Home Blog Page 6

RENUNGAN MINGGU BIASA KE-30, 27 Oktober 2024

Bacaan Pertama, Yer 31:7-9

Beginilah firman Tuhan “Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel! Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!

Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.”

Bacaan Kedua, Ibr 5:1-6

Saudara-saudara, setiap imam agung, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.

Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan, yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.

Tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.

Demikian pula Kristus! Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Agung, tetapi diangkat oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: ”Anak-Ku Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan”, atau seperti firman-Nya dalam suatu nas lain: ”Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.””

Bacaan Injil, Mrk 10:46-52

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus.

Ketika didengarnya bahwa yang lewat itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: ”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: ”Anak Daud, kasihanilah aku!”

Maka Yesus berhenti dan berkata: ”Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: ”Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya: ”Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: ”Rabuni, supaya aku dapat melihat!”

Yesus lalu berkata kepadanya: ”Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.”

Renungan Singkat

Saudara-saudari, kisah tentang Bartimeus buta yang disembuhkan Yesus dapat kita lihat sebagai proses perjalanan seseorang disembuhkan oleh iman. Kita semua orang buta pada awalnya. Bukan buta dalam arti fisik, tetapi buta dalam mata batin dan kemampuan kita melihat dengan kacamata iman. 

Seperti Bartimeus, tahap pertama dalam langkah pertumbuhan iman adalah MENDENGAR. Iman memang lahir dari pendengaran. Itulah yang membuat Bartimeus berdiri dan bergerak memanggil Yesus. Bartimeus lebih dahulu mendengar bahwa yang lewat di depannya dia adalah Yesus. 

Bartimeus menanggalkan jubahnya. Jubah itu adalah pakaian yang selama ini membuat dirinya nyaman duduk di pinggir jalan. Mungkin satu-satunya baju perlindungan yang ia kenakan. Perjumpaan dengan Yesus membuat dia meninggalkan apa yang selama ini menjadi perlindungannya. Bartimeus sadar, hanya Yesus andalannya untuk memperoleh kesembuhan. 

Di hadapan Yesus, Bartimeus tidak minta kekayaan atau kebutuhan lainnya. Namun,  ia meminta satu hal yang menjadi kerinduannya selama ia hidup. Ia minta supaya dapat melihat. 

Setelah melihat, Bartimeus memutuskan untuk mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sikap ini berbeda dengan tokoh lain, misal seorang kusta, yang setelah disembuhkan, pergi memberitakan kabar itu kepada orang banyak.

Bartimeus yang melihat tidak membuatnya puas diri. Bukan hanya mendengar, Bartimeus juga kini mampu untuk melihat Yesus dan semua yang Ia lakukan. Mengikuti Yesus dengan lebih sempurna. 

Dari Bartimeus kita pun belajar banyak. Kita memiliki Tuhan yang peduli dengan kesulitan dan kesusahan kita. Ia mengerti akan kerinduan kita yang paling dalam. Maka, setialah untuk terus mendengar Dia, panggilah Dia, dan utarakan kerinduanmu dalam doa. 

RA

‭‭

RENUNGAN MINGGU BIASA KE-29, 20 Oktober 2024

Bacaan Pertama, Yes 53:10-11

Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Tetapi apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman: Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.”

Bacaan Kedua, Ibr 4:14-16

Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya Ia sama dengan kita. Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
‭‭

Bacaan Injil, Mrk 10:35-45

Sekali peristiwa, Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: ”Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!”

Jawab-Nya kepada mereka: ”Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?”

Lalu kata mereka: ”Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.”

Tetapi kata Yesus kepada mereka: ”Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka: ”Kami dapat.”

Yesus berkata kepada mereka: ”Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”

Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: ”Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu.

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Renungan Singkat

Jalan yang disediakan Yesus bagi kita untuk mencapai kemuliaan adalah jalan yang juga Yesus lakukan semasa hidup-Nya di dunia. Jalan itu adalah jalan pemberian diri sehabis-habisnya atas dasar kasih. Jalan ini mencapai puncak penyelesaiannya pada wafat-Nya di kayu salib. Itulah kemuliaan yang Yesus tawarkan. 

