Home Blog Page 2

BONUM COMMUNE FORUM Serial 3: “Perempuan Indonesia Merajut Solidaritas Bersama”

BONUM COMMUNE FORUM

Serial 3:
“Perempuan Indonesia Merajut Solidaritas Bersama”

Keynote Speech:
Ibu Inaya Wulandari Wahid (CEO Positive Movement/ Seniman dan Aktivis)

Pembicara:
* Ibu Sumini (Mpu Uteun/ Ketua Lembaga Pengelola Hutan Kampung Damaran)
– Sr. Laurentina, PI (Suster “Cargo”)
– Ibu Octavia Wuri (Founder Sekolah Tanpa Batas)

Penanggap:
– Ibu Karlina Supeli (Dosen Pasca Sarjana STFT Driyarkara)
– Bapak Andar Nubowo, PhD (Direktur Ma’arif Foundation)

Moderator:
Bapak Wisnu Nugroho (VP Sustainability KG Media)

⛪ Tempat : GRHA PEMUDA, Lantai 4, Jl. Katedral, Jakarta Pusat
🗓 Hari/Tanggal : Sabtu/ 24 Mei 2025
⏰ Waktu : Pk 09.00 – Pk 11.45

Link Pendaftaran :
bit.ly/BonumCommune3
Hanya untuk peserta terbatas
Pendaftaran akan ditutup tanggal 22 Mei 2025 atau jika kuota sudah PENUH terlebih dahulu

Biaya pendaftaran (pengganti konsumsi) ditransfer ke:
BCA 5440343343 atas nama Keuskupan Agung Jakarta
Rp. 50.001/ orang (mohon ditambah angka 1)
*Harap menuliskan nama peserta di kolom berita transfer

Informasi (WA ONLY):
wa.me/+6287877890393 (Jeanette)
‪+6282122525401‬ (Susanna)
‪+6285282066503‬ (Marlin)

JADILAH PEZIARAH YANG PENUH IMAN, HARAPAN DAN KASIH

Hidup adalah sebuah perjalanan dan Tuhan adalah bintang pedoman yang menuntun jalan kehidupan kita. Hendaklah kita selalu bersyukur atas kesehatan, panjang umur yang membuat hidup lebih berarti. Walaupun terkadang ada rasa ketakutan yang dihadapi  yaitu takut gagal, takut ditolak, takut miskin, takut sakit dan takut mati. Tetaplah bersyukur dalam segala hal.

Demikian Rekoleksi Pengurus Komunitas Pastoral Adiyuswo Simeon Hana KAJ dengan tema “Jadilah Peziarah yang Penuh Iman, Harapan dan Kasih” disampaikan narasumber Romo Aloysius Susilo Wijoyo, Pr. Acara ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 Mei 2025 bertempat di Haheho Ballroom Samadi Klender Jakarta Timur.

Romo Aloysius Susilo Wijoyo yang akrab dengan panggilan Romo Joy sebagai  Romo Moderator Komunitas Lansia Simeon Hana Keuskupan Agung Jakarta yang mendampingi 62 Paroki dari 69 Paroki di Keuskupan Agung Jakarta.  Rekoleksi ini diikuti dihadiri 250 orang dari pengurus dari 62 Paroki, Pengurus 9 Dekenat dan Pengurus Simeon Hana Kaj beserta tamu undangan lainnya.

YOUTUBE: Simeon Hana Keuskupan Agung Jakarta

Pada rekoleksi ini diisi sesi diskusi kelompok dari tiap dekenat dengan menjawab pertanyaan :

  • Apa perasaanku terkini di Tahun Yubileum ?
  • Faktor apa yang membuat iman, harapan & kasih melemah atau tidak semangat ?
  • Faktor iman, harapan dan kasi hapa yang menguatkan?
  • Apa harapanku di komunitas lansia di paroki/dekenat/pusat?

Acara berlangsung meriah dan penuh kegembiraan, diharapkan dapat menyegarkan iman, menambah wawasan dan mempererat persaudaraaan antar Pengurus Lansia se KAJ. Sehingga pelayanan dapat terus ditingkatkan terutama kepada sesama lansia yang membutuhkan.

