Home Blog Page 15

RENUNGAN MINGGU PASKAH VI TAHUN B, 5 MEI 2024

Bacaan Pertama Kis 10:25-26.34-35.44-48

Sekali peristiwa, ketika sampai di kota Kaisarea Petrus masuk ke rumah Kornelius. Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: ”Bangunlah, aku hanya manusia saja.” Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ”Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: ”Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.“

Bacaan Kedua 1Yoh 4:7-10

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Bacaan Pertama Yoh 15:9-17

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”“


RENUNGAN SINGKAT

Tinggallah dalam kasih Tuhan

Kalau kita perhatikan, bacaan Injil pada hari-hari menjelang kenaikan Tuhan berasal dari Injil Yohanes. Tepatnya diambil dari amanat perpisahan Yesus kepada murid-murid-Nya. Amanat ini disampaikan pada perjamuan malam terakhir. Yesus memberi perintah agung: KASIHILAH SEORANG AKAN YANG LAIN. 

Kasih bukan sembarang kasih. Kasih yang Yesus maksud adalah Kasih Allah Tritunggal. Sebagaimana Bapa mengasihi Yesus, dan Yesus mengasihi kita murid-murid-Nya, hendaknya kita – murid-murid-Nya tinggal di dalam kasih yang sama. Lalu, kasih yang seperti apa yang diberikan Allah Tritunggal kepada kita. Yaitu, kasih seorang yang memberikan nyawa untuk sahabat-sahabatnya. Kasih tanpa syarat, kasih yang melulu memberi tanpa balas apa-apa. Kasih yang sempurna. 

Saudara-saudara terkasih. Hidup dan tinggal dalam kasih seperti itulah yang menjadi tujuan kehidupan kita. Tujuan Bapa memilih kita sebagai anak-anak-Nya. Tujuan Yesus memilih kita menjadi sahabat-sahabat-Nya. Kita berjuang ke arah sana. Seluruh sarana disediakan Kristus melalui Gereja-Nya, terutama dalam sakramen-sakramen. Di antaranya, sakramen perkawinan dan imamat – anugerah Allah bagi kita untuk menjadikannya sarana agar kita bertumbuh ke arah kasih yang sempurna itu. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN MINGGU PASKAH V TAHUN B, 28 April 2024

BACAAN PERTAMA Kis 9:26-31

Setelah dibaptis dalam nama Yesus, Saulus pergi ke Yerusalem. Di sana ia mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceritakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara kepadanya dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Saulus tinggal bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan berani mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka berusaha membunuh dia. Ketika hal itu diketahui oleh saudara-saudara seiman, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ mengirim dia ke Tarsus. Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan dan jumlahnya bertambah besar oleh pertolongan Roh Kudus

BACAAN KEDUA 1Yoh 3:18-24

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran dan boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, bilamana hati kita menuduh kita. Sebab Allah lebih besar daripada hati kita serta mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari Dia, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya: Supaya kita percaya kepada nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Siapa yang menuruti segala perintah-Nya, ia ada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dengan inilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dengan Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

BACAAN INJIL Yoh 15:1-8

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Siapa saja yang tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” 

RENUNGAN SINGKAT

Tinggalah di dalam Aku

Kata “tinggal” menjadi kata kunci yang dapat kita renungkan pada Minggu Paskah V ini. Tinggal berarti berdiam, tidak kemana-mana dan menjalani hidup di tempat itu. Tinggal (stay) artinya juga tidak pergi, tidak berpisah. Tapi uniknya, ketika kata “tinggal” diberi imbuhan me-kan, artinya jadi lain. “Meninggalkan” – artinya pergi, lawan kata dari tinggal. Begitu pula jika diberi imbuhan Di-Kan, jadi “ditinggalkan”. Maknanya jadi negatif. Betapa kuat arti tinggal sehingga Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya supaya tetap tinggal bersama dengan diri-Nya. Hanya dengan tinggal bersama Yesus – dan tidak pergi – kita akan berbuah.

Kita tau, sepeninggal Yesus naik surga, Roh-Nya hidup dan tinggal di dalam Gereja/Jemaat. Maka ketika Yesus bersabda agar kita tinggal bersama-Nya, bisa juga diartikan tinggal bersama dengan komunitas orang-orang yang percaya. Kita tinggal bersama dalam satu Roh yang sama.

