Home Blog Page 77

SERUAN KWI UNTUK MEMILIH PASANGAN CALON PADA PILKADA 27 JUNI

SERUAN KWI UNTUK MEMILIH PASANGAN CALON PADA PILKADA 27 JUNI

AWAS JANGAN SALAH PILIH, DAN JANGAN UNTUK TIDAK MEMILIH!

SERUAN KWI UNTUK MEMILIH PASANGAN CALON PADA PILKADA 27 JUNI

JADWAL NOVENA BESAR ST ANTONIUS PADUA 2018

Novena Besar St Antonius Padua diadakan 9 kali berturut-turut, setiap “hari Selasa” mulai 19/6 sampai dengan 14/8di tiga paroki:

Ikutilah Run 4 U: Unity in Diversity pada “29 Juli 2018”

Ayoooo ikutan. Buruan daftar. Seru bgt nih. Banyak Rama-Rama dan para artis yang ikutan. Banyak pula hadiah menarik.

BUAH PERSAHABATAN

Bagaimana rasa perasaan Maria setelah mendengarkan warta dari malaikat? Kita sungguh yakin pastinya bahwa Maria menjadi pribadi yang telah dipercayai sebuah rahasia besar. Ia lebih menyimpan semua itu dalam hatinya, dan tidak dapatlah ia membagikannya kepada siapapun. Rahasia itu pastilah sebuah rahasia sukacita yang dapat memenuhinya dengan kegembiraan, tetapi juga sebuah rahasia yang membingungkan dan “menyusahkan”.
Walaupun kita tahu, bahwa kabar dari malaikat yang mengatakan Maria akan menjadi ibu dari Sang Mesias, tidak ditanggapi dengan penuh keraguan oleh Maria, namun kita bisa berkontemplasi ringan bahwa Maria juga pasti merasa “galau” dan sedikit bertanya. Sungguh, Maria tidak meragukan sama sekali akan kabar tersebut, namun dia lebih memilih “membatasi” diri untuk bertanya. Dia lebih mengungkapkan isi hatinya yang terdalam dengan menggaris bawahi, bagaimana mungkin hal itu terjadi, karena dia belum bersuami. Hanya itu saja yang dicatat di dalam Kitab Suci yang menjadi reaksi Maria. Kita bisa sedikit membandingkan dengan kisah Zakharia ketika mendapatkan kabar dari malaikat bahwa istrinya Elisabet akan mengandung.
Zakharia sungguh tidak yakin dan tidak percaya. Sungguh logis rasanya keraguan itu bagi Zakharia. Sebab, istrinya sudah sungguh lanjut usia. Sudah tidak mungkin akan mengandung. Namun diakhir kisah ini, kabar bahwa Elisabet akan mengandung dalam akhir cerita pergumulan Zakharia sungguhlah terjadi dan benar. Mari kita sedikit mencoba merenunggakan reaksi dua pribadi ini disaat menerima kabar dari Tuhan melalui malaikatnya. Zakharia meragukan dan banyak bertanya, tetapi maria lebih banyak “diam” dan merunduk tuk merenung akan kabar terasebut. Bahkan diakhir kisah kedatangan Malaikat, tampak sekali Maria justru memberikan persetujuan dengan rendah hati dan murah hati akan kabar tersebut. Bagi kita, iman Maria sungguh luar biasa. Namun, dari sisi dia sebagai manusia, tetaplah kita bisa sedikit bermenung, melanjutkan “keresahan” atau pergumulan imannya.
Maria berada dalam situasi yang rumit, di dalam dirinya terkandung sesuatu yang tak terhingga, sesuatu yang sekaligus menggembirakannya dan memprihatinkannya. Ia ingin membagikan rahasia itu kepada seseorang, menemukan di sekelilingnya orang yang mengerti, tetapi ia tidak tahu kepada siapa dan bagaimana caranya menyatakan rahasia dirinya itu. Dalam kegelisahan itu, dengan terus bermenung, gembira nan terbalut “sedih”, ia pergi ke Yudea. Inilah pergumulan Maria. Inilah yang dirasa oleh Maria. Inilah proses ber “iman” Maria. Berjalannya Maria menuju pegunungan Yudea, “sedikit memberi penghiburan” baginya. Suara nyaring Elisabat,”…diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” Dengan tiba-tiba, tanpa diperlukan penjelasan, Maria merasa dipahami. Ia merasa bahwa rahasianya sudah ditangkap oleh Elisabet yang dapat mengetahuinya karena ilham Roh Kudus. Maria merasa batinnya bebas dan dapat menyatakan senyaring-nyaringnya segala yang dirasakannya; karena pengaruh persahabatan yang tulus iklas dan penuh perhatian, karena ada hati yang mau memahami.
Saya ingin memaknai dari kisah Maria dan Elisabet dalam narasi persahabatan. Betapa berharganya persahabatan, yang membantu kita untuk mencurahkan diri dan mempercayakan segala sesuatu yang kita simpan di dalam hati, entah baik entah buruk, sehingga isi hati dapat kita katakan senyaring-nyaringnya. Buah dari persahabatan adalah dikuatkannya iman dalam balutan pengharapan. + Rm. Romanus Pr

