Home Blog Page 111

Kali ini Hanya Satu Orang Katolik Di Jajaran Menteri Jokowi

Sosok ini pernah kami tampilkan dalam INFO GEMBALA BAIK Edisi 11, Thn. 1, 2012.

SUDAHKAH SAYA BERMANFAAT?

“Kurang waras”, demikian Dahlan Iskan menyebut Ignatius Jonan, Direktur  Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI). Bagaimana tidak, kalau mau, Jonan, yang pernah kuliah  di Harvard,  bisa mendapat pekerjaan dengan upah jauh lebih tinggi. Ternyata, sejak  tahun 1998, pria yang tekun berdevosi kepada Bunda Maria, dikejar pertanyaan: Bagaimana bisa bermanfaat kepada orang lain? Maka di tahun 2009, ketika ditawari menjadi Dirut PT KAI, meski bukan bidangnya,  setelah sebulan berpikir, ia bersedia menerimanya.  Di jabatan sekarang, Jonan bersyukur, dia dapat berbuat sesuatu untuk  masyarakat.   Naik kereta  api, sekarang jauh lebih manusiawi, demikian komentar banyak orang.  Ada komentar?  Ini alamat emailnya: jonan@kereta-api.co.id

1651307620X310

Nah, tulisan di atas adalah tulisan kami jauh sebelum beliau diangkat menjadi Menteri Perhubungan. Mari kita mengenalnya lebih lanjut.

Tentu anda akhir-akhir ini sering mendengar nama Ignasius Jonan. Apalagi sejak tragedi Pesawat Air Asia. Bekas Direktur PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) ini telah diangkat jadi Menteri Perhubungan dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi. Ia mengucap sumpah jabatan Menteri dengan menempatkan tangan diatas Alkitabyang dipegang oleh Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) RD Yohanes Rasul Edy Purwanto.

Mulai sejak ditunjuk juga sebagai Dirut PT KAI pada Februari 2009, Jonan memang sering melakukan dobrakan. Ia memulai langkah dengan mengatur service basic PT KAI. Ia merubah tujuan perusahaan, dari tujuan product ke tujuan pelanggan. Ia lakukan bermacam pergantian agar KAIdapat bekerja optimal penuhi hasrat pelanggan.

sajut-ignasius-jonan-januari-2015-hidup-katolik

Jonan yaitu sulung dari lima bersaudara. Ayahnya, Jusuf Jonan, entrepreneur asal Surabaya. Sang ibu, putri seorang petinggi di Singapura. Jonan lahir di Singapura, 21 Juni 1963. Ia melewati saat kecil sampai umur 10 th. di Singapura. Lantas, ia pindah ke Surabaya sampai merampungkan belajar di Kampus Airlangga.

Selepas itu, Jonan meneruskan sekolah di Amerika Serikat. Finance serta International Law merupakan bagian yang digelutinya. Posisi direktur sebagian perusahaan dijabatnya sampai lalu dipercaya jadi Dirut PT KAI. Satu terobosan yang dikerjakan alumni SMA St Louis Surabaya ini yaitu memberlakukan system piket untuk seluruhnya karyawan, termasuk juga dirinya sendiri serta beberapa direktur PT KAI. Satu bulan sekali Jonan semalaman berjaga di stasiun kecil. Waktu Lebaran lantas, Jonan juga berjaga tiap-tiap malam. Pernah satu malam, ia masih tetap terbangun pada jam 02. 00 WIB. Walau sebenarnya, jam 05. 00, ia mesti pergi naik kereta api menuju Yogyakarta. Terkadang untuk melepas capek, Jonan mesti tidur di bangku kereta api.

ignasius-jonan

Jonan pernah mengakui senantiasa membawa Rosario serta medali dengan gambar suci di kantong pakaiannya. “Saya senantiasa membawa ini. Saya berdoa ; Terjadi kepadaku menurut kehendak-Mu. Namun, ya praktiknya sulit. Saya juga sebagai manusia tak dapat pasrah 100 %, ” katanya. Jonan mengaku sekitar lebih sepuluh th. senantiasa membawa Rosario serta medali pemberian sang bapak, dimanapun ia pergi. Saat tengah lakukan perjalanan dengan kereta api, ia senantiasa menyediakan saat untuk menggelindingkan butiran doa Rosario. Ia juga membawa lembaran doa Novena Tiga Kali Salam Maria serta doa-doa lain didalam tasnya.

