Home Blog Page 137

Irama Hidup dan Jadwal Para Kardinal selama Konklaf berlangsung

Irama Hidup dan Jadwal, Para Kardinal, selama Konklaf berlangsung

Irama Hidup dan Jadwal, Para Kardinal, selama Konklaf berlangsung

Selasa/12/03 Dari jam 06:00 pagi – 115 “kardinal yang memiliki hak suara” berpindah ke kediaman (semacam) Wisma St. Martha di dalam tembok Vatikan, di sana mereka akan makan dan tidur serta serta dikucilkan dari dunia luar selama konklaf.

09:00 – Kardinal mengambil bagian dalam Misa Khusus “Pro Eligendo Romano Pontifice” (“Untuk Pemilihan Paus”) di Basilika St Petrus.

13:45 pm – Para Kardinal akan berjalan atau naik sebuah minibus dengan isolasi penjagaan yang ketat melalui kebun Vatikan, dari Gedung St Martha menuju ke Istana Apostolik.

14:30 – Para Kardinal akan mengikuti sebuah prosesi melalui Istana Apostolik, dari Kapel Pauline ke Kapel Sistina sambil mendoakan Litani Suci.

14:45 – Para Kardinal bersumpah untuk tidak mengungkapkan segala sesuatu pembahasan selama mereka mengalami isolasi dari dunia luar. Sedangkan para staf kemudian diperintahkan untuk meninggalkan kapel dengan mengucapkan “Extra Omnes”. Sebuah doa dibaca sebelum pemungutan suara pertama diambil.

18:15 – Para Kardinal mendoakan Vesperae (Ofisi Sore) kebaktian untuk menutup sesi pertama.

18:30 – Para Kardinal kembali ke Wisma St Martha.

19:00 – Para Kardinal makan malam saat Konklaf pertama mereka.

HARI berikutnya berturut-turut selama Konklaf:

5:30-06:30 – Sarapan Pagi di Wisma St Martha
06:45 – Berangkat ke Istana Apostolik
07:15 – Misa di Kapel Pauline
8:30 – Doa dan pemungutan suara di Kapel Sistine
11:30 – Kembali ke Wisma St Martha
12:00 – Makan Siang
15:00 – Berangkat kembali menuju Kapel Sistine
15:50 – Doa dan pemungutan suara di Kapel Sistine
18:15 – Ofisi Sore di Kapel Sistine
18:30 – Kembali ke St Martha
19:00 – Makan Malam

SINYAL ASAP:

– Surat suara akan dibakar biasanya dua kali sehari – setelah dua putaran pemungutan suara di pagi hari dan dua putaran pemungutan suara di sore hari.
Asap hitam menunjukkan tidak ada pemilu DAN Asap putih menunjukkan pemilihan BERHASIL.  Biasanya dilakukan sekitar 11 pagi dan 6 sore
– Jika ada pemilihan BERHASIL dalam putaran pertama pemungutan suara, maka surat suara akan langsung dibakar dan menghasilkan asap putih. Terjadi pada pukul 9.30 pagi atau 10 pagi dan 16:30 atau 17.00 sore.
 

Seputar Konklaf – Menebak Paus mendatang : imam Diosesan atau Ordo, Eropa atau bukan ?

Seputar Konklaf ,Menebak Paus mendatang,imam Diosesan atau Ordo, Eropa atau bukan
Seputar Konklaf ,Menebak Paus mendatang,imam Diosesan atau Ordo, Eropa atau bukan

PIJAR VATIKAN II DI TAHUN IMAN (16)

Menebak Paus mendatang : imam Praja atau Ordo, Eropa atau bukan ?

 

Setelah menggelar Sidang Umum Pra-Conclave selama 8 hari, para Kardinal akhirnya memutuskan bahwa pemilihan Paus baru akan dimulai besok Selasa 12 Maret 2013, beberapa jam setelah kita di Indonesia merayakan hari raya Nyepi. Sebelum Conclave dimulai sore hari, paginya para Kardinal akan mempersembahkan misa “Pro Eligendo Pontefice” (misa dengan ujub khusus pemilihan Paus) di Basilika Santo Petrus.

Mata dunia akan tertuju ke Vatikan. Conclave kali ini, akan menjadi pemilihan Paus yang paling banyak diliput media. “Press Office” Vatikan sangat sibuk. Sekretariat Conclave, praktis ada di kantor ini. Semua pernyataan resmi Vatikan, diumumkan kepada media dan dunia melalui kantor ini.

Pastor Lombardi, Direktur Press Office Vatikan, menjadi orang yang paling banyak dicari. Nama imam Jesuit ini pasti muncul setiap hari, karena ia juga ditugaskan menjadi juru bicara kepausan. Majalah Perancis “La Croix” secara bergurau bahkan menyebut Lombardi pantas dipromosikan sebagai Paus. Bagi insan pers, setidaknya imam Jesuit ini sudah menjadi “Paus” mereka.

Dalam memperkuat team yang menjadi garda depan komunikasi “Panitia Conclave”, Pater Lombardi dibantu oleh Pastor Ciro Benedettini, seorang Imam Passionis, sebagai Wakil Direktur. Dalam team ini, juga diangkat 2 staff  baru yaitu Pastor Tom Rosica dari Canada untuk media berbahasa Inggris dan Pastor Gil Tamayo untuk media berbahasa Spanyol. Sampai hari ini, sekretariat pers ini sudah menerbitkan akreditasi peliputan kepada 3641 jurnalis dari 968 koran, majalah, web dari 61 negara dan 24 bahasa.

Sejak Paus Benedictus XVI mengumumkan pengunduran dirinya 11 Februari lalu, sudah hampir sebulan ini, kota Roma kebanjiran pengunjung. Asosiasi Perhotelan kota Roma melaporkan, pengunjung yang datang ke Roma meningkat 20-30 persen. Permintaan tiket penerbangan ke Roma meningkat 5 kali lipat. Menurut beberapa agen perjalanan, permintaan tiket penerbangan yang paling banyak adalah dari Amerika, Canada dan negara-negara Amerika Latin, seperti Argentina dan Brasil.

Dari Itali, pengunjung yang terbanyak adalah pengunjung dari kota-kota di Itali Utara seperti Milano, Bergamo, Venezia, Firenze, Genoa, Udine. Yang mencengangkan, permintaan tiket terbanyak pada hari-hari terakhir Paus Benedictus XVI di Vatikan yang lalu, adalah dari Israel. Dari Amerika dan Negara-negara Eropa, selain para peziarah dan turis Katolik,  yang sudah mulai berdatangan adalah crew televisi, radio, media cetak dan elektronik. Crew stasiun televisi CNN, ABC, NBC, dan BBC bahkan sudah membentuk team khusus berikut “markas” mereka di Roma, untuk meliput Conclave 2013 yang bakal heboh ini. Diperkirakan, dalam sebulan ini sejuta orang akan membanjiri kota Roma. Lapangan Santo Petrus pasti akan menjadi lautan manusia pada saat Paus baru nanti diumumkan.

Siapa Paus baru nanti ?