Meskipun lansia tetapi kita tetap berpengharapan dan terus berkarya dengan penuh semangat melayani. “Lansia tidak ada yang salah” ujar bpk Rustiadji Ketua Umum Komunitas Lansia Simeon Hana KAJ dalam sambutannya.

Acara ditutup dengan Misa Syukur yang dipersembahkan oleh Romo Susilo Wijoyo, Pr dengan melibatkan jajaran pengurus sebagai petugas liturgi. Terima kasih atas kehadiran dan partisipasi dalam penyelenggaraan rekoleksi ini.

 

Penulis

Atiek

Humas Komlan Simeon Hana KAJ

RENUNGAN MINGGU PASKAH V, 18 Mei 2025

 

Bacaan Pertama, Kis 14:21b-27

Sekali peristiwa kembalilah Paulus dan Barnabas ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.

Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu iman bagi bangsa-bangsa lain.
‭‭

Bacaan Kedua, Why 21:1-5a

Aku, Yohanes, melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: ”Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: ”Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: ”Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.””
‭‭

Bacaan Injil, Yoh 13:31-33a.34-35

Dalam perjamuan malam terakhir, sesudah Yudas meninggalkan ruang perjamuan, berkatalah Yesus: ”Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.

Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
‭‭

Renungan Singkat

RUMAH

Dalam dua minggu sebelumnya kita selesai merenungkan tentang gembala dan domba. Kita melangkah pada Minggu Paskah V. Hari ini kita mendengarkan Yesus memberi perintah pamungkas, sebelum dia dipermuliakan di kayu salib. Perintah kasih. Perintah Yesus jelas.

“Supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi, demikian pula kamu harus saling mengasihi”.

Muncul dalam refleksi saya, mengapa Ia memberikan perintah ini. Supaya di antara para murid (komunitas jemaat) saling mengasihi? Apa pentingnya?

Pertama, penting – kata Yesus – menjadi tanda bahwa kita adalah murid-murid-Nya. Murid-murid yang saling mengasihi menjadi tanda hadirnya Kristus di tengah-tengah mereka. 

Kedua, kita memerlukannya. Kita harus sadar, suka tidak suka, kita membutuhkan kasih. Dari mana itu didapat? Ya, komunitas yang saling mengasihi. Komunitas kasih ini adalah “rumah”. Darinya kita merasakan kepenuhan kasih sehingga siap diutus menghadapi dunia. Dan kepadanya kita kembali untuk beristirahat, bercerita dengan jujur dan mengalami kehangatan pelukan penerimaan.

Komunitas kasih semacam ini menghadirkan Kristus. “Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku mengasihi”. Sebab dari pada-Nya kita dipilih, diberkati dan dipenuhi dengan kelimpahan, dan diutus. Dan setelah perjuangan di dunia ini, Kristus adalah rumah, tempat kita beristirahat, bercerita dan tinggal dalam kehangatan pelukan kerahiman-Nya.

Kekurangan atau bahkan kehilangan pengalaman ini, akan menjadi sumber masalah. Seorang bisa jadi mempunyai tempat tinggal, tempat tidur, tapi tidak memiliki “rumah” yang demikian. Dan secara tidak sadar, orang tidak memiliki bekal yang baik untuk menghadapi dunia, mudah terombang-ambing dan kehilangan arah. Bahkan tidak tahu harus pulang ke mana? Karna orang itu tidak pernah merasakan “rumah” – akan selalu mencari-mencari tanpa henti sampai kehilangan dirinya sendiri. 

Di jawa barat, anak-anak nakal dimasukan ke barak militer supaya merasakan kehadiran ‘rumah’. Ketika ditanya salah satu dari mereka, juga mengakui, bahwa orangtuanya juga jarang di rumah. Anak-anak ini kehilangan arah, mencari pemenuhan kasih dengan cara yang kurang tepat – yang mengarah pada mencari pengakuan, kehormatan dalam kenakalan-kenakalan.

