Home Blog Page 13

RENUNGAN MINGGU PRAPASKAH III TAHUN B, 3 MARET 2024

Bacaan Pertama
Keluaran 20:1-17
Di Gunung Sinai Allah mengucapkan segala firman ini: ”Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.”“


Bacaan Kedua
1Korintus 1:22-25
Saudara-saudara, orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.“


Bacaan Injil
Yohanes 2:13-25
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: ”Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: ”Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: ”Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: ”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

RENUNGAN SINGKAT

Dalam kehidupan bersama kita memerlukan hukum yang menjadi dasar dan cita-cita bersama. Di Indonesia kita memiliki Pancasila dan UUD 1945. Dua kebijaksanaan itu harusnya menjadi dasar dari segala kebijakan yang dibuat di negeri ini. Umat Allah Perjanjian Lama membutuhkan dasar hukum bersama seperti itu. Sebelumnya mereka adalah budak, yang ikut dalam aturan bersama di Mesir. Oleh karena itu, di Gunung Sinai Allah memberikan dasar hukum DEKALOG kepada Musa. Ini adalah dasar perjanjian Allah dengan Umat-Nya, dan menjadi pengikat perjanjian juga di dalam komunitas Mereka. Makanya, kalau kita lihat Dekalog ini memuat unsur vertikal dan horizontal. Yang vertikal menyangkut hubungan ketaatan umat dengan Allah. Misalnya Jangan pada Allah lain di hadapan-Ku, Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan dan Kuduskanlah hari Sabat. Yang Horizontal mengatur relasi antar anggota komunitas, yaitu Hormatilah Ayah Ibumu, Jangan membunuh, Jangan berzinah, Jangan mencuri, Jangan mengucapkan saksi dusta terhadap sesamamu, jangan mengingini milik sesamamu. 

Kita bisa bertanya, untuk apa Allah memberikan Dekalog ini kepada umat Allah Perjanjian Lama? Apakah di baliknya tersirat apa yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya? Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa Allah menghendaki agar umat Allah Perjanjian Lama ini menjadi komunitas yang sempurna. Dalam artian, taat kepada Tuhan sekaligus pada saat yang sama hidup dalam damai antar sesama anggota komunitas. Dekalog menjadi dasar sekaligus cita-cita sempurna umat Allah Perjanjian Lama yang dikehendaki menjadi kudus.

Itu yang tidak Yesus temukan di Yerusalem. Bait Allah seharusnya menjadi tempat orang – siapapun dia – datang berjumpa dengan Tuhan. Namun, aturan-aturan yang dibuat manusia membuat pembedaan yang diskriminatif. Ada aturan korban sembelihan yang harus ditaati. Tapi  menjaga agar korban hewan tetap baik dan tak bercacat menjadi mustahil, apalagi jika orang itu datang dari jauh. Hal itu disiasati dengan membeli korbannya di pekarangan bait Allah. Hukum ekonomi berlaku. Makin banyak permintaan, harga pun naik. Situasi ini aman-aman saja bagi mereka yang kaya. Tapi bagaimana dengan mereka yang miskin dan datang dari jauh? Bagaimana mereka dapat beribadah di bait Allah dan harus mempersembahkan korban yang murni bagi Tuhan? Sementara korban hewan yang dijual harganya gak ngotak?.

Marahlah Yesus. Sebab orang-orang di sana menjadikan Bait Allah sebagai tempat berjualan! Semua pedagang diusir beserta dengan kambing dan domba lembu yang hendak di jual. Yesus memurnikan Bait Allah dari tindakan culas semacam itu. 

Pesan yang sama mau disampaikan Tuhan Yesus kepada kita. Janganlah menjadi umat yang saling mempersulit dan memecah belah dengan pembedaan yang diskriminatif. Taat kepada Allah harus ditunjukkan juga dengan tindakan baik kepada sesama, merangkul semua terutama mereka yang kecil, miskin, lemah dan tersingkir. Meski, untuk mencapai itu semua kita harus mengalami salib. Itulah jalan yang Yesus tawarkan. Bagi banyak orang salib adalah kebodohan, tapi bagi kita yang dipanggil, salib adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. 

