Home Blog Page 14

RENUNGAN MINGGU BIASA XI, 16 Juni 2024

Bacaan Pertama, Yeh 17:22-24
“Beginilah firman Tuhan Allah: Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya; Aku mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya.

Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali. Aku, Tuhan, yang mengatakannya dan akan membuatnya.””

Bacaan Kedua, 2Kor 5:6-10
Saudara-saudara, hati kami senantiasa tabah!

Meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, — sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya — toh hati kami tabah.

Tetapi kami lebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu juga kami berusaha, entah di dalam tubuh ini, entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.

Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”

Bacaan Injil, Mrk 4:26-34
Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, kata-Nya: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.

Kata-Nya lagi: ”Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”

Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.”


RENUNGAN SINGKAT

KECIL UNTUKKU, BESAR UNTUK YANG LAIN

Dalam pembicaraan dengan seorang teman lewat pesan singkat saya mengingatkan dia, “Jangan sering begadang, nanti regenerasi sel badanmu terganggu. Sel-sel badan kita diperbarui pada saat jam tidur malam. Kalau sel itu tidak diperbarui, akan jadi sel-sel rusak. Itu menumpuk bisa menjadi kanker”. Apa jawabnya? “Biarin, biar saya mati cepat saja. Sudah capek sama semuanya”. Lalu saya terdiam sambil membalas dengan emoticon 🫣. 

Mungkin dia sedang lelah, frustasi akibat kurang tidur sehingga jawabnya juga asal. Semoga jawaban itu hanya reaksi spontan saja, bukan berasal dari kondisi batinnya. 

Saya berusaha mengontemplasikan apa yang disampaikan Rasul Paulus pada Bacaan Kedua hari ini. Saya merasakan batin yang penuh pergulatan di sana. Coba simak kalimatnya baik-baik. 

Tetapi kami lebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. 

Yang saya tangkap dari kalimat ini adalah Paulus sungguh frustasi. Ia ingin cepat-cepat mati saja supaya bisa segera menghadap Tuhan. Ia rindu dan ingin segera bertemu dengan Kristus yang ia imani. Tapi itu sulit, sebab ia – sama seperti kita – masih terperangkap dalam tubuh jasmani ini. Tubuh ini selalu menjadi penghalang – dan membuatnya jauh dari Tuhan. Mungkin karna tubuh/daging ini punya keinginan yang bertentangan dengan keinginan roh. 

Tapi kalimat itu tidak berhenti di sana. Kalimat berikutnya mengandung iman yang sebesar biji sesawi. 

Sebab itu juga kami berusaha, entah di dalam tubuh ini, entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.

Meski tubuh selalu menghalangi, tapi Paulus berusaha – baik jiwa maupun raganya – hidup berkenan di hadapan Allah. 

Apa itu “biji sesawi yang ditaburkan di tanah”? Ya iman yang kecil itu. Iman yang membuat kita memiliki harapan. Kecil tapi menjadi daya dorong kita untuk tetap berjalan, setia, dan tekun. Meski kadang hasilnya tak seberapa atau bahkan tak menghasilkan apa-apa. Tapi kita tidak pernah tau, kesetiaan dan ketekunan kita untuk berharap menjadi sumber harapan bagi orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan. Tidak ada yang tau. 

“lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.”

Jadi seringkali memang begitu cara kerjanya. Sebuah usaha kecil, yang dilakukan dengan ketekunan dan kesetiaan bisa tidak berdampak apa-apa bagi kita sendiri. Tapi, bisa jadi dampaknya yang besar malah dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita. Kebaikan-kebaikan kecil, sapaan-sapaan kecil, perhatian-perhatian sederhana adalah kebaikan, sapaan dan perhatian yang besar bagi mereka yang membutuhkannya. 

“Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”

Jadi, kamu gimana?

RA

 

RENUNGAN MINGGU BIASA X, 9 JUNI 2024

Bacaan Pertama, Kej 3:9-15
Di Taman Eden, setelah manusia makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ”Di manakah engkau?” Ia menjawab: ”Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”

Firman-Nya: ”Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: ”Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: ”Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu: ”Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Bacaan Kedua, 2Kor 4:13-5:1
Saudara-saudara, kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: ”Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.

Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan itu kekal. Kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.”
‭‭
Bacaan Injil, Mark 3:20-35
Sekali peristiwa, ketika Yesus dan murid-murid-Nya masuk ke sebuah rumah, datanglah orang banyak berkerumun, sehingga makan pun mereka tidak dapat.

Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: ”Ia kerasukan Beelzebul,” dan: ”Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.” Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: ”Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.

Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.

Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: ”Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka: ”Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: ”Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”

MAMPU UNTUK APA?

Suatu kali seorang rekan imam yang sedang menempuh studi di luar negeri bercerita kepada saya. Ia bercerita tentang perkataan dosennya yang membuat ia berpikir. Rupanya dia cerita ke saya supaya saya juga ikut berpikir apa yang ia pikirkan. 😁

Dosennya bertanya demikian, “Sebetulnya godaan untuk berbuat dosa itu datang saat kita lemah? Atau saat kita memiliki kemampuan untuk melakukannya? Misalnya, suatu kali saya lewat pekarangan tetangga. Dia memiliki pohon mangga yang berbuat lebat sekali. Nampaknya enak kalau dimakan! Tapi pohonnya dihalangi dengan pagar yang tinggi. Ternyata, hanya dengan melompat sedikit saja, buah mangga itu bisa saya raih. Godaan untuk curi mangga datang ketika melihat mangga itu sedap. Makin besar godaannya saat saya menyadari bahwa saya mampu mengambilnya. Ditambah lagi tetangga pekarangan rumah sedang tidak ada.” 😈😈

Dari cerita itu, saya jadi berpikir juga. Apakah sebenernya godaan berbuat dosa bisa jadi bukan menyerang kelemahan kita. Dosa datang ketika ada keinginan lalu kita mampu untuk melakukannya. Saya merasa, Roh Kudus datang mengintervensi kita – “jangan lakukan itu meski kamu mampu melakukannya – pikirkan konsekuensinya”.

Sebaliknya, Iblis akan menggoda, “lakukan itu – karena kamu mampu melakukannya – tidak perlu pikir akibatnya”. 

Pertanyaannya, sekarang kehendak mana yang mau kita ikuti? 🤔

Perseteruan manusia pertama (adam dan hawa) dengan Tuhan berawal dari ketidakmampuan mereka menaati kehendak Allah.

Mereka lebih menaati kehendak ular tua untuk makan buah pohon terlarang. Adam menaati Hawa yang berbuat salah, Hawa menaati ular yang salah.

Apakah mereka memikirkan akibat dari perbuatan itu saat mengikuti kehendak ular tua? Kehidupan kekal di taman eden mereka ‘gadaikan’ demi melanggar kehendak Allah. 😱

Kristus mengingatkan kepada kita siapa Ibu, siapa saudara-saudari-Nya? Mereka adalah yang melakukan kehendak Allah.

Inilah ikatan iman kita dengan Tuhan dan ikatan kita dengan sesama yang lain – yakni dengan melakukan kehendak Allah. Hal ini perlu menjadi prioritas kita, yang bahkan jika hal itu memaksa kita melepaskan diri dari intervensi ikatan keluarga.

Karena akhir-akhir ini terjadi, seorang bisa bisa melanggar kehendak Tuhan dalam norma-norma etika sosial demi membela dan melanggengkan dinasti keluarga.  

Jadi, kamu gimana?
RA

 

Paus Fransiskus berencana mengunjungi Jakarta, Indonesia 3-6 September 2024

Jakarta (04/06/2024), Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus akan melakukan
perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura dari tanggal
2 hingga 13 September 2024. Indonesia akan menjadi negara pertama dalam rangkaian
kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik yaitu pada tanggal 3 hingga 6
September 2024, yang diikuti dengan kunjungan ke Port Moresby (Papua Nugini) dan
Vanimo dari 6 hingga 9 September 2024, Dili (Timor Leste) dari 9 hingga 11 September
2024 dan Singapura dari 11 hingga 13 September 2024.


Sebagai persiapan kunjungan di Indonesia, tim aju (tim pendahulu) Vatikan telah
melakukan beberapa kali survey lokasi dan sejauh ini memastikan Paus akan hadir di
ibukota Jakarta.

