Home Blog Page 131

Halaman Katedral dipadati Kendaraan yang Parkir saat Umat Muslim melaksanakan Sholat Id

parkir kendaraanAda pemandangan dan peristiwa yang unik yang sebenarnya setiap tahun pasti terjadi di Gereja Katedral Jakarta. Peristiwa ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri kemarin (8/8), saat itu umat Muslim dari sekitar Jakarta mulai berduyun-duyun menuju Masjid Istiqlal Jakarta untuk menghadiri Sholat Id.

Masjid terbesar di Asia Tenggara, yang berkapasitas 200 ribu jamaah itu, letaknya persis berhadapan dengan Gereja Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta.

Peristiwa unik itu adalah areal halaman gereja Katedral menjadi parkiran bagi ribuan jamaah yang akan menunaikan ibadahnya.

Hal ini sudah menjadi tradisi yang baik dan tetap dipertahankan, dan bahkan menjadi simbol toleransi di Indonesia yang mungkin masih tersisa. Ketika Lebaran tiba atau hari keagamaan besar terjadi atau peristiwa besar lainnya, maka halaman dan pelataran katedral dibuka buat parkir kendaraan jamaah yang melaksanakan sholat, bahkan mereka gunakan untuk beristirahat.

Biasanya setiap hari kendaraan yang masuk ke halaman gereja tersebut dipungut biaya dan pintu gerbang gereja tersebut selalu ditutup kecuali Natal, Paskah atau tamu khusus yang datang. Namun, sejak pukul 05.00 WIB, pintu gerbang gereja dibuka lebar untuk dijadikan tempat parkir kendaraan jamaah, yang ingin Sholat Id di Istiqlal.

Para jamaah yang memakai kendaraan diarahkan pihak keamanan dari kepolisian ke dalam areal gereja. Pihak keamanan dalam gereja pun turut menyambut dengan membantu jamaah untuk memarkirkan kendaraannya.

Bukan itu saja, sejumlah petugas keamanan dalam gereja Katedral pun tampak menjaga kendaraan-kendaraan yang terparkir di dalam areal gereja.

Sementara itu, dapat dikabarkan pula sejumlah petugas keamanan baik dari kepolisian maupun Polisi Militer (PM) bertugas mengatur arus lalu lintas di sekitar masjid Istiqlal.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri melaksanakan Sholat Iedul Fitri 1 Syawal 1434H, Kamis (8/8/2013) pukul 07:00 WIB di Masjid Istiqlal.

Semoga peristiwa unik yang selalu terjadi itu, dapat menjadi inspirasi yang kuat bagi pentingnya menegakkan ke-bhinekaan tunggal ika bangsa ini. (tribunnews, dan sumber lainnya)

SMA Katolik Asisi Tebet Jadi Sasaran Bom Molotov

SMU Asisi Tebet

SMU Asisi Tebet

SMA Katolik Santo Fransiskus Asisi di Jalan Haji Ramli, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, menjadi sasaran pelemparan bom molotov oleh orang tak dikenal, Selasa (6/8/2013) dini hari.

Kepala Polsek Tebet Komisaris Nico Andreano Setiawan mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.00. Api sempat muncul di teras sekolah, tetapi segera dipadamkan oleh petugas keamanan sekolah.

“Sempat muncul api, tapi langsung cepat dipadamkan security. Enggak ada yang terbakar, korban jiwa juga tidak ada,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa siang.

Polisi masih menyelidiki kasus ini, termasuk mencari tahu jumlah pelaku. Aktivitas belajar-mengajar sekolah dari tadi pagi sampai siang ini masih berjalan normal.

Keprihatinan dan Harapan dari Bapak Uskup kita, Mgr. Ignatius Suharyo, via Blackberry Messenger (6 Agustus 2013 pk. 11.16) :

[1] Beliau sangat prihatin ketika menerima laporan polisi tentang penemuan bom molotov di komplek Sekolah Asisi hari ini.