Mari kita mendoakan Pak Ignatius Jonan, agar tetap setia melayani Gereja dan Negara tercinta kita. Amin

114411_jonan

Santa Perawan Maria Bunda Allah

Renungan akan misteri kelahiran Sang Juruselamat telah menghantar umat Kristiani bukan hanya untuk mengenali Santa Perawan sebagai Bunda Yesus, melainkan juga sebagai Bunda Allah. Kebenaran ini sudah ditegaskan dan diterima sebagai harta warisan iman Gereja sejak dari abad-abad awal kekristenan, dan akhirnya secara resmi dimaklumkan dalam Konsili Efesus pada tahun 431.
images
Dalam komunitas Kristiani awal, sementara para murid semakin menyadari bahwa Yesus adalah Putra Allah, menjadi semakin nyatalah bahwa Maria adalah Bunda Allah. Gelar ini tidak muncul dalam Kitab Suci. Yang ditegaskan adalah bahwa Yesus “menyamakan diri dengan Allah” (Yoh 5:18; 10:33). Ia menyatakan “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30). Ia diakui sebagai “Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:18).
Capture2
Sejak abad ketiga umat Kristiani Mesir sudah mendaraskan doa ini kepada Bunda Maria : “Kami bergegas datang untuk mohon kepadamu, ya Bunda Allah yang kudus, janganlah kiranya engkau mengabaikan permohonan dalam kesesakan kami, tetapi bebaskanlah kami dari segala yang jahat, ya Santa Perawan yang mulia”. Dalam doa kuno ini sebutan Bunda Allah muncul untuk pertama kalinya.
05e67c7c6b
Mengikuti teladan umat Kristiani awal dari Mesir, kiranya kita pun dapat mempercayakan diri kita kepada dia yang sebagai Bunda Allah, dapat memperoleh dari Putra Ilahinya rahmat pembebasan dari yang jahat dan keselamatan sejati. Salam dan Berkat Tuhan bagi Anda, keluarga dan komunitas Anda. (Mgr. + I. Suharyo)

Surat Vikjen untuk Umat Beriman dalam Merayakan Rabu Abu 18 Februari 2015 dan Imlek 19 Februari 2015

Para Pastor ytk., dan Seluruh Umat Beriman Allah
Melalui email ini kami kirimkan Surat Vikjen dan lampiran tentang usul bagi umat beriman dalam menghormati dan merayakan Imlek (19 Februari 2015) yang malam perayaannya bertepatan dengan hari Rabu Abu (18 Februari 2015).
Terima kasih 🙂
Salam,
Felix Iwan Wijayanto
Sekretaris DKP
Sekretariat Dewan Karya Pastoral (DKP)

Keuskupan Agung Jakarta
Gedung Karya Pastoral lt. 1
Jl. Katedral 7 Jakarta 10710
Telp. 021-3519193

Surat Edaran Usulan ini Tidak Boleh Dipotong-Potong!

2015-01-21 Surat Vikjen ttg Imlek
Usulan untuk disampaikan kepada Umat beriman yang masih Menghormati dan Merayakan Imlek
Bagaimana menjawab pertanyaan umat tentang Rabu Abu yang bertepatan dengan malam tahun baru Imlek 2015?

  1. Dialog dengan Budaya Tionghoa

Gereja Katolik sangat mendukung makna peristiwa budaya Imlek yang masih dihayati oleh sebagian orang Tionghoa yang beragama Katolik. Ada makna hormat kepada Tuhan, leluhur dan sesama manusia (yang lebih tua), Syukur, persaudaraan, berbagi dan solidaritas terhadap sesama yang menderita. Berbicara tentang malam Imlek, ada berbagai kebiasaan bagi penganut agama Konfusianisme. Ada yang berkumpul bersama keluarga di Rumah untuk berdoa kepada Tien (Tuhan) bersyukur atas tahun yang berlalu dan mohon bimbingan untuk ditahun mendatang. Sepanjang pengetahuan yang amat terbatas, biasanya orang Tionghoa pada malam itu ciacay tidak makan makanan yang berjiwa (Daging dll). Maksudnya adalah supaya membersihkan diri dalam rangka menyambut tahun baru Imlek. Saling mengucapkan selamat tahun baru dilakukan pada hari raya Imlek (tgl 19 Feb 2015, keesokan hari) setelah sembayang di Klenteng-klenteng dan berbagi rezeki kepada kaum papa. Biasanya merayakan Imlek sambil makan-makan bersama keluarga besar di rumah orang tuanya (anak tertua kalau orang tuanya sudah meninggal) dan berbagi Angpao.
Mengenai kebiasaan makan bersama dengan keluarga di malam Imlek, tidak diketahui kapan kebiasaan itu muncul (perlu pengkajian lebih lanjut).