Menjelang diselenggarakannya pemilihan Paus yang baru ini, semua orang bertanya : siapa kira-kira yang akan menjadi Paus baru nanti. Media cetak dan elektronik di seantero dunia sibuk membuat analisa, perkiraan, survey, wawancara tentang sosok Paus baru pengganti Benedictus XVI. Beberapa nama sudah “dijagokan” dan dianggap punya kans besar menjadi Paus, seperti : Kardinal Angelo Scola (Itali), Jorge Mario Bergoglio (Argentina), Christoph Schönborn (Austria), Marc Quellet (Canada), Timothy Dolan (AS), Odilo Pedro Scherer (Brasil), Peter Turkson (Ghana), Luis Antonio Tagle (Filipina), Angelo Bagnasco (Itali), Gianfranco Ravasi (Itali)  dll. Bursa taruhan juga menjagokan mereka sebagai calon Paus favorit (papabile). Seperti banyak media lain, BBC Online juga memberikan profil cukup lengkap para Kardinal “papabile” itu (http://www.bbc.co.uk/news/world-21657407). Selain melalui “dunia maya”, mempromosikan Kardinal favorit juga ditempuh dengan cara lain, layaknya promosi bakal calon legislative partai. Koran Itali “La Stampa” memuat foto poster-poster di beberapa tembok kota Roma yang meminta dukungan untuk Kardinal kulit hitam dari Ghana : Peter Turkson.

Diam-diam, rupanya ada kelompok yang merasa diri menjadi “team sukses” Kardinal tertentu. Kendati banyak nama beredar sebagai favorit, tetapi sebenarnya tidak pernah ada yang bisa memastikan siapa yang akan terpilih. Di Itali, tentang pemilihan Paus ada guyonan terkenal : “Chi entra Papa esce Cardinale”, yang artinya : “siapa masuk (conclave) sebagai (favorit) Paus, (biasanya) ke luar sebagai Kardinal” ! Nama almarhum Kardinal Siri dari Genoa misalnya, sangat favorit pada Conclave 1978. Yang terpilih ternyata Kardinal Karol Józef Wojty?a dari Polandia. Pada Conclave 2005, nama Kardinal Martini difavoritkan di mana-mana. Yang terpilih ternyata Ratzinger. Siapa yang akan terpilih kali ini ?

Yang pasti, salah seorang dari 115 Kardinal yang punya hak pilih pada Conclave nanti, pasti akan menjadi Paus baru menggantikan Benedictus XVI. Inilah profil 115 Kardinal yang salah satu di antaranya pasti jadi Paus baru nanti :

Dari negara asal :

Negara asal untuk Kardinal yang lebih dari 1 orang adalah : Italia 28, Amerika 11, Jerman 6, Spanyol 5, India  5, Brasilia 5, Perancis 4, Polandia 4, Mexico 3, Canada 3, Portugal 2, Nigeria 2, Argentina 2. Negara yang hanya diwakili 1 orang Kardinal adalah : Australia, Austria, Belgia, Bolivia, Bosnia dan Herzegovina, Chili, China, Congo, Colombia, Croatia, Cuba, Republik Czech, Republik Dominika, Ecuador, Mesir, Ghana, Guinea, Honduras, Hungaria, Irlandia, Kenya, Lebanon, Lithuania, Belanda, Peru, Philippina, Senegal, Slovenia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Sudan, Swiss, Tanzania, Venezuela, dan  Vietnam.

Semua benua ada wakilnya. Dari 115 Kardinal yang pada Conclave ini punya hak pilih dan dipilih, ternyata 60 orang berasal dari benua Eropa. Benua Amerika diwakili 33 orang (Amerika Latin 19 orang dan Amerika Utara 14 orang). Benua Afrika diwakili 11 orang, sementara benua Asia 10 orang. Benua Australia diwakili 1 orang : Kardinal George Pell.

Dari usia :

Usia rata-rata Kardinal pemilih adalah 71-72 tahun. Ada 8 Kardinal yang pada tahun ini berusia 80 tahun. Kardinal Walter Kasper dari Jerman, pada tanggal 5 Maret yang lalu tepat berusia 80 tahun. Walter Kasper adalah pemilih tertua. Beliau masih punya hak pilih karena ketika “sede vacante” dimulai pada 28 Februari lalu, beliau belum genap berusia 80 tahun. Kardinal Severino Poletto and Juan Sandoval Iniguez juga berusia 80 tahun pada bulan Maret ini. Kardinal paling muda adalah Baselio Cleemis Thottunkal dari India.

Umurnya 54 tahun pada bulan Juni nanti. Yang termasuk golongan Kardinal muda di bawah 60 tahun adalah : Kardinal Filipina Luis Antonio Tagle (56 tahun), Kardinal Rainer Woelki (57 tahun) dan Kardinal Reinhard Marx (60 tahun)  keduanya dari Jerman serta Kardinal Win Eijk (60 tahun) dari Belanda.

Dari yang mengangkatnya :

67 orang Kardinal diangkat oleh Paus Emeritus Benedictus XVI, sementara 48 orang diangkat oleh almarhum Paus Yohanes Paulus II. Dari 115 Kardinal yang punya hak suara, berarti 58% pemilih adalah Kardinal “ciptaan” Benedictus XVI. Sementara itu, ada 2 orang Kardinal yang diangkat oleh Paus Paulus VI. Karena usia mereka sudah lebih 80 tahun, mereka tidak bisa memilih dalam Conclave kali ini.

Dari kategori praja, tarekat atau ordo.

Dari 115 Kardinal yang punya hak pilih, 96 di antaranya adalah Kardinal dari imam Keuskupan atau imam Praja. Jadi mayoritas Kardinal adalah para imam Praja. Hanya 19 orang yang berasal dari tarekat atau ordo. Ordo Fransiskan dan Salesian (Don Bosco) diwakili 4 Kardinal. Kardinal dari Ordo Fransiskan adalah : Claudio Hummes dari Brasil, Carlos Amigo Vallejo dari Spanyol, Wilfrid Fox Napier dari Afrika Selatan, dan Sean Patrick O’Malley, Kardinal dari Boston Amerika, seorang Fransiskan Kapusin.

Kardinal dari Ordo Salesian pengikut Don Bosco adalah : Tarcisio Bertone, Angelo Amato, Raffaele Farina (semua dari Itali) dan Oscar Maradiaga dari Honduras. Dari Ordo Dominican, juga ada 2 Kardinal, yaitu : Christoph Schönborn (Uskup Agung Vienna Austria) dan Dominik Duka (Uskup Agung Praha).

Dari Ordo Jesuit ada 2 Kardinal yang memiliki hak pilih, yaitu : Jorge Mario Bergoglio dari Keuskupan Agung Buenos Aires Argentina dan Julius Darmaatmadja dari Indonesia. Sayang Bapak Kardinal kita tidak bisa hadir pada Conclave kali ini, karena gangguan penglihatan yang sangat serius. Pada waktu Conclave tahun 2005 sesudah wafatnya Paus Yohanes Paulus II, Bapak Kardinal kita oleh beberapa media difavoritkan sebagai Kardinal yang “papabile”.

Selain Borgoglio dan Darmaatmadja, Jesuit sebenarnya masih memiliki beberapa Kardinal lain : yaitu Kardinal Ján Chryzostom Cardinal Korec (89 tahun) dari Slovakia, Uskup emeritus Nitra ; Kardinal Roberto Tucci (91 tahun) dan Kardinal Albert Vanhoye (89 tahun). Tucci dan Vanhoye diangkat Kardinal karena jasanya yang luar biasa sebagai teolog dan exeget. Karena usia, ketiganya tidak punya hak untuk mengikuti Conclave 2013 ini.

 

Catatan sejarah masa lalu

Gereja Katolik memiliki sejarah hidup dan perjalanan selama lebih dari 2000 tahun. Tentu selama itu, ada begitu banyak catatan mengenai Paus, sebagai pimpinan tertingginya. Dari 265 Paus yang pernah ada sampai sekarang ini (Paus Benedictus XVI adalah Paus yang ke-265), benua Eropa adalah benua yang paling banyak “menyumbang” Paus.