Jadi kamu gimana?

RA

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 3 MARET 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️

🔔Perayaan Ekaristi Minggu, 3 MARET 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh Rm. Riki Maulana, Pr🙏

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

RENUNGAN MINGGU, 25 FEBRUARI 2024, MINGGU PRAPASKAH II TAHUN B

Bacaan Pertama
Kejadian 22:1-2.9a.10-13.15-18

Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Allah berfirman kepada Abraham: ”Abraham,” lalu sahutnya: ”Ya, Tuhan.” Firman-Nya: ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: ”Abraham, Abraham.” Sahutnya: ”Ya, Tuhan.” Lalu Ia berfirman: ”Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya: ”Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah firman Tuhan –: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”“


Bacaan Kedua
Roma 8:31b-34

Saudara-saudara, Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?“

Bacaan Injil
Markus 9:2-10

Pada suatu hari, Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu, Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: ”Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: ”Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan ”bangkit dari antara orang mati.”“

Renungan Singkat

Sekali lagi kita memusatkan permenungan kita pada Yesus Kristus, Sang Anak Domba Allah.

Menarik untuk kita simak. Allah mencobai Abraham. Ia menyuruh Abraham untuk mengorbankan Ishak anak-Nya. Abraham taat dan akan melakukannya. Ini tanda bahwa Abraham sungguh sangat mencintai Allah. Tanpa ragu – meski berat dan sedih – ia melakukan sesuai apa yang diminta Allah kepadanya. Mengorbankan Ishak, sang Anak yang didapat dari istrinya Sara. Begitulah cinta. Rela memberikan segalanya bagi yang dicintai. Tindakan Abraham dicegah oleh Malaikat, lalu korban Ishak digantikan dengan domba jantan. 

Sebagaimana Abraham – yang karena cintanya kepada Allah rela dan mau mengorbankan anak tunggalnya sendiri, Ishak. Begitulah yang dilakukan Allah demi cinta-Nya kepada kita Manusia yang berdosa. Karena begitu besar cinta-Nya kepada dunia, Allah menyerahkan anak-Nya yang tunggal, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya memperoleh kehidupan kekal (Yoh 3:16).  

Proklamasi Yesus sebagai Anak yang dicintai Bapa terdengar dengan sangat lantang di atas saat Yesus dimuliakan di atas gunung. Perintah dari suara itu jelas! “Inilah Anak yang kukasihi, dengarkanlah Dia.” Petrus, Yakobus dan Yohanes adalah tiga murid terdekat Yesus yang menjadi saksi atas peristiwa itu. 

Oleh karena itu, pernyataan Paulus dalam bacaan kedua hari ini patut kita renungkan. 
‭‭

“Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”

Jadi mengapa kita masih ragu dan kurang percaya? Mengapa masih takut dan banyak khawatir? Mengapa masih merasa kurang segalanya dan tidak bersyukur? Mengapa sulit untuk peduli dan berbuat baik?

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN MINGGU, 18 FEBRUARI 2024, MINGGU PRAPASKAH I

BACAAN PERTAMA
Kej 9:8-15
”Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia: ”Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi. Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.” Dan Allah berfirman: ”Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.“
‭‭

BACAAN KEDUA
1Petrus 3:18-22
”Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan – maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah – oleh kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.“

BACAAN INJIL
Markus 1:12-15
”Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: ”Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

RENUNGAN SINGKAT

PERTOBATAN EKOLOGIS

“Tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi”. Demikian janji Allah kepada Nuh setelah bencana air bah itu surut. Kita pasti tau juga, Allah akan menepati janji-Nya. Dia tidak akan menghukum manusia lagi pakai air bah. 

Sebentar…

Lalu bagaimana dengan peristiwa tsunami besar yang pernah terjadi di bumi ini? Tentu kita tau Tsunami aceh pada 26 Desember 2004 silam merenggut korban puluhan ribu korban meninggal dunia. Bolehkah kita mengatakan, “tsunami itu adalah hukuman Allah kepada kita”? Apakah bisa juga kalimat itu sematkan saat banjir besar pernah melanda jakarta dan daerah2 lainnya?