— 

Saulus, yang baru saja bertobat dan dibaptis berusaha tinggal bersama para murid. Padahal sebelumnya mereka ini hendak ia tangkap dan bunuh. Wajar, jika mereka takut dan sulit percaya. Bagaimana mungkin seorang yang sangat ganas sebelumnya, kini berbalik dan hendak bergabung dengan orang-orang yang pernah ia benci. Di sinilah muncul seorang tokoh hebat yang sangat baik. Namanya Barnabas. Barnabas percaya akan kesaksian Saulus. Dia menjadi pembela Saulus dan meyakinkan murid-murid yang lain untuk menerima Saulus. Betul akhirnya Saulus tinggal bersama dengan mereka di Yerusalem. 

Tapi rupanya apa yang dilakukan Saulus selanjutnya di Yerusalem menjadi batu sandungan. Saulus yang baru dibaptis, sudah berani mengajar dan berdebat dengan orang-orang Yahudi. Ia terancam dibunuh. Jemaat sadar akan hal ini dan segera “mengamankan” Saulus. Ia “dipulangkan” ke kampung halamannya di Tarsus. Sampai kapan? Tidak tahu sampai kapan. Tapi yang jelas, Saulus taat kepada keputusan jemaat di Yerusalem. Hingga nanti suatu saat, ketika Barnabas diutus untuk mengunjungi umat di Antiokhia, ia lebih dulu menjemput Saulus di Tarsus untuk pergi bersamanya ke Antiokhia. Dan Barnabas menjadi mentor bagi Saulus dalam karya mendampingi umat. Mulai saat itulah, Saulus dibentuk dan tumbuh hingga berbuah menjadi rasul Paulus yang kita kenal sekarang.

Semua itu terjadi karena Saulus mau taat, tetap tinggal di Gereja. Ia tidak emosional dan tinggi hati, bahkan tidak memilih pergi keluar dari jemaat Kristus. Ya dia mau kemana lagi? Sudah tidak punya siapa-siapa, selain dirinya, Yesus yang ia percaya dan para murid lain yang kini menjadi saudaranya. 

Apa yang dialami Saulus menjadi bukti nyata Sabda Tuhan dalam Bacaan Injil hari ini. “Tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Kamu tidak berbuah jika tidak tinggal di dalam Aku”. Saulus tinggal di dalam jemaat yang mengajarnya untuk bertumbuh dalam kasih. Saulus menjadi sabar dan menunggu, sambil mempersiapkan diri kapan pun jemaat di Yerusalem akhirnya membutuhkan tenaganya. 

Berapa banyak dari kita punya diuji kesabarannya saat menjadi anggota Gereja? Ketika apa yang ada di dalam Gereja tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Lalu kita memutuskan untuk keluar, pergi meninggalkan dan memilih gereja lain yang sesuai dengan mauku, minatku dan kesukaanku. Beranikah kita bersabar, setia menunggu untuk tetap tinggal pada pokok anggur yang benar – kristus dalam diri Gereja-Nya?

Jadi, kamu gimana? 

RA

Download Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-58 Tahun 2024

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-58

KECERDASAN ARTIFISIAL DAN KEBIJAKSANAAN HATI:

Menuju Komunikasi yang Sunggu Manusiawi

 

RENUNGAN MINGGU PASKAH IV TAHUN B, 21 APRIL 2024

Kis 4:8-12
Tatkala dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, penuh dengan Roh Kudus berkata, ”Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati – bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan – yaitu kamu sendiri –, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

1Yoh 3:1-2
Saudara-saudaraku terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.“
‭‭
Yoh 10:11-18
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”

Renungan Singkat

Kristus, Gembala yang baik

Hari Minggu Paskah IV ini Gereja Katolik di seluruh dunia menaruh dedikasi untuk Hari Minggu Panggilan Sedunia. Biasanya, di banyak paroki diadakan promosi panggilan untuk menjadi Imam/Biarawan – Biarawati. Para suster dan frater diutus dari biara dan seminari masing-masing untuk datang ke paroki. Mereka hadir melayani sebagai petugas liturgi, sharing panggilan, dan mungkin juga membuat acara seru bersama dengan orang-orang muda katolik. 

