Home Blog Page 149

Tahun Ekaristi 2012 KAJ

Apa latar belakang untuk memaklumkan tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi?

Yang pertama adalah cita-cita untuk terus menerus memperdalam iman akan Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana dirumuskan dalam Arah dan Dasar Pastoral Keuskupan Agung Jakarta 2011 – 2015. Iman yang menyelamatkan itu dipuncakkan, dipusatkan dan dirayakan dalam Ekaristi. Yang kedua adalah keselarasan dengan Gereja Katolik semesta yang juga sedang mengadakan Kongres Ekaristi di tahun yang sama. Kita adalah bagian dari Gereja semesta yang berusaha menemukan makna lebih dalam dari Ekaristi bagi hidup kita.

Apa sasaran diadakannya Tahun Ekaristi?

* Meningkatkan mutu Perayaan Ekaristi.

* Memperdalam pemahaman mengenai Ekaristi (Katekese yang berkelanjutan / termasuk mistagogi).

* Makin menumbuhkan penghormatan pada Yesus KRistus yang hadir dalam Ekaristi.

* Meningkatkan pelaksanaan perutusan yang bersumber dari Ekaristi.

Apa tema Tahun Ekaristi?

Tema Tahun Ekaristi di Keuskupan kita adalah “Dipersatukan, Diteguhkan dan Diutus”. Ketiga kata itu menyiratkan daya Ekaristi bagi umat yang merayakannya, sehingga mereka menghayati persatuan dan kebersamaan; hidup mereka diteguhkan dan diberi makna; keterlibatan mereka dalam hidup sehari-hari merupakan perutusan yang bersumber pada Ekaristi.

Kapan kita merayakan Tahun Ekaristi?

Tahun Ekaristi akan dirayakan selama setahun penanggalan liturgy, yaitu mulai saat Adven 2011 dan berpuncak pada Hari Raya Kristus  Raja Semesta Alam 2012.

Apa saja yang direncanakan untuk menyemarakkan Tahun Ekaristi?

1. Surat Gembala Bapak Uskup

2. Masa Adven: renungan keluarga/lingkungan dengan tema “Ekaristi, Sumber Berkat dalam Keluarga”

3. Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah: kegiatan untuk anak-anak

4. Masa prapaska/APP dengan tema “Bersatu dalam Ekaristi, Diutus untuk Berbagi”

5. Pekan Suci (dengan perhatian pada Misa Krisma sebagai peringatan syukur Imamat yang terkait pada Ekaristi)

6. Bulan Mei sebagai Bulan Liturgi dengan tema “Bersama Bunda Maria Mencintai Liturgi Ekaristi”

7. Novena Roh Kudus dengan tema “Gereja Hidup dari Ekaristi”

8. Pesta Tubuh dan Darah Kristus yang dirayakan dengan liturgy sungguh-sungguh dipersiapkan

9. Sarasehan Ekaristi di 8 dekenat yang kemudian dipuncakkan di tingkat keuskupan, seperti rangkaian Novena

10. Novena Ekaristi dan Adorasi di 8 dekenat dan berpuncak di tingkat keuskupan

11. Eucharistic Youth Camp bagi Orang Muda Katolik

12. Bulan Kitab Suci yang menyajikan topik-topik Ekaristi

13. Kursus homily bagi para imam

14. Lomba cipta lagu Ekaristi

15. Seputar liturgi perkawinan dan katekesenya

16. Penerbitan bahan-bahan katekese dalam bentuk DVD dan buku-buku

17. Puncak perayaan pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

SURAT GEMBALA MENYAMBUT TAHUN EKARISTI 2012

(Dibacakan sebagai pengganti kotbah, dalam setiap Misa, Sabtu/Minggu, [Adven I] 26/27 November 2011)

Para Ibu dan Bapak,

Para Suster, Bruder, Frater,

Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,

 1. Pada hari Minggu yang lalu, kita merayakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Perayaan itu menutup satu lingkaran tahun liturgi. Dengan merayakan pesta liturgi itu kita mengungkapkan kepastian iman kita bahwa Allah yang telah memulai karya-Nya, akan menyempurnakannya juga pada waktunya. Keyakinan iman inilah yang oleh Rasul Paulus dinyatakan dengan kata-kata ini, “Kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua” (1 Kor 15:28).

 2. Hari ini kita memulai satu lingkaran liturgi yang baru dengan Minggu Adven I, yang pada tahun berikutnya juga akan ditutup dengan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Masa Adven dalam arti sempit mengundang kita untuk menyiapkan kedatangan Yesus yang akan kita rayakan pada Hari Natal. Dalam arti luas, Adven juga mengajak kita untuk memperkokoh harapan kita bahwa pada waktunya Tuhan akan datang menyempurnakan karya penyelamatan yang telah dimulai-Nya. Selama masa penantian dan pengharapan itu, menurut kata-kata Rasul Paulus yang kita dengarkan pada hari ini, “Allah juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus” (1 Kor 1:8).  Begitulah dinamika iman dan harapan kita yang kita ungkapkan dalam lingkaran-lingkaran tahun liturgi. Dengan menempatkan diri kita ke dalam dinamika liturgi itu, karya penyelamatan Allah akan semakin kita alami: iman kita menjadi semakin dalam, harapan kita semakin kokoh dan kasih kita semakin menyala.