SURAT KELUARGA JUNI 2018: DARI SAYA BUAT REMAJA

foto: UNFPA Indonesia Twitter

Keluarga-keluarga Katolik terkasih, selamat menjalani masa liburan bersama keluarga. Saya ikut membayangkan kegembiraan keluarga semua yang menikmati liburan sekolah bersama pasangan dan anak-anak. Semoga liburan Anda semua mendekatkan, menggembirakan dan membuat Anda semakin mengerti siapa orang-orang yang paling Anda sayangi dan merupakan hadiah dari Tuhan.
Saya ingin menulis surat untuk para remaja. Kerinduan saya seperti kerinduan seorang bapak kepada anak-anaknya. Betapa ingin saya melihat para remaja menjadi simbol kekuatan, harapan, dan masa depan kita semua. Para remaja adalah orang-orang yang kelak akan menggantikan kami semua yang sekarang aktif bekerja dan melayani. Para remaja menunjukkan bahwa dunia yang berubah tidak menakutkan, melainkan menjadi tantangan dan harapan akan hidup yang lebih baik.
Para remaja terkasih, saya dan para orangtua tentu menaruh harapan besar pada masa depan kalian semua. Kalian adalah tempat kami para pendahulu menggantungkan harapan baik. Kalian adalah pembaru bangsa dan Gereja menuju kemajuan. Kalian juga yang akan menunjukkan bahwa keunggulan masih ada di tangan kita Bangsa Indonesia, ketika kalian mampu menunjukkan kepada dunia bahwa karya-karya kreatif masih akan terus diciptakan sebagai bukti semangat muda itu.
Akan tetapi, saya harus jujur kepada diri sendiri, bahwa saya juga merasa khawatir dengan berbagai macam peristiwa remaja akhir-akhir ini. Kadang-kadang muncul rasa tidak percaya akan apa yang saya lihat dan dengar. Sebagai orang-orang yang paling updated (mengikuti perkembangan jaman) dan paling punya energi untuk melakukan apa saja, apakah kalian belajar untuk menjadi pribadi yang dewasa, yang mampu mengendalikan diri, memelihara iman, memahami benar tujuan hidup, dan memelihara hidupmu dengan bijaksana?

Galeri Foto: Suasana Buka Puasa Bersama Gereja Katedral dan Kerja Bakti Demi Negeri

Bertepatan dengan Hari Pancasila, puluhan umat muslim berbuka puasa bersama di ruangan Aula Gereja Katedral, Jakarta, Jumat (1/6/2018). Acara ini dihadiri Jaringan Gusdurian, PBNU, MUI, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan anggota komunitas lainnya. Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alisa Wahid mengatakan tujuan dari acara buka bersama ini untuk menunjukkan semangat saling berbagi dan solidaritas.  (detik. com)

Tema: Menguatkan Toleransi, Persaudaraan dan Solidaritas Kemanusiaan

Ecocamp Merayakan Ulang Tahun ke-3 Laudato Si

Kita dipanggil untuk menjadi sarana  Allah Bapa, agar planet kita menjadi apa yang dikehendaki-Nya ketika Ia menciptakannya, dan agar bumi memenuhi rencana-Nya yaitu perdamaian, keindahan dan keutuhan (LS 53).
Tanggal 24 Mei 2018 adalah hari ulang tahun yang ke 3 dari laudato si yang diterbitkan dan ditanda tangani Bapa Sri Paus pada tanggal 24 mei 2015.
Isinya sangat sederhana : Bumi ini sedang menderita dan itu karna ulah manusia maka manusia harus bertobat dan berubah. Menurut Romo Ferry Sutrisna Wijaya, SJ ( tempat edukasi merawat ibu bumi) bahwa Untuk mau berubah tentu saja kita butuh yang sangat penting yaitu kader-kader lingkungan hidup. Pada kesempatan ini Ecocamp yang terletak dibandung mengadakan pelatihan Kepemimpinan Ekologis gelombang pertama dari tanggal 14 Mei – 24 Mei 2018. Acara ini di ikuti 47 peserta dari berbagai komunitas se Indonesia (5 Romo,16 suster, 1 Bruder, 1 Frater dan Bpk/Ibu).