[2] Beliau sangat mengharapkan kita meningkatkan keamanan komplek Gereja-Gereja dan lembaga-lembaga Katolik seperti sekolah dan rumah sakit, untuk mengantisipasi kemungkinan tindak teror dan kekerasan (bdk. peristiwa bom Vihara Ekayana, Jakarta Barat, 4 Agustus 2013)

[3] Namun, sangat diharapkan juga peningkatan keamanan tsb tetap mengutamakan keramahan pelayanan kita dan jangan sampai menimbulkan keresahan luas di kalangan umat dan warga masyarakat sekitar.

 (Sumber: http://megapolitan.kompas.com/)

Konferensi Pers Paus Dengan Jurnalis Di Pesawat Dari Rio, Brazil

969088_10151593619309930_1539491308_n
Dalam penerbangan kembali dari Rio, Paus Fransiskus mengadakan konferensi pers dengan para wartawan sekitar satu setengah jam. Paus berbicara tentang isu-isu yang juga kontroversial seperti peranan wanita dalam Gereja, Bank Vatikan dan ia bahkan berbicara tentang apa yang disebut “lobby gay”.

PAUS FRANSISKUS tentang “lobby gay

“Akhir- akhir ini cukup banyak publikasi tentang ‘lobby gay’. Saya bahkan belum menemukan orang yang mengenalkan dirinya di Vatikan dengan ‘kartu identitas gay’ . katanya ada beberapa. Dalam situasi-situasi seperti ini, pentinglah untuk membedakan antara seorang gay dan sebuah lobby gay, karena semua lobby adalah sesuatu yang tidak pernah baik. Jika seorang gay, seorang yang punya kehendak baik dan mencari Tuhan, siapakah saya untuk menghakimi dia? Katekismus Gereja Katolik menjelaskan dengan baik sekali bahwa orang-orang ini tidak boleh didiskriminasi melainkan diterima. Masalahnya bukan karena mereka memiliki tendensi ini, mereka adalah saudara-saudara kita, masalahnya adalah melakukan lobby: yaitu atas tendensi ini atau lobby bisnis, lobby politisi, lobby kaum mason, banyak lobby-lobby lainnya .. ini adalah masalah yang paling berat”.

PAUS FRANSISKUS tentang Bank Vatikan

“Saya tidak tahu akan jadi apa Bank Vatikan. Ada yang mengatakan yang terbaik adalah memiliki sebuah bank, yang lain mengatakan seharusnya sebuah dana ‘relief 39;, ada lagi mengatakan sebaiknya ditutup saja. Kita mendengar pilihan-pilihan ini sepanjang waktu. Untuk saat ini, saya percaya dengan pekerjaan dari tim IOR. Entah apakah itu sebuah bank atau dana, atau apapun namanya, semua harus didasari dengan transparansi dan kejujuran. Demikian seharusnya. Terima kasih.

PAUS FRANSISKUS tentang peranan wanita dalam Gereja.

“Sejauh hal tentang tahbisan imamat wanita, Gereja telah berbicara jelas dan jawabannya adalah tetap TIDAK. Yohanes Paulus II menetapkan posisi Gereja dengan pasti. Pintu itu telah tertutup. Tetapi, ijinkan saya katakan suatu hal kepadamu, Bunda kita, Maria, telah lebih jauh penting daripada para rasul, para uskup, para dekan dan para imam. Jadi, para wanita mempunyai peranan yang lebih penting daripada para uskup atau imam. Bagaimana? Hal ini akan kita jelaskan dengan lebih baik lagi.

PAUS FRANSISKUS tentang Mgr. Ricca(tuduhan melakukan skandal dan dikeluarkan dari Nunciatur di Amerika Latin).