Yang Yesus tawarkan, Ia tunjukkan, Ia pula lakukan itu dengan setia akhir. Surat kepada orang Ibrani menegaskan pula Yesus sebagai Imam Agung. Imam yang juga turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Termasuk pula kematian. Dia pun turut dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 

Yesus mengajari murid-murid-Nya juga demikian. Agar mereka tumbuh sebagai komunitas yang didasar oleh semangat Kristus sendiri. Ia yang datang bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani dan menjadi tebusan bagi banyak orang. Maka, Gereja juga wajib terus berusaha untuk terus tumbuh sebagai Gereja yang melayani. Di dalamnya adalah orang-orang – siapapun dia – yang juga mau hidup seperti Yesus sebagai pelayan. Yang turut merasakan kelemahan sesamanya, ikut aktif dalam mencari jalan keluar bagi kesulitan dan penderitaan saudaranya. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN MINGGU BIASA Ke-28, 13 Oktober 2024

Bacaan Pertama, Keb 7:7-11

Aku berdoa, dan akupun diberi pengertian, aku bermohon dan roh kebijaksanaan pun datang kepadaku. 

Dialah yang lebih kuutamakan daripada tongkat kerajaan dan takhta; dibandingkan dengannya, kekayaan kuanggap bukan apa-apa. Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya, dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. 

Kebijaksanaan kukasihi lebih daripada kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia daripada cahaya, sebab kemilaunya tak kunjung henti. Namun demikian besertanya datang pula kepadaku segala harta milik, dan kekayaan tak tepermanai ada di tangannya. 
‭‭

Bacaan Kedua, Ibr 4:12-13

Saudara-saudara, firman Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun.

Firman itu menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum.

Firman itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggung-jawab.

Bacaan Injil, Mrk 10:17-30

Pada suatu hari Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya.

Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia bertanya: ”Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Jawab Yesus: ”Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”

Lalu kata orang itu kepada-Nya: ”Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”

Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ”Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: ”Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: ”Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: ”Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Berkatalah Petrus kepada Yesus: ”Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!”

Jawab Yesus: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.”

Renungan singkat

Harta di surga atau di dunia?


‭‭Firman Allah itu hidup, kuat dan tajam dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun. Sabda Yesus pun demikian. Sabda-Nya tajam dan memisahkan jiwa-jiwa dari segala keterikatan. 

Orang muda yang malang – kalau boleh saya katakan demikian. Ia datang kepada Yesus – bukan untuk mengikutinya pertama-tama. Tapi ia bertanya, “bagaimana caranya memperoleh kehidupan kekal”. Sangkanya, kehidupan kekal bisa diperoleh, bisa dibeli atau ditukar dengan apapun di dunia ini. 

Yesus menuntut lebih. Segala hal keterikatan yang menghalangi dan memberatkan untuk mengikuti Yesus itulah yang harus dilepaskan. Baginya, melaksanakan segala perintah Allah bukan hal yang sulit. Tapi rupanya, perintah Yesus untuk menjual segala miliknya itu yang membuatnya sedih bukan kepalang. Melepaskan diri dari harta di dunia, untuk memperoleh dan mengikatkan diri kepada harta di surga. Itu tawaran Yesus, yang rupanya sulit untuk dilakukan. 

Memang tidak mudah. Mungkin karena kita melihat apa yang di depan mata. Kita menaruh harapan dan jaminan hari depan pada apa yang sudah pasti dan jelas. Sementara itu, terkadang bagi kita jaminan keselamatan Yesus masih terlalu jauh, tidak bisa dihitung secara matematis, sehingga mengandalkan iman saja. Tapi saya kira, kita tidak boleh menelan kisah ini mentah-mentah, sehingga kita menjual semuanya, benar-benar jadi miskin – sementara masih ada tanggung jawab keluarga yang wajib dipenuhi. 