 3. Sabda Tuhan yang diwartakan pada hari ini mengajak kita untuk selalu berjaga-jaga (Mrk 13:33.34.35.37) menantikan kedatangan Tuhan itu. Pertanyaannya adalah, dengan cara apa kita berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan? Jawabannya ada bermacam-macam. Salah satu jawaban diberikan kepada kita melalui Kitab Nabi Yesaya yang diwartakan pada hari ini yaitu dengan membiarkan diri kita – baik secara pribadi, keluarga, komunitas, paroki maupun keuskupan – dibentuk oleh Tuhan, karena kita semua adalah buatan tangan Tuhan (bdk. Yes 63:8). Dalam rangka membiarkan diri kita bersama-sama dibentuk oleh Tuhan itulah Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Arah Dasar Pastoral dan setiap tahun menawarkan tema-tema pendalaman iman. Kalau bahan-bahan itu kita renungkan dan kita batinkan, kita boleh berharap hidup pribadi kita, keluarga, komunitas, paroki dan hidup kita bersama sebagai warga Keuskupan Agung Jakarta akan terus-menerus diperbarui dan dibentuk menjadi semakin serupa dengan Yesus Kristus, semakin sehati sepikir dan seperasaan dengan-Nya (bdk. Flp 2:5).

 4. Dalam rangka berusaha membiarkan diri kita dibentuk oleh Allah inilah, Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi dengan tema  “Dipersatukan, Diteguhkan, Diutus”. Tema ini dipilih dengan berbagai pertimbangan. Antara lain kita ingin menempatkan diri kita dalam arus rohani Gereja se-dunia, yang pada tanggal 10-17 Juni 2012 yang akan datang mengadakan Kongres Ekaristi ke-50 di Dublin. Adapun tema yang diangkat adalah “Ekaristi: Bersatu dengan Kristus, Bersatu di antara kita”. Selanjutnya tema Tahun Ekaristi Keuskupan Agung Jakarta ini melanjutkan tema yang sudah kita dalami selama tahun 2011 yaitu “Mari Berbagi”. Dengan demikian kita berharap agar kerelaan kita berbagi tidak hanya didorong oleh motivasi kemanusiaan, melainkan kita landaskan pada iman yang kokoh. Dengan menerima roti Ekaristi yang diambil, diberkati, dipecah-pecah dan dibagi-bagikan,  kita berharap juga dapat menjadi roti Ekaristi : seperti halnya roti Ekaristi, kita adalah pribadi-pribadi yang dipilih dan diberkati Tuhan, agar siap dipecah-pecah dan dibagi-bagikan bagi dunia.

 5. Kekayaan Ekaristi dengan mudah dapat kita timba dari salah satu pernyataan Gereja sebagai berikut :” … Setiap orang yang mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi, seharusnya selalu ingin berbuat baik dengan penuh semangat, menyenangkan hati Allah dan hidup pantas sambil membaktikan diri kepada Gereja, melaksanakan apa yang diajarkan kepadanya, dan bertumbuh dalam kesalehan. Ia pun akan siap menjadi saksi Kristus di dalam segala hal, dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup manusia, agar dunia diresapi dengan semangat Kristus. Sebab tidak ada satu umat Kristiani pun dapat dibentuk dan dibangun, kecuali kalau berakar dan berporos pada perayaan Ekaristi Mahakudus” (Eucharisticum Mysterium no. 13).

 6. Melalui surat ini saya ingin mengajak seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta untuk secara khusus memperdalam pengetahuan dan penghayatan mengenai Ekaristi selama tahun 2012 yang akan datang. Sejarah panjang liturgi Ekaristi, kedalaman maknanya dan kekayaan lambang-lambangnya tidak bisa kita tangkap dengan baik selain dengan mempelajarinya. Dalam perayaan Ekaristi kita mengenangkan kembali wafat dan kebangkitan Kristus dan mensyukuri karya penyelamatan Allah bagi kita. Kita mendengarkan Sabda Tuhan yang menuntun langkah-langkah kita dan menerima roti kehidupan yang menjadi kekuatan dalam peziarahan iman kita. Janji Tuhan untuk selalu menyertai umat-Nya sampai akhir jaman tidak dapat kita alami kecuali dengan mengasah kepekaan batin kita akan kehadiran-Nya dalam Ekaristi. Semoga pertemuan-pertemuan yang sudah selalu kita adakan pada masa Adven, Prapaskah, bulan Liturgi, bulan Kitab Suci dan kesempatan-kesempatan lain dapat digunakan sebaik-baiknya untuk pendalaman Ekaristi itu. Sementara itu bahan-bahan yang diperlukan sudah dan akan disediakan oleh saudari-saudara kita yang dengan sepenuh hati menyiapkannya.

