Belakanganiniberedarkembalisuatuhasilpenelitiandari Universitas Harvard yang sudahdijalankan sangat lama. Temapenelitiannyaadalahtentangkebahagiaanmanusia. Menuruthasilpenelitian, kebahagiaandiperolehdarisuatuhubungan yang baik. Namun, kitasendiri juga bisamerasakanbahwahubungan yang baikataumemilikihubunganpertemananyang sehatdapatmembuathidupkitalebihtenang, bahagia, dan berkualitas. Hubungan yang baik sangat berperandalam hidupkita.
Injilhari sangat menarikbahwaYesusmembukadiri-Nya kepadakita. Diatidakhanyamenawarkandiri-Nya tetapiDiajuga menempatkandiri-Nya sebagaipokok dan pangkaldari tiap ranting. Denganini, Yesusinginmenjaga dan memeliharahubunganantara Allah dan manusia. Yesusmemberikan jaminandalamhubungantersebut, bahwadalamhubungan tersebutkitabisamenghasilkanbuah. Buahitubisaberanekaragam, yaitucintakasih, kebahagiaan, sukacita, dll.
Kita bisabelajardariYesusuntukbukanhanyamembukadiri terhadapsesamamelainkan juga mengupayakanhubungan yang baik dan berkualitas. Kita dipanggiluntukmembangun hubungansosial yang baikdengansiapa pun. Dengan membangunhubungan yang baik, kitasedangmengupayakan dan membagikankebahagiaanuntukbanyak orang.
Paulus dan Barnabas sudah sampai kota Listra, tapi di sana mereka malah dianiaya – dilempari batu. Saking parahnya sampai-sampai Paulus dikira sudah mati. Jemaat di sana melarikan Paulus dan Barnabas ke kota Derbe. Di Derbe mereka tetap mewartakan Injil dan memperoleh banyak murid.
Anehnya setelah itu mereka kembali ke Listra lalu ikonium dan Antiokhia. Kota di mana mereka sebelumnya dianiaya dan dilempari batu. Untuk apa? Cari mati saja! Padahal mereka bisa saja pergi dan tidak kembali lagi. Apa mereka tidak kapok?!
Tidak, tidak seperti itu. Paulus dan Barnabas memiliki cinta yang besar dan hati yang lapang. Resiko nyawa mereka ambil karena kasih yang besar terhadap jemaat di Listra, Ikonium dan Antiokhia.
Urusan jemaat belum selesai! Jemaat perlu diteguhkan, dikuatkan dan dimandirikan. Apalagi setelah jemaat melihat Paulus dan Barnabas dianiaya sedemikian rupa.
Pekerjaan Paulus dan Barnabas baru dikatakan selesai, setelah di tiap-tiap jemaat ditetapkan penatua-penatua untuk menjadi pemimpin Gereja setempat. Baru setelah itu mereka pergi ke tempat lain, di seluruh Pisidia, Pamfilia, sampai Perga dan Attilia. Dan akhirnya berlayar kembali ke Antiokhia, tempat mereka memulai misi mereka. Di Antiokhia mereka berkisah kepada jemaat betapa Allah menyertai mereka dalam setiap pekerjaan-pekerjaan-Nya melalui perantaraan mereka.
—
Yesus mengatakan, “Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu”. Urusan-Nya bagi keselamatan dunia ini belum selesai.
Yesus masih bekerja, hingga kini. Menyertai setiap murid-murid dalam karya Bapa-Nya sampai pada kesudahannya.
—
“Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. 1Kor 15:58
Hai kawan2 apa kabarmu di hari Senin V Paskah ini? Doa dan harapan ku semoga Anda bahagia dan beruntung
Kasih, percaya menerima Roh Kudus
Yohanes (14:21-26)
a) Mengasihi Yesus hanya bisa dilakukan kalo kita setia perintah- Nya ( ay 15, 21,23,24).
Sebenarnya perintah dari Yesus hanya satu yaitu “saling mengasihi”. Tetapi dari komunitas Yohanes juga ditambahkan “percaya” kepada Yesus sebagai urusan Allah.
Kasih itu sendiri sebagai kuasa yang diberikan oleh Allah kepada Yesus. Dan Yesus pun melanjutkan kuasa itu kepada para murid / kita. Kasih sendiri telah dilaksanakan dlm hubungan Yesus dg Bapa dan sebaliknya. Dan kasih seperti itu akan diberikan kepada orang yang percaya kepada Yesus. Bagaimana pelaksanaannya?
b) Tuhan Yesus sudah menjanjikan seorang perantara / penolong yang disebut “paraklete”, Yunani.
c) Siapa dia? Ia sebagai pemenuhan janji Allah kepada kita. Ia adalah alter ergo bagi Yesus.
