Home Blog Page 25

RENUNGAN HARIAN 28 JULI 2023, JUMAT PEKAN BIASA XVI

Bacaan:
Bacaan I: Kel 20:1-17;
Mzm 19:8-11;
Bacaan Injil: Mat 13:16-23.

Vero in terram bonam seminatus est, hic est qui audit verbum, et intelligit, et fructum affert, et facit aliud quidem centesimum, aliud autem sexagesimum, aliud vero trigesimum ; “Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh ganda”.

Allah senantiasa mewahyukan diri-Nya kepada manusia. Dia selalu berhasrat membangun relasi dengan kita semua. Sejak semula, Allah berkomunikasi secara langsung, namun karena keberdosaan kita, Tuhanpun mengunakan perantaraan para nabi-Nya. Musa dipilih untuk menyampaikan Hukum Allah. Hukum untuk mengatur keseimbangan relasi antara Tuhan dan manusia. Dekalog yang mengatur 3 perintah dalam membina relasi dengan Allah dan 7 peraturan dalam berhubungan dengan manusia.

Bila hukum ini ditaati, maka relasi kasih kitapun baik pada Tuhan maupun sesama akan berbuah. Laksana benih yang ditaburkan di tanah yang baik sehingga bertumbuh dan membuahkan hasil yang memuaskan. Allah memberikan hukum-Nya agar manusia bertumbuh dan berbuah dalam relasinya dengan Tuhan dan sesama. Dan hukum tersebut disempurnakan melalui kehadiran Kristus. Yesus yang merangkum dan mengintisarikan 10 perintah Allah menjadi 2 perintah Kasih, karena Allah sendiri adalah Kasih itu sendiri.

Maka pada saat kita melakukan perintah Kasih, kita melaksanakan perintah Allah. Di dalam kasih itulah benih, Sabda Allah, dapat berkembang dan berbuah masak. Marilah kita mengusahakan kasih dalam keluarga kita sehingga merekapun dapat merasakan kehadiran Allah yang mengasihi melalui tiap anggota keluarga kita. Kebersamaan kasih inilah yang akan menghilangkan segala kuasa si jahat serta kekhawatiran dan tipu daya dunia. Kasih menjadi akar yang memampukan Sabda Allah bertahan, bertumbuh dan berbuah masak.

AY

RENUNGAN HARIAN 27 JULI 2023, KAMIS PEKAN BIASA XVI

Hari Biasa Pekan XVI (H)
Kel.19:1-2,9-11,16-20b;
Mzm. 36:6-7ab,8-9,10-11; Mat. 13:10-17.

Cheat

Istilah “cheat” dikalangan anak-anak yang hobi bermain game online sudah tidak asing lagi. Tanya saja kepada mereka, “cheatnya free fire, mobile legends, COC atau PUBG,” mereka dengan sigap menjawab. “Cheat” mirip kode curang yang dipakai supaya bisa melewati level tertentu dengan mudah; entah dengan melompat level berikutnya, tambah senjata, tidak terlihat musuh, atau musuh mati semua. “Cheat” dalam dunia game menjadi cara curang untuk menang dengan cepat.

Yesus tidak menawarkan kemudahan untuk memahami rahasia kerajaan surga pun juga dengan menggunakan cara-cara yang curang. Bagi Yesus, hal ini sudah cukup beralasan. Para murid sudah diberikan karunia untuk melihat, mendengar dan mengerti yang berbeda dengan orang lain. Dengan kemampuan yang lebih itu, para murid diharapkan memiiki kepekaan dan kecepeatan bertindak dalam menanggapi situasi yang ada di sekitarnya.

Lalu?
Kita adalah bagian dari para murid. Karunia yang sama juga kita miliki. Kita latih dan kembangkan sehingga kita mampu bersikap responsif dan peka terhadap sesama. Kalau begitu, nampaknya “Cheat” untuk memahami Kerajaan Surga tidak dibutuhkan lagi.