Paulus dan Barnabas dapat kekuatan itu dari komunitas kecil mereka di Antiokhia. Komunitas di mana mereka diterima, diteguhkan dan diutus.

“Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ”Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.”
‭‭Kisah Para Rasul‬ ‭13‬:‭1‬-‭3‬ ‭TB‬‬

Paulus tidak dapat itu di Yerusalem. Ia ditolak di sana, karena pernah menjadi orang yang mau membinasakan jemaat. Tapi di Paulus di terima oleh Barnabas, dan juga oleh Jemaat di Antiokhia. 

Karena itu Paulus dan Barnabas tau selama mereka diutus  dan mengalami berbagai macam hal bahkan sampai dianiaya hampir mati – mereka punya ‘rumah’ untuk pulang – dan menceritakan segala hal tentang apa yang mereka alami. Bahwa Allah telah membuka pintu iman bagi bangsa-bangsa lain.

Yohanes juga mendapat wahyu, tentang Yerusalem surgawi. Allah hadir di tengah-tengahnya. Yerusalem surgawi adalah ‘rumah’ terakhir kita. Tidak ada perkabungan, ratap tangis atau dukacita, sebab yang lama telah berlalu. Komunitas macam itu yang menjadi harapan kita.

RA. 

RENUNGAN MINGGU PASKAH IV, 11 Mei 2025

BACAAN PERTAMA, Kis 13:14.43-52

Pada suatu hari Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan dari Perga, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.

Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam anugerah Allah.

Pada hari Sabat berikutnya berkumpullah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Tuhan. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.

Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami, Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.”

Mendengar itu bergembiralah semua orang dari bangsa-bangsa lain dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disebarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah dan pembesar-pembesar di kota itu. Mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi, Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Murid-murid di Antiokhia tetap penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
‭‭
BACAAN KEDUA, Why 7:9.14b-17

Aku Yohanes, mendapat penglihatan sebagai berikut: Nampaklah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku dan umat dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Lalu seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, “Mereka ini orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu, mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.””
‭‭
BACAAN INJIL, Yoh 10:27-30

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.

Renungan Singkat.

Saudara-saudari terkasih, kegembiraan seketika meliputi hati saya saat membaca dan merenungkan Sabda Tuhan hari ini. Selain itu, pada Minggu Paskah IV ini kita juga merayakan Hari Minggu Panggilan Sedunia.  

Minggu lalu (MP III) kita mendengar perintah Yesus kepada Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Pertanyaan berikutnya, siapa itu yang termasuk domba-domba-Nya?

Hari ini kualifikasinya menjadi jelas. Para Domba Kristus, adalah mereka yang mendengar suara-Nya, menjawab ya, dan datang. Membiarkan suara Tuhan yang membimbing mereka. Tuhan memanggil semua dengan suara-Nya, tapi tidak semua orang menanggapi dan datang.

Dalam bacaan kedua, Paulus dan Barnabas sampai di Antiokhia di Pisidia. Di Rumah Ibadat itu mereka mengajar dan banyak orang mengikuti mereka. Tapi, di hari Sabat berikutnya beberapa dari orang Yahudi itu iri hati dan menolak mereka. Sejak awal Tuhan bersabda kepada mereka juga, tapi mereka menolak panggilan itu. Maka, Paulus dan Barnabas beralih mewartakan suara Tuhan kepada mereka yang layak menerimanya, yakni ‭bangsa-bangsa lain. 

Domba-domba yang mau datang, mendengarkan suara-Nya disatukan dalam relasi kudus dalam Bapa dan Putra, dalam satu Roh yang sama. Bapa dan Kristus adalah satu, Kristus dan domba-domba-Nya juga satu. 

RA

RENUNGAN MINGGU PASKAH III, 4 MEI 2025

Bacaan Pertama, Kis 5:27b-32.40b-41

Setelah ditangkap oleh pengawal Bait Allah, para rasul dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Imam Agung mulai menegur mereka, katanya, “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama Yesus. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.”

Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus yang kamu bunuh dengan menggantung-Nya pada kayu salib. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah dengan tangan kanan-Nya menjadi Perintis dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Kamilah saksi dari peristiwa-peristiwa itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia.”

Mereka lalu menyesah para rasul, dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.”


Bacaan Kedua, Why 5:11-14

Aku, Yohanes, melihat dan mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka beratus-ratus ribu dan berjuta-juta, katanya dengan suara nyaring, “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”

Dan aku mendengar semua makhluk yang di surga dan di bumi dan di bawah bumi dan di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata, “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Keempat makhluk itu berkata, “Amin”, dan tua-tua itu pun sujud dan menyembah.”

Bacaan Injil, Yoh 21:1-19

Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, “Aku mau pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya, “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, “Hai anak-anak, apakah kamu punya ikan?” Jawab mereka, “Tidak.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka kamu akan mendapatnya.” Mereka pun menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Kemudian murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira seratus meter saja dan mereka menarik jala yang penuh ikan itu.

Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka, “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” Simon Petrus naik ke perahu lalu menarik jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: Seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.

Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia dibangkitkan dari antara orang mati. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya, “Peliharalah anak-anak domba-Ku.” Kata Yesus lagi kepadanya untuk kedua kalinya, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”

Maka sedihlah hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya, “Peliharalah domba-domba-Ku. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi kalau engkau sudah tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.”

Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku.””
‭‭

Renungan Singkat

Saudara-saudara terkasih. Kita telah merayakan Paskah Kebangkitan Tuhan. Lalu apa? Apakah perayaan paskah kita berhenti pada perayaan hingar bingar malam itu? Berhenti pada perayaan keluarga, atau perayaan ramai-ramai di hari minggu itu? Saya kira anda juga setuju bukan seperti itu. 

Sabda Tuhan pada hari Minggu Paskah III ini sekiranya menyadarkan kita. Pertama, bahwa berkat kebangkitan, kita semua – yang percaya – telah menyerahkan diri kepada Kristus. Kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri. Tapi untuk memuji, menghormati, memuliakan Kristus. Dengan kata lain, berjuang terus untuk mencintai Kristus. Dan bangga atasnya. Kalau perlu bergembira kalau kita dianiaya sebagai buah dari cinta kita terhadap Kristus. Para Rasul mengalaminya manakala mereka disesah setelah ‘bandel’ tetap mewartakan Kristus kepada banyak orang, meski sudah dilarang oleh Mahkamah Agama Yahudi. 

Untuk terakhir kalinya, Yesus membuat perjanjian kepada Petrus. Janji yang diperbarui tiga kali. Mungkin untuk menebus penyangkalan Petrus terhadap Yesus juga tiga kali. Janji yang diperbarui adalah, “Simon, anak Yohanes, Apakah Engkau mencintai Aku?”. Jika iya, maka gembalakanlah domba-domba Kristus. Karya penggembalaan dipelihara sebagai wujud cinta kita kepada Kristus. Sebab Kristus adalah sang Gembala Utama, dan kita adalah pengelola yang dipercaya-Nya. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN MINGGU PASKAH II, 27 April 2025

Bacaan Pertama, Kis 5:12-16

Pada waktu itu para rasul mengadakan banyak tanda dan mukjizat di antara orang banyak. Semua orang beriman selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri dengan mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak.

Makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tikar, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. Juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Lalu mereka semua disembuhkan.”

Bacaan Kedua, Why 1:9-11a.12-13.17-19

“Aku, Yohanes, saudara seiman yang ikut serta dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya, “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada jemaat di Asia.”

Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. Di tengah-tengah kaki pelita itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Ketika aku melihat Dia, sujudlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata, “Jangan takut! Akulah Yang Pertama dan Yang Terkemudian, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Karena itu, tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.”

Bacaan Injil, Yoh 20:19-31

Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada para penguasa Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!”

Sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Lalu kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”

Sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

Pada waktu Yesus datang itu, Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku menaruh jariku ke dalam bekas paku itu dan menaruh tanganku ke lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”

Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan taruhlah ke lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Memang masih banyak tanda mukjizat lain yang diperbuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”
‭‭

Renungan Singkat

Selamat Paskah!

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus. Akhir-akhir ini khususnya pada pekan suci sampai perayaan paskah kita mungkin melihat di media sosial ada fenomena menarik. Banyak yang memberitakan bahwa jumlah anggota baru Gereja Katolik meningkat. Di Perancis, kabarnya entah benar atau tidak – ada 17000 anggota Gereja Katolik baru yang dibaptis. Di Jakarta sendiri, khususnya di paroki saya sendiri memang terasa umat yang datang misa setiap minggu semakin banyak. Apalagi saat hari Raya besar seperti tri hari suci paskah kmarin semakin terasa kehadiran umat yang banyak. Ruangan tambahan untuk menampung umat sudah disediakan tetap saja penuh bahkan tidak cukup. Apa yang terjadi? Apakah ini buah dari kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta tempo hari lalu? Karya Roh Kudus? Atau buah semakin banyaknya konten Gereja Katolik di media sosial? 

Tapi yang jelas. Semua itu tidak pernah terjadi karena marketing Gereja yang memaksa, merongrong atau mempengaruhi orang untuk bergabung. Apa yang Gereja lakukan sejak awal sama seperti apa yang Yesus Kristus lakukan terhadap Thomas yang tidak percaya. 

SHOW don’t tell! Tunjukkan,  jangan hanya katakan.

Jemaat Perdana juga mengalami lonjakan jumlah umat. Kisah Para Rasul dalam bacaan pertama mencatat peristiwa itu. Apakah itu terjadi karena kotbah-kotbah atau rebutan jemaat? Tentu tidak! Tapi para rasul menjalankan apa yang diperintahkan Yesus kepada mereka. Mereka melanjutkan karya Yesus, berkeliling sambil berbuat baik, menyembuhkan orang sakit dan melenyapkan segala penyakit. Roh Tuhan menyertai mereka sehingga terjadi mukjizat di mana-mana. Roh yang sama hadir saat mereka bersekutu dan menguatkan satu sama lain. Masalah apakah orang lain melihatnya dan menjadi percaya, itu kita serahkan pada Roh Tuhan yang menyelenggarakan. Sapor Arepo Tenet Opera Rotas. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN MINGGU PASKAH KEBANGKITAN TUHAN, 20 April 2025

Bacaan Pertama, Kis 10:34a.37-43

Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah Perwira Kornelius. Di sana Petrus berkata, “Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.

Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.”

Bacaan Kedua, Kol 3:1-4

Saudara-saudara,  kamu telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Maka, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”
‭‭

Bacaan Injil, Yoh 20:1-9

Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maka, Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: ”Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.

Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.”

Renungan Singkat

Selamat Paskah! Semoga kebangkitan Tuhan selalu membawa kegembiraan dan sukacita dalam hidup kita.

Saudara-saudara terkasih, membaca Sabda Tuhan saya teringat akan sebuah pertanyaan yang pernah dilontarkan seseorang kepada saya. “Kenapa saat bangkit, Yesus tidak menampakkan diri kepada semua orang di seluruh dunia, supaya semua orang langsung percaya, dan tidak ada lagi perdebatan di antara kita?”.. waktu itu saya jawab, terus terang saya juga tidak tahu, karna yang paling tahu jawabannya adalah Yesus sendiri. Apa alasan dia tidak berbuat demikian.

Hari ini Petrus, di hadapan banyak orang mewartakan tentang apa yang menjadi inti dari pertanyaan di atas. Rasul Petrus mengatakan, bahwa setelah bangkit Yesus tidak menampakkan diri kepada bangsa-bangsa, tapi hanya kepada mereka yang telah sejak semula dipilih, yang telah makan dan minum bersama dalam meja perjamuan. Agar melalui merekalah tugas kesaksian itu diberikan.

Buat saya ini penting, supaya orang belajar percaya dari kesaksian itu. Belajar percaya. Bukan otomatis percaya dan terpaksa percaya.