  1. Usulan Solusinya :

Diharapkan umat beriman mempertimbangkan dialog dengan budaya Tionghoa ini. Semoga umat beriman semakin dewasa dalam memilah mana yang bermakna dari suatu ajaran Gereja dan Budaya. Oleh karena itu kami menawarkan arahan sebagai berikut, Rabu Abu, tgl 18 Febuari 2015 tetap berjalan seperti biasa dan perayaan Imlek dirayakan  pada keesokan harinya. Umat tetap berpuasa dan pantang. Makan kenyangnya di malam Imlek bersama keluarga dengan pantang Daging, atau Rokok atau ikan atau Jajan, silahkan umat berdiskresi sendiri. Pada hari raya Imlek umat beriman bisa makan bersama keluarga dalam persaudaraan setelah beribadah.

Berakhir Menyedihkan: Perjuangan Gereja Katolik di Malaysia berkenaan pemakaian kata ‘Allah’

Pastor Lawrence Andrew

Pastor Lawrence Andrew
Pastor Lawrence Andrew

 
Perjuangan panjang Gereja Katolik di Malaysia untuk terus memakai kata “Allah” dalam majalah mingguan Herald selesai pada Rabu sesudah pengajuan bandingnya dihentikan.
Lima hakim yang dipimpin oleh Tan Sri Abdull Hamid Embong dengan cara bulat menyatakan bahwa ada ketidakadilan prosedural. Dia memberikan bahwa ambang batas untuk review belum tercukupi.
Suatu panel beranggotakan tujuh hakim Pengadilan Federal pada 23 Juni 2014, memberhentikan banding Gereja untuk ajukan banding ke Pengadilan Banding dalam hal melarang Herald memakai kata “Allah”.
Hakim Agung Tun Arifin Zakaria yaitu diantara empat hakim panel yang sepakat memberhentikan banding Gereja, Sedangkan tiga hakim yang lain tak sepakat.
Untuk memperjuangkan hak untuk memakai kata “Allah” di Herald, editornya Pastor Lawrence Andrew menyatakan kekecewaan berkenaan penghentian banding oleh Pengadilan Federal, yang menurut dia bakal mengakibatkan kerusakan hak-hak minoritas. Akan terjadi penindasan tirani; akan meningkatkan tindak intoleransi di Malaysia.
Pastor Andrew mengharapkan bahwa hak-hak minoritas, termasuk juga orang-orang miskin serta kurang mampu, tak bisa diinjak-injak.
Saat ditanya perihal alasan pengacara dari grup Muslim berkenaan penghentian banding itu, yaitu adalah ditujukan tidak untuk “membuka luka lama serta mengakibatkan keresahan orang-orang muslim”. Menurut pastor Andrew, ia tak tahu bagaimana hubungan “membuka luka lama serta keresahan” dengan topik penggunaan kata “Allah” pada majalah Herald, ini lantaran kata “Allah” sendiri sudah dipakai ratusan tahun lamanya oleh orang Kristen di Malaysia.
“Melayu sudah jadi bahasa dalam Gereja di Malaysia dan Indonesia dan bangsa serumpun, sepanjang beratus-ratus tahun dan saya sudah tunjukkan bukti (bahwa Bhs Malaysia) telah jadi bhs ibadat sepanjang beberapa ratus th. di buku Misa, ” tuturnya. “Dan sampai kini tak ada permasalahan apa pun, jadi saya tak lihat kemungkinan menghidupkan permasalahan. ”
Kata “Allah” dipakai dengan cara luas oleh beberapa orang Kristen di Sabah serta Sarawak serta Gereja memiliki pendapat bahwa larangan pemakaiannya di Herald adalah pelanggaran kebebasan beragama serta berekspresi.
Tokoh Gereja Cyrus Das menyampaikan bahwa masalah hak-hak konstitusional golongan minoritas masih tetap dapat memperolehnya.
“Ada permasalahan konstitusional yang lain yang belum diakukan, serta ini bisa dikerjakan dalam masalah lain, ” kata Das diluar ruangan sidang.
Politisi Malaysian Chinese Association (MCA) Gan Peng Sieu, yang juga seseorang pengacara, menuturkan penghentian banding di Pengadilan Federal pada Rabu juga sebagai suatu ketidakadilan.
“Orang-orang menginginkan Pengadilan Federal untuk berbuat lebih banyak lantaran ini adalah diluar politik, pekerjaan dari Pengadilan Federal yaitu melestarikan serta mempertahankan Konstitusi Federal serta sekarang ini permasalahan kata ‘Allah’ tak lagi ada gunanya untuk negara, ” kata Gan.
Gan juga menyampaikan bahwa orang awam serta golongan agama bakal menyimpulkan bahwa permasalahan ini sudah selesai dengan ketentuan pada Rabu.
?Datuk Zainul Rijal Abu Bakar, ketua Asosiasi Pengacara Muslim, nampaknya sepakat, seraya menyampaikan bahwa ketentuan itu cuma terbatas pada Herald, berarti Gereja tak bisa memakai kata “Allah” dalam publikasi.
“Komunitas Muslim Malaysia tak sukai bila kata ‘Allah’ dipakai non-Muslim. Berbeda dengan bangsa serumpunya Indonesia, yang secara sosio agama lebih dewasa”.