Pernahkah sebaliknya, kita yang menyadari bahwa bencana itu bukan pekerjaan Allah tapi akibat dari manusia yang serakah, manusia yang tidak menggunakan akal budinya sebagaimana mestinya? Maka jelas pesan Yesus dalam Injil hari ini. BERTOBATLAH dan PERCAYALAH KEPADA INJIL. 

Salah satu bentuk pertobatan yang bisa kita lakukan dalam masa prapaskah ini – selain pantang dan puasa – adalah PERTOBATAN EKOLOGIS. Manusia melakukan perbaikan diri dengan kembali menghormati dan menghargai alam. Kalau kita merasa polusi udara semakin tinggi, bolehlah kita ‘mati raga’ dengan tidak menggunakan kendaraan pribadi. Digantikan dengan jalan kaki dan naik angkutan umum, atau bersepeda ketempat tujuan. Kalau kita merasa sampah-sampah makin menggunung, bolehlah kita “mati raga” mengurangi kenyamanan plastik, tidak minum minuman kemasan, dan tidak menggunakan styrofoam. Pertobatan Ekologis kini menempatkan alam semesta dan lingkungan hidup sebagai yang utama. Sebagaimana juga dalam pantang dan puasa kita mengutamakan ketaatan kepada Allah. 

Jadi, kamu gimana?
RA

DOWNLOAD Materi APP 2024 KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

Romo / Suster / Bruder / Ibu / Bapak / Sdr/i ytk,

Berikut adalah MATERI APP 2024 KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

MATERI APP 2024 INI TERDIRI DARI:
1. BAHAN BIA DAN BIR
2. BAHAN TK SD SMP SMA
3. BAHAN LITURGI
4. BANNER APP
5. PRESENTASI
6. BAHAN TEMU APP 2024

Tuhan Berkati pelayanan dan karya kita semua yah 😇🙏.

Terima kasih,
Tim APP KAJ

DOWNLOAD Materi Sosialisasi APP 2024

RENUNGAN MINGGU, 11 FEBRUARI 2024, MINGGU BIASA VI TAHUN B

Bacaan Pertama
Imamat 13:1-2.44-46

”Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun: ”Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, imam-imam itu. Karena orang itu sakit kusta, dan ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.“


Bacaan Kedua
1Kor 10:31-11:1

Saudara-saudara, Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.“
‭‭

Bacaan Injil
Markus 1:40-45

Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: ”Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: ”Aku mau, jadilah engkau tahir.” Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: ”Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”

Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.“

RENUNGAN SINGKAT

Kalau kita bandingkan antara Bacaan Pertama dari kitab Imamat dengan Bacaan Injil dari Markus, kita dapat dengan mudah menemukan perbedaan. Keduanya memang bicara mengenai penanganan terhadap orang yang “diduga” sakit kusta. Tapi, bagaimana orang yang diduga kusta itu ditangani – itulah yang membedakan. 

Bacaan pertama dari Imamat di atas memuat sebuah peraturan yang mengikat. Kalau ada seseorang yang punya tanda-tanda penyakit kusta (bengkak, bintil atau panu), orang itu wajib datang ke seorang imam. Imam akan menilai/menghakimi apakah orang itu beneran kusta atau tidak. Jika benar kusta maka tidak ada solusi apapun, selain memaksa orang kusta itu keluar dari komunitas dan perkemahan. Ia disingkirkan, dan imam tidak memberi jalan keluar untuk mengembalikan dia di masyarakat. Tunggu orang itu sembuh sendiri.  

Sementara itu, Yesus bertindak secara baru. Orang Kusta yang datang kepada-Nya diberikan kebebasan dari penyakitnya. Diminta-Nya orang kusta itu datang ke imam supaya dinyatakan tahir. Sehingga, orang itu dapat kembali bergabung ke komunitasnya. 

Kusta adalah lambang penyakit – yang dapat memisahkan seorang manusia terpisah dari manusia yang lainnya. Ada banyak juga jenis-jenis penyakit di jaman ini yang dapat memisahkan seseorang dari komunitasnya, dari keluarganya, bahkan dari dirinya sendiri?

