Home Blog Page 29

SERVANT LEADERSHIP – Tahbisan Diakon KAJ Juni 2023

Pada Senin, 19 Juni 2023, Bapak Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo berkenan menahbiskan Fr. Arfin sebagai Diakon. Perayaan Ekaristi Tahbisan Diakon diselenggarakan di Seminari Menengah Wacana Bhakti, Pejaten Barat. Bapak Uskup didampingi oleh Romo Salto Deodatus, Pr (Staf Seminari Wacana Bhakti) dan Pastor Purbo Tamtomo, Pr (Rektor Seminari Tinggi KAJ – Yohanes Paulus II).

Rm Salto, Pr – Ignatius Kardinal Suharyo – Rm Purbo, Pr

Diakon Arfin menjadi diakon KAJ yang menyusul ditahbiskan setelah rekan-rekan angkatannya ditahbiskan lebih dulu pada bulan Februari 2023 yang lalu. Bersama-sama mereka direncanakan akan menerima Tahbisan Imamat pada 15 Agustus 2023 yang akan datang. Diakon Arfin sendiri berasal dari Paroki St. Odilia, Citra Raya. 

Diakon Arfin (Bawah – kedua dari kiri) dengan rekan satu angkatan berfoto bersama Rm Purbo Tamtomo, Pr

Dalam Homilinya, Bapak Kardinal mengatakan bahwa menjadi diakon perlu memiliki mentalitas pelayan. Ditahbiskan diakon berarti menjadi pemimpin yang melayani – servant leadership. Beliau menceritakan salah satu sharing dari perjumpaan dengan para dokter dan pelayan kesehatan. Jabatan tinggi yang diberikan bukan dipakai untuk kekuasaan melainkan dimaknai sebagai kesempatan untuk memberikan pelayanan lebih luas.

Diakon Arfin tiarap – tanda kerendahan hati – saat berdoa Litani Para Kudus.

Perayaan Ekaristi yang dilaksanakan sederhana ini dihadiri dengan undangan terbatas. Hadir juga para Imam Diosesan Keuskupan Agung Jakarta, para calon imam seminari Tinggi KAJ, keluarga dan kerabat dekat diakon tertahbis. 

Diakon Arfin dengan Para Imam yang hadir
Diakon Arfin dengan keluarga
Mohon doa dari para Kudus.
Menerima Kitab Suci dari Bapak Uskup – tanda perutusan mewartakan Injil sebagai Diakon

 

Diakon Arfin akan menjalani masa Diakonatnya di Gereja St. Bonaventura, Paroki Pulomas, Jakarta Timur. 

Reynaldo Antoni, Pr

Foto: Reynaldo Antoni Pr

RENUNGAN HARIAN 20 JUNI 2023, Selasa Biasa XI

Bacaan I: 2Kor. 8:1-9
Injil: Matius, 5: 43-48


Gampangkah Mengasihi Musuhmu?


Kata mengasihi memang tidak asing dalam pendengaran. Sering terucap dan mudah untuk diungkapkan. Apalagi sekedar untuk saling meneguhkan, rasanya mengalir mulus tak terbendung. Namun apakah segampang itu untuk dipraktekkan?

Kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian, karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga”.

Ungkapan Yesus ini jelas. Jangan jadikan musuhmu orang yang terburuk dalam hidupmu. Tapi tuntulah ia dengan doa-doamu. Mungkin kelak ia akan tahu tahu bahwa kata yang pernah terucap ternyata tak layak untuk dikenang. Hati yang pernah ia lukai telah meninggalkan jejak kelam bagi orang lain. Tentu ini perlu ditutup dengan rangkulan kasih demi memasuki dunia baru.

Terkadang orang yang paling dekat adalah calon musuh yang paling berbahaya. Bisa saja terjadi. Tapi jangan ragu apabila itu memang terjadi.