Para Tokoh dari Lintas Agama Minta KPK agar tak Berpolitik

Para tokoh lintas agama saat mengangkat tangan secara bersama sebagai bentuk dukungan terhadap KPK dalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia.
Para tokoh lintas agama saat mengangkat tangan secara bersama sebagai bentuk dukungan terhadap KPK dalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia.
Para tokoh lintas agama saat mengangkat tangan secara bersama sebagai bentuk dukungan terhadap KPK dalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia.

Beberapa tokoh lintas agama – Buddha, Hindu, Islam, Katolik, Protestan- menekan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak bermain politik dalam mengatasi masalah korupsi.

Beberapa tokoh lintas agama terbagi dalam Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo YR Edy Purwanto, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Hendriette Lebang, perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Malik Madani, Ketua Walubi Suhadi, serta Ketua Bagian Hukum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Yanto Jaya dan beberapa pegiat demokrasi termasuk juga Romo Antoinus Benny Susetyo, Ray Rangkuti bersua dengan pimpinan KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, awal minggu ini.

Beberapa tokoh lintas agama itu mendatangi kantor KPK mempunyai tujuan untuk menekan KPK agar berkonsentrasi dalam pemberantasan korupsi serta menggerakkan tugasnya dengan cara baik serta berdiri sendiri tanpa ada desakan dari grup manapun apalagi bermain Politik!

Pertemuan itu didorong oleh masalah di mana ada petinggi negara yang diseleksi meskipun telah diputuskan juga sebagai tersangka oleh KPK.

Menurut Ketua PGI Hendriette Lebang, tiap-tiap petinggi negara yang dicalonkan mesti bersih apabila butuh dapat ditanyakan terlebih dulu pada KPK agar masyarakat tahu apakah pemimpin yang diambil tersandung dengan masalah, seperti korupsi, atau tak.

Disamping itu perwakilan PBNU KH Malik Madani mengemukakan pesan agar KPK tak bermain politik, serta konsentrasi pada kemampuannya dalam memberantas korupsi di Indonesia.

PBNU, lanjutnya, mensupport langkah KPK yang sampai kini dinilai baik menggerakkan tugasnya dalam memberantas korupsi. (satuharapan. com)

Dewan Gereja Se-Dunia Mengirim Surat Keprihatinan kepada Walikota Bogor Terkait GKI Yasmin

1521c
 
Ester Pudjo Widiasih, mewakili Sekretaris Umum Dewan Gereja Se-Dunia (World Council of Churches/WCC), Senin (19/1) mengirim Surat Keprihatinanpada walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto berkenaan diskriminasi pada GKI Taman Yasmin.
Surat bertanggal 16 Januari 2015 itu di tandatangani segera oleh Sekum WCC, Pendeta Dr Olav Fykse Tveit, dengan tembusan pada Presiden Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Pendeta Dr. Henriette Hutabarat-Lebang.
Intinya, Pendeta Tveit mengungkap keprihatinan atas keadaan jemaat GKI Taman Yasmin Bogor yang dihalangi melaksanakan ibadah. Juga perihal hak jemaat untuk melaksanakan ibadah di gereja mereka sendiri padahal sudah mendapat ijin hingga Mahkamah Agung selaku perwakilan peradilan tertinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendeta Tveit memohon Bima Arya agar mengizinkan jemaat GKI Yasmin agar melaksanakan ibadah di tempat yang telah ditetapkan sah oleh Mahkamah Agung.
“Saya memperoleh info bahwa, seperti dalam Laporan Pelapor Teristimewa Perserikatan Bangsa-Bangsa pada April 2014 berkenaan dengan Hak atas Kebebasan Berkumpul dengan cara Damai serta untuk Berorganisasi, bahwa “walaupun sudah ada ijin ketentuan hukum tetap dari Mahkamah Agung yang meneguhkan hak GKI Taman Yasmin untuk membangun gedung gereja di Bogor, Jawa Barat, namun pemerintah lokal menyegel bangunan itu mulai sejak 2010, ” catat pendeta itu. Ada apa dengan Hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini?
Ia menyampaikan dalam kunjungannya ke Indonesia pada Juni 2012, ia melaksanakan ibadah berbarengan jemaat GKI Yasmin serta semakin memperoleh pemahaman akan perjuangan mereka untuk memperoleh pernyataan atas hak mereka sesuai dengan hukum di Indonesia, termasuk juga hak untuk membangun serta untuk berkumpul didalam gereja mereka sendiri.
“Baru-baru ini, saya memperoleh info bahwa gereja mereka sekali lagi memperoleh ancaman untuk dihancurkan, ” tuturnya.
Dalam pemahaman Dewan Gereja Dunia pada kondisi ini, jemaat GKI Yasmin memiliki hak seutuhnya untuk berkumpul serta melaksanakan ibadah seperti di sampaikan dalam laporan Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Mahkamah Agung Indonesia juga mengaku hak komunitas ini serta putusan Mahkamah Agung 2010 yang menyebutkan tak sahnya pembekuan IMB gereja pada 2008 yaitu berbentuk mengikat secara hukum untuk Pemerintah Kota Bogor. Selanjutnya, Ombudsman Republik Indonesia, yang didalam system hukum Indonesia mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan referensi yang sifatnya mengikat, juga membuat ketentuan yang mensupport gereja berkenaan dengan pencabutan IMB gereja pada 2011.
Ia meminta kota Bogor dibawah kepemimpinan Bima Arya sebagai wali kota, untuk menghormati serta melakukan ketentuan Mahkamah Agung serta Ombudsman Republik Indonesia. (satuharapan. com)