Sonypr

RENUNGAN HARIAN 26 JULI 2023, RABU BIASA XVI, PW. ST. YOAKIM DAN ANA, ORANG TUA SP MARIA “Ketajaman Rohani: Belajar dari pengalaman sederhana dan sehari-hari“

Hari Rabu Biasa Pekan XVI

Pw St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

Bacaan I          : Sir 44: 1.10-15

Mazmur Tgp   : Mzm 132: 11.13-14.17-18

Injil                 : Mat 13: 16-17

“Ketajaman Rohani: Belajar dari pengalaman sederhana dan sehari-hari“

Bagaimana iman tumbuh dalam hidup kita? Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan iman kita. Salah satu yang ditunjukkan dalam bacaan hari ini adalah kita dapat belajar dari orang-orang yang ada di sekitar kita, terutama mereka yang sungguh merenungkan dan menghidupi imannya. Bukan hanya soal nilai-nilai atau keutamaan, melainkan juga cara dan bagaimana setiap orang bergumul dan menghidupi iman dalam konteks hidupnya sehari-hari.

Dalam pesannya kepada para murid-Nya, Yesus mengingatkan bahwa banyak orang menginginkan suatu tanda yang menakjubkan, tanda yang spektakuler, agar seseorang menjadi sungguh yakin akan suatu hal, terutama yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi, Yesus mengajarkan cara pandang biasa, yaitu menghidup yang sederhana dan memperhatikan yang sehari-hari. Ketajaman Rohani inilah yang menjadi dasar kualitas hidup Rohani yang Yesus ingatkan kepada para murid-Nya.

Maka, kita belajar untuk mengasah iman kita. Kita bisa mulai dengan refleksi diri dari setiap pengalaman harian, pengalaman sederhana. Selain itu, kita mendengarkan pengalaman orang lain juga. Dari mereka kita mengetahui bahwa masing-masing pribadi tumbuh dalam iman dengan caranya. Semoga kita senantiasa mengasah hati dan pikiran, sehingga kita bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

Tuhan memberkati.

AL

RENUNGAN HARIAN SELASA, 25 JULI 2023, PESTA ST. YAKOBUS RASUL “Mampukah Menjadi Pelayan?”

Mat 20:20-28

PESTA ST. YAKOBUS RASUL
BACAAN I: 2Kor 4: 7-15
INJIL: Mat 20:20-28

Mampukah Menjadi Pelayan?

Ingin menjadi orang hebat. Mau supaya disanjungi. Apalagi ingin selalu dihormati. Tentu semua ini menjadi mimpi dan tetap menjadi harapan. Mengapa harus seperti itu?

Kata Yesus ke ibu Zebedeus dan anak-anaknya. “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Bukan hanya itu saja. Tapi Yesus mau mengingatkan bahwa hidupmu jangan semata untuk menguasai sesamamu tapi belajarlah merendah untuk melayani.

Harus memberi diri total. Tanpa harus berpikir tentang siapa dirimu. Pemberian diri yang total menjadi bukti cinta kita ke Tuhan.

Camkan ini. Kadang setiap perbuatan baik yang kita lakukan tak dihargai. Tak perlu disesali. Setiap perbuatanmu selalu berbuah manis kalau apa yang dilakukan tak pernah melukai hati sesama.

Tetaplah tenang walau tertekan. Tetaplah rendah hati walau punya segalanya. Orang hebat bukan karena dia memiliki segalanya tapi hati yang sabar dan merendah dalam melayani banyak orang. Itulah kehebatanmu. Mari kita mencoba. (INO)

RENUNGAN HARIAN 24 JULI 2023, Senin Biasa XVI

THANK GOD IT’S MONDAY!
24 Juli 2023


Tuhanlah kekuatanku. Inilah madah pujian dalam Kitab Suci yang sering kita dengar. Bahkan, dalam lagu-lagu rohani pun sering kita dengar. Namun, apakah kita mengerti apa artinya?

Tuhan menjadi kekuatan, benteng, dan perisaiku berarti Tuhan adalah pribadi yang bisa diandalkan untuk hidup kita. Dalam hidup, banyak perkara tidak bisa kita hadapi sendiri. Kita butuh sesama yang terkadang nyatanya malah tidak bisa diandalkan. Lalu, bagaimana? Berpeganglah pada sumber sejati, yaitu Tuhan kekuatan kita.