Selain kota yang telah dikonfirmasi, agenda maupun program selama perjalanan
apostolik Paus dalam rentang kunjungan tersebut masih dipersiapkan dan sedang
menunggu persetujuan tim Vatikan sehingga secara rinci belum diumumkan ke publik.
Informasi ini akan diterbitkan pada waktunya hanya melalui jalur komunikasi resmi
Sekretariat Vatikan dan Perwakilan Pemerintah Indonesia yaitu Kementerian Luar Negeri
serta turut didukung oleh jalur komunikasi Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus yang
dibentuk melalui Keputusan Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yaitu
melalui website www.mirifica.net.


“Karena hingga saat ini belum ada area, lokasi, maupun agenda yang secara resmi
diumumkan, diharapkan umat dapat berhati-hati dalam menerima informasi dan tidak
mudah mempercayai program yang beredar tidak dari jalur komunikasi resmi. Selain itu,
dalam penantian kedatangan Bapa Suci ke Indonesia hendaknya umat katolik dapat
mempersiapkan kerohanian dan spiritualitas dengan berdoa dan meresapi nilai – nilai
serta pemikiran Paus Fransiskus.” Ujar Romo Ulun Ismoyo, Pr juru bicara Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus.


Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus juga menyatakan tidak memproduksi
merchandise atau cinderamata resmi sehingga jika kelak ditemukan ragam merchandise
di masyarakat, hal tersebut dapat dipastikan bukan berasal dari kepanitiaan.


Kedatangan Paus Fransiskus yang sebelumnya sempat tertunda pada tahun 2020 karena
Pandemi Covid-19 juga tentunya menarik perhatian media dari seluruh penjuru dunia,
karenanya dalam persiapan peliputan, panitia akan melakukan akreditasi media dimana
pendaftaran akan mulai dibuka pada 5-19 Agustus 2024 melalui website KWI di
www.mirifica.net.

 

Sumber berita: Tim Media Panitia Kunjungan Paus Fransiskus.

2.000 Peserta Hadiri Perayaan MISA PEMBUKAAN Pekan Komunikasi Sosial XI di UNIKA St. Thomas Medan

Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap

Halo Sob, ada acara keren banget nih di Medan! Perayaan Hari Komunikasi Sosial Nasional XI yang temanya “Kecerdasan Artifisial dan Kebijaksanaan Hati: Menuju Komunikasi yang Sungguh Manusiawi” dibuka dengan super meriah. Acara ini dimulai dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap, pada 6 Juni 2024.

Mgr Kornelius kasih pesan yang mantap banget, katanya teknologi cerdas tuh tetap aja artifisial dan gak bakal bisa gantiin hati yang bijaksana dalam komunikasi dengan sesama. Hari Komunikasi Sosial ini ngajak kita buat terus bangun relasi yang lebih manusiawi lewat sapaan dan pertemuan sama orang lain.

Nah, lanjut lagi ke acara pembukaannya, ada seminar seru soal AI. Rektor UNIKA St. Thomas Medan, Prof Dr. Maldin Gultom SH. M.Hum, bilang kalau AI itu harus bantu ningkatin nilai-nilai kemanusiaan dan dipakai buat perbaiki kehidupan masyarakat. Dia berharap diskusi dan refleksi kita hari ini bisa bantu bangun kemanusiaan kita menuju Indonesia yang lebih baik.

Acara pembukaan ini juga diisi sama seminar soal Artificial Intelligence (AI) yang dibawakan oleh Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit. Seminar ini dimoderatori oleh Jose Marwoto. Prof Eko bilang kalau AI itu bisa belajar dari pengalaman, mengenali pola, bikin keputusan, dan melakukan berbagai aktivitas yang bisa disesuaikan sama situasi yang beda-beda.

Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit

Lebih lanjut, Prof Eko jelasin ada 8 jenis kecerdasan yaitu Kecerdasan Visual, Logika, Naturalist, Intrapersonal, Verbal, Musical, Interpersonal, dan Bodily/kinesthetic. Dari 8 kecerdasan ini, ada 3 yang gak bisa diambil alih oleh AI yaitu Kecerdasan Interpersonal, Intrapersonal, dan Naturalis. Jadi, Paus Fransiskus bilang kalau komunikasi manusia harus pakai hati.

Oh iya, acara ini rame banget! Ada sekitar 2.000an peserta dari berbagai keuskupan se-Indonesia, sivitas akademika Unika St. Thomas Medan, STIKES Elisabeth Medan, dan STP Bonafentura Medan.

Seru banget kan acaranya? Kalau ada kesempatan, jangan lupa ikut acara-acara kayak gini, ya!