Dan Paus Pun Tertawa Kagum Mendengar Kisah Iman “Surat untuk Santo Petrus”

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr Ignatius Suharyo, adalah satu-satunya wakil Gereja Indonesia yang hadir dalam Sinode Keluarga. Ceritanya tentang “Surat untuk Santo Petrus” membuat Paus tertawa:

Ada sesuatu yang berbeda. Di katupan tangan jasad orang yang akan dimakamkan itu tidak hanya ada rosario tetapi juga terselib sebuah amplop. Di depan amplop bertuliskan alamat yang menunjukkan bahwa surat itu ditujukan kepada pastor paroki.

“Usai memimpin Misa pemakaman, saya bertanya kepada keluarga perihal amplop itu. Keluarga dari bapak itu menjawab, “Amplop itu berisi surat yang diterimanya dari pastor paroki,” kata Mgr Suharyo mengungkapkan kembali yang diceritakannya di depan Sinode Keluarga.

1Petrus

Ceritanya, bapak yang meninggal itu pernah gagal dalam membina rumah tangganya. Ia bercerai dan menikah lagi. Dalam hukum Gereja Katolik konsekuensinya jelas, yakni ia tidak diperkenankan menerima komuni. Akan tetapi, semangat hidup menggereja bapak itu tak kurang sedikit pun. Ia terlibat aktif dalam pelayan an dan kegiatan Gereja tak kenal lelah. Keluarga yang ia bangun bersama istri keduanya harmonis.

Hingga suatu ketika ia minta kepada pastor paroki, kalau boleh ia diperkenankan menerima komuni. Ia sangat rindu ingin menerima tubuh dan darah Kristus. Lantas pastor parokinya meng konsultasikannya kepada ahli hukum Gereja.

Setelah beberapa kali mendapat bimbingan, pastor ahli hukum Gereja mengirim surat kepada pastor paroki. Isi suratnya menyatakan bahwa dengan pertimbangan tertentu dan atas kemurahan hati Gereja, bapak itu diperbolehkan menerima komuni. Tembusan surat juga dikirim kepada bapak itu. Rupanya surat yang membolehkannya menerima komuni itulah yang dibawa bapak itu dalam petinya sebagai laporan kepada Santo Petrus, sang penjaga pintu surga.

peter-paul

Kisah ini diceritakan Mgr Ignatius Suharyo saat memberikan intervensi. Paus Fransiskus dan Bapa Sinode lain yang mendengar kesimpulan cerita bahwa surat itu dibawa sebagai laporan kepada Santo Petrus pun langsung tertawa.

“Apakah itu tertawa setuju atau tidak, saya tidak tahu,” tutur Mgr Suharyo saat menceritakan kembali kisah ini dalam pertemuannya dengan sekitar seratus biarawan-biarawati dan pastor asal Indonesia di Collegio San Pietro, Roma, 11/10.

Mgr Suharyo menceritakan kisah di atas dalam intervensinya karena melihat situasi Sinode pada waktu itu cukup menegangkan. Ada kubu garis keras dan kubu moderat yang berhadap-hadapan ketika diskusi sampai pada mencari solusi pastoral bagi orang yang sudah menikah, bercerai dan kemudian menikah lagi.

