Home Blog Page 134

Mendesaknya Pendampingan Kaum Muda

Refleksi , Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya

Pendampingan Kaum Muda. Ada kebutuhan mendasar dan mendesak dalam pendampingan/pembinaan OMK terlebih kebutuhan Gereja masa depan yang sangat ditentukan oleh OMK saat ini, sehingga pendampingan/pembinaan terhadap mereka tidaklah sederhana.

Tantangan Gereja masa depan dalam konteks pembinaan OMK ini adalah bagaimana menyiapkan mereka sehingga siap mengambil peran kepemimpinan Gereja entah sebagai pastor, biarawan/wati, maupun rasul awam.

Pengalaman menarik kegiatan pembinaan OMK ada di Paroki Duren Sawit yang disebut “PANDU”, di mana Paroki melatih OMK dalam format mirip gerakan kepanduan atau Pramuka. Gerakan Pramuka selama ini tidak menarik karena diselenggarakan di sekolah-sekolah. Sementara kekuatan gerakan ini terletak pada nilai-nilai voluntarisme atau kesukarelaan yang sesungguhnya sangat Kristiani.

Kegiatan “PANDU” tersebut dilaksanakan secara rutin (misalnya mingguan).

Perwakilan KAJ di FKUB DKI Jakarta

Perwakilan KAJ di FKUB DKI Jakarta. Rm. Kuswardiyanto Pr (Romo Anto) telah dilantik secara resmi untuk mewakili Gereja Katolik KAJ dalam Forum Kerukukan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta.
 

FTV Lembaran Kasih RCTI: “Impian Ibunda”

“Yosef ingin menjadi imam karena impian sang Bunda. Namun menjelang tahbisan, ibunda meninggal. Keraguan pun menguasanya. Terlebih Marsya, sang kekasih batal menjadi biarawati. Akankah Yosef memilih Marsya atau mengenakan jubah-stola?”

Saksikan FTV “Lembaran Kasih” RCTI episode: “IMPIAN IBUNDA” MINGGU, 16 JUNI Pk. 12.30-13.00 WIB.

Produksi RCTI dan KOMSOS KAJ bekerja sama dengan Paroki St. Monika, BSD.

Don’t miss it! Mohon Broadcast info ini juga ya. Terima kasih. Pax Christi!

Pastor dan Suster Peraih Kalpataru 2013

Pastor dan Suster, Peraih Kalpataru 2013

Pastor dan Suster, Peraih Kalpataru 2013

Puncak Hari Lingkungan 2013 dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Jakarta (10/6) dengan menggelar Malam Anugerah Lingkungan. Dalam perayaan puncak ini ditandai  dengan memberikan berbagai penghargaan kepada pihak-pihak yang peduli lingkungan baik kepada individu maupun kelompok atau daerah.

Diantara 227 penerima penghargaan itulah terdengar nama Y. Suyatno Hadiatmojo dipanggil untuk maju menerima penghargaan Kalpataru kategori Pembina Lingkungan. Ternyata pemilik nama itu adalah seorang imam diosesan yang berasal dari Paroki Kumediran Yogyakarta. “Sebelumnya saya  di Paroki Samodiran di lereng Gunung Merapi 2000-2012. Saat itulah saya bersama masyarakat interfaith melakukan reboisasi lereng G.Merapi sebelah barat,” cerita Rm. Suyatno.

Rupanya Rm. Suyatno sudah sejak lama menjadi aktivis pembela lingkungan dan masyarakat. Sejak 1987 – 2011 dia aktif memberi perhatian khusus waduk Kedungombo. “Saya memang salah satu dari pengikut Rm. Mangunwijaya,” tukas Rm. Suyitno.

Saat ini Rm. Suyitno aktif mengembangkan pertanian organik serta pembuatan pupuk organik bersama masyarakat tanpa mengenal perbedaan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Anatomi/Antar Golongan). “Kami juga berupaya untuk terus menyelamatkan mata air yang menjadi sumber air masyarakat,” ujarnya.

Memang apa yang dilakukan oleh Rm. Suyitno bersama masyarakat bukan hal-hal yang luar biasa. “Kami selalu ingat pesan Rm. Mangun bahwa untuk memperbaiki negara kita yang sudah rusak ini kita harus berpikir global tapi bertindak lokal bahkan sangat mikro yaitu kegiatan yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat kecil. Saya yakini yang saya lakukan adalah menghadirkan gereja secara nyata di tengah masyarakat,” ungkap Romo kelahiran 8 Mei 1961 ini

Dalam melakukan segala kegiatan ini Rm. Suyitno tidak menafikan ada pro dan kontra di kalangan internal maupun eksternal komunitasnya. “Namun saya sejak awal Rm. Mangun sudah mengingatkan saya untuk berani berjalan sendiri,” ungkap pria yang telah membukukan filosofi Rm. Mangun dalam buku “Kotak Hitam Sang Guru Mayar”.