Jangan ikut membenci jika hatimu disakiti. Berhadapan dengan yang salah dihadapanmu, lakukanlah ini. Balas dendam terbaik adalah menjadikanmu lebih baik. Dan musuh terbesar yang harus Anda kalahkan dirimu sendiri. Kalahkan egomu dan Anda adalah pemenang sejati.

INB

RENUNGAN HARIAN 19 JUNI 2023, Senin Biasa XI

2Kor 6:1-10

Mat 5:38-42

THANK GOD IT’S MONDAY!


Kesempatan tak datang untuk kedua kalinya. Benar adanya hal ini dan kadang-kadang kita menyesal karena melewatkan kesempatan itu dengan berbagai alasan. Yang menyebalkan adalah jika itu terjadi karena alasan kita menunda atau malas melakukannya.

St Paulus juga memberikan nasihat yang sama kepada kita, “janganlah kamu membuat sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima” (2 Kor 6:1).

Berkat Tuhan itu nyata dalam berbagai rupa. Kita perlu jeli mengenali-Nya dan tidak menyia-siakan berkat-Nya itu. Berjuanglah yang terbaik dan Tuhan yang menyempurnakan semua.

Semoga kita tidak sia-siakan kasih karunia-Nya yang telah kita terima. Mari bersaksi. Mari berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 18 JUNI 2023, MINGGU BIASA XI

Kel 19:2-6a
Roma 5:6-11
Matius 9:36-10:8

INISIATIF

Pernahkah anda menyadari? Kalau dipikir-pikir, solusi atas segala masalah di dunia ini mudah sebenarnya. Hanya butuh sikap inisiatif. Ada yang mau memulai pertama kali untuk memperbaiki.

Banyak orang komplain masalah sampah bumi, tapi hanya segelintir orang yang berinisiatif menyelesaikannya. Memilah sampah, mengurangi penggunakan plastik streofoam, membawa tumbler sendiri untuk minum. Tapi ini pun masih kurang. Belum menjadi gerak bersama seluruh masyarakat manusia. Bisa-bisa yang melulu inisiatif menjadi lelah dan menyerah karena hanya bekerja sendirian.

Saat menyelesaikan konflik antar pribadi, hanya bisa diselesaikan jika ada salah satu yang berinisiatif berdamai. Selama tidak ada yg tergerak menginisiasi perdamaian untuk pertama kali, pasti akan diam terus sepanjang masa. 

Dosa dan kesalahan membuat kita jauh dari Tuhan. Relasi kita dengan-Nya jadi berjarak. Siapa yang berinisiatif memperbaiki relasi itu? Manusia?.. Bukan. Tapi Allah yang berinisiatif. 

Dalam bacaan pertama dari Kitab Keluaran, Allah berinisiatif mengikat perjanjian dengan umat-Nya Israel. Israel diikat. “Jika engkau sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri di antara segala bangsa”. Mereka akan dijaga dan dilindungi betul, jika mereka mau mendengarkan Firman-Nya sungguh-sungguh. 

Paulus lewat suratnya kepada jemaat di Roma pun menegaskan, “waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka”. Kristus tidak menunggu kita jadi baik dulu, atau benar dulu. Dia mati untuk kita bahkan saat kita masih berdosa. Dia yang pertama bertindak untuk keselamatan kita. Sungguh mengagumkan inisiatif Allah melalui Kristus untuk mendamaikan kita dengan Diri-Nya. 

Situasi yang mirip juga ada dalam bacaan Injil. Ada orang banyak yang mengikuti Yesus. Mereka terlantar seperti domba tak bergembala. Mau kabur dari situasi ini? Bisa!.. Mau cuek juga bisa, mau tidak peduli?.. Apalagi. Itu juga bisa. Tapi Yesus mengambil opsi lain. Ia berinisiatif tetap melayani mereka. Ia mengutus ke-12 murid-Nya untuk diutus pergi berdua-dua memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat. Kristus memberikan mereka kuasa untuk mengusir roh jahat dan mengusir segala penyakit. Padahal orang-orang yang dilayani itu tak pernah minta mereka didatangi, didamaikan atau disembuhkan. Semua didasarkan atas kasih Allah yang begitu besar. 

