Home Blog Page 4

JADWAL IBADAH RABU ABU 2025 DI SEMUA PAROKI KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KATEDRAL:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI MATRAMAN:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI SUNTER:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KRANGGAN:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI DANAU SUNTER:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KALVARI:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KEMAKMURAN:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI BEKASI:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI RAWAMANGUN:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI VILLA MELATI MAS:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI CIPUTAT:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI ALAM SUTERA:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KAPUK:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KAMPUNG DURI:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KAMPUNG SAWAH:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI THERESIA:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI PULOMAS:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KALIDERES:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI CILILITAN:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI PASAR MINGGU:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI TEBET:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI GROGOL:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KEDOYA:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI TANJUNG PRIOK:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI PIK:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI BIDARACINA:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI BINTARO JAYA:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI CIDENG:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI CILANDAK:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI CILANGKAP:

 

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KOSAMBI BARU:

 

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KRAMAT:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KRANJI:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI PEJOMPONGAN

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI MERUYA:

 

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI KELAPA GADING:

 

JADWAL RABU ABU 2025 PAROKI TOASEBIO:

 

Renungan Minggu Biasa VIII tahun C – 2 Maret 2025

Bacaan Pertama, Sir 27:4-7

Kalau ayakan digoyang-goyangkan maka sampahlah yang tinggal, demikianpun keburukan manusia tinggal dalam bicaranya. Perapian menguji periuk belanga penjunan, dan ujian manusia terletak dalam bicaranya. Nilai ladang ditampakkan oleh buah pohon yang tumbuh di situ, demikian pula bicara orang menyatakan isi hatinya. Jangan memuji seseorang sebelum ia bicara, sebab justru bicaralah batu ujian manusia.

Bacaan Kedua, 1Kor 15:54-58

Saudara-saudara, sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ”Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.’

Bacaan Injil, Luk 6:39-45

Sekali peristiwa, Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya: ”Dapatkah seorang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu. Tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut, meluap dari hati”.

Renungan Singkat

Pengajaran Yesus bagi murid-muridNya berlanjut. Setelah minggu lalu Yesus berbicara mengenai sabda Kasih, minggu ini Ia mengajak kita lebih dalam lagi. Masuk ke dalam inti hati diri kita. Sebelum kita melihat keluar, menilai dan menghakimi orang lain Yesus mau agar kita lebih dulu melihat diri kita sendiri. Hati adalah letak segala motivasi dan kehendak diri kita.

Segala yang baik yang kita lakukan berasal dari hati yang baik. Sebaliknya, hati yang jahat akan mengeluarkan buah yang jahat.

Maka, jagalah hati. Selidiki gerakan-gerakan yang muncul di dalam hati.

.

RA

 

 

 

 

RENUNGAN MINGGU BIASA VII TAHUN C, 23 Februari 2025

Bacaan Pertama, 1Sam 26:2.7-9.12-13.22-23

Pada waktu itu berkemaslah Saul dan turun ke padang gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun Zif. Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya. Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: ”Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali.” Tetapi kata Daud kepada Abisai: ”Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan, dan bebas dari hukuman?”

Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi itu dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur, karena Tuhan membuat mereka tidur nyenyak. Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara mereka. Tetapi Daud menjawab: ”Inilah tombak itu, ya tuanku raja! Baiklah salah seorang dari orang-orangmu menyeberang untuk mengambilnya. Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab Tuhan menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan.

Bacaan Kedua, 1Kor 15:45-49

Saudara-saudara, seperti ada tertulis: ”Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup”, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. ‘

Bacaan Injil, Lukas 6:27-38

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.

Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.

Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”

”Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” ‘

Renungan Singkat

Kasihilah musuhmu, berbuat baiklah kepada mereka yang membenci kamu.. dan seterusnya. Sabda ini dahsyat. Melawan arus perintah dunia yang meminta kita justru balas benci dengan benci, lawan musuhmu.

Yesus mau agar kita memiliki kehidupan ilahi. Manusia Rohani. Seperti Allah yang terus dan tak pernah henti mengasihi kita. Kita, manusia ciptaan-Nya yang paling mulia, yang dikasihi – yang justru malah sering menyakiti Allah. Kita menyatakan diri memusuhi pencipta kita. Kita dengan sadar menolak Dia.

Tapi dia tetap mau mencintai, mengasihi, menjalankan karya keselamatan-Nya sampai selesai. Sebagaimana Allah berbuat untuk kita, Dia kehendaki juga agar kita melakukan hal yang sama kepada saudara lain.

Jadi, kamu gimana?

