Home Blog Page 143

Solidaritas Sri Paus Benediktus XVI bagi Filipina, Cina dan Iran

Solidaritas Sri Paus untuk Iran

Solidaritas Sri Paus untuk IranPada hari Minggu (12/8) Sri Paus Benediktus XVI meminta umat Kristen di seluruh dunia untuk berdoa dan menunjukkan solidaritas kepada orang-orang dari tiga negara Asia yang baru-baru ini mengalami bencana alam.

“Saudara-saudara terkasih, pikiran dan hati saya saat ini pergi mengunjungi orang-orang di Asia, terutama di Filipina, Republik Rakyat Cina, yang paling terpukul oleh hujan badai dan banjir, serta mereka di Iran yang dilanda kekerasan gempa. Peristiwa ini telah menyebabkan banyak kematian dan cedera, ribuan pengungsi dan kerusakan yang luas. Saya mengundang Anda untuk bergabung dengan saya dalam doa dan bantuan nyata bagi mereka yang kehilangan kehidupan mereka dan untuk semua orang berusaha membantu dalam bencana yang menghancurkan tersebut.”

Korban tewas akibat hujan lebat dan banjir yang merendam sebagian besar Filipina Manila telah meningkat menjadi 85 jiwa. Hampir dua minggu musim hujan di seluruh pulau utama Filipina, Luzon, memuncak dengan datangnya banjir.

Sementara itu sebuah topan kuat juga mengancam Cina pekan ini, dengan angin 120 km per jam yang menerpa Shanghai. Puluhan orang dipastikan tewas dan hampir dua juta orang diungsikan.
Namun, jumlah korban tewas terbesar datang dari Iran di mana gempa bumi berurutan meratakan seluruh desa di bagian utara negara itu. Korban tewas resmi dari gempa Sabtu malam adalah 250 orang tewas dan lebih dari 2.000, terluka. Namun menurut stasiun tv resmi Iran, jumlah korban akan bertambah.

Lebih dari seribu penyelamat bekerja sepanjang malam untuk menyelamatkan orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan untuk membantu para korban serta pengungsi di beberapa desa yang terkena dampak.

Menjelang sore pada hari Minggu, televisi Iran melaporkan bahwa operasi pencarian telah berhenti sementara. Ratusan tenda telah didirikan untuk menampung para tunawisma.

US Geological Survey melaporkan bahwa gempa pertama Sabtu di 4:53 am (1223 GMT) memiliki berkekuatan 6,4 dan terjadi 60 kilometer timur laut kota Tabriz pada kedalaman 9,9 kilometer. Gempa kedua dengan kekuatan 6,3 melanda 11 menit kemudian. Pusat gempa adalah 48 kilometer timur laut Tabriz pada kedalaman 9,8 kilometer.

Gempa melanda kota Ahar, Haris dan Varzaqan Timur Azerbaijan provinsi. Setidaknya enam desa benar-benar diratakan, dan 133 lainnya mengalami kerusakan mulai dari 50 hingga 80 persen.
Beberapa gempa susulan mengguncang 36 daerah yang sama dan dirasakan hingga dekat Laut Kaspia, menyebabkan kepanikan di antara penduduk.

Iran terletak di jalur patahan seismik dan rawan terhadap gempa bumi. Iran mengalami setidaknya rata-rata satu gempa setiap hari. Sebelumnya, pada tahun 2003, sekitar 26.000 orang tewas akibat gempa 6,6 SR yang meratakan kota bersejarah Bam sebelah tenggara.

SURAT KELUARGA AGUSTUS 2012: “Back To Rutinitas”

Surat Keluarga agustus 2012, Back to rutinitas

SURAT KELUARGA AGUSTUS 2012

Sentuhan ibu bisa menyembuhkan
Pelukan ayah sangat menentramkan
Pernyataan kasih anak-anak bisa melegakan
Dan seluruh keluarga disatukan dalam peneguhan

Keluarga-keluarga KAJ terkasih,
Akhirnya keluarga kita memasuki masa-masa sibuk bersama lagi. Anak-anak memasuki rutinitas sekolahnya; orang tua kembali menata pekerjaan atau usahanya sambil menantikan liburan panjang menjelang hari raya lebaran yang akan datang. Kalau boleh saya bertanya, “Apa yang Anda peroleh dari liburan kemarin?” Apakah Anda menikmatinya? Apakah anak-anak gembira untuk kebersamaan itu?