Padahal, Simon Petrus pun saat pagi-pagi kebangkitan Yesus juga melihat makam kosong. Tapi awalnya ia jatuh pada rasa bingung. Dia belum bisa percaya. Pikirannya masih terlalu kalut untuk menghubungkan serpihan-serpihan peristiwa yang lalu. Hanya murid yang lain, Yohanes, yang masuk ke dalam kubur itu. Melihat dan ia percaya. Yohanes menjelaskan, sebab selama ini mereka belum mengerti.

Jadi, iman itu tidak datang tiba-tiba. Awalnya orang menerima/mendengar kesaksian, setelah itu mencoba menjadi pengertian, lalu akhirnya percaya. Lalu, ketika orang memutuskan untuk percaya, dituntut kepadanya suatu perubahan hidup. Mencari perkara-perkara yang di atas, bukan lagi perkara di bumi.. begitu kata St. Paulus.

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARI RAYA MINGGU PALMA, Tahun C, 13 April 2025

Bacaan Pertama, Yes 50:4-7

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.”

Bacaan Kedua, Flp 2:6-11

Saudara-saudara,walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!”
‭‭

Bacaan Injil Luk 22:14-23:56 

Bacaan panjang, silahkan membacanya dari Alkitab masing-masing. 

Renungan Singkat

Sampailah kita pada pekan suci. Pekan ini Gereja mengajak kita menyatukan seluruh diri dan hati pada Tuhan kita yang memasuki kota Yerusalem. Masuknya Yesus ke kota Yerusalem ini dimaknai lebih daripada sekedar seseorang yang biasa datang berkunjung ke sebuah kota. Yesus datang – disambut sebagai raja untuk menyerahkan diri-Nya. Ia menerima seluruh tugas dan kehendak Bapa untuk mencurahkan darah-Nya di kayu salib sebagai penebus dosa, keterpisahan kita dengan Allah. 

Ia yang adalah Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan. Melainkan ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri. Menjadi sama dengan manusia. Bahkan ketika sudah menjadi manusia, Ia masih mau merendahkan diri-Nya dan taat kepada Bapa sampai mati di kayu salib. Demikian St. Paulus merefleksikan apa yang menjadi keutamaan Kristus – dan juga bagi setiap orang yang mengikuti-Nya. 

Jalan memasuki Yerusalem – adalah jalan menerima rencana keselamatan Allah. Jalan untuk masuk ke dalam kerendahan hati sebagai manusia. Jalan memberikan diri bagi keselamatan yang ditawarkan Tuhan. Inilah jalan kemuliaan Allah. 

Selamat memasuki dan merayakan rangkaian pekan suci. Tuhan memberkati. 

RA

Jadwal Pekan Suci Paskah 2025 Seluruh Paroki-Paroki KAJ: Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Minggu Paskah

JADWAL MISA PEKAN SUCI PAROKI KATEDRAL JAKARTA, GEREJA ST. PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

JADWAL MISA PEKAN SUCI PAROKI KELAPA GADING, GEREJA ST. YAKOBUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PEKAN SUCI PAROKI PEJOMPONGAN, GEREJA KRISTUS RAJA (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI ALAM SUTERA, GEREJA ST. LAURENTIUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI BIDARACINA, GEREJA ST. ANTONIUS PADUA (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI DUREN SAWIT, GEREJA ST. ANNA (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI JAGAKARSA, GEREJA RATU ROSARI (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI TEBET, GEREJA ST. FRANSISKUS ASISI (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI PIK PANTAI INDAH KAPUK, GEREJA REGINA CAELI (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

JADWAL MISA PAROKI DANAU SUNTER, GEREJA ST. YOHANES BOSCO (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

 

JADWAL MISA PAROKI KAPUK, GEREJA ST. PHILIPUS RASUL (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI GROGOL, GEREJA ST. KRISTOFORUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI CILANDAK, GEREJA ST. STEFANUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI KALIDERES, GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI MENTENG, GEREJA SANTA THERESIA (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

 