Sejarah mencatat, Eropa pernah memiliki 254 Paus. Italia, menjadi satu-satunya negara yang pernah memiliki 212 Paus. Rekor yang tak akan pernah tertandingi negara manapun ! Selain Itali, negara Eropa lain yang pernah memiliki Paus adalah Perancis.

Ada 15 Paus yang berasal dari Perancis, yaitu : Paus Silvester II, Niccolas II, Urbanus II, Callistus II, Urbanus IV, Clement IV, Innocenzius V, Martinus IV, Clement V, Yohanes XXII, Benedictus XII, Clement VI, Innocenzius VI, Urbano V, dan  Gregorius XI.

Yunani juga pernah “menyumbang” Paus bagi gereja Katolik, yaitu : Paus Anacletus, Telesforus, Iginius,  Eleuterius, Anterus, Sixtus II, Dionisius, Eusebius, dan Yohanes VI. Sementara dalam sejarahnya, Jerman pernah menyumbang 7 orang Paus, yaitu : Paus Gregorius V, Clemens II, Damascenus II, Victor II, Leo IX, Stefanus IX, dan tentu saja Paus “Ratzinger” Benedictus XVI. Dari Spanyol, pernah ada Paus Damascenus I, Callistus III dan Alexander VI. Dari Portugal : Paus Yohanes XXI. Dari Dalmazia (kini masuk wilayah bekas negara Yugoslavia) adalah Paus Yohanes IV. Dari Inggris : Paus Adrianus IV.

Dari Belanda : Paus Adrianus VI. Dari Polandia : Paus Yohanes Paulus II. Dari Tracia (kini masuk wilayah Eropa tenggara) : Paus Cononius. Dari tempat di Eropa yang tidak tercatat dan terdokumentasikan adalah Paus Callistus I dan Paus Caius. Dari kawasan Timur Tengah, juga pernah ada Paus yang memimpin gereja Katolik, yaitu Paus Anicetus, Yohanes V, Sisinnius, Constantinus dan Gregorius III dari Siria.

Dari Tanah Suci, tentu saja ada Petrus sebagai Paus pertama, Paus Evaristus dan Teodorus I. Dari Afrika Romana (wilayah Afrika yang masuk wilayah kekuasaan Roma), adalah Paus Victor I, Milziadius, dan Gelasius I.

Para Paus, selama ini biasanya dipilih di antara para Kardinal atau para Uskup yang berasal dari imam Keuskupan atau imam Praja. Walau begitu, sejarah pernah mencatat ada 34 Paus yang berasal dari Ordo atau Tarekat religius. Ordo Benedectin menyumbang paling banyak Paus, yaitu 17 orang.

Para Paus dari Ordo ini adalah : Paus Gregorius I, Bonifacius IV, Adeodatus II, Leon IV, Yohanes IX, Leo VII, Stefanus IX, Gregorius VII, Victor III, Urbano II, Pasquale II, Gelasius II, Celestinus V, Clemens VI, Urbano V, Pius VII dan Gregorius XVI. Dari Ordo Santo Agustinus ada 6 Paus, yaitu : Paus Eugenius IV, Onorius II,  Innocentius II, Lucius II, Gregorius VIII dan Adrianus IV. Pernah ada 4 Paus dari Ordo Domenican yaitu : Paus Innocentius V, Benedictus XI, Pius V, dan Benedictus XIII.

Ordo Fransiskan pernah “menyumbang” 4 Paus, yaitu Paus Nikolas IV dan Paus Sixtus IV (keduanya dari Ordo Fransiskan Saudara Dina) dan Paus Sixtus V dan Clemens XIV dari Fransiskan Conventual. Ada 2 Paus dari Ordo Trapis (Cistercensis), yaitu : Paus Eugneius III dan Benedictus XII.

Sejarah belum mencatat ada Paus yang berasal dari Ordo Jesuit. Kalau pada Conclave kali ini, Kardinal Jorge Mario Bergoglio terpilih, ia bakal menjadi Jesuit pertama yang menjadi Paus. Menurut koran La Repubblica, Borgoglio bersaing ketat dengan Ratzinger pada pemungutan suara pemilihan Paus tahun 2005 yang lalu. Banyak media, menjagokan kembali Kardinal Jesuit dari Argentina keturunan Italia ini. Wait and see !

Jadi..siapa yang akan terpilih ?

Sejarah pernah mencatat, ada imam Praja atau imam Ordo, dari Eropa maupun di luar Eropa, yang pernah menjadi Paus. Kali ini ?  Pada sebuah wawancara dengan Koran La Stampa, Kardinal José Saraiva Martins berpendapat : “Nei conclavi si deve solo scegliere un papa che abbia chiara la situazione attuale della Chiesa.

Non importa se bianco, nero o giallo: la Chiesa non ha colore !” (Pada Conclave, mesti dipilih seorang Paus yang memiliki pandangan jelas tentang keadaan Gereja sekarang ini. Tidak penting apakah dia itu putih, hitam atau kuning. Gereja tidak punya warna kulit !”). Kardinal Saraiva Martins, tidak ikut Conclave 2013, karena sekarang usianya sudah 82 tahun, melewati ambang batas 80 tahun, hak memilih Paus.

Sebagai teolog dengan jiwa missionaris, Saraiva pernah menjadi Rektor Universitas Kepausan Urbaniana. Kemudian Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Kardinal, dan pernah memimpin Departemen Pemberian Gelar Santo-Santa.

Di bawah kepemimpinannya, gereja memberi gelar para suci yang menjadi contoh pewartaan Injil di daerah misi seperti : Bakhita dari Afrika, para martir Cina, Padre Pio (yang sangat populer di Itali), Paus Yohanes XIII, para gembala yang mendapat penampakan di Fatima dan salah satu korban Auschwitz : Edith Stein.

Sebagai mantan mahasiswanya, saya sangat menyetujui pendapat Kardinal Saraiva itu. Perkaranya : keadaan gereja sekarang yang harus dipandang jelas oleh Paus baru nanti itu persisnya apa ? Menjelang pemilihan Paus ini, banyak pendapat, masukan, pemikiran, opini, yang bisa kita simak dari ribuan artikel dan peliputan.

“Keadaan senyatanya” yang sekarang ini dihadapi Gereja Katolik, adalah keadaan yang sungguh besar, berat, komplek dan rumit. Kalau dinalar pakai benak manusia yang terbatas ini, siapapun yang akan terpilih menjadi Paus nanti, akan dituntut menjadi seorang “superman”.

Bagaimana mungkin ia memimpin 1.2 milyard orang Katolik di seluruh dunia dengan aneka persoalan dan problemanya yang begitu besar ? Kolumnis senior Pastor Thomas Reese dari majalah National Catholic Reporter mengatakan, jangan-jangan yang sebenarnya kita cari dari sosok seorang Paus baru adalah :  “Jesus Christ with an MBA.” Paus sekarang, menurut pastor Reese, tidak cukup hanya menjalankan fungsi : “imam, raja dan nabi” seperti Kristus di jaman dulu. Sekarang mutlak ada tambahan fungsi : menjadi seorang manager mumpuni dengan gelar MBA ! Anda setuju ?