Lewat perutusan ini, para murid juga dibentuk menjadi pribadi yang berinisiatif dan berani. Mereka diutus membawa kuasa Yesus sendiri. Untuk apa takut?

Maka jadinya jelas. Kasih Allah dalam diri orang beriman akan berbuah sikap inisiatif. Inisiatif untuk memperbaiki yang rusak, menertibkan yang kacau, menyembuhkan yang sakit, mendamaikan yang bertengkar juga berani melawan kejahatan. 

Jadi, masih nyaman jadi orang yang selalu menunggu orang lain memulai, atau mau jadi yang pertama – berinisiatif melakukannya? 

Kamu gimana?

RA

 

 

RENUNGAN HARIAN 17 JUNI 2023, Peringatan Hati Tak Bernoda SP Maria

Yes 61:9-11

Luk 2:41-51

KELUARGA TERBERKATI

Yesus hilang tertinggal di Yerusalem, Maria dan Yosep mengira Dia ada diantara rombongan peziarah Galilea lainnya. Tapi remaja Yesus memilih teman ngobrol yang dianggapnya sepadan dengan pemikiran remajanya, para ahli taurat dan alim ulama. Kita bisa mengerti sekarang jika Yesus dewasa jarang pernah cocok dengan alim ulama dan ahli taurat, mungkin jadi terlalu kekanak-kanakan.

Terlepas dari itu, pertanyaan penting untuk bapak ibu, apakah anak remaja anda ada bersama anda? Apakah anda tahu dimana mereka biasa ngobrol dan menimba pengetahuan dan pengalaman? Apakah anda sama santainya seperti Maria dan Yosep yang kehilangan Yesus karena mengira ada bersama rekan peziarah.

Hayuuuk bangkit dan cari anak remaja anda. Lihat riwayat tontonan YouTube nya, cari tahu game yang dimainkan, cek aplikasi yang sering digunakan. Syukurlah jika dia bersama komunitas ‘orang benar’ biarkan dia berkembang di situ.

Semoga anda menjadi keluarga yang terberkati.

FE

RENUNGAN HARIAN 16 JUNI 2023, Hari Raya Hati Yesus Mahakudus.

Hari Raya Hati Yesus Mahakudus (P)
Jumat, 16 Juni 2023.

Bacaan:
Bacaan I: Ul 7: 6-11;
Mzm 103: 1-2. 3-4. 6-7. 8. 10;
Bacaan II: 1 Yoh 4: 7-16;
Bacaan Injil: Mat 11: 25-30.


_scite a me, quia mitis sum, et humilis corde : et invenietis requiem animabus vestris_, “Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan”.

Setelah hari Minggu lalu kita merayakan Tubuh dan Darah Kristus, Jumat ini kita merayakan Hati Yesus yang Mahakudus. Artinya, kita bukan saja dipanggil untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus, tetapi juga mengenakan Hati-Nya yang lemah lembut dan rendah hati. Hati yang penuh dengan cinta, yang rela tersakiti demi keselamatan kita yang dikasihi-Nya.

Pada saat kita mencintai seseorang, maka kita siap memberikan hati untuk tersakiti. Sebagaimana perasaan sakit yang jauh lebih mendalam, pada saat orang yang kita cintai: pasangan, anak, orang tua, saudara/i, mengkhianati kasih, perhatian dan pengorbanan kita. Dibanding dengan mereka yang tidak dikenal/orang yang membenci kita, yang berusaha menyerang dan berusaha menjatuhkan kita.

Namun melalui hati yang terluka itulah, terpancar kasih yang berlimpah. Air dan darah yang keluar dari lambung Kristus yang tertikam, menjadi tanda kerahiman ilahi sumber dari sakramen-sakramen Gereja. Air yang membersihkan keberdosaan, memadamkan api kemarahan, menyapu dan menghilangkan dendam; serta menyucikan dan memurnikan kasih. Yang dilengkapi dengan darah yang menyalurkan kehidupan, memberikan nutrisi rohani dan keberanian untuk berkorban demi keselamatan sesama.