“Mengenai Uskup Ricca. Saya telah melakukan apa yang harus kulakukan dibawah Hukum Kanonik, yang melibatkan sebuah investigasi. Investigasi itu tidak menemukan apapun yang berkaitan dengan tuduhan itu. Kami tidak menemukan apapun. Tetapi ijinkan saya menambahkan suatu hal tentang ini. Begitu seringnya, ketika kita memandang kasus-kasus seperti ini, kita menyoroti dosa-dosa orang muda dan mempublikasikan itu. Tetapi setiap orang, awam, imam dan biarawati, jika setiap orang melakukan dosa dan kemudian memohon pengampunan kepada Tuhan, mereka diampuni. Ketika Tuhan mengampuni, IA melupakan. Seperti dalam parabola ‘Anak yang hilang’: saat anakNya kembali, Bapa tidak melakukan interogasi terhadapnya melainkan berpesta. Hal ini sangat penting bagi hidup kita. Saya tidak berbicara tentang tindakan kriminal, itu hal yang berbeda. Pelecehan terhadap anak-anak adalah sebuah tindakan kriminal, tetapi saya sedang membicarakan tentang dosa-dosa.”

PAUS FRANSISKUS tentang hubungan kerjanya dengan Benediktus XVI

Tanggal kanonisasi Yohanes Paulus II yang paling memungkinkan tanggal 27 April dan bukan 8 Desember. “Dengan Benediktus XVI, itu seperti memiliki seorang kakek di rumah. Tapi seorang kakek yang amat bijaksana. Dalam sebuah keluarga, seorang kakek ada di rumah, ia dihormati, dikasihi dan ia didengarkan. Benediktus XVI adalah pria yang amat berhati-hati … Ia tidak melibatkan diri di dalam isu-isu. Sering kali saya berkata kepadanya, ‘Yang Mulia, Anda tetaplah menerima tamu-tamu, berjumpa dengan orang-orang, ikutlah bersama kami.’ Ia akhirnya setuju untuk ikut hadir di dalam inaugurasi patung Santo Mikael yang baru. Saya pikir intinya adalah: seperti memiliki seorang kakek di rumah. Ia seperti seorang ayah bagi saya. Apabila saya sedang bingung atau saya tidak memahami sesuatu hal, saya dapat menelpon dia.”

Bapa Suci juga berkata dia agak merindukan kota Buenos Aires dan berkata ingin pergi keluar dan berjalan di tengah kota. Tetapi ia juga memahami dan menghormati keterbatasan polisi Vatikan. Ia menambahkan bahwa ia tidak takut akan serangan-serangan terhadap dirinya dan menjelaskan bahwa adalah hal yang tidak wajar untuk menjauh dari orang-orang untuk menghindari sebuah serangan.

Bapa Suci menjelaskan juga bahwa ia tidak takut menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan jelas maknanya untuk menyampaikan pesan-pesannya dan pasti akan memberikan lagi banyak hal untuk dibicarakan di masa depan.

(Oleh: Shirley Hadisandjaja/Sumber: TV2000)

Kelanjutan Gereja di Tangan OMK

Sekitar 80 Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Hati Kudus Kramat, Jakarta Pusat, bergerak meninggalkan Gereja Kramat dengan menumpang empat tronton milik TNI Angkatan Laut, Jumat pagi, 5/7. Mereka menuju Bumi Perkemahan Mandalawangi, Cibodas, Jawa Barat, untuk mengikuti camping rohani bertajuk “Summer Camp OMK 2013” selama tiga hari.

Ketua OMK Paroki Kramat, Sigit Wibowo, mengatakan, acara ini bertujuan membangun semangat persaudaraan antaranggota serta menarik minat kaum muda lain yang belum terlibat di OMK. “Ada 1.411 orang muda di Paroki Kramat. Tapi, hanya segelintir yang aktif,” katanya.

Realita ini yang mendorongnya menyelenggarakan camping rohani. “Kurang terlibatnya kaum muda dalam acara paroki, mungkin juga karena kurang diberi tempat,” kata Sigit yang baru setengah tahun menakhodai OMK Paroki Kramat.

Menurut Sigit, butuh waktu tiga bulan untuk mempersiapkan acara ini, termasuk mengumpulkan dana lewat menjual koran bekas, baju, dan minuman di kantin dekat gereja. Ketua pelaksana camping, Doni Labok, bersyukur karena usia para peserta camping bervariasi, bahkan ada anak-anak SD. “Kehadiran mereka memberi harapan, ada regenerasi OMK ke depan,” tuturnya.