Kisah Injil di atas memang tulis dengan gaya Injil Markus yang lugas, tegas, keras dan apa adanya. Lewat Injil yang ditujukan para katekumen ini seolah-olah Markus mau menantang kepada siapapun pembacanya. Jalan untuk sampai kehidupan kekal hanya ada pada Kristus. Segalanya atau tidak sama sekali. 

RA

Sabtu, 19 Oktober 2024, API KARUNIA TUHAN, BAPA KARDINAL MENGAJAR

*API KARUNIA TUHAN*
*BAPA KARDINAL MENGAJAR*
Tema:

AKU INI HAMBA TUHAN

Renungan awal oleh:
Tempat : AULA SMA SANTA URSULA JAKARTA
Jl.Lap Banteng No 10A, Jakarta Pusat
Hari/Tanggal : Sabtu/ 19 Oktober 2024
Waktu : Pk 09.00 – Pk 12.00
Biaya pendaftaran ditransfer ke:
*BCA 4552988888*
a.n SUSANNA/ LUCIANA
*Biaya : Rp. 50.000/ orang*
**Harap menuliskan nama peserta di kolom berita transfer
*Link Pendaftaran :*
Dibuka untuk UMUM
_(kuota terbatas)_
Pendaftaran akan ditutup tanggal 10 OKTOBER 2024 atau *jika kuota sudah PENUH terlebih dahulu*
*Informasi (WA ONLY):*

RENUNGAN MINGGU BIASA XXVII, 6 Oktober 2024

Bacaan Pertama, Kej 2:18-24

Beginilah Firman Tuhan Allah: ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Lalu berkatalah manusia itu: ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”

Bacaan Kedua, Ibr 2:9-11

Saudara-saudari, untuk waktu yang singkat Yesus telah direndahkan di bawah malaikat-malaikat, tetapi oleh derita kematian-Nya ia telah  dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah – yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan –, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.

Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,”
‭‭Ibrani‬ ‭2‬:‭9‬-‭11‬ ‭TB‬‬

Bacaan Injil, Mrk 10:2-16

Sekali peristiwa,  datanglah orang-orang Farisi untuk mencobai Yesus. Mereka bertanya kepada-Nya: ”Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?”

Tetapi jawab-Nya kepada mereka: ”Apa perintah Musa kepada kamu?” Jawab mereka: “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.”

Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.

Lalu kata-Nya kepada mereka: ”Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”

Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: ”Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.”

Renungan Singkat

Anda tau, ada satu sifat orang yang kadang mengesalkan hati saya. Sifat Ignorance. Tak peduli. Mementingkan kepentingan diri sendiri sehingga keras kepala. Mengapa bikin kesal? Ya karena sifat seperti itu menyusahkan yang lain. Kalau mau bikin susah, cukup bikin susah diri sendiri aja, jangan ajak orang lain. 

Seperti pertanyaan yang dilontarkan orang Farisi hari ini kepada Yesus, “Bolehkah seorang suami menceraikan istrinya?”. Ini pertanyaan aneh, karena memang seharusnya tidak perlu ditanyakan lagi. Ini seperti ada jalan ditutup/ferboden karena ada perbaikan, lalu ada orang yang bertanya, “Pak, bolehkah saya lewat jalan ini?”. Jelas tidak bisa lewat. Kalau lantas ada orang memaksa untuk bisa terobos, apa alasannya kalau tidak lain demi kepentingan diri sendiri? Biar cepat, malas mutar balik dan sebagainya. 

Karena kehendak Allah sudah jelas. Ia menghendaki persatuan Suami dan Istri. Mereka yang terpanggil menjalankan kehendak itu ya lakukan seperti yang diminta. Karena Allah menghendaki persatuan, bukannya perpisahan/perceraian. Dia tahu bahwa manusia tidak bisa hidup seorang dari. Setiap manusia butuh penolong yang sepadan. 