Saya berharap, seluruh keluarga menikmati rekreasi yang membangkitkan semangat baru untuk bekerja, belajar, dan melakukan aktivitas lainnya. Semakin kuat kebersamaan diciptakan, semakin kuat pula relasi di antara kita sebagai satu keluarga. Kali ini saya ingin membagikan pesan indah untuk memberikan kata kata peneguhan yang sangat dibutuhkan oleh setiap anggota keluarga.

Seorang anak SMP membagikan pengalaman hidup kepada teman-temannya dalam sebuah rekoleksi. Ia membagikan bahwa selama ini studi adalah sebuah tekanan. Ia jarang mengalami kegagalan dan selalu naik kelas, tetapi baginya pengalaman sekolah sama dengan pengalaman kekerasan belajar bersama ibunya. Ibunya selalu menuntutnya untuk rajin, mengerjakan PR, mendapat nilai di atas rata-rata, dan mencapai 10 besar di kelas. Itu semua selalu diperjuangkannya.

Akan tetapi, anak laki-laki ini tidak memperoleh kegembiraan penuh meskipun ia sejaun ini bisa meraihnya. Ibunya selalu menuntut, bahkan menyebutnya “bodoh”, “telmi”, “tidak seperti kakak perempuan yang pandai”, atau “malas”. Ia pernah mencapai 6 besar, tetapi itupun tidak membuat si ibu puas. Kalimat ibunya adalah, “Kamu harusnya bisa lebih dari itu kalau rajin”.

Si anak merasakan bingung. Di satu pihak, ia merasa bahwa kata-kata ibunya itu benar dan penting, tetapi ia merasa semakin hari ibunya jauh dan tidak mencintainya. Keinginannya adalah menjadi besar dan berpisah dengan ibu yang selalu membuatnya tertekan. Baginya bersama ibu itu hanya dituntut dan dimarahi, dicela dan dikecilkan. Rupanya anak itu membutuhkan kata-kata afirmasi atau peneguhan positif dari ibunya.Surat Keluarga agustus 2012, Back to rutinitas

Keluarga-keluarga di KAJ yang terkasih, setiap kita membutuhkan peneguhan dan kata-kata peneguhan yang keluar dari mulut yang jujur dan hati yang penuh kasih. Kita dapat memberikan peneguhan itu melalui kata kata yang baik, positif, membesarkan hati, dan disampaikan secara spontan dan langsung. Kebutuhan akan kata kata yang meneguhkan dan positif ini sering kita abaikan.

Cara mendidik kita pasti mempunyai tujuan baik. Setiap orang tua pasti menginginkan kesuksesan anak-anaknya. Di sela-sela itu, terseliplah ambisi, ketakutan gagal, gengsi, emosi, dll yang bisa sangat bertentangan dengan tujuan baik tadi. Anak-anak belajar karena takut, terpaksa, dan bahkan merasa “dikekang” kebebasannya. Meskipun sukses, tetapi dihantui rasa minder karena tuntutan dan kata-kata kasar orangtuanya.

Kalau kita berteriak, maksudnya adalah agar didengarkan. Tetapi kita mengabaikan perasaan anak, yang barangkali akan merasa ditindas, tidak dihargai dan direndahkan. Ketika kita memukul, barangkali kita merasa putus asa dengan cara-cara halus, tetapi bagi anak hal ini adalah penganiayaan dan pemaksaan sebagai bukti tidak dicintai oleh orangtua. Ketika kita memaki, anak-anak tidak menangkap disiplin, melainkan belajar memaki juga.

Keluarga-keluarga terkasih, sebenarnya, anak-anak itu belum tentu pemalas atau kurang bertanggungjawab, sikap mereka itu memberi pesan adanya kerinduan untuk mendapat pengakuan dan penghargaan atas dirinya sendiri serta hal baik yang sudah dilakukannya. Mereka ingin belajar sambil menikmati waktu dengan lega. Mereka ingin menjadi dewasa dan bertanggungjawab tanpa teriakan, pukulan, atau kata-kata kasar.