RENUNGAN HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS, 2 Juni 2024

Bacaan Pertama – Kel 24:3-8

Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada bangsa Israel segala firman Tuhan dan segala peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami lakukan.

Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada Tuhan.

Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.

Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: ”Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.”

Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: ”Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.”

Bacaan Kedua – Ibr 9:11-15

Saudara-saudari terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, – artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, – dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri.

Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.”

Bacaan Injil – Mrk 14:12-16.22-26

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: ”Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: ”Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!”

Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ”Ambillah, inilah tubuh-Ku.”

Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: ”Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.” Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.”

DARAH PERJANJIAN

Kita biasa membuat perjanjian. Pakta perjanjian dibuat oleh kedua belah pihak yang bersepakatan untuk melakukan sesuatu. Untuk melindungi kesepakatan itu dan agar pihak yang terkait taat pada isi perjanjian lazimnya perjanjian itu dinyatakan hitam di atas putih, ditandatangani di atas materai sehingga berkekuatan hukum. Siapapun yang melanggar kesepakatan akan dikenai sanksi hukum. 

Pada zaman Perjanjian Lama, belum ada materai 10.000. Tapi yang digunakan yang menjadi materai adalah darah lembu jantan. Di hadapan bangsa Israel, Musa menjadi perantara pakta perjanjian antara Allah dengan bangsa itu. Isi perjanjian dari pihak Allah adalah firman dan perintah Tuhan yang harus ditaati. Dari pihak Israel – “Segala Firman Tuhan itu akan kami dengarkan dan laksanakan”, dengan merdeka dan tanpa paksaan apapun. Darah lembu jantan yang menjadi materai perjanjian disiram ke mezbah persembahan dan juga disiram ke kepada bangsa itu. Seluruh bangsa terikat akan perjanjian itu. 

Dalam Perjanjian Baru seluruh komponen perjanjian itu diperbaharui. Isi perjanjiannya tetap sama – tapi perantara dan korbannya baru. Bukan lagi Musa dan darah lembu jantan. Perantara sekaligus imam yang mempersembahkan dan yang menjadi korban – yang mencurahkan darah sebagai materai perjanjian damai itu adalah Kristus! Kristus adalah Imam sekaligus juga adalah korban, yang darah-Nya menjadi Darah Perjanjian yang baru. Dan setiap orang yang disiram dengan Darah Kristus kini meluas, tidak terbatas hanya untuk bangsa Israel saja. Darah Kristus ditumpahkan sebagai undangan untuk banyak/semua orang, tanpa terkecuali, masuk dalam perjanjian ini. Kapan kita disiram oleh wafat dan Kematian Kristus dan membuat perjanjian dengan Allah? Persis saat kita menerima Sakramen Baptis. 

Pertanyaannya, mengapa Darah? 

Jawabannya, karna ikatan darah kekal tak terhapuskan. Setiap anak memiliki ikatan darah dengan orangtuanya. Ikatan itu tak terhapus oleh apapun juga, tak bisa dibatalkan. Mau seorang anak tinggal di Papua, dan Ibunya jauh di Sumatra. Ibu itu tetap orangtua dari anak itu. 

Oleh karena itu, 

Setiap kali kita merayakan Ekaristi, Makan Tubuh dan Minum darah Tuhan, kita terus memperbarui perjanjian kita dengan Tuhan. Semakin erat semakin kuat. Kita menjadi milik-Nya dan menjadi kepunyaan-Nya. Apa yang kurang daripada itu? Ekaristi menjadi sarana kita untuk memperbarui ikatan kesetiaan kita kepada Tuhan, sampai akhirnya kelak kita akan makan minum bersama Tuhan lagi dalam Kerajaan Allah. 

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.

Jadi, kamu gimana?

RA

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 2 JUNI 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔 🙏Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX🙏

✝ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 2 JUNI 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX🙏
🎼🎻Koor dipersembahkan oleh Siswa/I SMP Kristoforus 1 Jakarta🎻🎼

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional

RENUNGAN HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS, Minggu 26 Mei 2024

Bacaan Pertama-Ul 4:32-34.39-40

Dalam perjalanan di padang gurun, Musa berkata kepada bangsa Israel, “Cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk selamanya.”
‭‭
Bacaan Kedua – Roma 8:14-17

Saudara-saudari terkasih, semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”

Bacaan Injil-Matius 28:16-20

Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Renungan Singkat

 Satu Allah, Tiga Pribadi

Memahami eksistensi Allah dapat terbantu ketika kita juga memahami dengan baik eksistensi manusia. Kita dapat terbantu memahami Allah jika kita sendiri memahami siapa kita sebagai manusia.