Kitapun seringkali mengkhianati kasih Allah. Melalui dosa-dosa yang diperbuat, kita juga telah ikut melukai hati-Nya. Namun Allah tidak menghukum, melainkan melalui hati-Nya yang terluka, terpancarlah kerahiman-Nya yang memeluk dan menyelamatkan kita. Kitapun diajak untuk mengenakan Hati-Nya dengan mau mencintai: mengampuni dan menerimanya kembali mereka yang pernah mengkhianati kita.


AY

RENUNGAN HARIAN 15 JUNI 2023, Kamis Biasa X

Hari Biasa Pekan X (H)
2Kor. 3: 4-11; Mzm. 99:5,6,7,8,9; 
Mat. 5:17-19.

Kelambu

Kain ini barangkali sudah jarang ditemukan di kota besar. Di beberapa rumah di sejumlah daerah mungkin masih bisa ditemukan. Nama kain itu kelambu. Berkat kelambu, mereka yang yang tidur di dalamnya, akan terlindungi dari gigitan nyamuk dan serangga lainnya.

Paulus mengingatkan tentang kecenderungan keliru orang dalam membaca kitab suci. Kecenderungan itu berupa selubung yang menutupi hati mereka. Akibatnya, pikiran mereka tumpul. Untuk itu, Paulus mengingatkan agar orang berbalik kepada Tuhan. Dalam hubungan dengan Tuhan, selubung itu akan dihancurkan. Ia akan diubah seturut gambaran Tuhan.

Lalu?
Selubung apa yang menutupi hidup kita untuk dapat melihat kebaikan Tuhan?

SonyPr

RENUNGAN HARIAN 14 JUNI 2023, Rabu Biasa X

Bacaan I          : 2 Kor 3: 4-11

Mazmur Tgp   : Mzm.99: 5.6.7.8.9

Injil                 : Mat 5: 17-19

 

“Menggenapi: melakukannya sepenuh hati”


Kita mengenal istilah suam-suam kuku. Istilah ini berarti mengerjakan sesuatu tidak dengan sepenuh hati, tidak serius dan sedapatnya saja. Pekerjaan yang dilakukan menjadi tidak maksimal. Memang ada banyak faktor, entah itu karena jenuh, lelah, kesal, dll. Namun, bukan hanya soal faktor dari luar yang mempengaruhi mood kita dalam melakukan sesuatu, melainkan juga keengganan dan kesadaran kita untuk melakukannya hanya sekadarnya saja.

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus mengajak segenap umat untuk berupaya dengan segala kesanggupannya untuk menjadi seorang pelayan. Paulus menyadari bahwa ada banyak keterbatasan untuk terlibat dalam pelayanan bagi komunitas, tetapi dia mendorong segenap umat untuk sepenuh hati menurut kesanggupannya masing-masing. Demikian juga dalam Injil, Yesus menegaskan bahwa tidak ada hukum yang akan diganti, dihilangkan atau ditambahkan. Yesus datang untuk menggenapi. Satu hal yang belum dilakukan oleh mereka adalah menjalankan Hukum Taurat dengan sepenuh hati.

Menggenapi bukanlah sebuah nominal atau jumlah. Kadang kala kita melupakan bahwa hati dan pikiran kita tidak „genap“ untuk melakukan sesuatu. Genap di sini dapat kita refleksikan sebagai kepenuhan hati dalam melakukan sesuatu. Hari ini kita diingatkan kembali untuk melakukan pekerjaan harian kita dengan sepenuh hati. Genap bukan berarti bahwa pekerjaan kita selesai melainkan hati dan pikiran kita fokus dan sepenuh hati mengerjakannya. Walaupun pekerjaan dapat terselesaikan, sekalipun hati dan pikiran tidak fokus, hasilnya akan dirasakan masih ada yang kurang. Sebaliknya, sekecil apapun pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati, hasilnya akan selalu maksimal dan memberikan perkembangan seterusnya.