Panggilan Tuhan – apapun bentuknya – adalah sebuah misteri sekaligus pengalaman pribadi. Kita tidak pernah tahu bagaimana seseorang akhirnya merasa terpanggil untuk melayani Tuhan dengan menjadi Imam, Biarawan dan Biarawati. Pun juga ketika seseorang terpanggil untuk menikah dengan orang pilihannya. Semua terjadi karena proses hidup, pengenalan dan pengalaman bersama Dia yang memanggil. 

Pada Minggu ini kita mendengarkan Bacaan Injil dari Yohanes. Di hadapan orang Farisi, Kristus menyebut dirinya sebagai Gembala yang baik. Ada beberapa kriteria mengapa Yesus disebut Gembala yang baik. 

Gembala yang baik adalah Gembala yang:

1. Memberikan nyawa/hidup untuk domba-dombanya. 

2. Mengenal domba-dombanya dan domba-dombanya mengenal dia. Antara Gembala dan domba saling mengenal dengan baik. 

3. Juga terbuka untuk menuntun domba-domba lain, yang bukan dari kandang yang sama. 

Singkatnya, Gembala yang baik membawa keselamatan kepada domba-dombanya, dan bukan menjerumuskan atau menghancurkan. Gembala yang baik terbuka kepada siapapun yang mau datang kepadanya untuk memperoleh keselamatan. 

Anda tentu dapat mengerti alasan mengapa Yesus mengatakan ini di depan orang-orang Farisi. 

Maka jelas sekali, ketika Yesus menyebut diri-Nya Gembala yang baik seperti di atas berarti keselamatan diperoleh hanya melalui Dia. Hal ini ditegaskan oleh Rasul Petrus pada bacaan pertama, keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia. Keselamatan hanya ada melalui Kristus, Gereja adalah tanda dan sarana untuk mencapai keselamatan itu (bdk, LG art. 1). Maka, tidak dibenarkan jika para pelayan melayani domba demi kepentingan dan kehormatan dirinya sendiri. 

Oleh karena itu, setiap anak-anak Allah dipanggil untuk membawa setiap jiwa-jiwa kepada Sang Sumber Keselamatan, Sang Gembala Baik, Kristus Yesus. Dipanggil juga untuk membawa jiwa-jiwa untuk semakin mengalami pengenalan yang benar dan utuh akan Kristus Sang Gembala Utama. 

Dengan demikian, semua Gereja, baik katolik roma, ortodoks, protestan denominasi apapun, semua Gereja Kristus dipanggil untuk membawa sebanyak mungkin jiwa-jiwa kepada Kristus. Semakin mengenal dan bersatu dengan Dia secara utuh dan tak terbagi. 

Supaya semua menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Oleh karena itu, anda berhak memilih Gereja manapun, selama komunitas/jemaat itu membawamu dalam persatuan untuk lebih erat, utuh dan penuh dengan Kristus yang juga utuh dan tak terbagi. 

Jadi, kamu gimana?

RA 

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️ 🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 21 APRIL 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔 🙏Misa dipersembahkan oleh RM. YOSEPH SELVINUS AGUT, OFM🙏 🎼🎻Koor dipersembahkan oleh Para Frater OFM🎻🎼

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 21 APRIL 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh RM. YOSEPH SELVINUS AGUT, OFM🙏

🎼🎻Koor dipersembahkan oleh Para Frater OFM🎻🎼

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

RENUNGAN MINGGU PASKAH III TAHUN B, 14 APRIL 2024

Bacaan Pertama Kis 3:13-15.17-19

Setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh, orang banyak yang sangat keheranan mengerumuni mereka. Maka kata Petrus kepada mereka, “Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.

Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.“
‭‭
Bacaan Kedua 1Yoh 2:1-5a

Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
‭‭

Bacaan Injil Luk 24:35-48

Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ”Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”

Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: ”Adakah padamu makanan di sini?” Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: ”Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: ”Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.“
‭‭

RENUNGAN SINGKAT

What if – Dunia Tanpa Allah?

Saudara-saudari terkasih, inspirasi renungan saya pada hari ini saya ambil dari Bacaan Pertama. Di sana dikisahkan bagaimana Petrus berkotbah di depan orang-orang Yahudi sambil menunjukkan kepada mereka alasan mengapa mereka menolak Yesus orang Nazaret.