Maksudnya gimana?

Manusia terdiri dari Tubuh, Jiwa dan Roh. Manusia adalah mahkluk tiga dimensi. Kita dapat menyadari kehadiran manusia lain karna adanya kehadiran fisik, bahkan ketika mereka diam tak bersuara. Respon kita terhadap kehadiran yang lain, pun bisa beragam. Kalau dia yang hadir itu seseorang yang dekat, kita percaya, kita tau dia baik maka kita akan merasa aman. Kita akan merasa terancam kalau yang hadir itu tidak dekat dan tidak memberi rasa aman. Singkatnya, Pengetahuan kita akan kehadiran manusia lain terbantu karena tubuh jasmaninya. 

Lalu, bagaimana kita tahu akan kehadiran Allah? Dia tak bertubuh, dia bukan mahkluk tiga dimensi. Bagaimana kita bisa tau Dia ada, kalau Dia diam saja? Kita tidak bisa menggapai dan mengenal-Nya, kalau Dia sebagai pribadi hanya diam.

Oleh karena itu, Dia bersuara. Dia bersuara dengan berfirman. Lalu kita bisa mengenali keberadaan-Nya lewat Firman-Nya. Meski kita tidak melihat-Nya, kita mendengar suara-Nya. Itulah bukti bahwa Dia ada. Firman-Nya baik. Dan kita merasa aman akan kehadiran-Nya, karna Dia bukan jahat.

Musa berkata kepada umatnya dalam bacaan pertama hari ini, “Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah?” Musa mau mengatakan hanya Allah yang ini yang memperdengarkan suara-Nya. 

Demikianlah Allah memiliki Firman. Firman sudah ada bersama dengan Allah sejak awal mula (Yoh 1) sebelum Firman itu keluar dari Allah. Bahkan seluruh alam semesta dijadikan oleh Firman Allah (Kej 1:3).

Firman itu pada akhirnya, menjadi daging – bukan menjadi tulisan dan buku – menjadi manusia sama seperti kita. Firman Allah itu menjadi manusia, hidup dan tinggal di tengah-tengah kita. Emanuel. Dialah Yesus, orang Nazaret – yang seterusnya kita akui dalam Syahadat Para Rasul.

Allah kita bukan patung-patung buatan manusia. Yang diam saja. Yang harus diberi sesembahan dan korban. Yang patungnya bisa rusak karena waktu. 

Tetapi, Dia Allah yang hidup, kekal melampaui ruang dan waktu. Karna Dia hidup dan kekal Dia memiliki Roh. Roh yang kekal. Roh yang sudah ada sebelum segala yang ada dijadikan (Kej 1:2). Roh yang menyertai orang-orang pilihan Allah sepanjang sejarah. Roh yang sama lahir menjadi manusia melalui rahim Maria. Roh yang sama menjadikan kita anak-anak Allah, menjadikan Allah sebagai Bapa kita dan Kristus adalah saudara kita – sebab kita lahir dari Roh yang sama – yang berasal dr Allah yang sama. Paulus menegaskan itu dalam bacaan kedua.


Maka kita hari ini menghormati ketiga pribadi itu dalam satu keilahian. Allah sebagai Pribadi, Firman-Nya, dan Roh-Nya. Kita memuliakan ketiga-tiganya. Kita taat pada ketiganya, bukan salah satu.

Dengan kita menghormati ketiga-ketiganya kita memuliakan Allah sepenuhnya. Sebab Dia adalah pribadi (Bapa), Firman (Putra) dan Roh Kudus dalam Tritunggal Mahakudus.

Mengatakan Allah hanya sebagai satu pribadi, kita menyingkirkan Firman dan Roh-Nya. Padahal Firman dan Roh-Nya adalah Dia juga.

Jadi, kamu gimana?

RA

 

‭‭

RENUNGAN HARI RAYA PENTAKOSTA, Minggu 19 Mei 2024

Bacaan Pertama Kis 2:1-11

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.

Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: ”Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: ”Apakah artinya ini?”

‭Bacaan Kedua Gal 5:16-25

Saudara-saudara, hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
‭‭

Bacaan Injil Yoh 15:26-27; 16:12-15

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.

Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”

Renungan Singkat.

Hidup Oleh Roh

Hari ini kita memperingati hari lahirnya Gereja. Gereja – jemaat Tuhan yang terdiri atas anggota-anggota manusiawi kini dilahirkan kembali dari Roh Kudus yang dikaruniakan Allah. Peristiwa ini ditandai dengan tiupan angin keras dan tampak seperti lidah-lidah api yang hinggap di atas mereka – orang yang percaya. Sejak itu Gereja melanjutkan karya dan misi Kristus – sepeninggal-Nya naik ke surga – dipimpin oleh Roh. Sepanjang Kitab Kisah Para Rasul kita dapat menemukan bagaimana Gereja – umat Allah yang percaya – dipimpin oleh Roh Tuhan sendiri, dalam setiap keputusan, pemilihan dan persatuan di antara mereka.

Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus juga mengingatkan akan karunia Roh yang telah diberikan kepada kita. Karunia Roh Kudus adalah senjata rohani, yang dapat mendatangkan buah jika kita dengan cermat memanfaatkannya dengan baik. Semblan buah roh itu adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan hati, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, pengendalian diri. Buah-buah ini yang akan nampak dalam hidup seseorang yang membiarkan dirinya dipimpin oleh Roh Kudus.

Jadi kamu gimana?

RA

 

 

[UNDANGAN] SERIAL API KARUNIA TUHAN DALAM PENGAJARAN BERSAMA BAPAK KARDINAL: “Belajar dari Paus Fransiskus”

API KARUNIA TUHAN

BAPAK KARDINAL MENGAJAR:
Belajar dari Paus Fransiskus

Renungan:
Rm. Thomas Ulun Ismoyo, Pr

⛪ Tempat : Ballroom Vitra (Vincentius Putra) – Paroki Kramat
Jl. Kramat Raya No. 134, Jakarta Pusat
📆 Hari/Tanggal : Sabtu/ 8 Juni 2024
⏰ Waktu : Pk 09.00 – Pk 12.00

Biaya pendaftaran ditransfer ke:
BCA – 4552988888
a.n SUSANNA/ LUCIANA

Biaya: Rp. 50.000 / orang
(Pengganti konsumsi)
**Harap menuliskan nama peserta di kolom berita transfer

Link Pendaftaran :
https://akt.kaj.or.id/

Dibuka untuk UMUM
(kuota terbatas)
Pendaftaran akan ditutup tanggal 3 Juni 2024 atau jika kuota sudah terpenuhi.

Informasi (WA ONLY):
wa.me/+6287877890393 (Jeanette)

RENUNGAN MINGGU PASKAH VII TAHUN B, 12 MEI 2024

Bacaan Pertama Kis 1:15-17.20a.20c-26

Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya.

Ia berkata: ”Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah jabatannya diambil orang lain.

Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya.”

Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua berdoa dan berkata: ”Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.” Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul.
‭‭

Bacaan Kedua 1Yoh 4:11-16

Saudara-saudaraku yang kekasih, Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.”

Yoh 17:11b-19

Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.”

Renungan Singkat: 

Doa yang sangat indah diucapkan Yesus bagi semua murid-Nya, kita semua. Ia berdoa agar Bapa memelihara kita dan menjadi satu dalam nama-Nya. Kristus telah melaksanakan tugasnya. Ia telah menjaga para murid, supaya tidak satu pun binasa. Pada saatnya Yesus meninggalkan kita naik ke surga, Ia berdoa agar Bapa melindungi dari yang jahat dan terpelihara dalam kekudusan. 

Inilah panggilan dan tujuan Gereja – umat Tuhan. Gereja menjadi komunitas di mana tiap orang di dalamnya saling menjaga. Dengan bantuan Allah, berusaha terus dalam pengudusan tiap-tiap umatnya.

Jemaat perdana mengusahakan hidup dalam bimbingan Tuhan, termasuk ketika mereka mau menentukan siapa yang akan dipilih untuk menggantikan Yudas dalam susunan 12 Rasul. Yang terpilih adalah Matias. 

Mari kita tumbuh sebagai Gereja umat Allah yang bersatu, saling melindungi satu sama lain, menjaga satu sama lain dari segala yang jahat. 

Jadi, kamu gimana?

RA
‭‭

Terbaru

Populer