“Mereka yang ada di pihak garis keras berpegang teguh pada hukum Gereja dan tidak menghendaki diskusi soal itu. Orang yang menikah, cerai dan menikah lagi tidak boleh menerima komuni. Semen tara yang ada di pihak moderat empertimbangkan bahwa kalau mereka yang terkena kasus seperti itu, Gereja mau menempatkan mereka di mana? Toh mereka adalah juga anak-anak Allah, anggota Gereja yang patut dilayani,” papar Uskup Suharyo.

Usai melakukan intervensi di akhir minggu pertama Sinode, Mgr Suharyo diwawancarai oleh panitia Sinode. Mengapa ia diwawancarai? “Saya tidak tahu alasannya. Mungkin karena para peserta berdebat tanpa memberi jalan yang jelas. Kesimpulan keras tidak memberi tempat untuk diskusi. Yang masih memberi tempat untuk diskusi tidak memberi kejelasanapa usulannya. Sementara yang saya ceritakan itu merupakan fakta, sesuai pengalaman yang pernah saya alami,” ungkap Uskup Agung Jakarta ini.

sajut-mgr-suharyo-n-paus-fransiskus-januari-2015-hidup-katolik

Selain rekaman wawancara di atas, ada pula rekaman wawancara lain yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Dalam video itu Uskup Suharyo menyampaikan pesan kepada seluruh umat di Indonesia. Katanya, “Saudara-saudari di Indonesia. Sebagai wakil Gereja Indonesia, saya menyampaikan keadaan keluarga-keluarga di Indonesia dalam Sinode.Saya boleh mengatakan bahwa kita bersyukur atas pemimpin-pemimpin Gereja kita karena dengan berani, tetapi sekaligus dengan rendah hati, seringkali mengambil keputusan- keputusan yang sungguh-sungguh menunjukkan kemurahan hati Allah.

Tidak pertama-tama berpegang pada aturan yang kaku, tetapi sungguh-sungguh mencoba untuk memberi perhatian, mendengarkan, memberi nasihat, untuk kemudian memberi jalan keluar. Kita ber syukur atas Gereja kita di Indonesia. Moga-moga makin banyak saudari-saudara kita yang sungguh mengalami kemurahan hati Allah, kebaikan hati-Nya, sehingga dapat memberikan kesaksian tentang kasih Allah ini”. (Sumber: www.hidupkatolik.com)

Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Menolak Hukuman Mati

Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (Iska) menampik pemberlakuan hukuman mati dalam masalah apa pun termasuk juga narkoba serta teroris. Penolakan itu disibakkan oleh Tim Advokat Tolak Hukuman Mati (TATHM) yang diantaranya terdiri dari Paskal Da Cunha SH, Hermawi Taslim SH, Sandra Nangoi SH, DR Liona Nanang Supriatna SH serta Beny Sabdo SH di Jakarta, Minggu (18/1/2015).

Dalam siaran persnya, Iska mengatakan, ada dua basic yang dipakai dalam penolakan pemberlakukan hukuman mati, yaitu dari sudut HAM bahwa tiap-tiap orang mempunyai hak untuk hidup yg tidak bisa dikurangi dalam situasi apa pun (non-derogable rights) serta tiap-tiap orang memiliki hak atas hidupnya (Hak Azasi Manusia). Lantas dasar yang ke-2 yaitu Pasal 28A UUD 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang memiliki hak untuk hidup dan memiliki hak menjaga hidup serta kehidupannya.