RA

5 Oktober 2024, MISA HARI ANAK KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA dan PERAYAAN 5 TAHUN BAPAK KARDINAL IGNATIUS SUHARYO

Perayaan Ekaristi TVRI NASIONAL Minggu, 29 SEPTEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER bersama RM. F. KRISTI ADI, PR (Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI)

✝ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline (Tanpa Perlu Daftar) dalam: ✝

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 29 SEPTEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

⛪🙏 Misa dipersembahkan oleh RM. F. KRISTI ADI, PR (Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI)🙏⛪

🎦 🎥 📺 NB: Misa juga akan disiarkan Live di *TVRI Nasional dan Vidio.com serta Youtube KAJ 🎦 🎥 📺

RENUNGAN MINGGU BIASA XXVI, 29 September 2024

Bacaan Pertama, Bil 11:25-29

Sekali peristiwa  turunlah Tuhan dalam awan dan berbicara kepada Musa. Kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, penuhlah mereka dengan Roh seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.

Pada waktu itu masih ada dua orang tinggal di tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat, tetapi tidak turut pergi ke kemah. Ketika Roh itu hinggap pada mereka, maka penuhlah mereka itu dengan Roh seperti nabi di tempat perkemahan.

Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa: ”Eldad dan Medad penuh Roh seperti nabi di tempat perkemahan.”

Maka menyahutlah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa: ”Tuanku Musa, cegahlah mereka!” Tetapi Musa berkata kepadanya: ”Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!””

Bacaan Kedua, Yak 5:1-6

Hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api.

Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.”

Bacaan Injil, Mrk 9:38-43.45.47-48

Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus: ”Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.”

Tetapi kata Yesus: ”Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.” 

Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.”

Renungan Singkat

Perjalanan menjadi murid Yesus tidak mudah. Minggu lalu kita mendengar para murid yang gagal paham. Sementara Yesus sedang memberitakan tentang pemberian diri-Nya melalui penderitaan dan wafat-Nya, murid-murid malah mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Kita bisa bayangkan, saat mereka meributkan hal itu mereka saling menyombong peran dan jasa mereka masing-masing di komunitas, siapa yang paling dan terhebat. 

Minggu ini pun para murid masih gagal paham. Mereka mengadu, karena ada orang luar ikut mengusir setan demi nama Yesus – meski bukan dari pengikut mereka. Para murid rupanya menyimpan sikap narsistik kelompok  dalam diri mereka. Sikap justru menghalangi keadilan Kasih Allah bagi semua orang. 

Ada banyak lagi sikap-sikap yang dapat menyesatkan, membatasi menghalangi keadilan kasih Allah. Yesus dengan tegas mengatakan, penggalah, buanglah, cungkillah semua itu. 

RA

HARI ANAK KAJ – 5 OKTOBER 2024

             https://youtu.be/1kcb7DZKBPw           

Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) meneladani kepedulian Paus Fransiskus terhadap nasib anak-anak di seluruh dunia.

Paus Fransiskus bersama dengan 50 ribu anak perwakilan dari seluruh dunia menyerukan perdamaian dalam acara World Children’s Day (WCD) pada 25-26 Mei 2024 di Stadion Olimpic, Roma, Italia. Paus Fransiskus mendesak masyarakat global untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi dunia anak-anak, dunia tanpa perang dan konflik.

“Saya ingin agar anak-anak di seluruh dunia mendapatkan haknya secara penuh untuk hidup, mendapatkan makan, bermain, pergi ke sekolah. Segala sesuatu tentang anak-anak adalah kehidupan, harapan, dan masa depan yang lebih baik,” – Paus Fransiskus.

Dengan semangat yang sama, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) didukung oleh 5P Kids akan mengadakan:
Hari Anak KAJ
Jakarta, 5 Oktober 2024.