Kegiatan ini ditutup dengan Misa yang dipimpin Pastor Bartolomeus Didit Tri Haryadi OFM pada Minggu, 7/7. Seorang peserta, Agatha Mira Febriana, mengaku memperoleh banyak pengalaman. “Saya juga senang berkenalan dan berjumpa dengan temanteman baru,” ungkap peserta dari Lingkungan Faustina ini. (Sumber: http://www.hidupkatolik.com/)

SAKSIKAN FTV LEMBARAN KASIH RCTI Episode: “AKU BUKAN MALAIKAT” Minggu, 28 Juli, pk. 12.30 – 13.00 wib

Angel-of-God

“Sikap Imelda melawan arus. Ketika orang menjauhi Devon bahkan orang tuanya pun melarang dia mendekati pecandu narkoba itu, Imelda pantang mundur. Namun apa yang terjadi ketika Devon malah mengusirnya…?”
SAKSIKAN FTV LEMBARAN KASIH RCTI
Episode: “AKU BUKAN MALAIKAT”
Minggu, 28 Juli, pk. 12.30 – 13.00 wib
Produksi RCTI dan KOMSOS KAJ
bekerja sama dengan:
PAROKI SANTO BARNABAS
Don’t miss it! Mohon Broadcast info ini juga ya. Terima kasih. Berkah Dalem

Hari Kaum Muda Katolik Sedunia dibuka dengan Misa di Pantai Copacabana Brazil

Ratusan bendera nasional berkibar di tengah tiupan angin dingin yang kecang di Pantai Copacabana, Brasil dimana orang muda Katolik dari semua latar belakang, yang didorong oleh iman yang sama, berpartisipasi dalam Misa pembukaan Hari Kaum Muda Sedunia (WYD – World Youth Day).

Pada Rabu Paus Fransiskus meminta kepada umat Katolik untuk menghindari materialisme dalam Misa publik perjalanan internasional pertama sebagai Paus.

Paus Fransiskus juga mengunjungi salah satu tempat ziarah yang paling terkenal di Amerika Latin, yakni Gua Maria Aparecida, atau yang disebut “tempat ziarah penderitaan manusia”, dan mengunjungi sebuah rumah sakit di Rio de Janeiro, tempat rehabilitasi para pecandu narkoba.

Kedua kunjungan itu menunjukkan kesederhanaan Paus itu yang ditekankan selama kepausannya.

Ia juga mengecam penyembahan “berhala” terhadap uang dan kekuasaan serta mendesak umat Katolik fokus pada kaum miskin dan orang terpinggirkan.

Paus menyebut orang-orang muda sebagai “mesin” yang dapat memperkuat Gereja Katolik dan membantu membangun sebuah masyarakat yang lebih baik.

Terkait Misa pembukaan, para peserta WYD merasa senang dengan acara tersebut dan menyebutnya sebagai acara yang luar biasa karena menyatukan mereka dari berbagai latar belakang.

“Kami datang dari budaya berbeda, berbicara bahasa berbeda, tapi kami menyanyikan lagu-lagu yang sama dan memiliki iman yang sama,” kata Nancy Issa dari Ramallah, Tepi Barat. Issa adalah salah satu dari 20 anggota delegasi Palestina untuk merayakan WYD yang berlangsung 23-28 Juli di Brasil.

Uskup Agung Orani Joao Tempesta dari Rio de Jeneiro secara resmi membuka WYD dengan Misa.

Pada awal sambutannya, Uskup Agung Tempesta ingat Paus Emeritus Benediktus XVI, yang memprakarsai dan memilih kota itu menjadi tuan rumah Hari Kaum Muda Sedunia 2013.

Di tengah kerumunan massa, ribuan orang Argentina bersorak-sorai, dan di dekatnya, sekelompok kecil dari Kanada mengungkapkan kegembiraan mereka sepanjang perayaan itu.