Salah satu anggota Iska, Paskal Da Cunha menjelaskan bahwa bila memandang efek dari tindak pidananya, hukuman mati mungkin diberikan pada pelaku tindak pidana narkoba, teroris, korupsi serta yang lain. Tetapi, sesuai dengan nilai yang ada pada HAM serta UUD 1945, hukuman mati baiknya ditiadakan karena efek dari tindak pidananya sama “jahatnya” dengan hukuman mati tersebut. Bahkan juga dengan hukuman mati tersebut, Indonesia sudah tidak mematuhi HAM yang sudah di tandatangani sendiri oleh negara ini. Oleh karenanya, kata Paskal, Iska mengecam hukuman mati.
“Tak satupun orang didunia ini mempunyai hak untuk mengambil hidup orang lain. Hukuman mati itu semestinya tak perlu dijatuhkan pada seorang bila aparat penegak hukum dapat membangun keyakinan umum atas semua ketentuan yang ada. Mesti ada alternatif hukuman lain untuk menukar hukuman mati itu. Sepanjang pengadilan di Indonesia belum bisa berdiri dengan cara netral serta memperoleh keyakinan dari orang-orang atas ketentuan yang didapatkan, hukuman mati mesti tidak diterima, ” tegas Paskal.
Menurut ISKA, sepanjang sistem pengadilan yang diawali dari penyelidikan, penangkapan, penahanan serta penyidikan untuk beberapa pemakai narkoba, juga sebagai misal, beberapa penyidik cuma memakai standard umum seperti beberapa tersangka pidana umum.
“Masyarakat tahu bahwa yang namanya narkoba bukanlah tindak pidana umum lantaran dalam UU Narkoba di kenal hukuman mati. Hingga, semestinya, sistem hukum acaranya dari mulai penyidikan di kepolisian, kejaksaan, pengadilan negeri, bahkan juga hingga di bagian Mahkamah Agung, mesti memakai prinsip kehati-hatian yang sangatlah tinggi dalam aplikasi hukumnya. Pertimbangannya dalam praktek sistem hukum acara untuk beberapa narkobais kerap berlangsung praktek KKN serta kolusi pada pelaku serta petugas di lapangan, ” ungkap Paskal.
Menurut pandangan Iska, sepanjang aparat hukum bekerja berdasar pada tujuan atau proyek, belum bisa dipercayanya aparat hukum dalam mengatasi masalah per masalah dan terbukanya penafsiran ganda atas suatu ketentuan pada tindak pidana yang disebut, hukuman mati tak dapat di terima. Oleh karenanya, dibutuhkan alternatif hukuman yang didapatkan.
“Alternatif hukuman maksimum itu dapat apa saja termasuk juga kerja paksa. Hukuman di Indonesia mesti bebas dari hukuman mati namun tak bisa mengenyampingkan efek atau kerugian material maupun moral yang muncul dalam orang-orang. Cuma saja, seluruhnya dengan catatan bahwa penegak hukum kita benar-benar bersih dari praktek kerja KKN, ” tegas Paskal Da Cunha. (sumber: nasional.kompas.com)

Paus Menjadi “Jas Hujan” Bagi Orang Filipina

Pada hari minggu 18 Januari, hawa berasa dingin. Mendung menyelimuti Kota Manila. Sabtu malam sudah diumumkan bahwa besar kemungkinan hari Minggu akan turun hujan. Jadi seluruh umat yang bakal menghadiri misa penutupan dengan Paus Fransiskus di Quirino Grandstand sudah membawa mantol atau jas hujan.

Gerimis Menyapa

Sesungguhnya mulai sejak Sabtu malam umat telah banyak berkumpul nginap di seputar Rizal Park. Mereka berebutan tempat di taman untuk memejamkan mata. “Hai tempat ini telah jadi punya kami, ” kata seseorang ibu dengan galak pada rombongan orang muda yang akan menggunakan sisi taman itu.

Beberapa ribu orang telah menginap disana agar pagi harinya pada jam 06. 00 pagi, mereka dapat tempat paling dekat dengan panggung altar Bapa Suci.

menatap-altar-dari-kejauhan-paus-filipina-640x469

Benar sekali, jam 09. 00 gerimis mulai turun. Dingin, gerimis serta agak mendung, namun itu bukanlah penghalanguntuk orang Filipina yang akhir-akhir ini sudah akrab dengan badai topan. Jalanan menuju Rizal Park sudah dipadati beberapa pejalan kaki.

Mendekati Quirino Grandstand, beberapa ribu orang sudah memadati tepian jalan yang bakal dilalui Paus. Mereka duduk berantakan diatas alas. Ada beberapa berdiri memegangi terpal ala kadarnya untukmembuat perlindungan bagi keluarga mereka dari gerimis sesaat sanak familinya duduk berteduh di bawahnya.

Lain-lainnya duduk berjajar di trotoar menunggu waktunya Paus melintas dengan bersiap-siap mengangkat patung Santo Nino. Hari Minggu itu yaitu perayaan pesta Santo Nino, pelindung Filipina. Mereka bakal mengangkat tinggi-tinggi patung Yesus Kecil itu sembari diayun-ayunkan menari.

memilih-duduk-diam-paus-di-filipina-e1421664743933

Kekuatan Iman

Tepat jam 10. 00 sisi lapangan Quirino yang luas akhirnya sudah dipadati oleh umat. Walau sebenarnya misa baru bakal diawali jam 15. 30. Inimengakibatkan beberapa orang yang baru berdatangan tak mendapat akses masuk lagi.
Umat mengular, bergerak ikuti arus. Saat mentok, karena jalan diblok, mereka pun berbalik arah sembari berjejal-jejalan. Lautan manusia itu tak terkoordinir lagi. Banyak dari pada mereka pada akhirnya pilih duduk diam depan layar-lebar lantaran sadar tak dapat mendekati panggung.