Tanda kehadirannya tetap dan terus menerus ( 14:15-17, 25-26, 15:26-27, 16:7-11, 12-15).
e) Asalnya? Paraklete berasal dari Allah (15:26, 16: 28).
Sayang, dunia tidak bisa menerima- Nya (14:17). Orang yang menerimanya mengalami hidup baru dalam Roh ( 3:1-8, 20:22). Namun komunitas Yohanes adalah contoh jemaat yang dipenuhi oleh Roh Kudus dalam pengajaran dan pewahyuan terus menerus.
Banyak hal yang ingin kita tahu dan mengerti di dunia ini, termasuk ragam masalah, derita, dan kegagalan yang kita alami. Banyak orang berkata, ini semua takdir Tuhan. Tetapi, apakah memang memang Tuhan memberikan kepada kita takdir dalam arti, Ia telah menentukan akhir hidup kita dari sekarang? Nah, muncul pertanyaan: seandainya Tuhan telah menentukan hidup kita, apakah artinya Tuhan tidak memberi kita kepercayaan untuk menjalani hidup ini? Seandainya Tuhan menentukan hidup kita, apakah memang ada yang nanti akhirnya masuk neraka?
Rasanya tidak seperti itu ya. Tuhan kita bukanlah Tuhan yang egois dan semena-mena. Ia adalah Tuhan yang penuh kasih dan setia seperti dalam Mazmur hari ini (Mzm 115). Kepastian iman ini mengantar kita untuk percaya, terbuka pada rencana-Nya, dan berjuang yang terbaik dalam hidup kita. Tidak semua hal bisa kita mengerti sekarang. Tidak semua peristiwa bisa pahami sekarang. Yang dibutuhkan adalah percaya pada-Nya sembari memadahkan mazmur “kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu” (Mzm 115:1).
Semoga kita selalu percaya pada-Nya dan mengingat kasih dan setia-Nya dalam hidup kita. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!
Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Janganlah cemas, janganlah takut, di dalam Tuhan berlimpah rahmat.
Kalimat di atas adalah sepenggal lirik dari satu nyanyian Taize. Menyiratkan harapan, percaya kepada Tuhan, Dia akan menyertai.
—
Apa kegelisahanmu dalam hidup?
Sebagai manusia kita pasti pernah gelisah, khawatir bahkan takut. Itu wajar. Sadar atau tidak sadar perasaan semacam itulah yang menjadi daya dorong kita untuk berusaha, mengerjakan yang terbaik dalam hidup hingga rasa-rasa itu hilang. Ada satu kata bijak yang bisa kita renungkan, “Kalahkan ketakutan dengan persiapan”.
—
Dalam perjamuan terakhir, sebelum berpisah dengan murid-murid-Nya Yesus memberi peneguhan, “Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaku”. Yesus sepertinya tau kegelisahan hati murid-murid-Nya. Mungkin dia melihat raut wajah mereka atau situasi malam itu. Kita pernah ya merasakan itu dalam pertemuan sehari-hari.
Apa yang mereka gelisahkan? Apakah mereka takut bahwa nasib mereka juga akan berakhir dengan kematian seperti gurunya? Apakah mereka gelisah ditinggalkan Yesus yg pergi dari tengah-tengah mereka? Kepada siapa mereka akan pergi? Kepada siapa mereka berharap?
—
Yesus memberikan janji, Ia akan pergi menyiapkan tempat bagi mereka. Dan saat Ia kembali, mereka akan dibawa ke tempat di mana Ia berada. Rumah Bapa.
Maka dengan demikian jelas. HANYA ADA SATU tempat yang Bapa sediakan bagi kita, yakni Rumah-Nya dalam kerajaan-Nya. Dan HANYA ADA SATU jalan yang disiapkan untuk sampai ke sana, YESUS KRISTUS.
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. (Yoh 14:6)
—
Jadi, tidak perlu khawatir akan hari esok. Tidak perlu takut akan kematian. Bersiap-siaplah, berjaga-jagalah, sehingga ketika Yesus datang menjemput kita, kita mengenali Dia dan boleh berbahagia karena dihantar ke rumah Bapa yang telah Ia sediakan bagi kita.