“Ini sangat luar biasa dan menggairahkan,” kata JP Martelino, 18, dari Paroki St. Patrick di Vancouver, British Columbia. Ketika ditanya apa yang ia akan lakukan usai menghadiri acara itu, Martelino menjawab, “Pasti …. Aku akan membawa pesan ini ke Kanada dan saya mencoba berusaha mengajak lebih banyak orang muda ke gereja.”

(www.indonesia.ucanews.com)

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-6/2013

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-6/2013

Lihat


 

Uskup Baru Tanjungkarang: Mgr Yohanes Harun Yuwono

Uskup-Tanjungkarang-Mgr-Yohanes-Harun-YuwonoSelang sehari kabar wafatnya Uskup Agung Samarinda Mgr Florentinus Sului Hajang Hau MSF, kabar sukacita diterima oleh umat Keuskupan Tanjungkarang. Takhta Suci telah mengumumkan gembala baru bagi keuskupan di ujung Selatan Pulau Sumatera ini.

Setelah setahun lebih Keuskupan Tanjungkarang lowong, hari ini, Jumat, 19 Juli 2013, Pastor Yohanes Harun Yuwono dipilih sebagai Uskup baru. Sejak Mgr Andreas Henrisusanto SCJ pensiun pada 6 Juli 2012, reksa kegembalaan Keuskupan Tanjungkarang direngkuh oleh Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ. Tepat saat pengangkatan uskup baru ini, posisi Mgr Sudarso sebagai Administrator Apostolik Tanjungkarang berakhir.

Berita pengangkatan Mgr Yohanes Harun Yuwono ini dilansir oleh Radio Vatikan hari ini, Jumat, 19 Juli 2013 pukul 12:58:59 waktu Roma. Mgr Yohanes adalah imam Diosesan Pangkalpinang, Bangka Belitung. Hingga terpilih sebagai Uskup Tanjungkarang, ia masih menjabat sebagai Rektor Seminari Tinggi Interdiosesan St Petrus Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Uskup terpilih ini lahir di Way Ratai – Padang Dermin, Lampung, 4 Juli 1964. Setelah menyelesaikan formasi sebagai calon imam, Mgr Yohanes menerima tahbisan sebagai imam pada 8 Desember 1992. Kebanyakan karyanya dijalani sebagai formator untuk calon imam di seminari.

Mgr Yohanes sempat meraih gelar Lisensiat Islamologi dari Institut Kepausan Arab dan Studi Islam Roma. Ia pun pernah berkarya sebagai pastor di Paroki Sungailiat, Keuskupan Pangkalpinang. Tercatat, sejak 1 September 1999 hingga 2008, ia menjadi dosen di STFT St Yohanes Pematangsiantar, yang secara khusus mengampu mata kuliah Islamologi. Sejak September 2010, ia menjabat sebagai Rektor di Seminari Tinggi tersebut.

Menurut data lansiran Radio Vatikan (19/7), kini populasi penduduk di teritori Keuskupan Tanjungkarang berjumlah 7,489,000 jiwa, dengan umat Katolik sebanyak 72,797 jiwa.

Dalam data statistik tahun 2010, jumlah imam diosesan Keuskupan Tanjungkarang 31 orang, dan tercatat 20 imam religius berkarya di wilayah keuskupan ini. Sementara itu, tercatat 75 bruder dan 194 suster yang berkarya di keuskupan ini, yang tersebar di 21 paroki. Beberapa kongregasi yang berkarya di keuskupan ini, seperti: Dehonian (SCJ), Suter CB, FSGM, HK dan OSCCap. (www.hidupkatolik.com)

Hari Pertama Gel. Pertama (15-18 Juli 2013) Temu Pastoral KAJ 2013

Pacet-webTemu pastoral (TePas) merupakan pertemuan para imam seluruh Keuskupan Agung Jakarta yang diadakan setahun sekali, biasanya jatuh pada setiap bulan Juli untuk membahas berbagai isu perkembangan pastoral penting yang berlangsung di Keuskupan Agung Jakarta. Untuk tahun 2013 ini TePas mengambil tema “Membarui Semangat Pelayanan dengan Pedoman Dasar Dewan Paroki KAJ Tahun 2013” dan diselenggarakan dalam dua gelombang.