Hingga jam 13. 00 siang gelombang umat yang datang malah makin banyak. Tak mengherankan bila beberapa umat cuma bisa ikuti misa dari jarak yang cukup jauh. Berdiri dijalan raya, di bawah jalur rel LRT sembari melihat monitor besar disana.

Kerumunan-misa-paus-di-filipina-2-e1421664680434

Paus menjadi Jas Hujan Orang Filipina

Sungguh luar biasa iman umat di Filipina. Pesona Paus Fransiskus yang sederhana, dekat dengan orang kecil serta berbelas kasih ini sudah bikin orang Filipina terserang serangan demam paus.

Perayaan Ekaristi sepanjang 90 menit itu berjalan dengan khidmat. Waktu misa berjalan, umat puntenggelam dalam aroma spiritual yang dibawa oleh Paus yang populer dengan seruannya pada Gereja Katolik untuk mengimani Allah yang penuh belas kasih, membela yang miskin serta pengampun.

kerumunan-misa-paus-di-filipina1-e1421664824417

Mgr. Socrates Villages, ketua Konferensi Uskup Filipina menjuluki Paus sebagai Mantol hujan orang Filipina. Meski hingga misa usai, hujan tetap turun serta cuaca gelap menyelimuti lokasi Metro Manila, tetapi iman umat lebih hebat dari sebatas cuaca. Banyak juga yg tidak mengenakan jas hujanatau payung namun bertahan sampai akhir.
Sesungguhnya Paus lah yang telah menjadi mantol atau jas hujan atau payung yang diberikan oleh Allah pada mereka hingga mereka dapatterus berdiri sampai Paus meninggalkan lapangan.

Terimakasih Bapa Suci yang kami cintai.

(www.MajalahMOOGI.cm)

MARIA PENOLONG UMAT KRISTIANI

Gelar Bunda Maria Penolong Umat Kristiani tidak dapat dipisahkan dari Santo Yohanes Bosco. Orang kudus ini memperoleh anugerah istimewa dari Tuhan, antara lain kemampuan membaca jiwa seseorang, nubuat serta penampakan. Ia menerima penampakan pertama pada waktu dia berusia sembilan tahun. Selanjutnya pada tahun 1844, Maria menampakkan diri kepadanya dan minta supaya didirikan sebuah gereja dengan nama Maria Penolong Umat Kristiani. Pada tahun 1862 ia menulis mengenai “Impian tentang Dua Tiang Utama”. Berikut ringkasannya:

 “Saya melihat samudera yang amat luas, penuh dengan armada kapal-kapal dalam keadaan siap tempur. Semua kapal dilengkapi dengan senjata berat …. Ada satu kapal yang megah dan lebih hebat dari kapal lainnya. Ketika merapat, kapal-kapal lain langsung menghantam, menembakkan api dan menyerangnya habis-habisan. …. Di tengah lautan yang tak berujung itu tampak dua tiang besar yang amat kokoh, menjulang tinggi ke langit. Tiang yang satu menyangga sebuah patung Santa Maria Tak Bernoda. Di bawah kakinya terbaca huruf-huruf besar yang jelas: PERTOLONGAN UMAT KRISTIANI. Tiang yang lainnya jauh lebih kokoh dan tinggi, menyangga sebuah hosti dan di bawahnya tertulis: KESELAMATAN BAGI UMAT BERIMAN.

Selanjutnya Don Bosco menjelaskan: ”Kapal-kapal musuh melambangkan penganiayaan. Gereja mesti menghadapi berbagai macam tantangan dan pencobaan yang besar. Musuh-musuh Gereja dilambangkan oleh kapal-kapal yang menyerang dan berusaha menenggelamkan kapal besar. Hanya dua hal yang dapat menyelamatkan Gereja pada saat kristis seperti itu, yaitu devosi kepada Sakramen Mahakudus dan devosi kepada Bunda Allah.

Menurut sejarah, sudah ada perkumpulan Maria Penolong Umat Kristiani di Munchen, Jerman. Selanjutnya Paus Pius VII memprakarsai perayaan Maria Penolong Umat Kristiani dan menetapkan pestanya tanggal 24 Mei, hari ketika beliau kembali ke Roma setelah dibebaskan dari tahanan Napoleon pada tahun 1814. Gelar yang dalam perjalanan sejarah semakin tidak diingat, dikembalikan oleh Don Bosco kepada Gereja.

Di tengah-tengah zaman yang penuh dengan tantangan ini, marilah kita dengan sungguh-sungguh mengupayakan dua devosi ini dalam hidup kita, keluarga dan komunitas kita. Salam dan Berkat Tuhan untuk Anda sekalian, keluarga dan komunitas Anda. (+ Mgr. I.Suharyo)

Terbaru

Populer