Mungkin bagi beberapa bapak ibu, mengajar tanpa kekerasan itu tidak mungkin, tetapi bukankah kita yang dulu memulai cara “andalan” itu? Bagaimanapun, kelembutan haruslah menjadi kekuatan yang diprioritaskan. Salah satu bentuk yang bisa menyembuhkan dan memperbaiki hubungan antar keluarga adalah kalimat-kalimat yang baik dan positif tadi. Kalimat-kalimat itu selain mendukung juga memberikan penghargaan dan rasa percaya diri pada orang-orang yang kita kasihi.

Cara ini tidak hanya perlu diperhatikan oleh para orang tua. Anak-anak, misalnya, yang tinggal dengan orangtua yang sudah lanjut pun dapat melakukannya sebagai tanda dukungan dan peneguhan pada mereka. Semua anggota keluarga seharusnya membuktikan kasihnya melalui kesungguhan saling memberi peneguhan positif dan baik.

Kita juga dapat mengungkapkan peneguhan dan ungkapkan positif dengan surat, kartu, sms, email, dll. akan tetapi, cara terbaik menyampaikan peneguhan adalah mengungkapkannya secara verbal (berbicara). Ketika kita mengungkapkannya yang perlu diingat adalah bahwa tujuan ekspresi ini adalah menyenangkan pasangan atau anggota keluarga lain, bukan memenuhi kebutuhan pribadi kita saja.

Semoga kita semua mampu menjadi pelaku-pelaku kasih bagi pasangan, anak-anak serta orang tua kita di rumah. Mari menjadikan keluarga sebagai ladang menabur kasih melalui ekspresi penuh kasih untuk kemudian hari menuai kesejahteraan lahir batin, kerukunan dan kebahagiaan berkeluarga. Tuhan memberkati.

Salam Keluarga Kudus Nazareth
Rm. Alexander Erwin MSF

Ungkapan Keprihatinan dan Dukungan dari Paus Benediktus

Sri Paus Benediktus XVI, Berdoa dalam Bahasa Arab

Ungkapan keprihatinan dan dukungan Paus BenediktusPada hari Minggu kemarin (22/7), Paus Benediktus mengungkapkan betapa ia sangat terkejut dan sedih mendengar tragedi kekerasan di Aurora, USA, dimana 12 orang terbunuh dan puluhan lain luka-luka. Termasuk salah satunya yang menjadi korban luka-luka adalah WNI Anggiat M Situmeang beserta keluarganya. Bapa Suci menyebut tragedi tersebut sebagai “Kekerasan yang tak masuk diakal.”Dalam tragedi itu dikisahkan seorang pria melepaskan tembakan secara membabi-buta selama film screening bioskop berlangsung.

Selain itu Beliau juga menyatakan empati yang sangat mendalam pada korban tragedi bencana tenggelamnya kapal Feri di Zanzibar, kepulauan semiotnomi yang masuk wilayah Tanzania. Peristiwa itu memakan korban jiwa 68 orang. “Saya turut berbagi penderitaan keluarga dan teman dari para korban dan, terutama anak-anak yang terluka dan dia meyakinkan bahwa semua orang yang menderita dalam tragedi itu akan dibawanya dalam doa.”

Paus Benediktus mengucapkan hal ini setelah pembacaan doa Angelus di halaman kediaman musim panas Paus di Castelgandolfo di perbukitan Roma. Dalam kesempatan itu tidak lupa beliau memberikan dorongan semangat kekeluargaan bagi mereka yang mengambil bagian dalam Olimpiade 2012 di London.

“Saya mengirim salam hangat kepada para atlet, panitia penyelenggara dan penonton semuanya. Saya berdoa bahwa dalam semangat sportif Olimpiade, muncullah niat baik yang dihasilkan melalui setiap peristiwa olahraga internasional ini yang tentunya membuahkan, terutama dalam hal, mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di seluruh dunia. Bagi semua yang hadir dan terlibat langsung maupun tak langsung dalam Olimpiade 2012 London, saya memohonkan berkat khusus dan berlimpah dari Allah Yang Mahakuasa.”