Mengangkat tema “Sehat, Bersahabat, Jadi Berkat”, 1.000 anak dari berbagai latar belakang akan saling menyapa, bermain dan belajar bersama saudara-saudaranya; merayakan anak-anak Indonesia yang riang, ramah, dan membawa berkat bagi sesama.

#HariAnakKAJ
#SehatBersahabatJadiBerkat
#5PKids

Lomba LOGO ARDAS APP 2025, Buruan Langsung Kirim Sebelum 20 Oktober 2024

LOMBA DESAIN LOGO ARDAS/APP TAHUN 2025

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

tema:

“KEPEDULIAN LEBIH KEPADA SAUDARA YANG LEMAH DAN MISKIN”

 

 PENGANTAR TAHUN ARDAS/APP 2025

 Tema Ardas/APP KAJ 2025 adalah ” KEPEDULIAN LEBIH KEPADA SAUDARA YANG LEMAH DAN MISKIN ”  merupakan aspek keberlanjutan dari tema sebelumnya yaitu:

“SUBSIDIARITAS DAN SOLIDARITAS” (2024), “KESEJAHTERAAN BERSAMA” (2023) dan “PENGHORMATAN MARTABAT MANUSIA” (2022).

Disadari dalam berbagai refleksi dan evaluasi karya, bahwa kerap kali kita belum maksimal mewujudkan apa yang diharapkan dalam gerakan pasti setiap tahunnya. Kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendalami dan mengembangkan apa yang sudah dicanangkan karena kita sudah sibuk beralih ke tema atau gerakan berikutnya.

GERAKAN KAJ 2025

Fokus pada aksi nyata oleh paroki dan komunitas untuk menolong yang lemah dan miskin, dengan prinsip “Non Multa Sed Multum” (lebih sedikit program, namun efektif).

Gereja terlibat dalam memerangi perdagangan manusia dan perlindungan korban.

Memperkuat solidaritas dan subsidiaritas: mendukung kesejahteraan bersama.

Aksi nyata: edukasi kesehatan, pencegahan stunting, dan pemberian bantuan bagi yang membutuhkan.

PEMBERDAYAAN YANG LEMAH DAN MISKIN

Pemberdayaan menuju kemandirian melalui pendidikan, ekonomi, dan politik.

Menggalang dana sebagai bentuk pewartaan dan pelayanan.

Memperluas Kerajaan Allah dengan mencintai dan melayani orang miskin.

HARAPAN DAN AJAKAN

Kutipan Matius 25:35-36 tentang kepedulian kepada yang lemah. Ajakan memperkuat solidaritas dan subsidiaritas melalui kreativitas, inovasi, dan kolaborasi.

Gerakan pastoral evangelisasi berbasis data untuk mendukung umat prasejahtera.

Contoh inisiatif: pencegahan stunting dan pemberdayaan lingkungan.

Kemiskinan adalah Realitas Kompleks: Mencakup kemiskinan materi, sosial, dan struktural.

Peran Gereja: Gereja diharapkan menjadi komunitas pengharapan yang aktif melayani dan membantu kaum miskin dan lemah, mengikuti spiritualitas inkarnasi dan teologi belarasa.

LOGO HARUS MENCERMINKAN:

 Semangat yang MENGGERAKKAN orang untuk semakin bersikap Lebih Peduli Kepada Sesama Saudara Yang Lemah Dan Miskin .

Logo Menampilkan cita-cita umat Katolik KAJ yang menunjukkan AKSI NYATA UNTUK MENOLONG YANG LEMAH DAN MISKIN.

Untuk itu LOGO yang dibuat HARUS mengandung MAKNA dan juga TULISAN Tema KEPEDULIAN LEBIH KEPADA SAUDARA YANG LEMAH DAN MISKIN”.

Inspirasi LOGO dapat mengambil dari Kisah Orang Samaria Yang Baik Hati, Luk 10:25-37

KETENTUAN SELENGKAPNYA BISA DI DOWNLOAD DI BAWAH INI:

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?