Semoga makin mengandalkan Tuhan dalam semua perkara. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 22 JULI 2023, PESTA SANTA MARIA MAGDALENA

Kidung Agung 3:1-4a
Yohanes 20:1.11-18

INTIM BERSAMA TUHAN

Pertama-tama saya harus luruskan dulu, Maria Magdalena berasal dari Magdala, jadi tentu bukan Maria di Betania, saudari Marta dan Lazarus. Juga bukan perempuan yang membasuh kaki Tuhan dengan minyak narwastu. Maria Magdalena termasuk perempuan yang melayani Yesus dengan kekayaannya. Mungkin itu sebabnya banyak orang pikir dia lah yang memboroskan minyak narwastu untuk membasuh kaki Yesus. Namun itu bukan dia, keintimannya dengan Yesus pasti tidak akan membuat Yudas Iskariot berani mengkritik tindakannya di depan Tuhan.

Maria Magdalena adalah perempuan yang paling intim dengan Yesus, selain Maria, ibuNya tentu saja. Yesus punya istilah khusus memanggil Maria atau sekurang-kurangnya ada intonasi yang menandakan bahwa Dia, Tuhan sendiri yang memanggilnya dan bukan yang lain. Sehingga Maria Magdalena pasti langsung tahu, ini Tuhan saat Yesus menampakkan diri pertama kalinya ketika bangkit.

Bagaimana kita bisa jadi intim dengan Tuhan seperti Maria? Mari kita ikuti jejak tindakan nya. Pertama setia ikut Tuhan, ia tak segan relakan kekayaannya untuk melayani Tuhan dan tentunya para rasul, yang banyak makan dan minum itu. Maria Magdalena sangat berani ambil resiko, bahkan saat Yesus memanggul salib dan mati di salib, saat itu para rasul sudah kabur tapi dia tetap ikut Tuhan. Maria Magdalena menyaksikan pemakaman Yesus. Maria Magdalena demikian cinta pada Tuhan hingga saat Sabat berlalu, ia segera datang merawat tubuh Tuhan.

Jadi kalau mau intim dengan Tuhan, kita perjuangkan kesejahteraan agar dapat layani murid-murid Tuhan yakni Gereja. Berani terus ambil resiko jadi saksi Tuhan. Rajin kunjungi dan sambut Tuhan dalam Gereja Nya. Saat itu purna kita lakukan, pasti dengar nama kita dipanggilNya dengan manja.

FE

 

RENUNGAN HARIAN 23 JULI 2023, MINGGU BIASA XVI

Keb 12:13.16-19
Rm 8:26-27
Mat 13:24-43

ALLAH YANG RIBET



Ribet, Rempong kalau bahasa gaulnya. Itulah Allah kita. Mengapa Dia ribet. Harusnya dia bisa aja tidak peduli dengan manusia yang jatuh dalam dosa. Biarkan manusia seperti itu dan akhirnya binasa karena dosanya.

Tapi nyatanya Allah tidak mau. Dia ribet. Dia perhatikan kita, Dia mau peduli untuk mengasihi manusia dan memberi kesempatan selalu untuk bertobat.

Kasih Allah tiada batasnya. Berapa kali pun manusia berdosa, kesempatan bertobat itu akan selalu ada. Tidak pernah tertutup, bahkan bagi mereka yang berdosa besar sekalipun. Tertutupnya kasih dan pengampunan Allah akhirnya ditentukan dari manusia sendiri yang menutup hatinya akan Kerahiman Allah.

Pertanyaannya adalah mengapa Allah sampai harus peduli dan ribet seperti itu? Seolah-olah ada sesuatu dalam diri manusia yang merupakan milik-Nya, sehingga ia tidak rela kalau itu hilang?

Sama seperti kalau anda menaruh investasi – entah waktu, uang atau ide pikiran – dalam diri seseorang. Dan anda tidak rela sama sekali kalau orang itu gagal dalam mengusahakan apa yang sudah anda investasikan. 

Jawabannya adalah Roh-Nya. Rasul Paulus mengungkapkannya dalam bacaan kedua hari ini. Roh membantu kita dalam kelemahan kita. Roh itu berasal dari Allah sendiri, yang membuat kita hidup. Sebab kita adalah debu tanah yang dihembuskan roh nafas kehidupan dari Allah. Ada bagian dari Allah yang tinggal di dalam kita. Itu yang membuat-Nya tidak rela kehilangan barang satu jiwa pun ke dalam kebinasaan. 