Sebelum Angelus, Paus Benediktus mengambil waktu sejenak untuk merenungkan Injil hari Minggu ini, di mana Yesus digambarkan di “Gembala yang baik”.
Bapa Suci menjelaskan kepada umat beriman yang berkumpul, bahwa Tuhan adalah Gembala umat manusia yang ingin membimbing kita ke padang rumput yang baik, yang disebutkan sebagai “Kepenuhan Hidup.”
Yesus, kata Paus Benediktus, menyajikan dirinya sebagai Gembala yang selalu mencari domba yang hilang.

Lebih lanjut, Bapa Suci menjelaskan bahwa penyembuhan tersembunyi dalam diri Allah bekerja melalui Yesus, yang membawa kedamaian sejati dan rekonsiliasi.
Menutup renungannya, Paus mengatakan, bahwa di tengah-tengah benih “kejahatan perang, Allah tetap hadir menciptakan perdamaian.” (http://www.news.va/).

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ketujuh 2012

INFO GEMBALA BAIK KAJ eds 7 web

 
 

 
 
 

1.200 Orang Hadir Dalam Eucharist Camp

Camping Ekaristi yang diadakan selama tiga hari Jumat (6/7) sampai Minggu (8/7) sukses di gelar di Bumi Perkemahan Cibubur. Acara yang diprakarsai oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta ini berhasil mendatangkan 1.200 peserta dari 47 Paroki Keuskupan Agung Jakarta, 30 Sekolah Katolik baik SMP maupun SMA, 3 Unit Komunitas Mahasiswa, dan satu organisasi yaitu Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Selain itu ada dua suster dan guru-guru dari sekolah masing-masing sebagai pendamping mereka.

Demikian diungkapkan Agustinus Janor, Koordinator Pelaksana. Ia menambahkan, “ukuran sukses menurut saya tidak karena terselenggaranya sebuah kegiatan,tapi jau lebih mendasar adalah proses menuju terselenggaranya sebuah kegiatan.” Menurutnya setiap yang dilalui harus mewarnai iman dan tidak menyimpang dari nilai-nilai Kristiani. Kalaupun ada penyimpangan tidak sampai terjadi adanya konflik. Suksesnya penyelenggaraan kemping Ekaristi tidak dapat dipisahkan dari kerja keras seluruh panitia.

“OMK kedepan harus menjadi generasi penerus Gereja yang hidup, dinamis, karena kedepannya situasi gereja semakin berubah seiring dengan perubahan zaman,” ujar Agustinus Janor. Ia menambahkan, Gereja yang sesungguhnya adalah pribadi setiap Orang Muda Katolik (OMK). “Kemanapun OMK itu pergi, dimanapun ia berada selayaknya ia harus bertindak ia harus mengimani. Artinya kegiatan apapun itu harus berorientasi pada kehidupan iman,” Tegas pria yang akrab disapa bang Janor. (http://www.orangmudakatolik.net/2012/07/1-200-orang-hadir-dalam-eucharist-camp).

Website Resmi Liputan Paus Benediktus XVI ke Lebanon Segera Diluncurkan

www.lbpapalvisit.com

www.lbpapalvisit.comSitus resmi untuk meliput kunjungan Paus Benediktus XVI ke Lebanon segera diluncurkan. Perjalanan Bapa Suci sendiri akan dimulai pada  14-16 September 2012. Rencananya Beliau akan mengunjungi Beirut / Harissa, Baabda, Bzommar, Bkerké, dan Charfet.
Website ini tersedia dalam empat bahasa, yaitu – Arab, Inggris, Perancis, dan Italia. Website ini akan memberikan informasi aktual tentang  program perjalanan Bapa Suci dan juga informasi mengenai kehidupan dan pontifikatasi Paus Benediktus XVI. Selain itu juga ada selingan cerita dari Gereja-gereja di Timur Tengah.
Website ini terletak di www.lbpapalvisit.com
Panitia visitasi juga telah meluncurkan saluran di Facebook, Twitter, dan Youtube. Semuanya demi men-sosialisasikan setiap detik perjalanan dan keadaan beliau di Libanon, yang merupakan salah satu tempat bersejarah dunia. (News.va)

Selamat Ulang Tahun ke-62 Mgr. Ignatius Suharyo

BERBAGAI ucapan selamat disertai harapan besar senantiasa dianugerahi kesehatan, umur panjang, dan kebikjaksanaan muncul di berbagai milis katolik menyambut HUT ke-62 Uskup Agung Jakarta sekaligus administrator Keuskupan Bandung Mgr. Ignatius Suharyo Pr.