Hallo kawan2, gimana kabarmu di hari ini sabtu keempat paskah? Doa dan harapan ku Kamu semua baik- baik saja ya…. 👍😘❤🙏
Kita merenungi Sabda Tuhan hari ini yuk…
Yohanes 14:8-14: Mengenal Yesus berarti mengenal Bapa
1. Yesus sebagai Sang Pengantara kita kepada Bapa.
Kemarin kita mendengarkan Injil Yohanes 14:1-7 : Yang intinya mengenai Yesus sebagai ” Jalan, Kebenaran dan Hidup”. Dalam Alkitab Septuaginta berbahasa Latin, sabda Yesus berbunyi : Ergo sum Via, Veritas et Vita. I am Way, Truth and Live. Yesus mau menegaskan kepada para murid bahwa Ia satu- satunya Pengantara Kita kepada Bapa. Maka hanya melalui Dia, kita akan selamat. Kita diajar agar percaya 100 ℅ kepada – Nya.
2. Mengenal Yesus = mengenal Bapa
Mengenal Yesus berarti mengenal Bapa, karena kehadiran Bapa nampak secara sempurna dalam hidup Yesus seutuhnya ( ay 8). Tetapi penjelasan dari Tuhan itu belum difahami oleh Filipus, walaupun telah lama tinggal bersama nya (ay 10-12). Memang Filipus adalah termasuk murid Yesus pertama, selalu disebut pada urutan ke 5. Ia berasal dari Betsaida, Galilea, ex murid Yohanes Pembaptis). Seorang pejinak kuda 🐎 liar. Yesus menegaskan bahwa Ia tinggal dalam Bapa dan Bapa dalam Dia. Buktinya adalah karya 2 Yesus berasal dari Bapa. Karya ilahi dan mujizat2 akan diberikan kepada orang yang percaya kepada- Nya, bahkan orang yang percaya akan melakukan pekerjaan yang lebih besar lagi.
Yesus yang sudah kembali kepada Bapa tetap menjanjikan bahwa karya ilahi ( tanda2, mujizat2) akan dilanjutkan oleh para murid. Di bab 15-17 hal itu ditekankan oleh Yesus. Dia dalam nama Yesus juga amat berkuasa, karena meskipun tidak bersifat magis ( seperti rafal2 perdukunan). Doa dalam nama Yesus berati dalam berdoa kepada Tuhan sehati sepikir, ora et labora , hidup menyatu dalam Dia melalui Roh Kudus ( bdk.Yohanes bab15).
Karya Yesus ternyata diteruskan antara lain oleh Rasul Filipus. Dia melakukan banyak mujizat atas nama Yesus, menobatkan Sida2 Etiopia, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, menghidupkan orang mati. Menurut Tradisi, setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga, Filipus mewartakan Injil di Friga, kota tua di Asia Kecil. Klemen dari Alexandria menyatakan bahwa Filipus mengalami banyak penderitaan , penganiayaan dan mati disalibkan dengan kepala di bawah pada jaman Kaisar Domitianus. Menurut Eusebius, seorang sejarahwan Kristen purba, bahwa Filipus wafat di Hierapolis dan dimakamkan di sana. Jenazahnya dipindahkan ke Roma tahun 561 M di Basilika para rasul. Menurut Papias, uskup Hierapolis, Filipus pernah menghidupkan seorang lelaki yang sudah mati.
3. Pesan
a) 4 inti syahadat Gereja : Kristus wafat, dimakamkan, bangkit pada hari ketiga, menampakan diri menjadi Iman Gereja Katolik sampai sekarang ini.
b) Percaya kepada Yesus Kristus mutlak bagi seorang Kristiani. Percaya berarti bersatu padu seluruh hidup kita dengan seluruh hidup Tuhan Yesus.
c) Iman Kristiani bukan sekedar ajaran2 / dogma, perintah2, larangan2, hukum2 haram halal, lembaga2 Gereja, tetapi yang terpenting adalah karya kasih untuk melakukan kehendak Bapa dengan setia.
Pertama-tama tentu ikut Sang Kristus kembali kepada Bapa. Bilamana itu terjadi? Langsung setelah kematian putusan pengadilan illahi terlaksana: masuk surga atau masuk neraka. Tidak pakai tunda 40hari seperti mungkin dipahami selama ini. Semua orang beriman masuk surga kembali kepada Bapa. Ada yang langsung masuk kemuliaan Allah ada yang harus melalui api penyucian.
Tujuan kedua adalah jalan mencapai tujuan pertama yaitu mewujudkan iman akan Kristus. Menegaskan bahwa kita orang beriman. Bagaimana itu dilakukan? Dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan Yesus lakukan, bahkan mungkin lebih besar. Segala pekerjaan Yesus isinya adalah memuliakan Allah dalam diri Sang Putra. Suatu persembahan mulia seluruh hidup kemanusiaanNya.