“Hai Saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena KETIDAKTAHUAN, sama seperti semua pemimpinmu”.

Itulah intinya. Ketidaktahuan bisa mengakibatkan penolakan. Prinsip ini terkadang saya alami juga.

Suatu, saya datang di satu acara sebagai undangan dengan mengenakan pakaian biasa. Banyak orang di sana tidak tahu kalau saya seorang Imam. Biasanya saya akan dipanggil Pak, atau Om dan diperlakukan tak beda dengan orang lain. Tapi ketika saya saya diperkenalkan sebagai romo, atau saat itu saya datang dengan memakai jubah atau kemeja imam, saya langsung diperlakukan istimewa. Padahal tidak perlu juga. Tapi di sini yang mau saya tunjukkan adalah betapa dahsyatnya mengetahui identitas seseorang, dengan demikian kita bisa memilih bagaimana untuk bersikap.  

Tapi pernahkah anda membayangkan, apa jadinya jika sejak semula Allah tidak pernah memperkenalkan diri-Nya kepada dunia?

Bagaimana jika Yesus tidak pernah ada, Kitab Suci pun tidak pernah ada, sehingga kita hidup dalam dunia tanpa Allah?

Dugaan saya, kata “damai” dan “kasih” mungkin tidak akan pernah kita dengar. Dunia ini menjadi dunia tanpa Allah, karena Dunia tidak tahu siapa itu Allah. Dan apakah anda juga pernah membayangkan situasi macam apa yang terjadi pada sebuah keluarga tanpa Allah. Sama Saja.

Oleh karena itu bisa dibayangkan ketika Yesus, dalam Injil hari ini seperti terkesan terburu-buru ingin supaya murid-murid-Nya lekas percaya. Mereka masih belum percaya, bahkan ketika dua orang murid dari Emaus datang dan menceritakan perjumpaan mereka dengan Tuhan. 

Dalam keterlibatan merekalah tugas memperkenalkan Allah kepada generasi-generasi berikutnya menjadi penting.

Intinya, Yesus mau supaya setelah Ia naik ke surga, ada orang yang terus mewartakan siapa itu Allah Bapa seperti yang ia wartakan. 

Di akhir Injil, Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya demikian, “Dalam nama-Nya pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” Dengan kata lain, jalan pertobatan dan pengampunan dosa adalah dua jalan yang harus tetap dihadirkan di dunia ini kalau manusia mau mengenali Allah.

Allah adalah kasih. Di dalam kasih ada pengampunan. Kasih akan diuji saat terjadi pengkhianatan dan ketidaksetiaan. Apakah kita pun berani menghadirkan Allah di sana lewat kasih dan damai?

Kalau masih sulit dilakukan, berarti kita pergi sebagai orang yang kalah. Hanya segitu kadar cinta kita, dikalahkan oleh pengkhianatan. Maka, marilah pada hari ini kita mohon kepada Allah agar kita senantiasa diberikan Roh keberanian untuk selalu mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa di kehidupan sekitar kita. 

Jadi kamu gimana?

RA

Kabar Sukacita dari Ketua KWI dan Kardinal Suharyo tentang Kunjungan Paus Fransiskus

Saudara-saudara yang terkasih, Pada Hari Maria Menerima Kabar Sukacita yang pada tahun ini dirayakan tanggal 8 April, bersama Bapak Kardinal Ignatius Suharyo. Saya ingin menyampaikan kabar gembira bahwa Sri Paus Fransiskus sungguh berencana mengunjungi Indonesia pada tanggal 3 sampai 6 September 2024.

Berita gembira ini bersumber dari Nota Verbal Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo kepada Menteri Luar Negeri, tertanggal 5 Maret 2024 serta 2 surat tertanggal 25 Maret 2024 yaitu jawaban positif Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan Undangan Presiden Joko Widodo kepada Sri Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia pada tahun 2024.

Tentu, kepastian kedatangan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia tersebut, masih menunggu pengumuman resmi, tentang kapan datangnya, pastinya, dari pemerintah Republik Indonesia dan atau Vatikan. Untuk itu sebelum ada pengumuman resmi kepastian kedatangan dari pemerintah Republik Indonesia dan Vatikan Rencana kedatangan Bapa Suci Fransiskus tersebut masih bersifat tentatif.