JADWAL MISA PAROKI PASAR MINGGU, GEREJA KELUARGA KUDUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI KAMPUNG SAWAH, GEREJA ST. SERVATIUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI KRAMAT, GEREJA HATI KUDUS KRAMAT (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI KUTABUMI, GEREJA ST. GREGORIUS AGUNG (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI PINANG, GEREJA SANTA BERNADET (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI TANJUNG PRIOK, GEREJA ST. FRANSISKUS XAVERIUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI BEKASI, GEREJA SANTO ARNOLDUS JANSSEN (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI BOJONG INDAH, GEREJA SANTO THOMAS RASUL (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI CEMPAKA PUTIH, GEREJA SANTO PASKALIS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI CIDENG, GEREJA ST. MARIA BUNDA PERANTARA (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI CIPUTAT, GEREJA SANTO NIKODEMUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI CITRA RAYA, GEREJA ST. ODILIA (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI JATIWARINGIN, GEREJA ST. LEO AGUNG (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI KARAWACI, GEREJA ST. AGUSTINUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

 

JADWAL MISA PAROKI KEDOYA, GEREJA ST. SANTO ANDREAS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI KEMAKMURAN, GEREJA BUNDA HATI KUDUS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI KOSAMBI BARU, GEREJA SANTO MATIAS RASUL (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI KRANJI, GEREJA ST. MIKAEL (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI LUBANG BUAYA, GEREJA KALVARI (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI PULO GEBANG, GEREJA ST. GABRIEL (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI SUNTER, GEREJA SANTO LUKAS (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

 

 

JADWAL MISA PAROKI TOMANG, GEREJA MBK – MARIA BUNDA KARMEL (MINGGU PALMA, KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU SUCI DAN MINGGU PASKAH)

Presiden Prabowo Berbelasungkawa atas Wafatnya Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang

Presiden Prabowo Subianto melayat mendiang Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang Monsinyur (Mgr) Petrus Turang di Katedral Jakarta, pada Jumat, 4 April 2025. Kepala Negara tiba di Katedral pada pukul 15.38 WIB.

Setibanya di Katedral, Presiden Prabowo langsung disambut oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta Romo Adi Prasojo, Tim Bendahara Konferensi Waligereja Indonesia Lucia Lianddo, dan Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.

Usai menyampaikan bela sungkawa dan berbincang sejenak, Presiden Prabowo berdoa untuk mendiang agar diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

“Melayat karena memang Monsinyur Turang memang saya kenal baik, sering ketemu, dan juga ada hubungan keluarga juga jadi ya saya kira sebagai manusia kita memberi penghormatan kita. Saya ucapkan belasungkawa kepada keluarganya semua,” ucap Presiden Prabowo dalam keterangan persnya.

Untuk diketahui, Mendiang Mgr Petrus Turang menghembuskan nafas terakhir dalam usia 78 pada pukul 06.20 WIB pagi tadi. Beliau dikenal sebagai sosok yang berpegang teguh pada prinsip.

“Ya beliau orang baik, selalu berpikir positif, dan beliau selalu kerja untuk rakyat kecil. Itu yang saya tahu,” ungkapnya.

Jenazah Uskup Petrus disemayamkan di Rumah Duka Carolus Jakarta pada hari ini pukul 11.00 WIB. Setelahnya, mendiang dibawa ke Katedral, Jakarta untuk disemayamkan sekitar pukul 13.30 WIB. Adapun Misa Requiem akan dilaksanakan pada pukul 18.00 WIB dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo dan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Nunsius Piero Pioppo.

Rencananya mendiang akan diberangkatkan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada pukul 23.00 WIB. Selanjutnya jenazah akan diterbangkan menuju Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk dimakamkan pada Selasa, 8 April 2025.

Turut mendampingi Presiden Prabowo pada saat melayat yaitu Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Jakarta, 4 April 2025
Biro Pers, Media, dan Informasi
Sekretariat Presiden

Website: https://www.presidenri.go.id
YouTube: Sekretariat Presiden

Terbaru

Populer