Yehezkiel 34:11-12.15-17
1Kor 15:20-26a.28
Matius 25:31-46

Minggu ini kita menutup seluruh kalender tahun Liturgi dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam – sekaligus pertanda akan dimulainya Tahun Liturgi baru dalam masa adven. Hari ini saya ingin mengajak anda merenungkan makna Kristus sebagai Raja Semesta Alam. 

Status raja dalam kerajaan atau sistem monarki agaknya sulit untuk dibayangkan bagi kita yang hidup di negara demokrasi. Pemimpin di Indonesia adalah presiden yang dipilih oleh rakyat dalam pemilu setiap lima tahun sekali. Kuasanya diberikan dari rakyat yang memilih. Lalu untuk mendampingi, dijalankan fungsi-fungsi lain dalam kuasa yudikatif dan legislatif. Sedangkan dalam sistem monarki – apalagi monarki absolut – seluruh kekuasan itu diberikan kepada penguasa tunggal yakni raja. Dia yang memberi aturan, memerintah, menghakimi. 

Kristus Raja digambarkan berbeda dengan raja-raja di dunia ini. Kuasa Raja-Nya digunakan seperti gembala. Yang mencari domba-domba yang hilang, menyelamatkan mereka yang tercerai berai. Yang tersesat dibawa-Nya pulang, yang luka dibalut-Nya, yang sakit dikuatkan. Dia pula yang akan menjadi hakim, domba dengan domba, domba jantan dan kambing jantan. Apa yang disampaikan Nabi Yehezkiel ini menjadi penanda apa yang menjadi tujuan Kerajaan Allah. Maka, setiap orang yang menjadi milik-Nya, mengabdi-Nya dengan ikut ambil bagian dalam tujuan ini. 

Ini ditegaskan kembali dalam bacaan Injil. Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya situasi akhir zaman. Ketika Anak Manusia – sang Raja Semesta Alam – datang dalam kemuliaan menghakimi setiap orang. Domba-domba diletakkan di sebelah kanan diberkati dan diundang untuk menerima Kerajaan yang telah disediakan. Domba-domba adalah mereka (kita) yang melayani sang raja dalam diri sesama yang paling hina, kecil dan tak dianggap. Memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, memberi tumpangan orang asing, memberi pakaian yang telanjang, mengunjungi yang sakit dan yang dipenjara. Pengabdian kepada sang Raja diwujudkan dalam pelayanan kepada mereka yang hina. 

Sebaliknya, kambing-kambing diletakkan di sebelah kiri dan dienyahkan ke dalam api yang kekal yang disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Mereka adalah kebalikan dari domba. Tidak melayani mereka yang hina adalah tanda menolak untuk mengabdi sang Raja. 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here