RA

 

LENGKAP Link Download Bahan APP 2025 KAJ

Romo / Suster / Bruder / Ibu / Bapak / Sdr/i ytk,

Berikut adalah Bahan APP 2025 yg sudah lengkap:

Link Download Bahan APP 2025 KAJ

Termasuk softcopy file spanduk / standing banner utk dicetak di paroki dan surat perihal pengumpulan dana app di Paroki dan Sekolah.

Tuhan Berkati pelayanan dan karya kita semua yah 😇🙏.

Terima kasih,
Divisi APP KAJ

Renungan Minggu Biasa VI C, 16 Februari 2025

Bacaan pertama, Yer 17:5-8

‘Beginilah firman Tuhan : ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan , yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. ‘

Bacaan kedua, 1Kor 15:12.16-20

Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Sebab andaikata benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-orang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Namun ternyata, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal dunia. 

Bacaan Injil, Luk 6:17.20-26

Sekali peristiwa, Yesus turun dari sebuah bukit bersama dengan kedua belas rasul dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. 

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: ”Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.

Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.” 

Renungan Singkat

Jika kita setia dan berpegang kepada Tuhan, bisa jadi bukan kekayaan ataupun kesuksesan yang kita dapat. Mungkin juga bukan kelancaran dalam setiap apa yang kita lakukan. Tetapi, yang kita miliki – dan tidak akan diambil oleh siapapun – adalah pengharapan. Harapan ini yang membuat kita terus berjuang dan berusaha yang terbaik. Karena yakin, kita hidup bukan hanya untuk hari ini. 

Orang yang seperti itu, menurut Yeremia, adalah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Hidupnya tak pernah kering, dan tak pernah berhenti menghasilkan buah. Sabda ini bisa kita temukan juga dalam Mazmur 1. 

Paulus membangkitkan harapan yang sama kepada jemaat Korintus. Harapan kita tambatkan pada Kristus yang bangkit setelah kematian. Bahwa pada saatnya, kita pun boleh mengalami kemuliaan yang sama seperti Kristus. 

Dan pada akhirnya, Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, yakni mereka yang telah mengikuti-Nya. Empat sabda bahagia untuk mereka yang miskin, yang lapar, yang menangis dan yang dibenci dan dihina karena imannya. Untuk tidak khawatir akan apa yang mereka alami sekarang, karena kebahagiaan bukan dinilai dari situ. Sebaliknya, Yesus juga memberikan empat sabda celaka, untuk mereka yang kaya, kenyang, tertawa, dan menerima pujian. Juga karena apa yang mereka alami sekarang tidak akan berlangsung selamanya. 

Rendah hatilah, setialah selalu kepada Tuhan. 

RA

RENUNGAN MINGGU BIASA V C, 9 Februari 2025

Bacaan Pertama, Yes 6:1-2a, 3-8

Dalam tahun wafatnya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap.

Mereka berseru seorang kepada yang lain, katanya: ”Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.

Lalu kataku: ”Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam.”

Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: ”Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: ”Ini aku, utuslah aku!” ‘

Bacaan Kedua, 1Kor 15:1-11

Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu – kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.

Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.

Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku maupun mereka, begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani. 

Bacaan Injil, Lukas 5:1-11

Sekali peristiwa, Yesus berdiri di pantai danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: ”Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: ”Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”

Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: ”Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab Simon dan teman-temannya takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon.

Lalu Yesus berkata kepada Simon: ”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. ‘

Renungan Singkat

Kalau ditanya, apa persamaan antara Yesaya, Simon Petrus, dan Paulus? Dari teks-teks minggu ini kita bisa menjawab ada banyak persamaannya. Mereka sama-sama berjumpa dengan Tuhan – meski dengan cara yang unik dan berbeda. Yesaya berjumpa dengan Allah di bait-Nya, bahkan lidahnya disentuh bara yang dibawa oleh serafim. Simon berjumpa pada saat ia bekerja mencari ikan. Yang lebih mantap, Paulus berjumpa dengan Tuhan saat ia sedang berjalan mencari dan menganiaya pengikut Tuhan. 

Reaksi mereka juga sama. Seketika mereka merasa takut, tidak pantas, dan lebih baik mati saja. Yesaya merasa dirinya najis bibir, Simon tersungkur merasa tak berdosa, dan Paulus merasa paling hina dan tidak layak. 

Namun, rupanya Allah memilih mereka – dengan segala kondisi ketidaklayakan dan ketidakpantasan. Allah tidak memilih yang suci dan layak, atau sempurna. Tapi mereka yang bersedia dan tersedia. Ia memilih dan memanggil kita pada saat kita masih berdosa. 

