Home Blog Page 21

100% KATOLIK 100% INDONESIA (Sebuah bahan permenungan)

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-78!

TERUS MELAJU MENUJU INDONESIA MAJU

100% KATOLIK, 100% INDONESIA

Semboyan yang dicetuskan oleh Mgr. Soegijapranata ini menjadi cita-cita dan harapan kita bersama. Dan ini masih sangat relevan juga. 

Apa artinya 100%? 

Penuh, utuh, total dan tak terbagi.

Maka apa artinya 100% menjadi orang katolik? Menjadi orang katolik yang penuh dan utuh. Bukan hanya dalam keanggotaan, tetapi juga dalam keterlibatan dan pemberian diri. 

100% Katolik dan 100% Indonesia artinya menjadi Katolik yang mau terlibat dan partisipatif, juga menjadi warga Indonesia yang terlibat dan partisipatif dalam kegiatan berbangsa dan bernegara. 

Kalau sekarang anda ditanya, berapa presentasemu sebagai orang Katolik? Bisa jadi ada yang menjawab 10%, 25%. Karena menjadi katolik hanya hadir misa tiap minggu saja. Setelah pulang gereja ya bukan katolik, jadi orang biasa lagi. Jahat dan dosa ya jalan terus. 

Atau jadi katolik ya katolik KTP saja, tidak pernah terlibat di lingkungan. Abis misa minggu ya pulang ke rumah. Selesai. 

Oleh karena itu, menjadi 100% adalah cita-cita dan perjuangan kita setiap waktu.

Mengapa kadang kita tidak bisa menjadi 100%? 

Ya, memang hanya ada satu syarat supaya kita menjadi 100% dalam segala hal. 

MENJADI ORANG YANG MERDEKA!

Orang yang betul-betul merdeka, adalah orang yang bisa betul-betul menjadi 100%.

Merdeka dari rasa malas, dari ketakutan, kekhawatiran. Merdeka dari nafsu-nafsu kepentingan diri, kekuasaan, uang dan sebagainya. 

Saya yakin, selama orang belum bisa merdeka dari hal-hal di atas, orang itu tidak akan pernah bisa 100% dalam segala hal apa yang ia kerjakan. 

Jadi, sudahkah kamu 100% Katolik, 100% Indonesia?

RA

 

RENUNGAN HARIAN KAMIS, 17 AGUSTUS 2023, HARI RAYA KEMERDEKAAN INDONESIA ke-78

Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia (P)
Sir.10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac,3a,6-7; 1Ptr.2:13-17; Mat. 22:15-21.

Maju Merdeka

Pernak pernik merah putih mewarnai beragam tempat hari hari ini. Sebuah tanda bahwa negara ini sedang merayakan Hari jadinya. Di tiap RW muncul himbauan untuk memasang bendera sejak awal Bulan Agustus. Beragam acara dan perlombaan pun disiapkan menyambut moment kemerdekaan ini. Semua orang bergembira menyambutnya. Di balik kegembiraan, ada harapan untuk mewujudkan mimpi Indonesia yang merdeka seutuhnya.

“Kamu dipanggil untuk kemerdekaan”, menjadi seruan dalam Mazmur tanggapan hari ini. Paulus pun dalam bacaan II menegaskan seruan ini dengan mengatakn, “hiduplah sebagai orang merdeka” (1 Petrus 2:16). Pengingat sekaligus ajakan bagi kita bahwa pada dasarnya, kemerdekaan itu sudah menjadi hal mendasar yang dianugerahkan kepada kita sebagai Anak-anak Allah. Akan tetapi, merdeka dalam kasanah iman bukan hanya soal menang dan tidak tertindas. Sehingga tidak mengherankan bahwa Mazmur tanggapan, menambahkan anak kalimat “maka abdilah satu sama lain dalam cintakasih.” Kalimat ini sedikit kontradiktif, merdeka namun terus hidup dalam pengabdian. Paulus pun juga menambahkan “bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!” (1 Petr 2:16-17). Kemerdekaan adalah ruang kesempatan untuk mencintai.

Lalu?
Dalam kemerdekaan kita mempunyai tujuan yang sama, menjadi bangsa merdeka dan berdaulat terhormat. Kemerdekaan bangsa hanya bisa tercapai ketika rasa hormat terhadap sesama selalu diagungkan. Dan hal itu terwujud dalam semangat mencintai dalam pengabdian yang tulus.

