Home Blog Page 19

RENUNGAN HARIAN 4 SEPTEMBER 2023, Senin Pekan Biasa XXII

1Tes 4:13-17

Luk 4:16-30

THANK GOD IT’S MONDAY!
4 September 2023

Virtus est habitus operativus bonus. Artinya, keutamaan hidup itu adalah kebiasaan baik yang dilakukan tiap harinya. Ini adalah perkataan St Thomas Aquinas ketika bicara tentang keutamaan hidup. Benar juga sih rasanya. Dari kecil kita diajari kebiasaan baik seperti bicara sopan kepada orang yang lebih tua, gosok gigi sebelum tidur, ataupun berdoa sebelum dan sesudah makan, dan sebagainya.

Hal-hal baik yang dilakukan tiap hari bisa jadi kebiasaan. Makin dilakukan akan makin membuat kita jadi pribadi lebih baik. Nah, sebaliknya juga demikian. Jika yang kita lakukan adalah hal buruk tiap harinya, misalnya mencuri, berbohong, curang, caci maki dan sebagainya, lama-lama itu akan jadi kebiasaan untuk kita dan kita akan dikenal sebagai orang yang tidak baik.

Yesus pun punya kebiasaan baik yang Ia pelajari dari orang tuanya, “Ia datang ke Nazareth … dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat, Ia masuk ke rumah ibadat…” (Luk 4:16). Lalu, apakah kebiasaan baikku sampai hari ini?

Semoga makin punya kebiasaan baik dalam hidup. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 3 SEPTEMBER 2023, MINGGU BIASA PEKAN XXII

Yeremia 20:7-9
Roma 12:1-2
Matius 16:21-27

Jalan Keselamatan

Kita tentu masih ingat Injil minggu lalu. Dengan yakin dan pasti Simon Petrus berani menyatakan Imannya! “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup”. Persis setelah itu, Injil hari ini muncul. Yesus menubuatkan penderitaan, sengsara dan wafat-Nya. Murid yang sama mencegah Yesus berkata seperti itu. “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu, Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau”. 

Yesus lantas menyebut Petrus sebagai Iblis. Karena ia berpikir, bahwa Allah pasti menyayangkan Putra-Nya dan meluputkannya dari penderitaan dan kematian. Tapi nyatanya tidak seperti itu.

Jalan menuju keselamatan adalah jalan yang ditempuh oleh Kristus sampai wafatnya di salib. Jalan itu adalah ikut Yesus, menyangkal diri dan memanggul salib. Bukan jalan mencari keselamatan diri sendiri, jalan gagah-gagahan, jalan kemuliaan pribadi dan bukan jalan kemuliaan menurut dunia ini. Tapi merendahkan diri serendah-rendahnya dan ikut dalam jalan salib Tuhan.

Dalam bacaan pertama, Yeremia mengalami jalan kerendahan hati itu. Allah terlalu kuat baginya, dan dia harus menundukkan diri terhadap panggilan-Nya. Ia ditundukkan justru lewat penganiayaan yang diterimanya. 

Jalan keselamatan yang dikehendaki Allah – adalah jalan kerendahan hati. Jalan salib. Jalan penderitaan. 

Jadi kamu gimana?

RA

 

Perayaan Ekaristi Minggu, 3 September 2023, Pk. 11.00 WIB di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur (Disiarkan juga di TVRI Nasional)

_Kami mengundang umat untuk hadir secara offline dalam:_
Perayaan Ekaristi Minggu, 3 September 2023, Pk. 11.00 WIB di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur
(Disiarkan juga di TVRI Nasional)
*Misa dipersembahkan oleh Rm. Franz Liman, CICM*
NB: Misa akan disiarkan juga di TVRI Nasional

RENUNGAN HARIAN JUMAT PERTAMA, 1 SEPTEMBER 2023 “Berjaga-jagalah sebab Kalian tidak tahu akan Hari maupun Saatnya”

Renungan Harian Jumat 1 September 2023, Jumat Biasa Pekan XXI
Bacaan:
Bacaan I: 1Tes 4:1-8;
Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12;
Bacaan Injil: Mat 25:1-13.

_Vigilate itaque, quia nescitis diem, neque horam_ ; ”Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya”.

Seseorang dikatakan bijak bila ia mampu menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kebijakan yang dihidupinya, orang tersebut mengalami keselamatan dan menjadi teladan kekudusan bagi sesamanya.

Kitapun dikatakan bijak bila dapat melaksanakan nasehat, aturan dan perintah Gereja untuk mencapai kekudusan dan keselamatan. Pengetahuan tersebut sudah diperoleh melalui Kitab Suci dan ajaran Gereja.