Kalaupun mengenai pendapat Reese ini Anda mungkin tidak setuju, tetapi mengenai yang satu ini pasti Anda setuju : “If Jesus preached the gospel today, he would also use print media, radio, TV, the Internet and Twitter. Give Him a chance!” Ini diakatakan oleh Kardinal Scherer, Uskup Agung Sao Paolo Brasil yang menjadi salah satu Kardinal “papabile”.

Kardinal Scherer menuliskan pendapat yang menarik ini pada Twitter-nya tahun 2011.  Scherer memimpin 5 juta umat Katolik di Sao Paolo. Ia praktis menjadi Gembala di sebuah Keuskupan dengan pengikut umat Katolik terbesar di dunia. Kardinal hebat ini sangat giat mengusahakan agar umatNya mengenal dan mencintai Kristus dengan cara dan semangat baru. Ini pula yang kiranya diharapkan banyak orang pada sosok Paus yang baru.

Banyak yang berdoa, semoga yang terpilih nanti adalah seorang Paus yang : “berotak Benedictus XVI, berjiwa Yohanes Paulus II, dan berhati Yohanes XXIII”. Ada pula yang bilang : “cukup sudah teolog, filsuf, jago Kitab Suci yang menjadi Paus. Sekarang ini kita butuh seorang jendral !”. Yang paling banyak adalah harapan semoga Paus nanti benar-benar seorang gembala yang baik, gembala yang mengerti persoalan jaman ini !

Selasa 12 Maret 2013 pukul 6 sore waktu Itali, para Kardinal akan masuk Kapel Sistina. Entah kapan, asap putih mengepul dari cerobongnya, tanda terpilihnya Paus yang baru. Yang pasti, pada jam itu, Conclave yang paling mendebarkan akan dimulai.

Begitu semua Kardinal sudah masuk Kapel Sistina, Maestro atau Pimpinan Upacara Liturgi Conclave akan berseru : “Extra omnes !” – semua dipersilahkanke luar ! Hanya para Kardinal pemilih yang tinggal di ruangan Kapel Sistina. Ornamen dan lukisan indah Michael Angelo di atap Kapel Sistina itu akan menjadi saksi bisu pemilihan Paus. Dan kapelpun dikunci. Ini pula asal kata “conclave”, yaitu con clavis : dengan kunci !

Kita semua hanya bisa menundukan kepala dan mempersatukan diri dengan para Kardinal, sembari berdoa “Veni creator” (Datanglah Roh Maha Kudus). Doa kepada Roh Kudus ini juga menjadi doa dan harapan para Kardinal pada pembukaan Conclave. Semoga Roh Kudus membimbing dan mengaruniakan kepada kita, seorang Paus yang sesuai dengan kehendakNya. Amin !

 

12 Maret dimulainya Konklaf dan tidak akan lama mengingat Pekan Suci sudah Dekat

12 Maret, dimulainya Konklaf,tidak akan lama, mengingat Pekan Suci sudah Dekat

12 Maret, dimulainya Konklaf,tidak akan lama, mengingat Pekan Suci sudah Dekat
 

Akhirnya keluarlah keputusan yang dinantikan yaitu bahwa sidang Konklaf Para kardinal untuk memilih Paus baru akan diadakan pada esok hari, 12 Maret 2013. Sesi pertama pemilihan di Kapel Sistina akan dimulai pada sore hari, setelah Misa pagi “Pro eligendo Summo Pontifice“ (untuk memilih Sri Paus) di Basilika St. Petrus.

Hari bersejarah itu akan menyedot perhatian publik dunia. Sebelumnya para Kardinal telah berkumpul selama lima hari dan mengadakan pertemuan tertutup di Vatikan untuk mempersiapkan segala sesuatu terkait pengadaan Konklaf.

Secara resmi jurubicara Vatikan yaitu Pater Lombardi SJ, mengumumkan tanggal dimulainya pertemuan Konklaf dalam konferensi pers pada 8 Maret lalu.

Sidang konklaf ini dirasakan akan dilakukan dengan cepat mengingat para kardinal memilih hendak merayakan Pekan Suci di wilayahnya masing-masing. “Sudah lebih dari seminggu saya meninggalkan keuskupan, I wanna go home,” ungkap Kardinal Timothy Dolan dari Amerika Serikat, Jumat lalu.

Berhembus isu bahwa di antara para kardinal yang diduga mendapat suara banyak adalah Uskup Milan, Italia, Kardinal Angelo Scola, Kardinal Odilo Pedro Scherer dari Brasilia, dan Kardinal Marc Ouellet dari Kanada.

Peraturan negara yang mengatur pemilihan Paus bahwa sebuah konklaf harus dimulai antara 15 dan 20 hari setelah pemimpin tertinggi Gereja Katolik mengalami  kekosongan, tapi tak lama sebelum pengunduran dirinya pada 28 Februari, Paus Benediktus XVI mengeluarkan keputusan untuk memodifikasi aturan konklaf selama ini yaitu, mengizinkan para kardinal untuk memajukan  tanggal konklaf lebih awal. Kolese Kardinal memutuskan tanggal konklaf pada hari kelima dari pertemuan pra-konklaf mereka, setelah menunggu 115 kardinal yang memenuhi syarat pemilihan.

Pada sesi pagi 8 Maret, sebelum mengumumkan penjadwalan pemilihan Paus baru,  Angelo Kardinal Sodano, dekan Kolese Kardinal, mengatakan kepada pertemuan itu bahwa dengan perubahan yang dilakukan oleh Paus Benediktus, para kardinal tidak perlu membahas lagi tentang apakah mereka memulai konklaf sebelum 15 Maret.

 
 
 

Terkait Konklaf: Sidang Pemilihan Paus Baru

Dewan Kardinal,Masih Belum diputuskan Kapan diadakan Konklaf

Dewan Kardinal,Masih Belum diputuskan Kapan diadakan Konklaf
 

Dewan Kardinal: Masih Belum diputuskan Kapan diadakan Konklaf

 

Walaupun telah melalui sidang pra-konklaf ketiga, Dewan Kardinal masih belum juga mengumumkan tanggal dimulainya pelaksanaan Konklaf untuk memilih Paus baru.

Bahkan, Dewan Kardinal memutuskan bahwa pertemuan selanjutnya pada 4 dan 5 Maret kemarin hanya untuk membahas kebutuhan Gereja, demikian terungkap dalam News.Va.

“Kami tidak bisa memberikan informasi yang spesifik dari pertemuan tersebut karena kami berpegang pada sumpah kerahasiaan. Kami hanya bisa memberikan informasi tentang hal-hal yang umum saja,” tegas Pater Federico Lombardi SJ, juru bicara Vatikan.

Hal-hal yang dibahas 5 Maret kemarin sangat banyak seperti kegiatan Takhta Suci selanjutnya, hubungan dengan para uskup, pembaruan Gereja sesuai Konsili Vatikan II, situasi Gereja terkini dan isu-isu keanekaragaman budaya serta cara-cara enagelisasi yang berbeda dan situasi yang berbeda. Pertemuan 5 Maret kemarin telah dihadiri 148 kardinal dari berbagai negara dan benua.

Walaupun demikian ada hal unik yang terungkap dalam pertemuan itu yaitu adanya pembahasan usulan tentang modifikasi tata aturan Konklaf yang dibuat Paus Benediktus XVI, inti modifikasi itu yaitu memungkinkan para dewan kardinal untuk dapat memulai Konklaf kurang dari 15 hari setelah berakhirnya sebuah kepausan.

“Penentuan tanggal konklaf adalah sebuah diskusi yang terbuka. Dewan Kardinal masih membutuhkan waktu beberapa lama karena perlu membuat persiapan yang memadai. Mereka tidak ingin tergesa-gesa,” ujar Pater Lombardi.