Yesus menawarkan diri-Nya sebagai penyembuh untuk kita.

Jadi, kamu gimana?

RA

Perayaan Ekaristi Minggu, 11 Februari 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER, dipersembahkan oleh RM. JOHN LABA TOLOK, SDB

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 11 Februari 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh RM. JOHN LABA TOLOK, SDB🙏

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

Jadwal Misa Rabu Abu 2024 Semua Paroki di Keuskupan Agung Jakarta

JADWAL MISA RABU ABU LAINNYA, DI PAROKI-PAROKI KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

RENUNGAN MINGGU, 4 FEBRUARI 2024, MINGGU BIASA V Tahun B

Bacaan Pertama
Ayb 7:1-4.6-7
Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada sahabatnya, ”Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan. Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari. Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan. Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.“

Bacaan Kedua
1Kor 9:16-19.22-23
”Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.“
‭‭
Bacaan Injil
Mrk 1:29-39
”Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. waktu menemukan Dia mereka berkata: ”Semua orang mencari Engkau.” Jawab-Nya: ”Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.“

Renungan Singkat

Da Mihi Animas Coetera Tolle

Dalam permenungan minggu lalu, kita telah diajak melihat dan menyaksikan Firman Yesus yang penuh kuasa. Ia mengajar dengan penuh kuasa, juga mengusir roh jahat dari seseorang. Hari ini kita melanjutkan perjalanan kita bersama Markus. Yesus menyembuhkan ibu Mertua Petrus dari demam. Yesus yang menyembuhkan banyak orang dan mengusir banyak setan. 

Yesus menjadi sibuk, melayani banyak orang dan menyembuhkan mereka. Tapi Yesus tetap butuh waktu pribadi, sendiri untuk berkomunikasi dengan Bapa-Nya dalam doa. Pagi-pagi benar, Ia bangun dan pergi ke tempat sunyi dan berdoa di sana. Kira-kira menurut anda, apa yang menjadi isi doa Yesus? 

Saya kira tidak penting apa isi doanya, karena seringkali dalam doa kita bisa buat apapun. Menimbang-nimbang, mendengarkan suara hati. Seringkali saya mengambil waktu hening dalam doa ya untuk itu. Melihat kembali, apakah ini yang Tuhan kehendaki? Apakah dengan sibuk melayani umat sana-sini, menyembuhkan dan mendoakan banyak orang, siap sedia saat orang mencari itulah yang dikehendaki Bapa oleh Yesus?  Apakah pelayanan akhirnya bermuara pada ketenaran diri sendiri? Atau ada hal yang lain?

Hasil dari keheningan doa nampak dari jawaban Yesus kepada murid-murid-Nya. Mari kita pergi ke tempat lain, supaya di sana Aku memberitakan Injil. Yesus fokus pada tujuan kehadiran-Nya, yaitu memberitakan Injil – selebihnya tidak. Supaya semakin banyak orang menerima kabar gembira. Semakin banyak orang. 

Fokus yang sama juga diungkapkan oleh Rasul Paulus pada bacaan kedua. Bagi Paulus, memberitakan Injil adalah sebuah anugerah, privilese yang tak ada bandingnya. Sampai ia sendiri tidak perlu mendapatkan upah dari pelayanannya ini. Baginya, upahnya adalah boleh memberitakan Injil tanpa upah. Lebih dari itu, demi memberitakan Injil, Paulus rela melakukan apapun. Ia rela menjadi segala-galanya demi memenangkan banyak jiwa kepada Kristus. “Da Mihi Animas Coetera Tolle”, berikanlah kepadaku jiwa-jiwa dan ambillah yang lainnya.

RA

RENUNGAN MINGGU 28 JANUARI 2024, MINGGU BIASA KE-4 TAHUN B

Bacaan Pertama

‭‭Ulangan‬ ‭18‬:‭15‬-‭20‬ 

Sekali peristiwa berkatalah Musa kepada bangsanya, ”Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada Tuhan, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara Tuhan, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. Lalu berkatalah Tuhan kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.“

Bacaan Kedua

‭‭1 Korintus‬ ‭7‬:‭32‬-‭35‬

Saudara-saudara, aku, Paulus, ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.