Namun bila pengetahuan yang sudah dimiliki tidak kita laksanakan, maka kita menjadi orang bodoh yang menyia-nyiakan pengetahuan tersebut. Kita diajak untuk mewujudnyatakan pengetahuan akan keselamatan dalam hidup kita secara setia dan gembira.

Dengan kesetiaan, maka kebijakan tersebut menjadi bagian dari hidup kita. Dan melalui kegembiraan yang terpancar, kitapun menjadi pewarta Injil sukacita Allah bagi sesama.

AY

RENUNGAN HARIAN KAMIS, 31 AGUSTUS 2023, “Ingin Jahat”

Kamis 31 Agustus 2023
Paroki Pulo Mas – St Bonaventura
#Satukanhati #46Tahun
===================
Hari Biasa Pekan XXI (H)
1Tes.3:7-13; Mzm. 90:3-4,12-13,14,17;

Ingin Jahat

Ada sebuah kebiasaan seorang guru yang saya ingat waktu saya sekolah dahulu. Saat ada ulangan, ia kerap dengan sengaja meninggalkan kelas. Tentu saja, hal ini memancing godaan bagi beberapa teman untuk mencontek. Guru kami pun sudah tahu akan resiko itu. Ia pun juga biisa mengetahui juga, mana muridnya yang mencontek.

Dalam perumpamaan hari ini dikisahkan seorang tuan rumah yang menempatkan seorang untuk mengatur rumah tangganya. Si pemilik rumah tentunya berharap agar mereka dapat menjalankan tugas dengan baik.

Akan tetapi, niat jahat rupanya bisa muncul, hamba itu akan bertindak buruk saat Tuannya tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk (bdk mat 24:48). Perumpamaan memperlihatkan dua karakter sisi kehidupan manusia. Tuntutan manusia adalah menjalani tanggung jawab dengan baik, maka kita akan diberi tanggung jawab yang lebih besar.

Lalu?
Doa Bapa Kami berakhir dengan kaliat “dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskan kami dari yang jahat”. Kecenderungan jahat selalu ada, maka perlulah membangun kewaspadaan di dalam Tuhan. (SP)

RENUNGAN HARIAN RABU, 30 AGUSTUS 2023, PEKAN BIASA XXI, “Berjuang Melanjutkan yang Baik“

1 Tes 2: 9-13, Mat 23: 27-32, renungan harian, renungan katolik, rm ALDO, rabu 29 agustus 2023, rabu PEKAN BIASA XXI

Bacaan I          : 1 Tes 2: 9-13

Mazmur Tgp   : Mzm 139: 7-8.9-10.11-12ab

Injil                  : Mat 23: 27-32

Susahkah melanjutkan dan memelihara yang baik? Dalam bacaan pertama, Paulus berjuang mewartakan Injil siang malam. Mungkin bagi Paulus, mewartakan Injil berarti melanjutkan dan memelihara pesan Injil terus menerus. Dan Paulus bergembira dan bersyukur untuk tugas itu.

Berbeda dengan kecaman Yesus kepada para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka tidak sepenuh hati melanjutkan dan memelihara ajaran Musa. Kadang mereka mencari keuntungan untuk diri sendiri dan kelompoknya. Mereka mencari nama untuk diri mereka dan bukan mewartakan nama Allah.

Sebagai manusia, mungkin kita merasa lebih mudah untuk membuat sesuatu daripada memelihara sesuatu. Melanjutkan dan memelihara sesuatu membutuhkan kesehatian dan kerendahan hati. Kita menyadari bahwa kebaikan berasal dari Allah dan kita meneruskan kebaikan itu, bukan untuk nama kita tetapi demi kemuliaan nama Tuhan.

Hari ini kita diingatkan untuk mewartakan kebaikan Tuhan. Mewartakan berarti melanjutkan dan memelihara kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Tidak lupa juga, kita membagikan itu kepada orang-orang di sekitar kita. Semoga kita senantiasa bergembira dalam Tuhan dan hidup senantiasa dalam penyertaan Roh Kudus. Lanjutkan dan Peliharalah yang baik!

Tuhan memberkati. (AL)

RENUNGAN HARIAN 29 AGUSTUS 2023, Peringatan Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Yeremia 1:17-19
Markus 6:17-29

 

Apa Yang Harus Dilakukan?

Kadang apa yang dilakukan tak selamanya menyenangkan hati banyak orang. Dari cara kita melayani juga tujuan yang mau digapai. Hasilnya pasti penuh dengan beragam tafsiran.