Seandainya kedatangan Sri Paus Fransiskus tersebut sungguh terlaksana sesuai dengan rencana, waktunya sangat pendek, tidak Panjang, maka berbagai diskusi, termasuk pembentukan panitia dan kolaborasi dengan pemerintah dan tokoh agama sudah dikerjakan.

Mari kita berdoa semoga Bapa Suci Fransiskus dianugerahi kesehatan sehingga Kerinduan beliau untuk mengunjungi Indonesia dan harapan besar kita untuk menerima, menyambut kedatangan Sri paus di Indonesia, sungguh terlaksana sesuai dengan rencana saat ini, demi perkembangan Iman persaudaraan dan bela rasa.

Kita Yakin kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia akan menjadi berkat bagi Gereja dan bagi Bangsa. Ignatius Kardinal Suharyo Seperti kita semua tahu sebetulnya rencana kedatangan Paus Fransiskus, itu sudah terjadi pada tahun 2020, tetapi karena datangnya Covid, Kunjungan itu ditunda, Sekarang seperti dikatakan oleh Bapa Uskup Anton, sudah ada surat surat resmi termasuk undangan dari Bapak Presiden agar Paus Fransiskus datang ke Indonesia. kita bersyukur.

Kedua sejauh kami dengar, kunjungan Paus Fransiskus ini tidak hanya untuk Indonesia, tetapi perjalanan Panjang, dari Indonesia akan ke Papua Nugini, akan ke Timor Leste, akan ke Singapura dan kemungkinan juga akan ke Vietnam. Rasa-rasanya belum pernah ada kunjungan yang meliputi lima negara yang jauhnya seperti kita ini, kita doakan agar Paus Fransiskus dikaruniai kesehatan yang memadai untuk menjalankan misi ini.

Ketiga melihat perkembangan atau rencana perjalanan seperti itu, kita bisa membayangkan bahwa Paus Fransiskus tidak akan leluasa, mempunyai waktu untuk ke Indonesia. Karena itu kita bersyukur, tetapi kita juga mesti siap untuk menerima kenyataan bahwa Paus Fransiskus, usianya sudah banyak, rencananya Panjang, maka pasti umat Katolik di Indonesia ataupun saudari-saudara kita dalam konteks lintas agama yang bisa membayangkan macam-macam acara, nanti kalau tidak kesampaian kita bisa memahami. Umat Katolik sendiri di seluruh Indonesia pasti ingin satu-persatu berjabatan tangan dengan paus tetapi kita semua tahu itu yang tidak mungkin.

Keempat kita boleh yakin juga bahwa kunjungan ini dalam arti tertentu sangat historis, karena apa, karena Paus Fransiskus adalah kepala negara Vatikan. Dalam sejarah bangsa kita, Vatikan adalah salah satu dari beberapa negara, yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia.

Dan Pada tahun 1947, sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia. Kita merasa bahwa Pimpinan Gereja Katolik seluruh dunia sungguh-sungguh memberi perhatian kepada perjuangan kemerdekaan dan pengisian Kemerdekaan Indonesia. Terakhir, Memang kehadiran Paus Fransiskus secara fisik menjadi sangat penting dan sangat membahagiakan.

Tetapi kita berharap bukan hanya kehadiran fisik, yang kita perhatikan pesan-pesan beliau, pikiran-pikiran beliau, yang beliau tulis untuk kemanusiaan mesti juga menjadi perhatian kita dan kita mempunyai niat untuk mempelajari pesan-pesan itu.

Dua pesan terakhir yang sangat penting bagi kita semua adalah tulisan beliau mengenai tanggung jawab umat manusia termasuk kita semua untuk menjaga Lingkungan Hidup. Dan kedua, yang terakhir dengan judul “Fratelli Tutti”, Artinya kita semua adalah saudara. Suatu gagasan yang sangat Cemerlang bukan dalam arti hebat-hebat tetapi menjadi sangat penting untuk sejarah umat manusia pada zaman kita ini.

Mari kita sambut kedatangan Paus, dalam rencana yang sudah diceritakan oleh Uskup Anton, dan Sekali lagi, semoga kehadiran Paus Fransiskus secara fisik yang akan datang juga menantang kita, mengundang kita, mendorong kita, untuk mempelajari ajaran-ajarannya dan mencoba mencari jalan-jalan untuk melaksanakannya.