(Source: http://www.news.va/)
 
 

Refleksi Prapaskah: “Pencobaan Yesus = Pencobaan Kita”

Refleksi Prapaskah

 

“Pencobaan Yesus = Pencobaan Kita”

Seperti Yesus yang dibawa Roh Kudus ke padang gurun dan tinggal di sana selama empat puluh hari, dalam masa Prapaskah ini kita pun diajak Roh Kudus untuk berada di padang gurun spiritual. Menarik untuk mencermati tiga godaan yang dialami Yesus saat itu, karena ternyata godaan-godaan tersebut tetap relevan dengan situasi kita sekarang:

  1. 1.    Meraih berbagai kenikmatan duniawi

Yesus yang lapar didekati Iblis dengan bujukan menggiurkan: mengubah batu menjadi roti. Meskipun Putera Allah dapat melakukan mukjizat yang lebih besar dari sekadar mengubah batu menjadi roti, Yesus tetap rendah hati, tidak mau menunjukkan kuasa-Nya. Bagi Yesus, ada yang lebih penting daripada sekerat roti, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” (Lukas 4:4)

Kita yang “lapar” didekati Iblis dengan bujukan menggiurkan: meraih berbagai kenikmatan duniawi. Sering kali kita tidak rendah hati seperti Yesus, melainkan kita berusaha keras siang-malam mengejar harta, jabatan, dan kesuksesan demi kehidupan yang mapan dan terpandang di masyarakat. Padahal masih ada yang lebih utama, yaitu menjadikan Allah sebagai prioritas dalam hidup kita, serta Firman-Nya sebagai “makanan” yang lebih penting daripada harta, jabatan, dan kesuksesan.

  1. 2.    Memperoleh kerajaan dunia dengan menyembah Iblis

Iblis mengaku, semua kerajaan dunia telah diserahkan kepadanya. Kerajaan dunia bukan hanya mencakup kekuasaan dalam arti harfiah, melainkan juga segala perbuatan daging yang dapat membuat manusia terlena dan terjerat. Bujukan kedua dari Iblis ini lebih luas cakupannya. Namun, Yesus tidak bergeming. Dengan tegas Ia mengatakan, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Lukas 4:8)

Sampai sekarang, “kerajaan dunia” masih sangat menggoda kita. Dalam Galatia 5:19-21, rasul Paulus menyebut macam-macam perbuatan daging, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Jika kita terlena dan terjerat dalam perbuatan daging tersebut, berarti kita telah berhasil ditakhlukkan Iblis, kita belum menyembah Tuhan dengan sepenuh hati.

  1. 3.    Mencobai Tuhan supaya keinginan terkabul   

Pencobaan ketiga menyangkut relasi dengan Allah. Yesus ditempatkan di bubungan Bait Allah dan ditantang Iblis untuk menjatuhkan diri. Jika benar Yesus adalah Anak Allah, tak perlu takut, karena malaikat-malaikat-Nya akan melindungi. Menangkal godaan ini, Yesus berkata, “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Lukas 4:12) 

Karena sudah dibaptis menjadi anak-anak Allah, kita sering kali menuntut “hak istimewa”  kepada Tuhan dengan mengajukan berbagai permohonan. Ketika kenyataan hidup tidak sesuai keinginan dan harapan, doa-doa tak kunjung mendapat jawaban, kita protes dan mencobai Tuhan bahkan mengancam Tuhan untuk memenuhi bermacam keinginan kita.

Pencobaan-pencobaan Yesus di padang gurun berakhir. Namun, Iblis tidak menghilang untuk seterusnya. Iblis mundur dari hadapan Yesus dan menunggu waktu yang baik untuk kembali menggoda Yesus (bdk. Lukas 4:13).

Belajar dari kegagalannya di padang gurun, kali lain Iblis berusaha memengaruhi Yesus melalui rasul-Nya, Simon Petrus. Ketika Yesus untuk pertama kali memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga; Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” (Matius 16:22)

Yesus yang selalu waspada, menyadari yang berbicara itu adalah Iblis yang memakai mulut Petrus. Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Matius 16:23)

Dapat dibayangkan, Petrus tentu sangat terkejut digertak Yesus seperti itu. Tetapi, dari pengalaman tersebut, ketika mewartakan Kristus yang telah bangkit dan naik ke surga, Petrus dapat menasihati, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. (1 Petrus 5:8-9)

Iblis masih mengintai kita sampai saat ini. Namun, kita tidak perlu mencemaskan sepak-terjangnya, karena Yesus menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman (bdk. Matius 28:20b). Dalam hidup-Nya di dunia ini, Yesus telah mengalahkan roh-roh jahat, Iblis, dan musuh terakhir yang dikalahkan-Nya ialah maut. Ia telah membuktikan kuasa Allah yang jauh lebih besar daripada kuasa kegelapan, Iblis, dan maut. Berpegang pada Sabda Yesus, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41), kita dapat menangkal godaan-godaan Iblis dalam hidup kita.

(Patricia Heinrica-Kontributor Web KAJ)

 