“Selamat Ulang Tahun ke 62  Mgr. Haryo. Tuhan selalu melimpahkan rahmat kebijaksanaan, kemurahan hati dan kesehatan kepada Mgr untuk melayani seluruh umat KAJ,” tulis Didiek,alumnus Seminari Mertoyudan angkatan masuk tahun 1974.
“Mgr. Haryo, Saking Surabaya, kula kekalih ngaturaken sugeng mahargya mengeti dinten ambal warsa panjenengan ingkang kaping 62,” tulis Joko Riyanto bersama Etty, istrinya.
Peringatan akan pesta hari ulang tahun ke-62 Mgr. Ignatius Suharyo juga digelorakan Ketua Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang Romo Aloysius Budipurnomo Pr yang baru saja memeringati pesta 16 tahun tahbisan imamatnya.
Tak ketinggalan, Redaksi Sesawi.Net juga mengucapkan ad multos annos kepada Bapa Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo Pr semoga senantiasa diberkati dengan kesehatan dan kebijaksanaan dalam mengemban tugas pastoral di Diosis Jakarta dan Bandung. (http://www.sesawi.net/)
 
.

Benediktus XVI Mengangkat Ketua Baru Kongregasi Ajaran Iman

Vatikan melalui hambanya, Paus Benediktus XVI, secara resmi mengangkat Uskup Regensburg-Jerman, Gerhard Ludwig Mueller sebagai Ketua Baru Kongregasi Ajaran Iman, Vatikan, Senin (2/7).

Kongregasi Ajaran Iman merupakan suatu lembaga yang bertugas menjaga dan menegakkan doktrin iman Gereja Katolik. Uskup berusia 64 tahun tersebut menggantikan Kardinal dari Amerika Serikat, William Joseph Levada yang pensiun setelah 7 tahun memimpin Kongregasi Ajaran Iman yang sebelumnya juga dijabat Kardinal Joseph Ratzinger, yang kini menjadi Paus  Benediktus XVI sekarang.

Salah satu yang menarik perhatian adalah persahabatan Uskup Mueller dengan Pastor Gustavo Gutierrez dari Peru yang dianggap sebagai pendiri teologi pembebasan, yang memberikan advokasi bagi masyarakat miskin. Adapun Vatikan sendiri cukup berhati-hati dalam menanggapi Teologi Pembebasan itu sendiri. Secara khusus Kardinal Joseph Ratzinger, yang kini menjadi Paus  Benediktus XVI, ketika menjabat sebagai Ketua Kongregasi Ajaran Iman sedikit banyak antipati terhadap Teologi Pembebasan yang dianggap salah mengartikan kehadiran Yesus bagi orang miskin hanya sebagai sebagai panggilan untuk pemberontakan.

Uskup Mueller merupakan mahasiswa dari Gutierrez. Bersama dosennya, Ia menulis tentang teologi pembebasan tahun 2004. Empat tahun kemudian dia menerima gelar kehormatan di Pontifical University of Lima dan menyampaikan pidato berjudul “My Experiences with Liberation Theology” (Pengalamanku dengan Teologi Pembebasan). Ia kemudian menerima gelar Profesor Honoris Causa Bidang Dogmatik Katolik di Universitas Ludwig-Maximilian, Munich, Jerman. (news.va)

149 Anak Menerima Komunio Pertama

Setelah kurang lebih selama 5 bulan di bina akhirnya 149 anak di paroki St. Ignasius Waibalun, Keuskupan Larantuka, menerima Komunio Pertama, pada Minggu 24 Juni 2012 yang tersebar di tiga tempat, yakni Gereja Pusat sebanyak 118 peserta, Gereja Stasi Pantai Besar sebanyak 17 peserta dan Gereja Stasi Lamawalang sebanyak 14 peserta.