Bacaan Injil

Markus‬ ‭1‬:‭21‬-‭28‬ ‭TB‬‬

Pada awal karya-Nya, Yesus beserta murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: ”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: ”Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: ”Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.” Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.

Renungan Singkat
‭‭
Dalam satu permenungan, kadang saya suka bertanya, benarkah Allah itu Mahakuasa? Jika Dia Mahakuasa, mengapa masih ada kejahatan, penyakit di dunia. Kalau memang Dia Mahakuasa, bukankah dengan mudah Ia memusnahkan kejahatan? Atau bisa juga memusnahkan sumber kejahatan itu sendiri, yakni Iblis dan para pengikutnya? 

Setelah Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama, Yesus masuk ke sebuah bait Allah di Kapernaum. Ia masuk ke sana dan mengajar. Markus dengan sangat jeli menampilkan pengajaran Yesus yang membuat takjub orang yang mendengarnya. Penuh kuasa. Tidak seperti pengajaran ahli-ahli Taurat.

Tidak hanya itu. Yesus langsung berkonfrontasi dengan roh jahat yang merasuki seseorang. Dan itu terjadi di rumah ibadat.

…. ada orang kerasukan roh jahat, di rumah ibadat…. 

Rupanya roh jahat tidak pandang tempat. Dia tidak hanya tinggal di tempat-tempat yang kita anggap maksiat. Tapi juga bisa ada di rumah ibadat. Tempat orang ibadat. Bisa anda bayangkan di tempat-tempat lain pasti ada juga roh-roh jahat itu. Mungkin lebih banyak dan lebih ganas. 

Ini tanda bahwa sebelum Kristus, roh jahat dengan bebas berkeliaran di dunia ini. Mendengar Yesus – Firman Tuhan yang hidup – orang yang kerasukan Roh Jahat itu berteriak! ”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?!”. 

Berteriak itu tanda terganggu, marah, kesal tapi tidak bisa melawan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Pernah lihat orang kesal dan marah lalu teriak seperti itu? Roh Jahat yang berteriak itulah tanda terganggunya dominasi roh jahat di dunia. Mereka marah dan kesal dengan kehadiran Yesus di situ sementara mereka tidak dapat melawan-Nya.

“Apa urusanmu?!” Kata-kata ini bisa keluar juga dari orang-orang yang tertutup hatinya oleh kejahatan di hadapan teguran kebaikan. Hati-hati ketika anda dinasihati yang baik oleh orang lain, lalu keluar kata-kata ini dari mulut anda. Jangan-jangan……

Roh jahat mengenali siapa Yesus, “Engkau yang kudus dari Allah”. Bahkan mereka menantang Yesus, “Engkau datang hendak MEMBINASAKAN kami?!” Yesus konsisten dengan tujuan kedatangannya ke dunia. Dia datang untuk menyelamatkan, bukan untuk membinasakan. Tentu ini berlaku bagi mereka yang ingin diselamatkan! Iblis dan Roh Jahat sudah memilih keputusannya untuk tidak mau diselamatkan. Yesus menghargai itu, tapi jangan sekali-sekali mengganggu mereka yang masih bisa diselamatkan, yakni manusia. Roh Jahat tidak dibinasakan-Nya. Tapi roh jahat diminta diam dan keluar dari orang itu. 

Hanya dengan kuasa Tuhan, Roh Jahat dikeluarkan dari manusia. Kedatangan Kristus menandakan hadirnya Kerajaan Allah. Kuasa pembebasannya jauh lebih kuat dari kuasa kejahatan. Tidak hanya pengajaran Yesus yang penuh kuasa, tindakan dan perintah-Nya pun penuh kuasa. Sampai setan-setan pun taat pada perintah-Nya. Padahal setan dan roh-roh jahat itu adalah mahkluk ciptaan Allah yang memilih untuk tidak taat kepada Allah.

RA 

 

 

 

 

Terbaru

Populer