Untuk menuntaskan tujuan-tujuan ini Tuhan menjanjikan segala bantuan. Segala yang ada di dunia dapat kita pilih untuk menyelesaikan pekerjaan kita semakin memuji dan memuliakan Allah. Jika harus miskin, maka kemiskinan itu kita gunakan untuk memuliakan Allah, jika terpaksa kaya raya kita juga akan gunakan kekayaan itu untuk semakin memuji dan memuliakan Allah. Sakit, sehat, susah, duka dan sukacita semuanya kita gunakan untuk memuliakan Allah.
Semoga anda punya pilihan sukacita untuk memuji Allah dan tidak menolak kesengsaraan untuk tetap memuliakan Bapa di surga.
Kawan2 apa kabarmu di hari jumat paskah IV ini? Doa dan harapan ku kamu semua bahagia dan sehat ya…. Yuk, merenungi Sabda Tuhan sebagai santapan hidup rohani kita.
1. Yesus pergi seorang diri ( ay 1-4)
Yesus menghibur para murid yang masih gelisah, cemas akan ditinggalkan oleh Gurunya. Mereka cemas karena masih bodoh dan tidak tahu maksud ajaran sang Rabbi. Kali ini Yesus memang akan pergi sendirian: karena ia berasal dari Bapa dan akan kembali kepada- Nya. Yesus pergi ke rumah Bapa untuk menyiapkan tempat bagi para murid. Setelah itu akan kembali mengajak para murid ke tempat yang paling mulia ( 2-4).
2. Jalan menuju kebenaran dan hidup ( ay 5-7)
Yesus menjelaskan bahwa para murid mengerti jalan yang dimaksud Yesus, kecuali Thomas. Yesus menjelaskan bahwa diri- Nya adalah Jalan, way, hodos ( Yunani).
a) Jalan menuju Allah ( Mzm 25:10, 67:3, Yes 40:3, Mat 3:3, Rom 11:33, dsb). Jalan itu juga sebagai kehendak Allah ( Mzm 18:22, Mat 21:32, dsb). Jalan dan kehendak Allah yang membawa manusia kepada kehidupan ( Kisah 2:8, 13:10). Atau pun jalan yang menuntun pada kekebenaran. Yesus sebagai hodos yang menuntun orang kepada hidup dan benar yaitu Bapa sendiri ( Yoh 14:4-6).
b) Tingkah laku manusia juga disebut ” Jalan ” Yang menunjukkan cara hidupnya ( Kisah 14:16, Rm 3:16, dll). Dalam sastra kuno sering dijumpai mengenai tema “dua jalan”, dalam PB dan PL ( Ul 30:9, Ama 8:13, Yer 25:6, Mat 7:13-14). Oleh karena itu, manusia mencari cara / jalan untuk memasuki Kerajaan Allah ( Mat 5:20, 18:8-9, 25:21-23). Hanya Yesus yang telah memasukinya, karena Ia telah masuk ke dalam sanggar Maha Kudus ( Ibr 9:8, 10:19-20, 2Ptr 1:11).
c) Kisah para, rasul mengartikan bahwa Jalan sinonim dengan hidup baru dlm iman Kristen ( Kisah 9:2, 18:25-26, 19:9, dst).
3. Per Yesum ad Deum
Hanya melalui Yesus orang sampai kepada Allah. Dalam doa syahadat para rasul, aku percaya dikatakan bahwa ” Aku percaya akan satu Tuhan, Yesus Kristus. Apa artinya):
a) Yesus adalah sebutan dari bahasa ibrani, Yeshua, Jehoshua, yang berati Yahwe adalah keselamatan.
b) Kristus ( Kristos) dari Yunani, atau Masyiah, Mesias ( Arab) , berati yang diurapi ( dikuduskan) oleh Roh Kudus. Jadi Yesus Kristus adalah utusan sekaligus pemenuhan janji Allah untuk mengirim Sang Juru Selamat.
c) Dalam kisah rasul dikatakan : ” keselamatan tidak dalam siapa pun selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan ( Kisah 4:12). Percaya kepada Yesus Kristus sebagai inti iman Kristiani. Percaya berarti persatuan mutlak hidup seorang Kristen dengan Yesus Kristus yang telah setia sampai mati melakukan kehendak Bapa. Ia telah memberi contoh sebagai pemimpin yang merendahkan diri, melayani dan berkorban untuk orang lain. Maka agama Kristen tidak sekedar berupa ajaran-ajaran, perintah – perintah, lembaga, organisasi Gereja, tetapi pelaksanaan karya kasih di dalam Yesus Kristus.