Semoga rencana yang bagus ini sungguh-sungguh menjadi berkat bagi kita semua dan kita jadikan pujian Kemuliaan bagi Tuhan. Semoga Allah yang selalu menyertai perjalanan hidup kita selalu menjaga melindungi dan melimpahkan Berkat kepada kita semua, Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus amin.

RENUNGAN MINGGU PASKAH II TAHUN B, 7 APRIL 2024 – MINGGU KERAHIMAN ILAHI

Bacaan Pertama
Kis 4:32-35
Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.“

Bacaan Kedua
1Yoh 5:1-6
Saudara-saudaraku yang terkasih, setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya. Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?“

Bacaan Injil
Yoh 20:19-31
Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ”Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: ”Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ”Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ”Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ”Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: ”Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.


RENUNGAN SINGKAT

PERCAYALAH!

Rekan-rekan pembaca setia renungan di website ini, SELAMAT PASKAH! Maaf sebelumnya kalau minggu paskah yang lalu saya tidak sempat membuat renungan karena kesibukan persiapan dan perayaan Tri Hari suci di paroki. 

Pada minggu paskah kedua ini kita masih dalam rasa syukur atas perayaan Paskah kebangkitan Tuhan. Kristus telah wafat membawa dalam kubur-Nya seluruh dosa-dosa kita, dan sekarang Ia bangkit. Ia mengajak kita juga untuk bangkit dan mari menjadi orang yang percaya lagi!

Karena tema percaya, itu yang menjadi tema besar dalam bacaan-bacaan hari ini. Thomas, tokoh yang ditampilkan dalam Injil hari ini mewakili sudut pandang banyak orang pada waktu itu: bahwa mungkin saja kebangkitan Yesus itu hanya kisah-kisah rekaan yang dibuat para murid saja. Bahwa bisa jadi Yesus hanya bangkit dalam imajinasi mereka saja. Dia bangkit dalam bentuk roh saja, bukan tubuh. 

 

”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”

 

Kalimat yang dikatakan Thomas ini menjadi pertanyaan banyak orang waktu itu. Yesus sungguh bangkit atau tidak? Yesus bangkit dengan Tubuh-Nya yang rusak bekas paku, atau Dia bangkit mengenakan tubuh yang baru? Apakah yang datang kepada murid-murid itu Yesus, yang tangannya dipaku dan ada bekas tusukan tombak di perutnya, atau orang lain? Penulis Injil Yohanes mencatat bahwa yang menampakkan diri kepada Thomas dan murid-murid yang lain adalah benar Yesus, orang Nazaret, yang telah disalibkan dan wafat kini bangkit dan hadir di tengah-tengah mereka. 

”Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”

Saya kira pada zaman sekarang pun banyak Thomas-Thomas kecil. Mereka membutuhkan syarat-syarat tertentu untuk percaya. Maka tak heran, semakin kita berusaha untuk memenuhi syarat itu, semakin jauh sikap percaya itu untuk digapai. Yang harus kita sepakati dalam hal ini adalah bahwa Percaya adalah sebuah pengalaman, bukan pengetahuan. Dan terkadang percaya harus menjadi keputusan yang mendahului semua pengalaman iman kita. 

Menjadi orang yang percaya itu dahsyat. Paulus memberi kesaksian dalam bacaan kedua. Orang percaya bahwa Kristus anak Allah akan menjadi pemenang yang mengalahkan dunia. Bagaimana itu terjadi? Lihat juga kesaksian jemaat perdana dalam bacaan pertama. Sementara dunia menawarkan sikap egosentris, konsumerisme, mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, ini punyaku bukan punyamu. Jemaat perdana mengalahkan dunia dengan cara hidup mereka yang solider – sehati dan sejiwa. 

 
“tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.”
“Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.“

 

Jadi, kamu gimana? – masih sulit percaya?

RA

 

‭‭

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 07 APRIL 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔 Misa dipersembahkan oleh RM. SIMON PETRUS LILI TJAHJADI, PR

✝️ Kami Mengundang UMAT untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 07 APRIL 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh RM. SIMON PETRUS LILI TJAHJADI, PR🙏

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

Paus Fransiskus: Gereja harus Mencabut Akar Situasi yang Melindungi Para Pelaku Kekerasan

CEPROME, PPADR, pelecehan, petugas gereja

Paus Fransiskus menyampaikan pesan kepada para peserta dalam konfrensi safeguarding di Panama, dan mengundang seluruh institusi Gereja untuk menghapuskan segala situasi yang melindungi pelaku kekerasan yang berlindung dibalik posisi kekuasaannya.