Petuah Terakhir Benediktus XVI

Paus-Mundur

Paus-Mundur
Paus Benediktus XVI menyampaikan petuah terakhirnya di hadapan puluhan ribu umat yang hadir di Lapangan Santo Petrus.
Ratzinger demikian nama Paus Benediktus XVI, menyapa para peziarah yang sudah sejak pukul 07.00 pagi waktu Roma, sudah memenuhi Via della Conciliazione, ruas jalan panjang membujur dari Lapangan Santo Petrus hingga sungai Tiber.
Sebagaimana diutarakan Pastor Markus SVD langsung dari Roma mengungkapkan Lapangan Santo Petrus seperti digenangi lautan manusia. Para peziaraj melambai-lambaikan berbagai bentuk dan ragam spanduk dengan tulisan bermacam-macam, seperti “Grazie Santo Padre” (Terima kasih Bapa Suci), atau “Arrivederci” (Sampai jumpa lagi), atau “Perga per noi” (doakan kami), dan berbagai tulisan dalam berbagai bahasa.
Para peziarah pun tidak henti-hentinya meneriakkan yel-yel “Benedetto”, nama Sri Paus dalam bahasa Italia. Kadang pula terdengar teriakan “Viva il Papa” dan diikuti oleh paduan suara campur yang menggetarkan suasana pagi ini.
Menurut Pastor Markus, tepat pukul 10.35 pagi waktu Roma, Papa Mobil meluncur pelan, masuk ke Lapangan Santo Petrus dari samping kanan Basilika. Di belakangnya duduk Sekretaris pribadi, Mons. Georg Gaenswein, yang sudah ditahbiskan beliau sendiri menjadi Uskup Agung tanggal 6 Januari lalu dan merangkap Kepala Rumah Tangga (Prefettura) Sri Paus.
Ketika melihat Papa Mobil, massa semakin kuat dan ramai meneriakkan yel-yel seraya bertepuk tangan meriah. Setelah melewati beberapa blok untuk menyalami massa dan disaluti oleh Musik Militer dari wilayah kelahirannya, Bavaria, Jerman, beliau naik ke Singgahsana, sebuah Kursi putih yang sudah akrab dengannya sejak 8 tahun ini.
Seperti biasa, sebelum duduk, beliau merentangkan kedua tangan ke arah para hadirin, seolah-olah ingin merangkul mereka satu persatu.
”Delapan tahun lalu, ketika sudah jelas bahwa diri saya terpilih menjadi Paus, pertanyaan yang dominan di dalam hati saya adalah: Tuhan, apa yang Kau inginkan dariku? Mengapa Engkau memilih saya? Saya tahu bahwa sejak itu saya memikul beban berat di pundakku,” ucap Paus, Radio Vatikan melansir.
Lanjut Paus, delapan tahun yang lalu adalah tahun-tahun yang indah dan penuh arti. Tetapi juga masa-masa penuh tantangan, sehingga Gereja ibarat bahtera para rasul yang terombang-ambing di danau Genesaret. Badai dan gelombang menerjang menimbulkan rasa takut dan panik, dan Tuhan tidur di buritan.
Tetapi syukur, Tuhan tidak meninggalkan bahtera ini, karena bahtera ini bukan milik kita manusia atau milik saya pribadi, tetapi milik Tuhan sendiri. Mendengar itu, massa bertepuk tangan ramai sambil meneriakkan nama Sri Paus. Benediktus sadar bahwa selama masa bakti, Tuhan senantiasa dekat dengan umatNya dan menganugerahkan segala yang perlu untuk kemajuan GerejaNya.
Sri Paus juga mengungkapkan terima kasih kepada para pekerjanya di Tahta Suci Vatikan dan seluruh umat yang tersebar di seluruh dunia. Selama masa jabatannya, beliau betul merasakan dukungan dan kedekatan umat Katolik sejagad, sekalipun banyak dari mereka yang belum pernah berjumpa dengannya secara langsung.
Menjelang sambutannya yang berdurasi kurang lebih 20 menit itu, beliau meneguhkan hati dan iman umat Katolik sedunia. Katanya dalam nada getar:
“Saya pergi. Itu keputusan yang saya ambil dengan sukarela. Tetapi kamu harus tetap riang gembira di dalam iman. Saya pergi bukan untuk urusan pribadi. Saya pergi untuk membaktikan diri kepada doa untuk Gereja kita yang kita cintai ini. Tuhan yang memanggil kita ke dalam satu komunitas iman, akan tetap bersama kita, memenuhi hati kita dengan harapan dan menyinari kita dengan kasihNya tanpa batas.”
Paus juga menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada seluruh umat dan warga dunia yang selama ini mendukung tugas perutusannya dalam doa dan kehadiran mereka masing-masing.
“Paus milik semua orang, dan begitu banyak orang merasa sangat dekat. Ini benar bahwa saya menerima surat dari tokoh-tokoh terbesar dunia – dari Kepala Negara, tokoh agama, perwakilan dari dunia budaya dan sebagainya. Saya juga menerima banyak surat dari orang-orang biasa yang menulis kepada saya dari hati mereka,” ucapnya.
“Ini adalah buah dari iman pada kehendak Tuhan dan cinta yang mendalam dari Gereja Kristus. Saya akan terus bersama Gereja dalam doa-doa saya.”
“Dan saya mengajak Anda masing-masing untuk berdoa bagi saya dan untuk Paus yang baru,” pesannya.
Usai sambutan terakhir ini, hadirin yang saat itu sudah membludak hingga ujung Via della Conciliazione berdiri, memberikan aplaus panjang. Lambaian bendera-bendera dan spanduk-spanduk kelihatan semakin tenang pertanda sedih. Sri Paus pun berdiri, melambaikan tangan kepada hadirin. Sebuah momentum kuat yang sempat menuai deraian air mata.
Upacara dilanjutkan dengan penyampaian ucapan Salam pisah dan terima kasih dari para hadirin yang diwakili melalui kelompok bahasa Inggris, Italia, Jerman, Spanyol, Portugis, Polandia dan Arab.
Di akhir audiensi, Sri Paus dan hadirin bersama-sama menyanyikan lagu Bapa Kami di dalam bahasa Latin. Lalu beliau menutup dengan berkat terakhirnya sebagai Paus.
Beliau turun tahta. Berjalan menuju Papa Mobil, mengambil tempat duduk. Papa Mobil turun perlahan dari pelataran Basilika menuju hadirin. Tahtanya, Kursi putih, tinggal kosong.
Sri Paus bergerak keluar, diiringi aplaus panjang, memanggil-manggil namanya dan seraya air mata tetap berderai. Di atas Papa Mobil beliau terus merentangkan kedua tangannya, seakan-akan ingin membawa pergi sekitar 200.000-an hadirin bersamanya.
Rangkulan lengannya tentu terlalu pendek untuk jumlah sebesar ini, apalagi untuk umat Katolik sedunia. Tetapi di dalam doa dari atas bukti Mons Vaticanus, beliau dan seluruh umat Katolik di lima benua akan tetap bersatu.
Paus Benediktus XVI juga menyampaikan terimakasihnya kepada seluruh umat katolik dan warga dunia atas semua kasih dan doa untuknya. “Untuk Anda dan keluarga Anda, saya memberikan berkat saya. Terima kasih!” seru Paus.
(Source: http://www.tribunnews.com/)

VATIKAN: 200 ribu Peziarah Hadiri Perpisahan Benediktus XVI

Benediktus-XVI-naik-Mobil

Cuaca di kota Roma hari ini tidak seperti biasanya. Rabu, 27 Pebruari 2013, sebuah hari musim dingin yang indah. Matahari bersinar cerah sejak pagi. Inilah sebuah hari penting di dalam sejarah Gereja Katolik: Paus Benediktus XVI tampil ke publik dalam upacara audiensi umum untuk terakhir kali setelah pengumuman pengunduran dirinya dua pekan lalu.
Sejak pukul 07.00 pagi waktu Roma, sekitar 200.000-an peziarah sudah memenuhi Via della Conciliazione, ruas jalan panjang membujur dari Lapangan Santo Petrus hingga sungai Tiber. Di ruas jalan itu pula sudah dipasang beberapa layar lebar. Di situ terdapat beberapa titik kontrol, selain dari arah Porta Santa Anna, tepi barat, dan Porta Sant’Angelo dari tepi arah timur Vatikan. Ribuan polisi dan aparat keamanan pun siaga di sekeliling Vatikan.
Para peziarah berjuang masuk ke Lapangan Santo Petrus dan mengambil tempat paling depan supaya bisa melihat Sri Paus dari dekat dan mengucapkan kata-kata pisah yang bisa didengar oleh Bapa Suci sendiri.
Dari saat ke saat Lapangan Santo Petrus seperti digenangi lautan manusia. Mereka melambai-lambaikan berbagai bentuk dan ragam spanduk dengan tulisan bermacam-macam, seperti “Grazie Santo Padre” (Terima kasih Bapa Suci), atau “Arrivederci” (Sampai jumpa lagi), atau “Perga per noi” (doakan kami), dan berbagai tulisan dalam berbagai bahasa. Mereka pula tidak henti-hentinya meneriakkan yel-yel “Benedetto”, nama Sri Paus dalam bahasa Italia. Kadang pula terdengar teriakan “Viva il Papa” dan diikuti oleh paduan suara yang menggetarkan suasana pagi ini.
Tepat pkl. 10.35 pagi waktu Roma, Papa Mobil meluncur pelan, masuk ke Lapangan Santo Petrus dari samping kanan Basilika. Di belakangnya duduk Sekretaris pribadi, Mons. Georg Gaenswein, yang sudah ditahbiskan Paus menjadi Uskup Agung pada 6 Januari lalu dan merangkap Kepala Rumah Tangga (Prefettura) Sri Paus.
Ketika melihat Papa Mobil, massa semakin kuat dan ramai meneriakkan yel-yel seraya bertepuk tangan meriah. Setelah melewati beberapa blok untuk menyalami massa dan disaluti oleh Musik Militer dari wilayah kelahirannya, Bavaria, Jerman, beliau naik ke Singgasana, sebuah Kursi putih yang sudah akrab dengannya sejak 8 tahun ini. Seperti biasa, sebelum duduk, beliau merentangkan kedua tangan ke arah para hadirin, seolah-olah ingin merangkul umat yang hadir satu persatu. Saat-saat itu keharuan mulai terasa.
Laporan P. Markus Solo, SVD
Langsung dari Tahta Suci, Vatikan
 