Bacaan I: Kis 13:26-33; Mzm 2:6-7.8-9.10-11; Bacaan Injil: Yoh 14:1-6.
Ego sum via, et veritas, et vita. Nemo venit ad Patrem, nisi per Me ;
“Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”
Bila ditanya apakah kita mengenal Uskup kita masing-masing, umumnya akan menjawab mengenal. Tetapi pada saat ditanya lebih dalam terkait dengan hobi, warna kesukaan sampai pada makanan kesukaan, kita kesulitan menjawab. Maka haruslah dibedakan antara mengetahui dan mengenal. Kita tahu seseorang belum tentu mengenalnya. Namun yang terpenting bukan hanya sekedar mengenal tetapi juga memaknai relasi kita dengan orang tersebut. Bukan sekedar tahu dan mengenal siapa itu Yesus tetapi dapat menjawab siapa Yesus bagiku.
Pertanyaan itu menuntut pengetahuan dari sisi kognitif, pengenalan dari sisi afeksi sekaligus pemaknaan dari sisi pengalaman konkret. Pengalaman akan Kristus yang dimaknai akan jauh lebih bertahan dan berdampak dibandingkan hanya pengetahuan/pengenalan saja. Itulah yang dialami Paulus, ia bukan saja tahu dan kenal tetapi mampu memaknai hidupnya dalam terang Kristus. Pemahaman itulah yang mampu menguatkan kita saat berada dalam kesulitan dan permasalahan. Semoga kita mampu menjadikan pengalaman akan Kristus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Kita masing-masing telah diangkat Allah menjadi anak-Nya. Allah telah bersabda: “Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan”. Kita menjadi anak-Nya dengan Kristus sebagai saudara sulung kita. Sebagai saudara dalam Kristus, kita dipanggil untuk mengikuti jejak Kristus. Ambil bagian dalam tugas perutusan-Nya, menjadi jalan, kebenaran dan kehidupan. Sebagai jalan, sudahkah kita rela dilalui, direndahkan, bahkan diinjak oleh sesama kita? Sudahkah kita menjadi pribadi yang rendah hati? Sebagai kebenaran, sudah kita memperjuangkan kebenaran melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita? Berani menjadi teladan yang benar bagi sesama. Sebagai kehidupan, sudahkah kita memberi semangat, kegembiraan dan keberanian untuk hidup benar pada sesama kita?
Sebuah video singkat di Media sosial memperlihatkan seorang anak sedang belajar. Sepertinya anak itu belajar dengan cara menghafalkan, karena ia sesekali membaca lalu mengulang kembali tanpa membaca sambil menatap ke atas. Tiba-tiba, ada orang di sekitarnya mengganggu dan buyarlah hafalannya. Anak itu pun merengek marah kepada orang tuanya karena ada yang mengganggu. Anak itu mempelajari bahan pelajaran dengan cara menghafal sambil mengucapkan kembali dengan mulutnya. Bertutur menjadi salah satu cara untuk terus mengingat. Dengan bertutur ia mengucapkan sekaligus mendengar apa yang ia ucapkan.
Kotbah Paulus di rumah ibadat merupakan sekilas seperti orang yang menuturkan kembali sebuah kisah (kis 13:15). Kisah keselamatan Allah ditututkan kembali. Kisah keselamatan Allah dalam Yesus yang sudah berlangsung sejak bangsa Israel keluar dari tanah Mesir hingga tinggal di tanh terjanji serta janji keselamatan yang dinyatakan oleh Daud. Dengan terbuka dan jelas kisah ini mudah dituturkan. Cara ini menjadi khas dalam hidup bangsa-bangsa saat itu. Karya Allah diceritakan dan terus dituturkan kepada tiap keturunan. Karya Allah dituturkan dan didengarkan dalam setiap kesempatan ibadat dan doa. Tidak mengherankan bahwa harapan akan janji keselamatan itu sungguh melekat di dalam umat beriman.
Lalu?
Iman muncul dari pendengaran dan pengaran oleh Firman Kristus (Rm 10:17-19). Mari kita lihat dalam hidup dan keluarga kita, apakah kisah kasih Allah juga dituturkan di dalam keluarga kita sehingga menjadi iman dan pengharapan yang sungguh dihidupi? Bagilah pengalaman yang kita alami dalam Kristus.