Dirgahayu RI.
SonyPr

RENUNGAN HARIAN 16 AGUSTUS 2023, RABU BIASA PEKAN KE-19 (XIX)

Bacaan I : Ul 34: 1-12
Mazmur Tgp : Mzm 66: 1-3a.5.8.16-17
Injil : Mat 18: 15-20

“Teguran yang baik, Hidup pun akan baik”

Musa dipanggil Allah bukan hanya untuk menyelamatkan bangsa Israel dari Mesir melainkan juga untuk membentuk umat Allah dengan tata cara hidup yang baik. Berkali-kali dia menegur bangsa Israel atas sikap hidup mereka yang tidak setia kepada Allah. Demikian juga dalam Injil, menegur saudara yang berbuat salah merupakan perilaku yang baik. Dia, yang mendengarkan teguran, akan selamat atau memulai cara hidup yang baik dan benar.

Teguran merupakan hal biasa dalam hidup sehari-hari. Misalnya: kita diingatkan akan suatu hal, diberitahukan suatu yang benar, atau dilarang melakukan sesuatu yang salah. Sayangnya, tidak semua teguran dapat diterima dengan baik. Bahkan, sesekali kita bisa marah atau enggan mendengarkan teguran. Padahal, pada dasarnya teguran membantu kita untuk tetap memiliki hidup yang baik.

Hari ini kita diingatkan untuk saling memberikan teguran yang baik. Selain itu, kita juga terbuka hati untuk mendengarkan teguran dalam hidup kita. Dengan demikian, kita boleh memiliki hidup yang baik. Semoga Roh Kudus selalu membimbing kita dan mengarahkan kita kepada hidup yang lebih baik. Teguran yang baik akan mengarahkan hidup kita kepada Allah.

Tuhan memberkati.
AL

RENUNGAN HARIAN 15 AGUSTUS, SELASA BIASA PEKAN KE-19 (XIX)

Ulangan 31:1-8

Matius 18: 1.5.10.12-14

Apa Yang Kamu Cari?

Jika pertanyaan ini disodorkan kepada banyak orang, tentu jawabannya akan bervariasi. Tentu semua orang menginginkan posisi yang paling nyaman. Setidaknya ia bisa berarti di mata banyak orang.

Kata-kata Yesus sangat jelas. Siapa yang ingin menjadi hebat dan dipandang bernilai. Ada syaratnya. Jadilah pelayan. Jangan saling merendahakan satu sama lain. Tak usah melihat jabatan sebagai target untuk dikejar. Bahkan mengejar kekuasaan agar bisa dipandang terhormat.

Bagi Yesus kehormatan seseorang terletak hati yang sabar dalam berbagi kepedulian. Berani berbagi walau dilanda kekurangan. Ini pekerjaan mudah?

Jika Anda direndakan karena statusmu. Janganlah berkecil hati. Kehebatan bukan soal jabatan tapi Anda selalu hadir saat dibutuhkan tanpa batas waktu.

Camkanlah ini. Tak semua orang bisa terkenal. Namun Anda bisa jadi orang hebat jika mampu memberi tenaga dan pikiran untuk menolong banyak orang. Tentu ini tidak mudah namun Anda bisa jika berani untuk mencoba. Cari yang demikian.

RENUNGAN HARIAN SENIN, 14 AGUSTUS 2023, PW St Maksimiliamus Kolbe, “Cinta Tuhan Membuatnya Berani Berkorban untuk Sesamanya”

Ul. 10:12-22, Mat. 17:22-27,renungan harian, renungan katolik, rm anton baur, St Maksimiliamus Kolbe,

THANK GOD IT’S MONDAY!

14 Agustus 2023 – PW St Maksimiliamus Kolbe

Dalam iman Katolik, hidup manusia itu suci dan bernilai fundamental. Namun, dalam iman Katolik pula, ada para martir yang memberikan hidupnya. Apakah artinya martir itu tidak menghargai hidupnya? Tentunya tidak. Para martir mempersembahkan hidupnya demi iman kepada Tuhan dan sesama.

St Maksimiliamus Kolbe, misalnya. Di dalam camp konsentrasi NAZI, ia memberikan dirinya untuk menggantikan seorang tahanan yang dihukum dengan tidak adil oleh tentara Nazi untuk mati kelaparan. Pada tanggal 14 Agustus 1941, menjelang pesta Perawan Maria Diangkat ke Surga, ia dibunuh dengan suntikan asam karbol.

St Maksimiliamus Kolbe tidak mengorbankan orang lain demi keuntungan sendiri, namun ia memberikan dirinya untuk kehidupan dan iman. Cinta kepada Tuhan membuatnya berani berkorban untuk sesamanya. Inilah yang menjadikannya istimewa dan kudus.