 
(Source:http://www.hidupkatolik.com/2013/02/28/vatikan-200-ribu-peziarah-hadiri-perpisahan-benediktus-xvi)

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2013

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2013

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2013                     

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2013

 

(dibacakan sebagai pengganti kotbah,pada Misa Sabtu/Minggu, 9/10 Februari  2013)

 

“MAKIN BERIMAN, MAKIN BERSAUDARA,

MAKIN BERBELARASA”

 
 
Para Ibu dan Bapak,
Suster, Bruder, Frater,
Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,
 
1. Pertama-tama saya ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada saudari/saudara yang merayakannya. Kita semua tahu, Tahun Baru Imlek pada mulanya berkaitan dengan syukur para petani atas datangnya musim semi, musim yang indah dan menjadi lambang munculnya kembali kehidupan setelah musim dingin yang beku. Kalau pun tidak semua dari antara kita merayakan Tahun Baru Imlek, bolehlah kita semua ikut masuk ke dalam suasana sukacita dan syukur atas berseminya harapan akan masa depan baru, berkat pembaharuan hidup.
 
2. Sementara itu bersama dengan seluruh Gereja, pada hari Rabu yang akan datang, kita akan memasuki masa Prapaskah, dengan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan kita masing-masing sebagai pribadi, sebagai keluarga maupun sebagai komunitas. Prapaskah adalah masa penuh rahmat, ketika kita bersama-sama mengolah pengalaman-pengalaman dan mengusahakan pembaharuan hidup agar dapat semakin mantap dan setia mengikuti Yesus Kristus sampai sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Untuk kepentingan masa Prapaskah tahun ini, sudah disediakan sarana-sarana pembantu antara lain buku yang berjudul “Retret Agung Umat – Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbelarasa”. Semoga bahan-bahan yang sudah disediakan ini, dapat membantu seluruh umat untuk membuat masa Prapaskah semakin bermakna dan berbuah.
 
3. Kisah panggilan Simon yang dibacakan pada hari ini (Luk 5:1-11) memberikan kepada kita contoh bagaimana kita dapat mengusahakan dan mengalami pembaharuan hidup. Pembaharuan itu ditunjukkan dalam perubahan nama yang disandang oleh Simon. Pada awal kisah, nama yang dipakai untuk menyebut dirinya adalah Simon (ay 3.4.5). Dalam perjalanan waktu nama itu berubah: ia disebut Simon Petrus (ay 8). Kita semua tahu, dalam Kitab Suci, perubahan nama adalah tanda perubahan pribadi berkat pembaharuan hidup. Pembaharuan hidup itu tampak juga dalam cara Simon menyapa Yesus : ketika ia tampil sebagai Simon, Yesus ia panggil dengan julukan Guru (ay 5). Sementara ketika ia tampil sebagai Simon Petrus, Yesus ia sebut dengan gelar Tuhan (ay 8). Artinya, pembaharuan hidupnya terjadi berkat pengalamannya akan Yesus. Yesus ia alami bukan lagi sekedar sebagai Guru yang mengajar, tetapi sebagai Tuhan yang menguasai dan menyelenggarakan kehidupan.
 
4. Perubahan nama itu tampaknya sederhana dan cepat. Tetapi dalam kenyataan, perubahan nama yang mencerminkan pembaharuan hidup merupakan proses yang panjang dan tidak sederhana. Pada awal kisah, kepercayaan Simon kepada Sang Guru diuji. Ternyata Simon berani mengambil risiko : meskipun sebagai nelayan ia tahu persis bahwa waktu mencari ikan sudah lewat, ia turuti perintah Gurunya. Ia berani melangkah lebih jauh daripada perhitungan-perhitungan yang aman. Ternyata langkah yang penuh risiko ini membawanya masuk ke dalam pengalaman yang menakjubkan dan yang tak terkirakan yaitu pernyataan kuasa ilahi dalam bentuk tangkapan ikan yang berlimpah. Simon masuk ke dalam pengalaman yang menentukan dalam hidupnya : pernyataan kuasa ilahi di hadapannya ini bukannya membuat dia membusungkan dada, melainkan membuatnya sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa. Proses pembaharuan hidup pada tahap ini membawa Simon kepada kesadaran yang benar akan dirinya sebagai pendosa. Injil menceritakan, “Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (ay 8). Simon berharap Yesus akan pergi, tetapi ternyata pada waktu itulah justru kepadanya diberikan tugas perutusan :”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia” (ay 10). Menjadi jelaslah bahwa  kesadaran akan dosa tidak membuat Simon terpuruk atau kehilangan harga diri. Sebaliknya kesadaran inilah yang merupakan awal dari hidup baru, yang merupakan kesimpulan dari kisah ini :”Sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu lalu mengikut Yesus” (ay 11).
 
5. Dengan demikian kisah penangkapan ikan yang ajaib ini dapat kita mengerti sebagai undangan bagi kita semua untuk setiap kali kembali kepada pengalaman akan kuasa dan kasih ilahi yang akan membawa kita kepada kesadaran diri yang benar sebagai orang berdosa, sebagai saat yang menentukan dalam proses pembaharuan hidup. Prapaskah adalah masa khusus yang disediakan bagi kita agar kita dapat mengalami kuasa dan kasih Allah yang membaharui kehidupan kita.
 
Saudari-saudaraku yang terkasih,
 
6. Kita semua umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta diajak untuk menggunakan masa Prapaskah ini juga untuk membaharui kehidupan : agar kita menjadi pribadi-pribadi yang makin beriman, makin bersaudara dan makin berbelarasa. Beriman berarti semakin setia mengikuti Yesus Kristus, seperti Simon Petrus. Ketika iman kita menjadi semakin sejati, dengan sendirinya kita akan semakin bersaudara. Oleh karena itu salah satu tanda yang amat penting untuk menguji kedalaman iman kita adalah apakah iman itu berbuah persaudaraan. Sementara itu persaudaraan yang benar dan sejati dengan sendirinya akan berbuah belarasa. Hidup bersama yang tidak membuahkan belarasa tidak bisa disebut persaudaraan, melainkan sekedar kelompok atau bahkan komplotan. Begitulah proses pembaharuan hidup itu terjadi dalam bentuk lingkaran yang tidak akan pernah putus, semakin lama semakin bermutu.
 
7. Mengakhiri surat ini,  bersama-sama dengan para imam, diakon dan semua pelayan umat, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para Ibu/Bapak/Suster/Bruder/ adik-adik kaum muda, remaja dan anak-anak semua yang dengan satu dan lain cara ikut terlibat dalam perutusan Gereja Keuskupan Agung Jakarta, baik untuk kebaikan Gereja sendiri maupun untuk kebaikan bersama dalam masyarakat yang lebih luas. Seperti Simon Petrus dan kawan-kawannya, kita pun dengan cara yang berbeda-beda, dipanggil dan diutus untuk menjadikan siapa pun yang kita jumpai dalam hidup kita, makin beriman, makin bersaudara, makin berbelarasa. Banjir belarasa sebagai reaksi terhadap bencana banjir yang beberapa waktu yang lalu menimpa, menunjukkan bahwa semboyan yang diangkat dalam masa Prapaskah ini bukanlah semboyan kosong, melainkan cermin berjalannya pembaharuan hidup. Semoga demikianlah seterusnya. Salam dan Berkat Tuhan untuk Anda semua, keluarga dan komunitas Anda.
 