Menghadirkan gereja di masyarakat benar-benar menjadi misi Rm. Suyatno. Terbukti dia telah menjadi koordinator umat beriman selama 16 tahun, menyelenggarakan Program Posko Induk Bencana Merapi seperti pasar murah ketika hendak lebaran untuk membantu yang berkekurangan. Bahkan sejak 1999 dia sudah dipercaya sebagai Bintal di Polda Yogyakarta.

Selain Rm. Suyitno, seorang biarawati pun hadir dalam Malam Anugerah Lingkungan. Dengan kerudung khasnya gampang menebak dia adalah suster Katolik. Dialah Sr.Sri Lestari Binedikta Yohanita PI atau yang sehari-hari disapa Sr. Yohanita PI.

Malam itu Sr. Yohanita mewakili sekolahnya yang berhasil mendapatkan anugerah Adiwiyata yaitu sekolah yang berkarya mandiri untuk menghijaukan dan menjaga lingkungan sekolahnya. Sr. Yohanita berkarya di Paroki St. Yohanes Evangelista, Kudus di sekolah Tarakanita.

(Sonar Sihombing)

Kursus Jurnalistik dari Para Wartawan Senior Katolik (Tempat Sangat Terbatas!!!)

Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Media Massa Katolik, maka

Komisi Komunikasi Sosial

Keuskupan Agung Jakarta

dan

 Majalah MOGI

 Mengadakan,

Kursus Jurnalistik Media Cetak dan Media Online

SELAMA 10 KALI PERTEMUAN SETIAP HARI KAMIS

Mulai 4 Juli s.d. 12 September 2013, Pk. 17.00 – 20.00 WIB

Di Gedung Karya Pastoral Lt. 3, Keuskupan Agung Jakarta

30% Teori – 70% Praktik

Tim Pendamping: Wartawan Senior Katolik

Investasi: Rp. 150.000,- (Konsumsi, handout, sertifikat)

TEMPAT TERBATAS (HANYA UNTUK 30 PESERTA)

Beberapa Materi dari tingkat Pemula hingga Advance:

Mencakup Media Cetak dan Media Online (Blog, web, Jejaring sosial, Youtube, dsb),

Management Sumber Daya (iklan, waktu dan tenaga kerja), Memahami UU ITE, dsb.

TERTARIK??

Pembayaran Hanya Melalui Transfer BCA:

No. Rek. 544 0303 775

A.N. Keuskupan Agung Jakarta

Harap Bukti Transfer di Fax ke 021-3855752, UP. Irene-Komsos KAJ

ATAU

Scanning Bukti Transfer dapat di Email ke: raka.kaj@gmail.com

Registrasi dan Info Selengkapnya Hub:

Raka atau Irene (hp. 0817 4815 757)

Telp: (021) 3519193 , eks. 241 (Jam Kerja)

Email: raka.kaj@gmail.com

UNDANGAN: MISA KUDUS Perayaan Pentakosta 2013 Bersama Bapa Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo

UNDANGAN, MISA KUDUS Perayaan Pentakosta, 2013, Bapa Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo

UNDANGAN, MISA KUDUS Perayaan Pentakosta, 2013, Bapa Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo

Badan Pelayanan Keuskupan – Keuskupan Agung Jakarta akan menyelenggarakan MISA KUDUS Perayaan Pentakosta 2013 Bersama Bapa Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo dengan tema “Roh Kudus mempersatukan Kita dengan Tuhan dan Sesama” pada :

 
Hari/Tgl           : Minggu, 19 Mei 2013
Waktu             : 08.30 – 14.00 WIB
Tempat            : Hall D 1 JIExpo PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat
Perayaan Pentakosta ini akan diawali dengan acara Talk Show bersama Bapa Uskup dan nara sumber antara lain :
 

  1. Bapak Hanny Sutanto, Direktur dari Wings Group.
  2. Ibu Dr. Maria Ratnaningsih, SE, MA, Konsultan bidang ekonomi lingkungan dan perencanaan Pembangunan untuk Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, Kedutaan Inggris dan negara donor lainnya

 
Informasi dan Undangan dapat diperoleh di :
 

  1. Mekky                  Hp No. 0816 – 1377 937
  2. Maria Lim            Hp No. 0812 – 9462 575
  3. Marselina              Hp No. 0817 – 6970 601
  4. Chandrawati        Hp No. 0899 – 9043 518
  5. Koordinator PDKK Paroki setempat

 
 

Kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku

Roh Kudus Penghibur, rm marya, Kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku

Roh Kudus Penghibur, rm marya, Kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku(Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a)

“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.

Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”(Yoh 15:26-16:4a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Hidup beriman berarti membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, sehingga kapan pun dan dimana pun senantiasa hidup dan bertindak bersama dan bersatu dengan Tuhan. Sabda Yesus hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua agar kita tidak takut memberi kesaksian kesatuan dan kebersamaan kita dengan Tuhan.

Kesaksian merupakan cara pewartaan utama dan pertama bagi kita semua yang mendambakan mewartakan iman kepercayaan kita pada Tuhan kepada orang lain, bukan kata-kata atau omongan. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak orang semakin beriman, semakin membaktikan diri kepada Tuhan, karena melihat orang yang sungguh menghayati imannya dalam cara hidup dan cara bertindak. Kami berharap kepada para orangtua dapat menjadi teladan hidup beriman bagi anak-anaknya, dan tentu saja juga mendidik dan membina anak-anak untuk menjadi saksi iman bagi teman-temannya.

Kepada kita semua kami harapkan sungguh menjadi saksi iman serta lebih melihat kesaksian iman orang lain alias kebaikan dan keunggulannya dari pada kejahatan dan kelemahannya. Marilah kita ingat peringatan Yakobus bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Semoga kita semua dalam dan dengan semangat iman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga kehidupan bersama sebagai warganegara atau warga masyarakat dalam keadaan damai sejahtera, selamat dan bahagia, sebagaima kita dambakan.

Cara hidup dan cara bertindak kita hendaknya menjadi penghiburan bagi orang lain, sepak terjang dan gerak-gerik kita dimana pun dan kapan pun senantiasa membahagiakan dan menghibur orang lain, sehingga mereka semakin bergairah dalam hidup beriman.

• “Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.”

Ia mendesak sampai kami menerimanya.” (Kis 16:14-15). Perempuan pada umumnya lebih memiliki kepekaan untuk mendengarkan daripada laki-laki, demikian juga dalam kegiatan lingkungan seperti doa bersama pada umumnya lebih banyak kaum perempuan atau ibu yang hadir daripada laki-laki atau bapak. Dalam kutipan di atas ini dikisahkan bahwa seorang bernama Lidia membuka hatinya kepada Tuhan, `sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus’. Membuka hati serta memperhatikan apa yang dikatakan orang lain itulah kiranya yang harus kita lakukan masa kini, dengan kata lain marilah saling mendengarkan satu sama lain dalam dan dengan keterbukaan hati dan kerendahan hati.

Sebagai umat beriman kiranya kita juga dapat meneladan Lidia yang membuka rumahnya bagi orang lain, dengan kata lain sebagai warga masyarakat hendaknya sungguh berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, tidak mengurung diri di rumah, apalagi pintu gerbang rumah ditutup rapat serta dijaga anjing yang galak.

Keterbukaan rumah bagi orang lain akan sangat membantu dalam pendidikan dan pembinaan anak-anak, sebagaimana saya alami bahwa orangtua saya senantiasa membuka diri atas kedatangan orang lain, termasuk anak-anak sebaya teman saya, sehingga mendorong saya untuk menjadi imam, hidup bagi orang lain. Dengan kata lain kami berharap agar anak-anak dididik dan dibina dalam hal kepekaan social, peka akan kehidupan orang lain di lingkungan hidupnya.

“Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan” (Mzm 149:1-4)

Ign 6 Mei 2013

Pengumuman Tayang: Lembaran Kasih RCTI: “BIBIT TANPA BOBOT” MINGGU, 28 APRIL Pk. 12.30-13.00 WIB

Cinta memang tak mengenal sekat meski tantangan menghadang. Dengan aroma doa, mungkinkah bersama Tuhan, garis keturunan pun bukan lagi persoalan? Saksikan FTV “Lembaran Kasih” RCTI episode:

“BIBIT TANPA BOBOT”
MINGGU, 28 APRIL Pk. 12.30-13.00 WIB

Produksi RCTI, KOMSOS KAJ, dan KOMSOS Keuskupan Agung Semarang. Lokasi Shooting di YOGYAKARTA

Undangan Perayaan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-47 dan Anugerah INMI AWARDS

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

Gedung Karya Pastoral Lt. 3, Jl. Katedral No.7,

Jakarta 10710, Tlp. (021) 3519193

 
 
No       : 21/Komisi/KOMSOS/KAJ/IV/13

Hal      : Undangan Perayaan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-47 dan Anugerah INMI AWARDS
Lamp   : –

 
Kepada Yth.
– Peserta Lomba Fotografi
– Peserta Lomba Film Pendek
– Peserta Lomba WEB/BLOG Paroki/Stasi  
– Pastor Paroki
– Seksi Komsos Paroki
– Semua Umat Praktisi/Aktivis/Penggiat Media Komunikasi 
 
Di tempat

Dengan hormat, 

Kami mengundang Peserta Lomba Fotografi, Film Pendek dan WEB/BLOG Paroki untuk merayakan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-47 dengan tema “Jejaring Sosial: Pintu Kepada Kebenaran dan Iman, Ruang Baru Untuk Evangelisasi”.