Kitab Kebijaksanaan dalam bacaan pertama hari ini menyatakan, “Meski Allah adalah penguasa yang kuat, Ia mengadili dengan belaskasih dan sangat MURAH HATI memperlakukan manusia”. Saking murahnya, sampai tidak ada harganya. Tidak ada harga apapun yang harus dibayar manusia untuk pertobatan. Utang dosa kita telah dibayar tuntas oleh Kristus lewat darah-Nya yang tertumpah di kayu salib. Semua hanya karena belaskasih dan kerahiman-Nya.

Untuk itu, perumpamaan dalam Injil hari ini hadir. Kerajaan Allah diumpamakan seperti bernih gandum baik yang ditabur di ladang. Tapi lalu tumbuh lalang di antara gandum itu.  Lalang tumbuh karena ada MUSUH yang melakukannya. Kita tau siapakah MUSUH yang dimaksud.

Dalam pertumbuhan gandum dan lalang dibiarkan tumbuh bersama-sama. Sampai pada waktunya mereka dipisahkan. Gandum dipisahkan dari lalang, diikat dan disimpan dalam lumbung sang tuan. Sementara lalang diikat lalu DIBAKAR. 

Itulah kita, yang hidup ditengah-tengah benih baik Firman Tuhan yang ditaburkan, dan juga lalang yang ditaburkan oleh MUSUH. Di dunia ini tumbuh bersama. Terkadang kita setia menjadi baik, kadang lalai jatuh dalam dosa yang jahat. Ketika jatuh dalam dosa, Tuhan memberi kesempatan terus untuk bertobat sampai waktu akhir kita tiba. Waktu dan kehidupan yang masih kita jalani sekarang ini itulah tanda belaskasih dan kerahiman Tuhan. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 21 JULI 2023, JUMAT BIASA XV

Jumat biasa pekan ke-15 (H)
Jumat, 21 Juli 2023

Bacaan:
Bacaan I: Kel 11:10-12:14;
Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18;
Bacaan Injil: Mat 12:1-8.

Renungan Sore:

Misericordiam Volo, et non sacrificium. Dominus enim est Filius hominis etiam sabbati ; ”Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat”.

Paskah merupakan sejarah keselamatan, Tuhan lewat membebaskan bangsa Israel dari perbudakan orang Mesir. Namun sejarah tersebut perlahan diubah menjadi aturan-hukum yang baku, beku dan membelengu. Bangsa Israel justru memperbudak dirinya sendiri dengan aturan dan hukum. Untuk itulah, kita perlu memandang hukum dan aturan sebagai sarana mencapai kebaikan, pembebasan dan keselamatan bersama. Jangan sampai kita diperbudak karena hukum/aturan.

Gerejapun menetapkan Lex Suprema Salus Animarum , hukum tertinggi adalah keselamatan jiwa-jiwa (kan. 1752). Agar mencapai keselamatan jiwa, maka hendaknya hukum/aturan dilaksanakan dengan mengindahkan belas kasih. Kasih menjadi dasar dari setiap hukum yang dilaksanakan. Sehingga hukum tidak ada lagi digunakan untuk kepentingan diri dengan menutup mata terhadap kebutuhan sesama. Jangan sampai kita jatuh menjadi Firaun/Farisi baru yang memiliki ideologi “pokoknya”.

Pada saat kita memaksakan nafsu dan keinginan sendiri, kita justru jatuh menjadi Firaun dan kaum Farisi baru yang mengorbankan sesama demi kepuasan pribadi. Kita dipanggil untuk meneladan Kristus yang lebih mendahulukan kasih, dengan rela berkorban demi keselamatan bersama. Dalam keselamatan itulah, kita bersama pemazmur akan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama Tuhan.

Kontemplasi:
Bayangkanlah Allah yang berbelas kasih, Allah yang mengutamakan keselamatan anda dan sesama dibanding persembahan dan ketaatan kepada aturan/hukum semata.

Refleksi:
Bagaimana anda berani mengutamakan kasih dalam menjawab kebutuhan sesama, tanpa melanggar hukum/aturan tetapi dengan melaksanakannya sesuai konteks.