Tuhan memberkati.
AL

RENUNGAN HARIAN 13 JUNI 2023, Peringatan St. Antonius Padua

2Kor. 1: 18-22
Mat. 5: 13-16
Pw. Santo Antonius Padua, Imam dan Pujangga Gereja

MAMPUKAH MENJADI CAHAYA?

Dalam situasi gelap, apa yang dirasakan? Ketakutan. Itu pasti akan dialami banyak orang. Jalan untuk ditelusuri menjadi gelap. Tujuan menuju impian menjadi hampa. Memang pengalaman kegelapan tak pernah memberi harapan dan hilang kenyamanan.

Pesan Yesus dalam injil hari ini jelas dan padat makna. Apakah itu? “Kalian ini cahaya dunia” dan penegasan di kalimat terakhir berbunyi. “Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di surga”.

Bercahaya artinya menjadi penunjuk arah bagi sesama. Kata-katamu cukuplah menghadirkan rasa kagum karena keluar dari ketulusan hatimu. Belajar merendah bila disakiti dan enggan meronta bila dilukai.

Bercahaya yang sejati bukan semata letupan ungkapan manis yang kadang bermakna ganda. Itu tak ada bernasnya. Pohon yang berbuah manis sering dilempari batu. Anda lebih manis dari buah itu karena hatimu pancarkan damai yang jarang dijumpai karena dirimu istimewa.

Kadang dilukai tapi cobalah bertahan dan jangan redupkan cahaya di wajahmu. Mungkin saja kelak lukamu itu menjadi obat yang mampu memeluk bahagia di hatimu.

Belajarlah dari teladan hidup Santo Antonius Padua. Pasti saja cahaya di jiwamu takkan pernah padam dalam hitungan waktu yang panjang.

INB

Inspirasi dan Motivasi: Berbahagia

Hai. Kawan2 gimana kabarmu di hari ini? Doa dan harapan ku semoga Anda semua dan yang berulangtahun bahagia sejahtera ya.. 👍😘❤🙏🍜🍐🥑🍞🧁🍎

Inspirasi dan motivasi: Berbahagia

Bahagia atau berbahagia, happy (ing), makarios ( Yun). Kata berbahagialah, suatu uluk salam, harapan dan doa juga. Perjanjian Lama misal dalam sastra hikmat dan juga sastra profan (Mzm 1:1 , 32 : 1-2, Sir 25: 7-11) diawali dengan salam ini.

Kita mengucapkan kepada seseorang ” Bahagia” , berarti dalam hidup sekarang ini menerima anugerah, berkat, pemberian yang sedang dinikmati ( Mat 5:3-11, Luk 6:20, 1Ptr 4:14, why 14;13).

Kita mengucapkan salam Bahagia untuk masa yang akan datang, berarti kebahagiaan yang akan dialaminya ( Mat 11:6, Luk 11:28, Yoh 20:29, dll.

Dalam khotbah hari ini Guru Yesus mengajarkan makna ” Makarios “. Kita bisa membaca dlm Matius 5:1-12. Ada 8 seruan bahagia :

1) ay 3 untuk orang miskin, melarat, bahkan pengemis ” Ptochos” ( Yun). Orang yang hidup menggantungkan Tuhan satu-satunya. Yesus mengenang sabda dlm PL bahwa Allah memperhatikan orang miskin misal (Kej 22:25-27, Ul 15:7-11, Yes 61:1).

Di hadapan Allah tambahan Mat, bhw para murid Yesus yang berjuang untuk masuk Kerajaan Surga, yang terkendala oleh harta benda. Kerajaan Allah menjadi bingkai 8 Sabda Bahagia Matius ( ay 3 dan 10).

2) ay 4, berbicara ttg penghiburan bagi yg berduka. Ini mengingatkan janji Nabi Yesaya kepada Sion yang berdukacita karena kehancuran Bait Allah ( Yes 61:1-3). Tetapi juga untuk para perempuan yang menangisi Yesus menjelang kematian di salib ( Mat 26:6-12, 27:55-56, 28:1-10).