Kegiatan ini dirasa sangat penting karena banyak orang yang sadar ttapi kalau tdak diinatkan terus menerus akan lupa. Perlunya mendidik banyak kader di berbagai keluarga, paroki, sekolah dan berbagai komunitas yang tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan bumi ini sedang menderita dan mari kita berusaha mengurangi hal-hal yang membuat penderitaan. Antara lain salah satunya soal plastik. Kita diharapkan mengurangi pemakaian jumlah plastik. Soal makanan hendaknya kita memilih makanan yang lebih sehat dan jangan membuat bumi ini makin menderita karenanya.
Seperti yang dikatakan Paus Fransiskus bahwa kelakuan kita, dosa-dosa kita, kelemahan-kelemahan kita sebetulnya tercermin dalam kerusakan bumi. Jadi bumi yang makin indah, makin baik, makin harmonis dengan kita akan menjadi cermin juga bagi kehidupan manusia yang makin harmonis satu sama lain.
Mudah-mudahan Laudato Si amanahnya tetap kita jaga dan kita tidak bosan dan putus asa untuk  tetap melakukan banyak gerakan. Mari kita bergerak bersama untuk mewujudkan semangat dan amanahnya. Kecil, sederhana, penuh kesadaran dilakukan bersama-sama yaitu merawat rumah kita bersama. (Lucia Mona Hartari Windoe, ST)

BUKAN HOAX: *NONTON BARENG FILM _LIMA_* bersama Komsos Bidaracina? *GRATIS*, lho! 

Tempat: *Blok M Square 21*
Tanggal: *Kamis, 31 Mei*
Waktu: *pk. 19.00 dan 19.30 WIB* (pilih salah satu)

Daftarkan nama Anda ke *VERO (WA: 0813-1121-5507)* paling lambat tanggal *31 Mei pk. 12.00*. Tempat terbatas!

*Format pendaftaran:*
Nama:
Asal paroki (jika Katolik):
Alamat:
Jumlah tiket:
Jam nonton pilihan:
_Yang sudah daftar silakan langsung datang saja ke lokasi pada jam nonton yang dipilih dg menunjukkan WA konfirmasi pendaftaran ke Nando (Komsos Bidaracina) & tim film Lima._

Film lima bercerita tentang sebuah keluarga yang masing-masing anggota keluarganya mempunyai masalah sendiri. Masalah-masalah mereka memiliki “kedekatan” dengan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka bergelut dalam permasalahan masing2 hingga akhirnya semua kembali ke LIMA hal mendasar yang menjadi akar kehidupan mereka dan kita, yaitu: *Tuhan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan*. Tayang serentak di bioskop mulai 31 Mei 2018.
Yuk, kita sukseskan penayangan film bagus bertemakan Pancasila ini, dan jangan lupa memperingati *Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni*, esok harinya.
_”Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia”_ ~ Merdeka!

Undangan Buka Puasa Bersama Gereja Katedral dan Kerja Bakti Demi Negeri

Tema: Menguatkan Toleransi, Persaudaraan dan Solidaritas Kemanusiaan

Hari/Tanggal: Jumat, 1 Juni 2018
Waktu: Pkl 16.00-Selesai
Tempat: Aula Gereja Katedral, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta
Acara:
1. Pembukaan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dipimpin oleh Aning Katamsi
2. Sambutan dari pihak Gereja Katedral
3. Sambutan dari perwakilan Kerja Bakti Demi Negeri
4. Memperkenalkan berbagai komunitas yang hadir
5. Pemutaran video anak-anak diaspora membacakan teks Pancasila
6. Menyerahkan sumbangan buku cerita anak untuk perpustakaan di daerah terpencil kepada perwakilan Pustaka Bergerak
7. Aning dan Paragita UI nyanyi lagi
8. Tur melihat bagian dalam Gereja Katedral dipandu oleh Romo Hani
9. Ramah tamah sambil menunggu waktu berbuka puasa
 
_* Disediakan tempat untuk Salat Magrib_

 

Surat Pernyataan Resmi Bersama dari Para Pemuka Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik, bahwa Tidak Ada Forum atau Organisasi “Gerakan Pemuda Kristen Bekasi for Rahmat Efendi (GPKB FORENDI)”

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?