“Upaya memanusiakan setiap relasi dalam kelompok masyarakat manapun, termasuk dalam Gereja, merupakan upaya tanpa kenal lelah  untuk membangun individu-individu yang matang dan selaras antara keteguhan iman dan prinsip-prinsip etika, sanggup menghadapi kejahatan, serta memberikan kesaksian akan kebenaran sejati.”

Pesan ini disampaikan Paus Fransiskus pada hari Selasa kepada para peserta Kongres Amerika Latin ke-3, yang diadakan di Panama pada tanggal 12 sampai 14 Maret. Diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pelatihan Amerika Latin untuk Perlindungan Anak di bawah umur (CEPROME), acara ini mengundang perwakilan Gereja dari seluruh dunia merefleksikan tema “ Kerentanan dan pelecehan: menuju pandangan pencegahan yang lebih luas”.

Memberantas Momok Pelecehan

Dalam pesan ini, Paus mempercayakan upaya Tuhan kepada Gereja dalam rangka memberantas “momok pelecehan yang terjadi di seluruh lini masyarakat”.

Paus Fransiskus menceritakan kembali pertemuannya dengan anggota CEPROME pada tanggal 25 September’23, dimana pada waktu itu ia menekankan komitmen Gereja untuk dapat menemukan “wajah sengsara Yesus pada penderitaan setiap korban”.

Ia juga mendorong para peserta untuk berdoa bagi pertobatan setiap pendosa, termasuk para pelaku, sekaligus mencegah terjadinya segala bentuk pelecehan dan kekerasan.

Memaknai Kerentanan

Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa ketika kita melihat permasalahan ini dari sudut pandang Tuhan, maka dapat membantu untuk lebih memahami kerentanan diri kita.

Ia mengatakan “ketika kita memandang kelemahan diri sendiri sebagai alasan untuk tidak menjadi manusia sepenuhnya dan seorang kristiani seutuhnya, yang membuat kita tidak mampu mengendalikan nasib mereka, maka akan menciptakan manusia yang kekanak-kanakan, penuh kebencian, serta tidak mampu menjawab sedikitpun panggilan Tuhan Yesus kepada kita”.

Sebaliknya, kata Paus Fransiskus, sebagai orang Kristiani kita dipanggil untuk memperoleh kekuatan dalam setiap kelemahan kita, melalui keyakinan akan kasih karunia Tuhan (bdk. 2 Kor 128-10).

Dengan menyadari kekuatan kita itulah dan keyakinan akan Tuhan, maka Paus Fransiskus menekankan bahwa “kita akan sanggup menghadapi berbagai kontradiksi dalam hidup, serta mampu berkontribusi sesuai panggilan kita masing-masing demi kebaikan bersama.

Mencabut Akar Situasi yang Melindungi Pelaku Kekerasan

Selanjutnya Paus Fransiskus menyerukan kepada Gereja untuk mencabut struktur yang melindungi orang-orang yang melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap orang lain.

Ia mengatakan “dalam hal pencegahan, usaha kita tentu saja harus bertujuan menghilangkan situasi yang melindungi mereka yang bersembunyi dibalik posisinya untuk memaksakan diri pada orang lain dengan cara yang buruk, namun selain itu juga untuk memahami mengapa mereka tidak mampu berhubungan dengan orang lain dengan cara yang sehat.”

Paus juga mencatat bahwa masyarakat mana pun yang tidak didasarkan pada landasan integritas moral “akan menjadi masyarakat yang sakit,” yang hubungannya akan diselewengkan oleh keegoisan, ketakutan, dan penipuan.

Paus Fransiskus menutup pesannya pada Kongres Amerika Latin ke-3 dengan mengajak para peserta untuk mempercayakan “kelemahan mereka kepada kekuatan yang diberikan oleh Tuhan.”

 

Diterjemahkan dari:

Pope: Church must eradicate situations that protect abusers

Devin Watkins (Vatican News)

Terbaru

Populer