Semoga cinta Kristus beranikan kita untuk berkorban. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!. (RAB)

RENUNGAN HARIAN 13 AGUSTUS 2023, HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA

BACAAN EKARISTI
Wahyu 11:19a;12;1-6a,10ab

1Kor 15:20-26

Luk 1:39-56

 

SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA

Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga dirayakan setiap tanggal. Namun pada tahun 2023, dirayakan dengan liturgi meriah pada hari Minggu terdekat dari tgl 15 Agustus, yakni hari ini. Hari Raya ini lahir dari dogma sama yang ditetapkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1950. “Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan,  setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi”.

Kalau anda masih ingat tulisan saya dalam renungan harian dua minggu berturut ke belakang, saya bicara tentang Kerajaan Surga. Kemuliaan surgawi dianugerahkan oleh Allah bagi mereka yang dibenarkan Allah. Mereka yang dibenarkan Allah adalah mereka yang menanggapi panggilan Allah untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. Maka berdasarkan definisi ini, seharusnya tidak ada penolakan sama sekali tentang dogma Maria Diangkat ke Surga. Bunda Maria masuk dalam definisi itu, bahkan lebih lagi.

Bunda Maria bukan hanya orang benar, tapi sejak semula dipilih oleh Allah untuk mengandung dan melahirkan Sang Firman menjadi manusia. Maka, ada satu waktu di mana Bunda Maria – bukan hanya serupa – tapi sungguh bersatu dengan Sang Firman Allah, Putra Allah. Ini bisa diartikan secara harafiah yaitu saat Maria mengandung Yesus dalam rahimnya. Ia melahirkan Firman Allah, dan Firman itu bersatu dengan tubuh Maria sendiri menjadi manusia.

Oleh karena, menerima Tubuh Kristus sama juga dengan menerima Maria. Karena Yesus mendapatkan tubuh manusiawinya yang tak berdosa dari Maria – yang juga tak bernoda dan tetap perawan. 

Bacaan Injil hari ini mengisahkan Maria – yang saat itu sedang mengandung Kristus – datang mengunjungi Elisabet, saudarinya. Elisabet pada hari tuanya juga sedang mempersiapkan persalinan Yohanes Pembaptis. Salam Maria menjadi berkat bagi Elisabet, yang membalas Salam Maria juga dengan doa berkat. “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu.” Sesaat setelah itu, jiwa Maria memuliakan dan memuji Allah. Itulah Maria, diri dan seluruh hidupnya. Ia serahkan seluruhnya demi kemuliaan Allah.

Maria hadir bersama dengan Yesus, juga ketika Yesus sampai pada wafat-Nya di salib. 

Dari sisi pandang Yesus, tidak ada satu pun manusia yang memiliki relasi kesatuan ini selain Ibu-Nya sendiri, Bunda Maria. Dalam perkembangan berikutnya, relasi kesatuan ini terbuka bagi siapa saja yang akhirnya mau dilahirkan kembali melalui Gereja-Nya dan Bunda – lewat pembaptisan. Kita yang dibaptis masuk dalam kesatuan itu. Kristus menjadi kakak sulung yang membela kita di hadapan Allah, dan Maria menjadi ratu kita dalam kerajaan surga. Maka, kita kenal juga gelar Maria Ratu Surgawi. 

Iblis dan pengikutnya tidak suka hal ini. Musuh tidak pernah suka kalau dalam kerajaan Allah Yesus adalah Raja, dan Maria adalah ratunya. “Mengapa mereka, bukan saya yang memerintah”, mungkin begitu kata Iblis. Maka, setiap orang beriman harus waspada akan godaan Iblis, si Naga yang hendak mengajak kita untuk menentang keputusan Allah ini. Iblis akan berusaha memisahkan kita dari kesatuan dengan Yesus dan Ibu-Nya. Maka, kita sangat-sangat perlu terus berdoa kepada Tuhan. Juga memohon doa perlindungan dan Santa Maria. 

“Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja, sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.” 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARIAN 12 AGUSTUS 2023, SABTU BIASA PEKAN KE-18

BACAAN EKARISTI HARIAN
Ulangan 6:4-13
Matius 17:14-20

TIPS MENDAPATKAN MUKJIZAT

Hari ini Yesus ngomel-ngomel pada orang-orang Yahudi yang mengadu bahwa doa para murid tidak manjur. (Mat 17:14-20). Teguran ini juga diperuntukkan kepada para murid kemudian secara tersendiri.