 
+ I. Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Jakarta

PERATURAN PANTANG DAN PUASA KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA UNTUK TAHUN 2013

PERATURAN PANTANG ,PUASA KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA UNTUK TAHUN 2013

PERATURAN PANTANG ,PUASA  KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA  UNTUK TAHUN 2013

PERATURAN PANTANG DAN PUASA

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

UNTUK TAHUN 2013

 

TEMA: “Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin berbelarasa

 

 

            Masa Prapaskah/Waktu Puasa Tahun 2013 dimulai pada hari Rabu Abu, 13 Februari sampai dengan hari Sabtu, 30 Maret 2013.
“Semua orang beriman kristiani menurut cara masing-masing wajib melakukan tobat demi hukum ilahi’ (KHK k.1249).  Dalam masa tobat ini Gereja mengajak umatnya “secara khusus meluangkan waktu untuk berdoa, menjalankan ibadat dan karya amalkasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang”(ibid).   Semua orang beriman diajak untuk merefleksikan pengalaman hidup dan mengadakan pembaharuan untuk semakin setia sebagai murid Yesus.
Dalam rangka pertobatan dan pembaharuan hidup beriman, Gereja mengajak kita semua untuk mewujudkannya, terutama dalam masa prapaskah ini dengan memperhatikan beberapa ketentuan berikut ini :
Dalam Masa Prapaskah kita diwajibkan:
–          Berpantang dan berpuasa pada hari Rabu, 13 Februari dan hari Jumat Suci, 29 Maret 2013.  Pada hari Jumat lain-lainnya dalam Masa Prapaskah hanya berpantang saja.
–          Yang diwajibkan berpuasa menurut Hukum Gereja yang baru adalah semua yang sudah dewasa sampai awal tahun ke enam puluh (KHK k.1252).  Yang disebut dewasa adalah orang yang genap berumur delapanbelas tahun (KHK k.97 §1).
–          Puasa artinya: makan kenyang satu kali sehari.
–          Yang diwajibkan berpantang: semua yang sudah berumur 14 tahun ke atas (KHK k.1252).
–          Pantang yang dimaksud di sini:  tiap keluarga atau kelompok atau perorangan memilih dan menentukan sendiri, misalnya: pantang daging, pantang garam, pantang jajan, pantang rokok.
–          Dalam rangka mewujudkan pertobatan ekologis, kita diajak untuk ambil bagian dalam gerakan pantang plastik dan styrofoam.
Untuk memaknai masa prapaskah ini marilah kita mengusahakan orientasi dan perilaku yang membuat kita semua makin beriman, makin bersaudara dan makin berbelarasa.  Kita usahakan agar suasana tobat dan syukur mewarnai masa penuh rahmat ini.  Sangat dianjurkan agar berbagai kegiatan yang bersuasana pesta, misalnya: perkawinan, tidak dilakukan dalam kesempatan ini.  Namun jika ada alasan yang berat untuk melakukannya, hendaklah tetap dilaksanakan secara sederhana.
Semoga dengan menjalani masa prapaskah ini, iman kita semakin diteguhkan.  Kita percaya dengan-Nya persaudaraan kita akan semakin diakrabkan dan pada gilirannya kita semakin berbelarasa terhadap saudara-saudara kita yang menderita.
 

                                                                                                      Jakarta, 9 Februari 2013

                                                                                                            Mgr. Ignatius Suharyo

                                                                                                            Uskup Keuskupan Agung Jakarta

Sebuah Refleksi dari Rm. Marya, SJ “Hendaklah Kamu Murah Hati”

Refleksi dari Rm. Marya SJ, Hendaklah Kamu Murah Hati

Refleksi dari Rm. Marya SJ, Hendaklah Kamu Murah Hati“Hendaklah kamu murah hati”
(Dan 9:4b-10; Luk 6:36-38)
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Luk 6:36-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
Murah hati secara harafiah kiranya boleh diartikan sebagai hatinya dijual murah alias senantiasa memberi perhatian kepada siapapun tanpa pandang bulu. Sebagai orang beriman jika kita mawas diri secara benar dan jujur kiranya akan mengakui dan menghayati diri sebagai orang yang telah menerima perhatian secara melimpah ruah melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan mengasihi kita melalui aneka cara dan bentuk, tentu saja pertama-tama dan terutama telah kita terima melalui orangtua kita masing-masing, khususnya ibu kita yang telah mengandung, melahirkan, menyusui dst.. alias mengasihi kita tanpa batas, sebagaimana tertulis dalam lagu “Kasih itu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia”.

Maka marilah kita saling bermurah hati satu sama lain, dan tentu saja kami berharap kepada anda sekalian untuk lebih memperhatikan mereka yang kurang menerima perhatian alias yang tersingkir dan terpinggirkan. Kami percaya di lingkungan hidup dan kerja kita masing-masing pasti ada orang-orang atau pribadi-pribadi yang kurang menerima perhatian, maka perhatikan mereka. Kita juga diingatkan agar tidak mudah mengadili atau menghukum orang lain, dengan kata lain hendaknya jangan terlalu melihat dan membesar-besarkan kelemahan dan kekurangan orang lain, melainkan hendaknya lebih memperhatikan kelebihan dan kebaikannya, sebagaimana seorang ibu senantiasa lebih melihat dan membesarkan kelebihan dan kebaikan anak-anaknya. Kami berharap kepada para pemimpin atau atasan untuk senantiasa bermurah hati kepada anggota atau bawahannya.
· “Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya” (Dan 9:7-10).

Kutipan ini kiranya dapat menjadi acuan bagi kita semua untuk mengakui dan menghayati diri sebagai orang berdosa, dan mungkin kita kurang memperhatikan mereka yang harus diperhatikan. Secara khusus kami mengingatkan para orangtua untuk sungguh memperhatikan anak-anaknya alias dengan rela dan hati berkorban memboroskan waktu dan tenaga kepada anak-anaknya khususnya pada usia balita. Usia balita adalah masa yang rawan dan rentan, entah itu balita anak-anak, balita suami-isteri, balita imam, pastor, bruder atau suster maupun pekerja.

Masa-masa ini banyak godaan dan rayuan yang merongrong kesetiaan kita sebagai orang yang terpanggil, maka kepada para senior kami ajak untuk memperhatikan mereka yang masih `balita’. Kita semua juga diingatkan untuk senantiasa mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing.

Kami harap ketika ada tegoran atau peringatan dari saudara-saudari kita atas pelanggaran yang kita lakukan, dengan rendah hati menerimanya serta berusaha memperbaiki diri. Berterima kasih dan bersyukur kepada mereka yang menegor dan mengingatkan anda, jangan melawan atau memberontak. Marilah kita saling mendengarkan satu sama lain, sehingga terjadilah kebersamaan hidup yang menyenangkan, mempesona dan memikat bagi orang lain.
“Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami. Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu! Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh” (Mzm 79:8-9.11)
Ign 25 Februari 2013

Terbaru

Populer