pengalaman.

Tuhan memberkati.

AL

RENUNGAN HARIAN 11 JULI 2023, SELASA BIASA XIV

Matius, 9 32-38, SELASA BIASA XIV, 11 JULI 23

Matius, 9:32-38: TERGERAKKAH HATIMU?

Menangis, tertawa, kecewa dan sedih. Pengalaman ini pasti sering dialami. Apalagi gagal menggapai satu harapan dan cita-cita. Tentu kecewa. Bicara tentang perasaan memang datang tanpa diundang. Selalu saja ada nilai lebih di balik kisah hidup yang dialami.

Yesus iba dengan banyak orang yang mengikuti-Nya. Mereka ibarat domba tanpa gembala. Ada kerinduan yang besar untuk mendengarkan Yesus. Justru kehadiran-Nya membawa sukacita yang besar.

Yesus peduli dan memberi kekuatan bagi mereka untuk bangkit dari gelapnya hidup yang meresahkan. Kecemasan yang mengalir tanpa henti. Kerapuhan yang hadir tanpa ada kata akhir.

Kita pun diberi tanggungnjawab untuk berjalan bersama. Meringankan beban bagi yang tak mampu dipikul. Berbagi kisah untuk dia yang gelap dalam menyibak satu langkah untuk maju. Gerakkan hatimu dan bersedia untuk melangkah bersama.

Sebarkan aura positifmu bagi orang yang Anda jumpai. Tak semua orang menyukaimu tapi tetaplah berlaku demikian. Ibarat bunga yang tetap berbagi aroma bagi tangan yang memetik kuntumnya. Tetaplah berlaku demikian. Namamu akan tetap hadir di hati banyak orang.

RENUNGAN HARIAN 10 JULI 2023, Senin Biasa XIV

Kej 28:10-22a

Mat 9:18-26

THANK GOD IT’S MONDAY!


Mengapa Kitab Suci mengisahkan Tuhan menjumpai orang pilihannya dalam tidur, lewat mimpi? Sebut saja Yakub dalam Kej 28:10-22a. Siapa lagi? Ada Yusuf anak Yakub. Ada juga Yusuf suami Bunda Maria. Bahkan, sekarang ngetrend patung St Yusuf tidur. Apa maksudnya?

Kita bisa sadari bahwa tidur adalah saat di mana seorang itu paling rapuh dan lemah. Kalau dalam perang jaman dahulu, serangan di malam hari akan membuahkan kemenangan besar karena lawan dalam keadaan lemah. Tidur adalah keadaan paling tidak berdaya karena kita tidak memiliki kesadaran penuh akan yang terjadi.

Persis pada saat ini juga, dalam tidur, Allah menyatakan diri-Nya. Allah ingin menyentuh bagian terapuh dari diri kita. bahkan, dalam kerapuhan itu, karya besar Allah dinyatakan dan misiNya diungkapkan. Nah, kini bukan saatnya meratapi kerapuhan dan kelemahan kita, tetapi melihat itu cara Allah menyapa kita.

Semoga makin berani menerima kelemahan diri dan kenali Tuhan hadir dalamnya. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 9 JULI 2023, Minggu Biasa XIV

Zakaria 9:9-10

Rm 8:9.11-13

Mat 11:25-30

MENYERAH KEPADA ALLAH

Sikap menyerah biasa diartikan sebagai kalah. Setelah berjuang, berusaha, mengerahkan segala cara tapi hasilnya jauh dari yang kita harapkan. Lalu kita memilih menyerah. Yang sudah terjadi biar terjadi. Yang tak bisa diubah biarkan seperti itu. Ini bisa menjadi pilihan sulit, jika kita tidak pernah mengalami kegagalan. Atau, sepanjang hidup kita berpikir harus sukses, harus berhasil.

Dalam hidup, seringkali terjadi kita dibawa masuk ke dalam pengalaman itu. Pengalaman di mana akhirnya kita “dipaksa” untuk menyerahkan diri kepada Allah. Apa yang kita inginkan tidak terjadi. Apa yang kita usahakan tidak berhasil. Sebaliknya, yang tidak disangka-sangka malah datang. Terkadang kita ingin memaksakan itu, tapi yang terjadi malah stress dan uring-uringan.

Nubuat Zakaria hari ini menyatakan, Tuhan datang sebagai raja yang hendak menaklukan hati setiap manusia. Ia datang tidak dengan kekerasan tetapi dengan kelemahlembutan. Ia datang membawa damai kepada bangsa-bangsa.

“Ia akan memusnahkan kuda-kuda dari Yerusalem, busur perang ia lenyapkan”. Kuda dan busur perang adalah simbol hati yang keras, hati yang penuh perlawanan, ingin menang dan tidak mau kalah.

Terhadap Allah, kita harus menyerah dan kalah. Berusaha menang melawan Allah hanya berakhir pada kehancuran dan kebinasaan. Anda tentu tau, siapa ciptaan Allah yang selalu melawan, mau menjadi nomor satu, menolak tunduk kepada Allah dan ingin menjadi seperti Allah. Akhirnya mereka masuk ke dalam jurang kebinasaan.