Tindakan Herodes dengan menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis di dalam penjara hanya karena gila kekuasaan. Ingin disanjung dan demi satu kehormatan semu.

Ternyata apa ia yang dilakukan bukan atas pertimbangan yang matang tapi demi kehormatan dan harga dirinya.

Kehormatan seseorang bukan terletak pada kekuasaan yang melekat kuat pada dirinya. Tapi pada tindakan yang tepat dalam situasi yang sulit. Berpikirlah dua kali sebelum bertindak. Ini awal baik untuk menjadi seorang pribadi yang hebat.

-INO

RENUNGAN HARIAN SENIN, 28 AGUSTUS 2023, PW St. Augustinus, “Menjadi Manusia Capax Dei”

1 Tesalonika 1:2b-5.8b-10, St. Augustinus, Senin Pekan Biasa XXI, Matius 23:13-22, renungan harian, renungan katolik, rm anton baur

THANK GOD IT’S MONDAY!

28 Agustus 2023 – St Augustinus

Capax Dei! Apakah itu? Ini adalah salah satu pernyataan St Augustinus ketika bicara tentang siapakah manusia di hadapan Allah. Capax Dei berarti manusia memiliki kemampuan untuk mengenali Allah dalam hidupnya. Manusia bukan Allah tetapi Allah memberikan manusia kemampuan untuk mengenali kehendak-Nya.

Apakah sekarang kemampuan itu masih ada? Pasti iya. Itu adalah anugerah abadi bagi manusia dan kita mesti bersyukur atasnya. Dengan begitu, kita diajak untuk menyadari kemampuan itu dan terbuka pada misteri-Nya dalam hidup kita.

Semoga makin terbuka dan mengenali diri Allah dalam hidup kita. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday! (RAB)

RENUNGAN HARIAN 27 AGUSTUS 2023, MINGGU BIASA KE-21 (XXI)

Yesaya 22:19-23
Roma 11:33-36
Matius 16:13-20

MESIAS, ANAK ALLAH = ANAK MANUSIA?

 

Saat tiba di daerah Kaisarea Filipi (lihat peta sebelah) tiba-tiba – tak ada angin, tak ada hujan – Yesus bertanya kepada para murid, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”. Kita jangan langsung menduga bahwa Yesus sedang bertanya apa kata-kata orang tentang diri-Nya. Belum sampai sana. Mungkin saja “Anak Manusia” yang dimaksud pada awal pertanyaan ini bukan tentang Yesus. Tapi tentang “Anak Manusia” yang terdapat dalam Nubuat Daniel. 

“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” (Daniel 7:13-14).

Bisa jadi, saat itu, di kalangan orang Yahudi sendiri menerka-nerka siapa gerangan yang dimaksud Anak Manusia oleh Nubuat Daniel ini? Siapakah Dia, yang datang dari awan-awan di langit. Siapakah Dia, yang diberikan kekuasaan dan kemuliaan sebagai raja! Siapakah Dia itu? Siapa yang ada dalam pikiran orang-orang akan diserahi Kekuasaan dan Kemuliaan Bapa yang Mahatinggi dalam Kerajaan-Nya yang kekal dan tidak akan musnah?

Oh itu. Ada yang bilang, Anak Manusia yang dimaksud itu adalah Yohanes Pembaptis. Ada lagi yang bilang Elia. Ada lagi yang bilang Yeremia – atau salah seorang nabi.

Lah, terus siapa dong?

Gak tau, pokoknya salah seorang dari para nabi terdahulu itulah sang “Anak Manusia” yang dimaksud dalam Nubuat Daniel. 

Pertanyaan Yesus dilanjutkan, sekarang, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?”.

Saya membayangkan, dengan bahasa lain, Yesus hendak bertanya kepada mereka, “Menurut kamu, setelah kalian melihat apa yang Aku lakukan, Aku katakan dan perbuat, apakah Aku klop dengan “Anak Manusia” sesuai Nubuat Daniel itu? Bahwa Akulah yang akan diserahi segala kuasa dan kemuliaan dan memerintah sebagai raja?”

Saya yakin para murid ada yang takut dan ragu-ragu. Saya membayangkan ada beberapa di antara mereka berpikir, “Wah, offside nih orang! Pede bener lu!” Bahkan mungkin ada yang sebenarnya yakin tapi ragu-ragu untuk menjawab. Memang sih, para murid itu menyaksikan sendiri Yesus mengadakan banyak mukjizat. Tapi apa spesialnya Yesus?

Dia bisa menyembuhkan orang (Mat 12:9-15)? Lah Nabi Elia juga pernah nyembuhin Naaman (2Raj 5:14-15).