Gelombang pertama berlangsung dari tanggal 15-18 Juli, dan gelombang kedua berlangsung pada tanggal 22-25 Juli 2013, bertempat di vila Via Renata, Cimacan – Bogor yang memiliki suasana hening dan cukup luas untuk menampung peserta dalam jumlah banyak.

TePas gelombang pertama dibuka oleh Vikjen KAJ Rm. Y. Subagyo pada jam 16:35 WIB (Senin, 15/7), dihadiri oleh Uskup Agung KAJ Mgr. I. Suharyo dan 108 pastor dari seluruh Keuskupan Agung Jakarta baik dari paroki-paroki maupun komunitas-komunitas imam. Dalam kata pembukaannya, Rm. Subagyo mengatakan bahwa pertemuan pastoral kali ini diadakan berdasarkan kerangka acuan dengan beberapa sasaran, yakni sosialisasi draft Pedoman Dasar Dewan Paroki (PDDP) 2013, membantu para pastor memahami tata kelola pelayanan pastoral paroki menurut PDDP tahun 2013 serta membantu para pastor memahami pedoman tindakan imam meningkatkan pelayanan kepada umat di KAJ.

Dengan kata lain, pertemuan ini mengajak para pastor untuk menyatukan arah pandang pada pastoral di paroki terlebih akan adanya pendalaman topik-topik tata kelola pastoral paroki yang pernah dibahas dalam temu di Samadi Klender beberapa waktu yang lalu. Oleh karena itu setiap peserta mendapat satu tas daur ulang berwarna hijau berisikan satu kopi buku berisi alur proses pertemuan selama empat hari dan draft PDDP tahun 2013 untuk dipelajari dan praksis pastoralnya akan dibicarakan bersama dalam kelompok-kelompok.

Dinamika pertemuan mulai dihangatkan oleh Rm. Antara dan Rm. Erwin  yang mengajak para peserta untuk per-dekenat memperkenalkan diri diselingi suatu lagu yang secara khusus ditulis untuk menghangatkan kebersamaan TePas 2013. Demikian syair lagu itu:

Bersemangat dalam Tepas KAJ

Membaharui semangat pelayanan

Bersaudara serta berbelarasa

Wujudkan iman kita bersama

EVALUASI TEPAS 2012

Sesuai alur proses hari pertama, para imam KAJ diajak Rm Rudy dan Rm Sylvester untuk melakukan evaluasi dan refleksi pelaksanaan rekomendasi TePas tahun 2012. Untuk evaluasi, peserta diberi lembar evaluasi yang berisi 25 pertanyaan tentang pengembangan katekese berbasis keluarga yang sudah dilaksanakan di setiap paroki selama tahun 2012. Misalnya untuk poin tujuan tata kelola katekese: ‘menanamkan dan mengembangkan iman umat, tanggap terhadap kebutuhan umat, kontekstual dan profetis sesuai dengan arah dasar KAJ’, pertanyaannya adalah ‘Apakah tujuan ini sudah diupayakan dalam reksa pastoral Anda? Jawaban yang dapat dipilih adalah a. Sudah & berhasil; b. Sudah & gagal; c. Belum – tidak menjadi prioritas; d. Belum – lupa. Hasil dari evaluasi dengan pendekatan kuantitatif ini akan diolah menjadi butir-butir insight.

Disamping evaluasi tersebut, khusus bagi pastor yang berkarya di paroki diberikan selembar kuesioner tentang keterlibatan umat lingkungan dalam kehidupan menggereja dengan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama, berapa persen jumlah umat lingkungan yang terlibat dalam kehidupan menggereja; dan pertanyaan kedua, tiga hal utama apa yang paling menjadi kendala dalam memberdayakan umat basis teritorial (lingkungan) di paroki.

Terbaru

Populer