Berikut ini tips mendapatkan mukjizat sesuai pengalaman saya dan umat yang bersyukur doa-doanya terkabul.
1. Penuh keyakinan. Allah adalah penyelenggara hidup kita, sikap sujud syukur dan kepasrahan penting dalam doa permohonan mukjizat.
2. Tujuan doa adalah kemuliaan Allah bukan kepentingan pribadi. Saya dan orang-orang yang mendapat mukjizat tidak pertama-tama mengharapkan itu tapi memang berniat memuliakan Allah.
3. Harus terbiasa yakin akan penyelenggaraan Allah. Setiap hari merangkai benang merah penyelenggaraan Allah. Jangan berdoa saat sudah terpojok, Allah bukan tukang servis yang bisa dipanggil tiba-tiba.

Jadi mulailah terbiasa berdoa tiap hari, tiap saat dari sekarang. Tiap malam selalu bersyukur dengan hal baik yang Tuhan selenggarakan.

Pesan ini sudah teruji…

FE

 

Perayaan Ekaristi Minggu, 13 Agustus 2023, Pk. 11.00 WIB di Gereja Hati Kudus Kramat (Disiarkan di TVRI Nasional)

_Kami mengundang umat untuk hadir secara offline dalam:_
Perayaan Ekaristi Minggu, 13 Agustus 2023, Pk. 11.00 WIB
di Gereja Hati Kudus, Kramat, Jakarta Pusat
*Misa dipersembahkan oleh Rm. Ignatius Widiaryoso OFM*
NB: Misa akan disiarkan juga di TVRI Nasional

RENUNGAN HARIAN 11 AGUSTUS 2023, PW St. Clara

Bacaan I: Ul 4:32-40;
Mzm 77:12-16.21;
Bacaan Injil: Mat 16:24-28.

Si quis vult post Me venire, abneget semetipsum, et tollat crucem suam, et sequatur Me ; “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.

Banyak hal yang telah kita alami dalam kehidupan ini. Dan kita diundang untuk mengingat kembali Karya Allah dalam hidup kita. Karya Tuhan yang ajaib dan menyelamatkan kita. Melalui kesadaran tersebut kita diajak untuk bersyukur dan mengikuti KehendakNya. Itulah yang diarahkan Musa kepada bangsa Israel.

Rasa syukur yang memampukan kita untuk menyangkal diri, memanggul salib dan mengikuti Kristus. Menyangkal dosa, egoisme dan kecenderungan untuk mengejar segala hasrat dan kenikmatan pribadi. Berani memanggul salib dengan menerima tanggung jawab yang telah kita pilih. Seraya mengikuti Kehendak Allah, bukan memaksa Kristus mengikuti kehendakku.

Inilah bentuk syukur yang nyata, bukan sekedar kata-kata dimulut. Syukur yang membuat kita berani menyangkal diri dan memikul salib untuk mengikuti Kristus. Mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Pelayanan yang sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan kepentingan pribadi.

AY

RENUNGAN HARIAN 10 AGUSTUS 2023, PESTA ST. LAURENSIUS

Pesta S. Laurensius, DiakMrt (M)

2Kor.9:6-10;Mzm. 112:1-2,5-6,7-8,9;

Yoh. 12:24-26.

Harta Hidup

Santo Laurentius lahir di masa penganiayaan Gereja. Ia diangkat sebagai diakon di saat usianya masih sangat muda. Konon kabarnya ia menjadi diakon utama saat itu. Laurensius mendapat kepercayaan oleh Gereja yang sedang teraniaya untuk mengelola kas dan membagi derma kepada fakir miskin dan janda di kota itu. pengelolaan itu diatur dengan baik, sehingga mereka yang mengalami kesulitan tetap dapat terlayani. Pemimpin kota roma tahu peran Laurensius di Gereja. Ia pun memaksa agar Laurensius menyerahkan harta Gereja. Dengan tenang Laurensius menyerahkan “harta Gereja” yang diminta. Ia bawa orang miskin, lumpuh, buta dan sakit berarak menuju kediaman pemimpin roma sambil berkata, ” inilah harta Gereja yang saya punya, peliharalah mereka.”



Pandangan tentang “harta” berdampak pada sikap kehidupan kita. Berkembangnya Gereja di zaman para rasul hingga Anthiokia disebabkan karena keterbukaan umat terhadap harta milik mereka. Semangat berbagi dan solidaritas terlebih di zaman yang serba susah justru semakin menyuburkan kehidupan. Keyakinan itu didasari juga atas pengalaman iman bahwa “Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (2 Kor 9:7-8).



Lalu?

Kasih menjadi lingkaran yang terus berkembang. Sekalinya dilemparkan dengan penuh sukacita ia akan terus membesar dan mengalir tanpa henti.


SonyPr

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?