Bacaan Injil hari ini diambil dari Injil Matius. Ada dua pesan yang diungkapkan Yesus. Pertama, Yesus bersyukur karena misteri Kerajaan Allah dinyatakan kepada orang kecil. Mereka yang sederhana, rendah hati dan mau menyerahkan hatinya kepada Allah. Bukan kepada orang bijak dan orang pandai – yang seringkali “gelasnya” sudah penuh dan sulit untuk menerima kebijaksanaan-kebijaksanaan baru. Kedua, Yesus mengajak siapapun untuk datang kepada-Nya. Menyerahkan diri kepada-Nya. Di sana kita mendapat ketenangan. Pikullah kuk-Nya, jangan menolak apalagi melawan. Sebab enaklah kuk-Nya, dan ringan beban-Nya. Belajarlah dari Yesus, bagaimana Ia menghadapi semuanya.

Menyerah kepada Allah adalah sikap terbuka kita menerima Allah tinggal di dalam hati kita. Kita tidak hidup menurut daging – yang selalu ingin dipuaskan keinginannya – tapi hidup menurut Roh Allah. Bukan lagi kita yang hidup, tapi Kristus yang hidup dalam diri kita. Kata Paulus kepada jemaat di Roma, “Tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup”.

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 8 JULI 2023, Jumat Biasa XIII

WARTAKAN SUKACITA



Persis kemarin, Kamis 6 Juli saya diundang memberi ibadah di instansi pemerintah. Seorang petugas menemani saya dan ditawari kudapan ringan jawabnya: “terimakasih komandan saya puasa Senin-Kamis.” Beberapa kali dalam pertemuan dengan kenalan ada yang saya ketahui juga punya kebiasaan demikian, puasa Senin-Kamis. Menarik sekali sang komandan kemudian menyahut, “saya juga gemar puasa dengan menunda makan pagi dan olahraga setelah makan malam, badan jadi segar.”

Kisah puasa seperti itulah yang nyaman di dengar. Semua hikmah kembali untuk kebaikan diri sendiri, tidak memaksa orang lain dan tidak menghakimi orang yang tidak puasa.

Yesus mengundang kita memberitakan kabar sukacita. Membuat orang berbahagia mendengar sabda Allah. Apakah kita sudah membuat orang lain nyaman dengan kisah-kisah yang kita sampaikan?

FE

RENUNGAN HARIAN 7 JULI 2023, Jumat Biasa XIII

Jumat biasa pekan-13 (H)
Jumat, 07 Juli 2023.

Bacaan:
Bacaan I: Kej 23:1-4.19; 24:1-8.62-67;
Mzm 106:1–2.3–4a.4b–5;
Bacaan Injil: Mat 9:9-13.

Non est opus valentibus medicus, sed male habentibus. Euntes autem discite quid est: Misericordiam Volo, et non sacrificium. Non enim veni Vocare justos, sed peccatores ; “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”.

Tidak sedikit orang yang memandang rendah sesamanya yang dicap berdosa. Mereka merasa dirinya jauh lebih baik dibanding yang lain. Mereka lupa bahwa tidak ada orang yang luput dari dosa dan kesalahan. Pada saat kita memandang rendah sesama, maka kita akan kesulitan dalam mempercayakan diri kepada mereka. Sehingga kita akan terkucil dan merasa hidup sendiri. Berbeda bila kita mau memandang sesama secara setara. Kita bisa saling membantu dan melengkapi dengan dasar kasih. Sebagaimana Abraham yang hidup di dalam kasih Allah.

Berkat kasih, Abraham tetap memperjuangkan makam bagi Sara dan meminta bantuan pelayannya untuk mencarikan istri bagi anaknya. Berkat kasih, Ishak setia menantikan calon istrinya. Berkat kasih, Ribka mempercayai dirinya kepada pelayan agar dapat bertemu pujaan hati. Kasih menjadi kunci dalam mengusahakan hal yang terbaik bagi sesama yang mempercayakan dirinya kepada kita. Maka kita dipanggil untuk berani melakukan pekerjaan yang biasa dengan kasih yang luar biasa. Kasih yang total yang terungkap dalam setiap aktifitas yang kita lakukan, pasti akan menyadarkan tiap orang akan Karya Allah yang menyempurnakan pekerjaan tersebut.

Belas kasih jauh lebih bermanfaat dan berdaya guna dibanding persembahan harta benda. Belas kasih melampaui kematian, sedang harta tidak dapat dibawa mati. Itulah sebabnya Yesus menyatakan: “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”. Hanya ketika berani mengaku bahwa kita adalah orang berdosa, barulah kita dapat memahami belas kasihan Allah yang menyelamatkan. Dan hanya dengan begitu kita akan berbelas kasih dan bersolider kepada sesama yang berdosa terhadap kita.

AY

Terbaru

Populer