Doa:
Ya Bapa, ajarlah kami untuk menjadi pribadi yang tegas dalam prinsip serta fleksibel dalam karya, fortiter in re suaviter in modo , sehingga dapat menerapkan hukum yang didasarkan pada kasih, dan mengindahkan kebutuhan sesama. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengunakan hukum/aturan demi keselamatan jiwaku dan sesama.

– Rm. Antonius Yakin –

RENUNGAN HARIAN 20 JULI 2023, KAMIS BIASA XV

Kel.3:13-20;
Mzm. 105:1,5,8-9,24-25,26-27;
Mat. 11:28-30.

Emang enak?

“Emang enak…, rasain..Emang gue pikirin” Kalimat dan kata-kata ini sempet ngetrend pada zamannnya. Ledekkkan di antara anak-anak yang terlontar saat menertawakan temannya yang sedang jatuh entah karena kelalaian sendiri atau keisengannya atau sebab lain. Kalau inget denger kata-kata itu waktu kecil sih memang dongkol dan kesel, apalagi jika kita yang ditertawakan.
Bagaimana tidak, sudah jatuh, ditertawakan dan tidak ada yang menolong.

Beruntunglah kita punya Tuhan yang baik. Ia sungguh memperhatikan perjuangan para murid-Nya. Terhadap mereka yang sedang mengalami kesulitan, Ia mengatakan, “Marilah datang kepada-Ku, kalian yang letih lesu dan berbeban, aku akan memberikan kelegaan bagi-Mu.” (Mat 11:28). Syukurlah Yesus tidak mengatakan “emang gue pikirin..”, meski kita kadang tidak memikirkan Yesus. Dalam kasih memang ada perjuangan, tetapi sekaligus juga ada kebahagiaan. Yesus mengajak kita “belajar”; melatih diri, sehati seperasaan dengan-Nya.

Lalu?
Sekarang saya bisa menjawab pertanyaan “emang enak?” dari teman-teman saya dahulu. Tidak ada jatuh yang enak. Akan tetapi, dengan kelembutan hati kita bisa menemukan kebanggaan dan kegembiraan dari sakitnya jatuh, karena di situlah kita belajar sesuatu.

SonyPr

RENUNGAN HARIAN 19 JULI 2023, RABU BIASA XV: Kuasa: mendominasi atau menghidupkan?

Mat 11:25-27

Bacaan I : Kel 3: 1-6.9-12

Mazmur Tgp : Mzm 103: 1-2.3-4.6-7

Injil : Mat 11: 25-27

“Kuasa: mendominasi atau menghidupkan?”

Pengalaman perjumpaan Musa dengan Allah merupakan awal panggilan hidupnya, yang kemudian mengubah pandangannya tentang Allah. Pengalaman Musa memperlihatkan bahwa kuasa Allah membawa kehidupan. Paham pada masa itu, berjumpa dengan Allah dapat membawa kematian. Tetapi, Musa tidak mengalami itu sehingga membuat dirinya sangat yakin bahwa Allah yang memiliki kuasa dan kuasa itu membawa pada kehidupan. Buktinya, dia tidak mati ketika berjumpa dengan Tuhan.

Kuasa mungkin diidentikan dengan jabatan, kedudukan atau posisi tinggi di mana mampu menentukan kebijakan. Kuasa juga mungkin identik dengan kekuatan. Dengan kuasa, kita bisa melakukan banyak hal yang diinginkan. Namun, dari semua yang bisa dilakukan, kita dapat merenungkan apakah tujuan dari kuasa itu? Cara Allah menggunakan kuasa adalah dengan memberikan dan membuka ruang kehidupan baru bagi banyak orang.

Saudara-saudari yang terkasih, kadang kita terlena dengan kuasa yang dimiliki, apa pun bentuknya, berapa pun besarnya, dll. Hari ini kita diingatkan untuk menggunakannya sebagai jalan yang membuka kehidupan baru. Kuasa tidak digunakan untuk mendominasi demi kepentingan diri atau kelompok. Sebaliknya, kuasa harus bisa memberi kesempatan bagi orang lain tumbuh dan merasakan kehidupan yang layak. Semoga kita sadar betul menggunakan rahmat Tuhan untuk banyak membantu orang di sekitar kita.

Tuhan memberkati.

AL

Terbaru

Populer