Memberi makan banyak orang (Mat 14:13-21)? Lah Musa dulu juga bisa kasih turun manna di padang gurun (Kel 16).

Bisa jalan di atas air (Mat 14:22-33)? Lah buset, bahkan Musa bisa belah air laut merah trus jalan nyebrang dengan ribuan orang (Kel 14:15)?

Trus apa lebihnya Yesus dari nabi-nabi itu? Mungkin begitu pikir para murid yang ragu, takut dan diam. 

Tiba-tiba, dalam kesunyian, Petrus maju dan mengakui Yesus, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!”. Petrus maju sebagai orang yang percaya. Mungkin dia juga ragu, bingung dan takut. Tapi itu tidak membuat dia diam. Ia berani mengambil sikap iman, maju dan mengakui imannya – di tengah keragu-raguannya. 

Apa upahnya menjadi seperti Petrus? 

“Berbahagialah engkau, SIMON BIN YUNUS, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga”. 

Coba kita ganti, nama SIMON BIN YUNUS dengan nama kita sendiri. Seperti itulah kata-kata Yesus jika kita tetap mau percaya kepada Yesus sebagai juruselamat di tengah keragu-raguaan, ketidakpahaman, ketidakmengertian. Iman yang bertahan itu adalah anugerah dari Bapa, bukan karena kita yang mau percaya. Bapa sendiri yang memilih kita, bukan kita yang memilih Dia. 

Pada perikop setelah ini , Petrus mendapat anugerah menyaksikan sendiri Kemuliaan Yesus di atas gunung Tabor. Yesus berubah rupa dalam kemuliaan bersama Musa dan Elia (Mat 17)

Yesus sendiri mengakui diri-Nya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Dialah sang “Anak Manusia” yang dinubuatkan Kitab Daniel. Dia yang akan diserahkan kekuasaan dan kemuliaan sebagai Raja dalam Kerajaan Allah di surga. 

Lalu Yesus melarang murid-murid untuk memberitahukan ini kepada siapapun. Kadang kita bertanya, kenapa dilarang sih, bukannya bagus disebarkan begitu?

Eh tunggu dulu. Kalau disebarkan saat itu pasti dunia persilatan langsung heboh! Para murid-murid yang adalah saksi mata semua mukjizat saja ragu-ragu menjawab dan menerima. Apalagi yang tidak pernah kenal Yesus, langsung diberitahu bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah – Anak Manusia dalam Nubuat Daniel yang akan datang sebagai Raja????

(intermezzo) Tapi rasa saya sih pasti ada yang jadi Lambe Turah trus cerita ke orang banyak. Dan akhirnya berita ini menyebar seperti gosip sampai Yerusalem.

Karena ini yang menyebabkan Yesus disambut kelak di Yerusalem bak seorang Raja (Mat 21). Kok bisa-bisanya orang-orang ini menyambut Yesus seperti menyambut kedatangan raja kalau sebelumnya tidak berita tentang itu?

 

 

 

Bahkan di atas kayu salib Yesus pun tertulis – “Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi” (Mat 27:37).

 

Dan alasan yang sama menjadi tuduhan penyaliban-Nya, karena Yesus mengaku sebagai Raja (Mat 27:11).

Ia dipakaikan busana raja dan mahkota duri dan memberi tongkat seperti raja (Mat 27:29)

Gara-gara ini juga orang banyak mengolok-olok Yesus (Mat 27:29, 42). 

Tapi setelah semuanya selesai, setelah Yesus bangkit sebelum terangkat ke surga, Ia meyakinkan para murid. 

Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:18-20).

Emang benar Dialah Anak Allah, Anak Manusia, Raja semesta alam. 

Mereka yang percaya akhirnya diutus dan disertai Tuhan. 

Jadi begitulah kisahnya. Kadang-kadang di tengah keraguan, kita perlu mengambil sikap iman seperti Petrus. Lepas bebas dari segala ketakutan, kekhawatiran dan keraguan. 

Dan orang yang berani mengambil keputusan imannya tidak akan kehilangan ganjarannya.

Jadi, kamu gimana?

RA

 

Perayaan Ekaristi Minggu, 27 Agustus 2023, Pk. 11.00 WIB di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur (Disiarkan juga di TVRI Nasional)

_Kami mengundang umat untuk hadir secara offline dalam:_
Perayaan Ekaristi Minggu, 27 Agustus 2023, Pk. 11.00 WIB di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur
(Disiarkan juga di TVRI Nasional)
*Misa dipersembahkan oleh Rm. John Laba T, SDB*
NB: Misa akan disiarkan juga di TVRI Nasional

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?