Dengan demikian, kita bisa melihat, kalau Yesaya berhasil, Simon Petrus setia, dan Paulus menjalankan tugasnya sampai selesai itu bukan karena kekuatan manusia semata. Semua terjadi karena kasih karunia Allah. 

Paulus menilai bahwa segala yang hal yang ia miliki, yang ia bagikan, itu semua adalah karena kasih karunia Allah. Apapun akan dia kerjakan dan usahakan supaya kasih karunia itu tidak sia-sia. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARI MINGGU, 2 Februari 2025 – Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Bacaan Pertama, Maleakhi 3:1-4

Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.

Bacaan Kedua, Ibrani 2:14-18

Saudara-saudara, orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.

Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.  Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.


Bacaan Injil, Lukas 2:22-40

Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yosef membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ”Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah'”. Juga mereka datang untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 

Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,  dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.

Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: ”Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,  sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” 

Yusuf dan Maria amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Anak Yesus.  Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan [35] – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

Ada juga di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan   bersyukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

RENUNGAN

Allah begitu mengasihi manusia, sehingga Putra-Nya lahir ke dunia dan menjadi sama seperti kita. Ia menjadi sama bukan hanya sekedar fisik. Ia pun sama sejajar dengan bangsa-Nya yang mematuhi Hukum Taurat Tuhan. 

Dalam Kel 13:1-2 terdapat Hukum Tuhan demikian, 

”Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka.”

Semua yang sulung -baik anak manusia maupun hewan – adalah milik Tuhan. Diberi perintah untuk menyucikan semua anak sulung itu. Hukum ini diperintah sebagai peringatan keluarnya Israel dari Mesir, ketika Allah juga menyelamatkan anak sulung Israel dengan darah Anak Domba yang dioleskan di pintu rumah orang Israel. Anak Sulung berarti juga persembahan pertama yang terbaik yang terdahulu. Itu dikuduskan dan disucikan dan dipersembahkan kepada Allah. 

Kita mendengar pula hari ini Nubuat Maleakhi. Tuhan tiba-tiba akan datang masuk ke dalam bait-Nya. Ia memperingatkan itu kepada Israel. Mengapa bisa demikian? Singkatnya begini. Setelah dari pembuangan, Israel kembali dengan semangat rohani yang benar. Di pembuangan, kelas penguasa dan keluarga mereka semacam masuk dalam retret spiritual yang mengembalikan diri mereka searah kehendak Tuhan. Namun, tak lama setelah orang-orang buangan ini kembali ke Yerusalem, semangat baru ini perlahan memudar. Bait Suci terlupakan, dan mulai kembali pada gaya hidup yang penuh keserakahan dan ketidak adilan. 

Maleakhi – yang artinya “utusanku” adalah seorang pria tak bernama yang sangat setia pada agamanya. Dia tidak mentolerir para imam Bait Suci yang menutup mata akan kejahatan yang terjadi di masyarakat. Ia datang berseru kepada umat untuk memperbaiki jalan hidup mereka. 

Hari ini kita merayakan pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Bagi Keluarga Yesus Maria, tindakan ini mungkin hanya sekedar melakukan apa yang dituntut oleh Hukum Musa bagi setiap keluarga Yahudi. Tapi dalam hubungannya dengan nubuat Maleakhi, pesannya lebih dari itu. Simeon, yang datang ke Bait Allah saat itu menyebut Dia yang dipersembahkan ini, 

”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan…”

Juga Hana, bersyukur kepada Allah dan berbicara mengenai kelepasan yang dibawa oleh anak itu kepada Yerusalem. Dari sekian banyak orang yang datang ke Bait Allah, Simeon dan Hana yang diberi karunia untuk melihat sang Anak sebagai juruselamat di masa mendatang. 

Dipersembahkannya Yesus di Bait Allah menjadi penggenapan nubuat Maleakhi, bahwa Tuhan sendiri dengan mendadak akan masuk ke Bait Suci-Nya. Ia datang menguduskan dan menyucikan sehingga setiap orang yang datang ke Bait Suci-Nya mempersembahkan korban yang benar di hadapan Allah. 

RA. 

 

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA III C, 26 Januari 2025

Bacaan Pertama, Neh 8:3-5a.6-7.9-11

Sesudah umat Israel kembali dari pembuangan, pada hari pertama bulan ketujuh imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. 

Adapun Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat khusus untuk peristiwa itu. Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji Tuhan , Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: ”Amin, amin!”, sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah.

Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.

Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: ”Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!”, karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.