3) ay 5 : orang yang lemah lembut ” Praeis “(Yun), orang yg tidak sombong, rendah hati dan baik budi, yg oleh tradisi Yahudi disebut kaum ” Anawim” ( Ibr) Mzm 37:11. Mereka disamakan dengan kaum miskin di hadapan Allah.

Di buku yang tidak termasuk Alkitab 1 Henokh 5:7, mereka disebut akan memiliki bumi. Ya normalnya orang rendah hati baik budi akan mudah diterima oleh siapa saja. Kunci untuk usaha…😁

4) ay 6: berbicara tentang ” Kebenaran”, dikaiosune (Yun) . Rupanya sabda bahagia ke 4 mengacu pada ( Mzm 107:5, 8-9). Yang haus dan lapar akan kebenaran, berarti orang yang berjuang untuk setia pada janji Allah ( Mat 5:7-20). Orang yang terus membangun relasi dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan ciptaan.

Hanya ada ancaman bhw orang benar akan mengalami banyak penganiayaan ( ay 10). Pengalaman Gereja perdana banyak menderita oleh karena setia pada iman dan mencari kebenaran Kristus.

5) Bahagia ke 5, berhubungan dengan jaminan kepada yang murah hati (ay 7). Belas kasih berhubungan dengan pengampunan. Yesus mengajar doa kepada para murid untuk mudah memaafkan bagi yang bersalah kepada kita ( Mat 6:12). Selain itu hal terpenting dari Hukum adalah belas kasih, keadilan dan kesetiaan bdk. Mat 23:23).

6) Bahagia yang ke 6, di ay 8 mengenai orang yang bersih tangannya dan murni hatinya mengingatkan kembali kepada (Mzm 24:4) , berarti orang tidak terlibat dalam penipuan dan sumpah palsu.

Mereka ini termasuk orang yang mampu berdiri di tempat suci dan menerima berkat dan keadilan Allah. Mereka diberi jaminan akan melihat wajah Allah, seperti dulu Nabi Musa berada di hadapan Allah muka dengan muka ( Kel 3:6, dll)

7) Yang ke 7, ay 9 jaminan bagi si pembawa damai akan menjadi anak2 Allah sebagaimana Yesus adalah Anak Allah ( Mat 1:1, 2:15, 3:17). Yesus mengajar para murid agar memilih jalan ” Damai” pengampunan dan rekonsiliasi untuk berhubungan dengan Allah dan sesama. Jalan ini akan membuahkan ” Syalom” , hidup sejahtera dalam kehidupan bersama orang lain.

Jalan damai yang ditempuh oleh Gereja dengan Orang Yahudi membuahkan kesejahteraan dlm hidup sehari- hari. Dan terus berlanjut dalam sejarah perkembangan Gereja untuk hadir menebar kedamaian.

8) Bahagia ke 8, ay 10 merujuk kembali kepada kebenaran (ay 6). Kita bisa melihat bahwa komunitas Matius ( Gereja mula2) berjuang hidup benar dengan setia akan imanya kepada Yesus Kristus .

Tapi mereka menderita secara ekonomi dan juga budaya Helenis ( Yunani) yang sedang berkembang pesat saat itu. Yesus mengutus para murid pergi untuk mendatangkan kebahagiaan, meskipun mengalami banyak penganiayaan ( Mat 10:16-42).

9) ay 11, Yesus mengingatkan kembali bahwa para murid akan menerima fitnah dan celaan oleh karena imanya kepada – Nya. Namun demikian para murid akan merasa gembira, meskipun mengalami banyak penolakan seperti Sang Guru, karena iman dan harapan upah surgawi .

Selain itu para murid diutus sebagai nabi, yang mengandung risiko penolakan dari orang lain tadi ( bdk. Ayat2 selanjutnya 12,23, 29-34) .

Apakah Anda bahagia beriman kepada Kristus?

Syalom Rahayu

P. Antonius Widada, CP

Terbaru

Populer