Perayaan akan diawali dengan Misa Konselebrasi yang dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo. Perayaan akan diselenggarakan pada:

Hari / Tanggal  :

Sabtu, 11 Mei 2013

Acara :

– 18.00 : Misa di Gereja Katedral

– 19.30 : Di aula Katedral Lantai 2 :  Ramah Tamah; Anugerah INMI AWARDS untuk pemenang Lomba Fotografi, Film Pendek, dan Website/Blog Paroki

Mohon untuk konfirmasi kehadiran ke Sdri Irene 3519193 ext 241 (Kantor) dan 08174815757 / 082114002397. Demikianlah undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

 

Jakarta, 24 April 2013
Hormat kami,
 
RD. HARRY SULISTYO
Ketua Komisi KOMSOS KAJ
 
 
 

Refleksi : “Aku datang bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya”

Refleksi , Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya

Refleksi , Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya

(Kis 12:24-13:5a; Yoh 12:44-50)

“Tetapi Yesus berseru kata-Nya: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.

Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.” (Yoh 12:44-50), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Yesus adalah Penyelamat Dunia, maka Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia seisinya, seluruh ciptaan yang ada di permukaan bumi atau di alam raya ini. Maka kita semua yang beriman kepadaNya memiliki panggilan yang sama, yaitu untuk hidup mendunia atau membumi guna menyelamatkan apa yang ada di permukaan bumi ini yang tidak selamat. Memang untuk itu pertama-tama dan terutama diri kita sendiri harus dalam keadaan selamat, agar dapat menyelamatkan yang lain.

Maka marilah jika ada sesuatu yang tidak selamat di lingkungan hidup kita segera kita selamatkan: tempat yang kotor kita bersihkan, yang tidak teratur segera kita atur, yang tidak disipilin kita disiplinkan, dst.. Namun kiranya yang perlu kita utamakan adalah manusia, misalnya yang bodoh kita ajar dengan tekun dan rendah hati agar pandai atau cerdas, yang malas kita ingatkan untuk rajin, yang korup kita tegor dan ingatkan untuk jujur dst.. Yang mendesak pada masa kini hemat saya adalah para koruptor, dan untuk itu perlu ditertibkan para peserta didik agar tidak menyontek baik dalam ulangan atau ujian, karena menyontek hemat saya merupakan pelatihan untuk korupsi.

Membiarkan tindakan para peserta didik untuk menyontek berarti mendidik calon koruptor. Tindakan korupsi merupakan tindakan pembusukan hidup bersama, sehingga hidup bersama tidak enak dan tidak nikmat lagi. Marilah kita berantas tindakan korupsi di bidang kehidupan atau pelayanan apapun. Kami sungguh prihatin bahwa dua departemen, yaitu departemen agama dan pendidikan, yang harus mendidik warganegara agar hidup baik, justru di dalamnya sarat dengan tindakan-tindakan korupsi.

“Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.” (Kis 13:4-5a). Apa yang dilakukan oleh Barnabas dan Saulus kiranya dapat menjadi teladan atau inspirasi bagi kita semua, yaitu hidup dan bertindak sesuai dengan dorongan Roh Kudus guna mewartakan atau memberitakan firman Allah.

Kami berharap kita tidak hidup dan bertindak hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi, melainkan senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan dorongan/suruhan Roh Kudus, yang berarti senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Maka dalam Tahun Iman ini kami harapkan kita semua giat memperbaharui dan memperdalam iman kita dengan bantuan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci.

Hendaknya pembacaan dan permenungan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci digiatkan dan didukung di lingkungan-lingkungan umat maupun dalam keluarga-keluarga. Tentu saja para pengkotbah di rumah-rumah atau tempat-tempat ibadat kami harapkan menyampaikan kotbah bersumber dari Kitab Suci, maka hendaknya apa yang tertulis didalam Kitab Suci direfleksikan secara mendalam, agar isi kotbah mengena dan sesuai dengan kebutuhan umat Allah.

Dengan kata lain kebiasaan refleksi atas Kitab Suci kami harapkan menjadi kebiasaan para pengkotbah maupun pewarta Kabar Baik atau para katekis di lingkungan Gereja Katolik atau guru agama di masing-masing agamanya. Tanpa refleksi mendalam apa yang tertulis di dalam Kitab Suci akan kurang mengena bagi umat Allah.

“Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. ” (Mzm 67:2-3.5)

Ign 24 April 2013 (marya_sj ; marya_sj@yahoo.com)

Terbaru

Populer