Lalu berkatalah Imam Ezra kepada mereka: ”Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!” ‘

Bacaan Kedua, 1Kor 12:12-30

Saudara-saudara, seperti halnya tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata: ”Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: ”Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 

Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: ”Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: ”Aku tidak membutuhkan engkau.” Justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.

Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? ‘

Bacaan Injil, Luk 1:1-4,4:14-21

Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. ‘

Sesudah dicobai Iblis di padang gurun, dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.

Lalu Yesus datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:

”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” 

Pembahasan Sabda


Kalau kita perhatikan, ada yang menarik dari Bacaan pertama dari kitab Nehemia dan Injil dari Lukas. Mari kita baca dengan seksama. 

Kitab Nehemia dalam bacaan pertama mengisahkan tentang usaha membangun kembali Yerusalem setelah kembali dari pembuangan. Tembok kota kembali dibangun. Pada hari raya Pondok Daun, seluruh rakyat berkumpul di gerbang Air. Imam Ezra tampil ke depan untuk membacakan taurat Tuhan dengan jelas, diberi keterangan-keterangan sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang mendengarnya. Begitu hebat dan dahsyat Taurat Tuhan itu sehingga menyentuh hati. Teks mencatat bagaimana rakyat menangis saat mendengar Taurat Tuhan dibacakan. 

Penting untuk melihat apa dilakukan oleh rakyat Israel setelah munculnya segala romantisme setelah mendengarkan Taurat Tuhan itu.

”Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa,”

Mereka diminta jangan bersusah hati dan bersedih. Tapi mereka diminta pergi dengan sukacita, makan dan pesta serta berbagi kepada mereka yang tidak memiliki apa-apa.

Jadi kelihatan polanya. Mendengar Taurat Tuhan membuahkan sukacita, sukacita itu berbuah pada sikap hidup untuk berbagi sukacita bersama. 

Di dalam Injil Lukas hari ini, ada hal menarik lagi yang bisa kita lihat. Ditampilkan sepenggal informasi dari Lukas bab 1, lalu disematkan bersama dengan Lukas Bab 4. Dari Bab 1, Lukas menyampaikan bagaimana Injilnya disusun, dan apa yang mau ia sampaikan. Yang mau ia sampaikan terutama adalah kisah tentang Yesus. Lukas tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus. Dia mendapatkan kisah tentang Yesus dari para saksi mata dan pelayan Firman. Ia menyelidiki semuanya dengan seksama, dan akhirnya membukukannya secara teratur. 

Jadi secara singkat, Lukas tidak lagi menjadikan Taurat sebagai sabda Tuhan seperti pada bacaan pertama. Kini Sabda Tuhan adalah sebuah kisah. Kisah tentang Yesus – hidup dan ajaran-Nya yang benar. 

Sedangkan Lukas Bab 4, menampilkan kedudukan Yesus di hadapan teks-teks suci sebelumnya. Secara singkat mau dikatakan bahwa Yesuslah penggenapan teks-teks itu. ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya’. Maka setiap orang yang hidup bersatu dengan Kristus tidak lagi hidup secara hukum lama, hukum taurat dan hukum perjanjian lama. Dalam Kristus, semua digenapi. Maka, hiduplah sebagaimana Kristus hidup, seturut Diri-Nya, Hati-Nya dan Pikiran-Nya. 

Paulus lebih lanjut merefleksikan bahwa Kristus kegenapan hukum itu hadir dan mewujud dalam Tubuh Mistik-Nya, yakni Gereja. Gereja yang anggota tubuhnya banyak dan beragam fungsi. Yang paling lemah menjadi yang paling penting, dan harus dibantu. Tidak ada yang lebih utama daripada yang lain, karena masing-masing punya peran unik, khas dan baik untuk pertumbuhan jemaat. Masing-masing anggota tubuh saling memperhatikan. 

RA

FORUM BONUM COMMUNE: Iman yang terlibat untuk indonesia berpengharapan


BONUM COMMUNE FORUM

Serial 1:
Iman yang Terlibat untuk Indonesia Berpengharapan

Pembicara:
Bapa Kardinal Ignatius Suharyo
Bapak Yustinus Prastowo

Keynote Speech:
Bapak Thomas A.M. Djiwandono


⛪ Tempat : GRHA PEMUDA, Lantai 4
Jl. Katedral, Jakarta Pusat
🗓️ Hari/Tanggal : Sabtu/ 25 Januari 2025
⏰ Waktu : Pk 09.00 – Pk 12.30

Biaya pendaftaran ditransfer ke:
*BCA 5440343343*
Atas nama Keuskupan Agung Jakarta

*Biaya (pengganti konsumsi) : Rp. 50.001/ orang* mohon ditambah angka 1

Harap menuliskan nama peserta di kolom berita transfer

Link Pendaftaran
https://forms.gle/co2ApjfERKQdRgjx9

Dibuka untuk UMUM
_(kuota terbatas)_
Pendaftaran akan ditutup tanggal 23 Januari 2025 atau *jika kuota sudah PENUH terlebih dahulu*

*Informasi (WA ONLY):*
wa.me/+6287877890393 (Jeanette)
+6287772484162
(Edith)

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA II, 19 Januari 2025

Bacaan Pertama, Yes 62:1-5

‘Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri.

Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi ”yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi ”yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai ”yang berkenan kepada-Ku” dan negerimu ”yang bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.

Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. ‘

Bacaan Kedua, 1Kor 12:4-11

Saudara-saudara, ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. ‘

Bacaan Injil, Yoh 2:1-11

‘Pada waktu itu ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: ”Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: ”Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.”

Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: ”Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu:

”Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.”

Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya – ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: ”Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”

Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. ‘

Renungan Singkat

Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. 

Dalam teologi Perjanjian Lama, relasi intim antara Allah dengan manusia sering digambarkan dalam bentuk pernikahan. Contohnya bisa kita lihat dalam teks di atas, ayat terakhir dari perikop Bacaan Pertama hari ini dari Kitab Yesaya. Pasangan Israel adalah Allah sendiri yang tidak akan membiarkan mereka ‘tidak bersuami” atau ‘yang ditinggalkan’. Tidak akan ada yang ditinggalkan. 

Pemahaman di atas membantu kita untuk melihat lebih dalam apa yang terjadi pada kisah Mukjizat perkawinan di Kana di Galilea. 

Seperti lazimnya sekarang, dulu perkawinan juga erat dengan pestanya. Bisa jadi pesta perkawinan dilaksanakan dalam durasi waktu yang lama, bisa satu minggu baik dua minggu. Itu karena undangan datang dari jauh memakan waktu lama untuk sampai ke tempat pesta. Maklum belum ada taksi online atau ojol. Pesta harus terus berlangsung sementara undangan datang silih berganti. Makanan perlu disediakan terus. Dan dalam kasus kisah ini anggur pesta tidak boleh habis. Kalau habis, undangan yang datang belakangan tidak dapat menikmati pesta yang sama seperti undangan-undangan yang terdahulu. 

Ternyata, persediaan anggur menipis. Pesta terancam bubar sebelum waktunya. Masih banyak undangan yang akan datang. Apakah masih tersedia anggur untuk mereka juga? Bunda Maria meminta Yesus untuk berbuat sesuatu. Yesus menjawab bahwa saat-Nya belum tiba. Dalam injil Yohanes, kata “saat” menjadi penting. “Saat” menunjuk pada pengorbanan diri-Nya sehabis-habisnya di kayu salib. Bandingkan dengan Yoh 13:1,

‘Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. ‘

Maria meminta Yesus menyediakan anggur minuman, dalam arti sebenarnya. Sementara Yesus, mungkin, memaknai anggur sebagai darah-Nya yang tercurah di salib. Pantas Yesus bilang, “Mau apa engkau daripada-Ku, Ibu? Saat-Ku belum tiba”. 

Tapi bagi saya sendiri Kisah ini memuat banyak sekali simbol. Dan salah satu yang membuat saya terkesan adalah: bahwa Yesus hadir di sana, sebagai penolong pesta, yang tidak terlihat. Supaya para undangan yang datang belakangan bisa ikut menikmati anggur, bahkan yang terbaik. Siapa undangan yang datang belakangan? Dalam teks-teks KS lain, undangan yang terakhir sering diasosiasikan kepada para pendosa, pemungut cukai, pelacur dan mereka yang tersingkirkan di masyarakat. Yesus dan Maria merubah air menjadi anggur, agar golongan yang ‘terakhir’ di masyarakat itu pun bisa menikmati pesta yang sama. 

Paulus mengatakan, bahwa kita sebagai anggota Gereja dianugerahi macam-macam karunia untuk pertumbuhan pelayanan Gereja. Rupa-rupa pelayanan tapi satu Roh. namun kadang, Roh penyemangat kita sebagai pembuat ‘pesta” karya baik apapun di Gereja kadang-kadang besar di awal, tapi habis di akhir. Kita butuh Yesus dan Maria agar kita memiliki energi yang sama dari awal sampai akhir. Karena terkadang mereka yang terlupakan justru datang di akhir, dan kita harus siap menyambut mereka juga. 

Jadi, kamu gimana?

RA

 

 

Terbaru

Populer