Tim pastor paroki st.Ignasius Waibalun, Rm.Arnold Vastralen Pr, dalam homili singkatnya di Gereja Pusat mengatakan bahwa hari ini kita umat paroki St.Ignasius Waibalun perlu bergembira dan berbangga, karena Tuhan mengundang kita semua, teristimewa anak-anak kita calon komunio pertama untuk mengambil bagian dalam perjamuan cinta kasih, menerima dan menyantap Tubuh dan Darah-Nya yang dilambangkan melalui Roti dan Anggur. Demikian Arnold.

Lebih lanjut Arnold mengatakan bahwa Yesus sendiri pernah berkata “barangsiapa Makan Daging-Ku dan Minum Dara-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia”. (Yoh.6:58). Kiranya hari ini anak-anak kita selalu dibimbing untuk menjadi orang kristen yang benar dan setia. Karena itu kita semua diajak untuk mendoakan putera-puteri kita agar bertumbuh secara matang dalam iman dan mampu menjadikan Kristus Yesus sebagai dasar dan pusat hidep mereka, demikian Arnold.

Sedangkan di Gereja stasi Pantai Besar dan Gereja Stasi Lamawalang upacara misa dipimpin oleh Pater Sebas Dora, SVD dan Romo Blas Kleden, Pr. (Eres Kleden, SMAK Frateran Podor)

Antonius Kleden

SURAT KELUARGA JULI 2012

Kenangan Manis itu namanya kebersamaan
Waktu pelukan sayang dinikmati dalam haru dan rasa nyaman
Saat itu menjadi perpanjangan pengharapan
Bahwa keberadaanku diperhitungkan dan diterima baik
Terima kasih masa lalu
Engkau membawaku terbang tinggi ke tengah lautan manusia
Membuatku merasa lebih berarti di dunia ini
Melalui penggalan saat masa lalu bersama orang tuaku

Selamat berjumpa lagi keluarga-keluarga di Keuskupan Agung Jakarta!
Semoga Anda semua mengalami saat-saat liburan bersama keluarga, khususnya anak-anak, yang menggembirakan. Semoga Anda telah berani memperjuangkan saat bersama yang membawa sukacita yang akan dikenang oleh orang-orang yang Anda kasihi. Sekali lagi saya ucapkan selamat berlibur dan menikmati saat bersama!

Waktu saya kanak-kanak, ayah-ibu saya selalu memberi waktu untuk kami, anak-anaknya, berlibur mengunjungi nenek dan paman-bibi serta sepupu-sepupu di Semarang. Pulang kampung merupakan saat yang menyenangkan, meskipun hanya 1-2 minggu bersama kerabat yang jauh. Ayah ibu saya memberi waktu juga untuk kami bermain di rumah Oom dan tante saya di belahan lain kota Jakarta ini. Semua itu kami lakukan bersama, tanpa biaya banyak, karena ayah saya memang belum mapan ekonominya.

Ketika saya SMA, saya ingat ibu saya selalu minta maaf, karena tidak dapat memberi kesempatan banyak untuk tamasya dan jalan-jalan; tidak mampu mengajak kami waktu kecil ke tempat-tempat wisata yang mahal. Saya dan kakak serta adik merasa heran dengan pernyataan yang diulang-ulang itu. Kami tidak pernah merasakan kekurangan saat menyenangkan, tetapi mengapa ibu selalu “minta maaf” karena hal itu? Kakak adik saya juga merasakan yang sama: tak merasa kehilangan masa kecil hanya karena tidak wisata ke tempat-tempat mahal dan menakjubkan.

Kami justru menikmati saat bersama secara berkelimpahan! Saya hanya ingat Ayah saya menemani kami beberapa hari dengan ambil cuti kerja. Ibu saya, seorang ibu rumah tangga, juga selalu menemani kami berlibur dan malah memasak buat kami dan keluarga besar di tempat liburan. Permainan murah dan bersama sampai hari ini masih menjadi kenangan manis saya, kakak-adik, dan bahkan sepupu-sepupu saya.

Barangkali kita berpikir bahwa sekarang saat bersama itu saat mahal. Akan tetapi, jika Bapak-Ibu sekalian mengerti apa yang dibutuhkan batin setiap anak-anak, Anda akan tahu bahwa saat itu akan menjadi sekaligus kenangan manis dan berharga tanpa harus membayar mahal. Kenangan itu membawa keyakinan pada anak-anak bahwa mereka diterima, diperhatikan, dididik, dan diberi hadiah atas kesibukan dan kerja keras selama ini.

Kenangan itu dihias dengan pelukan ayah ibu, kerepotan mereka, kecerewetan mereka, komentar-komentar, dan perintah-perintah mereka yang menyentuh ingatan anak-anak. Sebaliknya, saat-saat bersama menjadi mahal karena kita membiarkan kebutuhan melambung dan menakutkan kita akan masa depan yang entah bagaimana akan terjadi. Kebersamaan itu mahal, karena kita harus “menjual” rasa takut, rasa cemas, rasa sibuk, dan ketidakpercayaan kita akan hal-hal sederhana.

Kita mengkhawatirkan masa depan, padahal masa depan itu diciptakan sekarang ini. Kita telah membayar sangat mahal untuk setiap ketakutan kita. Waktu-waktu habis untuk pekerjaan; kesehatan kurang diperhatikan; dan orang-orang yang dicintai ditinggalkan. Ketika saat bersama diciptakan, inilah re-kreasi sebenarnya. Anda dan keluarga diciptakan kembali, di-charge dan dibawa kembali ke Nazareth Anda masing masing.

Para orang tua terkasih, jangan membawa terlalu banyak peraturan dan disiplin yang membuat Anda menjadi menakutkan dan meresahkan keluarga. Bawalah hati Anda sepenuhnya. Ciptakan suasana nyaman dan penuh cinta melalui kehadiran Anda. Jangan menipu dan bersandiwara. Anak-anak akan tahu apakah Anda menerima dan mengasihi mereka, melalui bahasa tubuh, kata-kata, mendengarkan, pemberian, doa-doa, dan apapun yang Anda lakukan bersama mereka dan pasangan.

Hargailah anak-anak bila mereka berprestasi, melakukan hal-hal baik, memberi Anda sesuatu yang baik, atau sekedar mengambilkan minum untuk Anda. Pujian, hadiah kecil, adalah hal-hal yang membesarkan hati bila disampaikan dengan tulus dan asli. Ciptakan kenangan indah bukan hanya dengan “kehadiran tubuh” atau “setor muka”, tetapi seluruh keberadaan lahir batin yang akan membuat Anda sekeluarga merasa nyaman bersama.

Ada pesan kecil yang ingin saya sampaikan, semoga di sela-sela masa bersama ini, Anda mengingat saat berdoa sebagai yang menyempurnakan “quality time” (saat berharga) keluarga Anda. Jangan membiarkan hari minggu tanpa mengikuti ekaristi/misa kudus. Berilah kesempatan membangun kebiasaan berdoa untuk memulai makan bersama, tidur bersama, atau sebelum berangkat dan pulang tamasya.

Keluarga-keluarga Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih, tentu sebagian dari Anda ada yang sibuk mempersiapkan sekolah anak-anak. Berilah waktu bersama juga untuk melatih mereka memikirkan pendidikan mereka sendiri. Jangan paksakan sesuatu yang memang tidak mereka sukai sendiri. Kebebasan memilih dan melatih anak-anak memilih harus dimulai dari hal-hal sederhana, seperti memilih tempat liburan, tempat makan bersama, sampai hal-hal penting seperti jurusan sekolah, dll.

Anda bisa menghadirkan diri sebagai penasihat yang bijaksana, inspiratif, informatif, tetapi tidak memaksakan kehendak. Berilah anak-anak informasi yang baik dan lengkap, termasuk informasi iman dalam hal pendidikan formal mereka. Melalui cara ini, anak-anak akan mengenali kebutuhan, kemampuan, dan minat mereka sendiri. Jika ini telah dilakukan, lengkaplah “quality time” Anda bersama keluarga. Saat bersama menjadi saat menggembirakan, penuh berkat dan futuristik (mengarah ke masa depan) juga, bukan?

Salam dalam Keluarga Kudus Nazareth
Rm.Alexander Erwin Santoso MSF

Terbaru

Populer