 7. Akhirnya bersama para imam yang diutus untuk melayani umat di Keuskupan Agung Jakarta ini saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada para Ibu/Bapak/Suster/ Bruder/Frater/ Kaum Muda, Remaja dan Anak-anak yang dengan satu dan lain cara ikut terlibat dalam karya kegembalaan kami. Keterlibatan Anda sekalian dalam pelayanan Gereja “ke dalam”, membuat Gereja menjadi semakin bermakna bagi umat sendiri. Sementara keterlibatan Anda sekalian dalam pelayanan Gereja “ke luar”, membuat Gereja menjadi semakin berarti di tengah-tengah masyarakat luas. Semoga Ekaristi yang setiap kali kita rayakan semakin mempersatukan kita dalam perutusan yang mulia.

Salam dan Berkat Tuhan untuk seluruh keluarga dan komunitas Anda.

+ I. Suharyo

Uskup Keuskupan Agung Jakarta

Doa Tahun Ekaristi

Allah Bapa yang Maha Pengasih

Kami bersyukur atas karya penyelamatan-Mu

Melalui Yesus KRistus Putera-Mu

Yang kami rayakan dalam Ekaristi.

Ya Yesus Kristu, kami bersyukur,

karena dengan mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Mu,

iman kami semakin diteguhkan;

Dan dengan menyambut Tubuh dan Darah-Mu,

Kami dipersatukan dengan Dikau dan sesama.

Ya Roh Kudus, kami bersyukur

Melalui bimbingan-Mu

Iman kami senantiasa diperbaharui

Setiap kali merayakan Ekaristi.

Semoga Tahun Ekaristi ini

Menjadi tahun peziarahan iman bagi kami,

Sehingga kami semakin

Dipersatukan, diteguhkan dan diutus

Untuk berbagi pada sesama.

BUnda Maria, Bunda kaum beriman, doakanlah kami.

Amin.

PMKAJ Unit Selatan, Rumah Kedua bagi Mahasiswa

“Keutamaan pastoral mahasiswa adalah menjadi sahabat bagi mereka. Kesannya memang buang-buang waktu untuk ngobrol, tetapi di situlah peluang pastoralnya. Karena kebutuhan untuk itu sangat besar,” ungkap Pastor Markus Yumartana SJ. Romo Yu, demikian Markus Yumartana SJ akrab disapa, mengaku senang berada di tengah orang-orang muda. Sudah enam tahun ia bertugas mendampingi mahasiswa di unit selatan.

Serikat Jesus, sejak tahun 1979-an mulai mengakomodasi para mahasiswa Katolik Universitas Indonesia (UI) di Salemba. Jarak antara kampus UI Salemba dengan pastoran Yesuit di Kramat VII No 25 cukup dekat, sekitar satu kilometer. Mahasiswa membutuhkan kesegaran rohani, dan Serikat Jesus menganggapi kebutuhan tersebut. Bagi Serikat Jesus, peduli pada mahasiswa adalah basis strategis bagi masa depan bangsa. Rasa saling membutuhkan inilah yang semakin menciptakan lahirnya sebuah komunitas.

Sejarah paroki mahasiswa

Menurut Peter Kasenda, penulis buku “Sejarah Paroki Mahasiswa”, Paroki Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta (PMKAJ) dimulai ketika mahasiswa tidak mau berafiliasi ke dunia politik, adanya depolitisasi kampus, Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK), dan tidak eksisnya Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) saat itu. Para mahasiswa yang tidak interest ke bidang politik, secara khusus hanya mau melakukan kegiatan yang bernuansa rohani, seperti Misa, rekoleksi, dan retret.

Ludi Sumardi, mahasiswa Fakultas Ekonomi UI angkatan 1979, memelopori Misa kampus di Aula Theresia, yang dihadiri sekitar 50 mahasiswa. Rumah Yesuit di Kramat VII menjadi basecamp.

Uskup Agung Jakarta Mgr Leo Soekoto SJ sempat mempertanyakan kehadiran kelompok ini, sehubungan dengan pemberian nama atas kelompok yang berembrio dari para mahasiswa. Apalagi, ketika mereka ingin menggunakan nama “Paroki Mahasiswa”. Namun, dalam perjalanan waktu hingga saat ini, justru nama itulah yang menjadikan kelompok ini tetap eksis. Mereka mau beraktivitas dalam wilayah kerohanian saja. Nama “Paroki Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta” dipakai hingga sekarang ini.

Perjalanan panjang membuat mereka pindah dan terpisah, antara mahasiswa yang berasal dari UI dan non-UI. Mahasiswa UI didampingi oleh pastor mahasiswa Ignatius Ismartono SJ, dan mahasiswa non-UI bersama pastor pendamping Herman Roborgh SJ. Mahasiswa non-UI pernah pindah ‘markas’ ke Pejambon dan Tebet, sebelum pada akhirnya PMKAJ dibagi per wilayah utara, selatan, timur, dan barat.

Napak tilas

Siang itu, di depan perpustakaan Wisma SJ, beberapa mahasiswa Universitas Gunadarma tampak sibuk menyusun rencana kegiatan. Mereka akan melakukan retret. “Kami akan mengadakan retret di puncak.” ucap Alexander Ragil Caesar yang menjadi Wakil Ketua Koordinator PMKAJ. “Saya merasa senang bisa aktif di PMKAJ. Di sini saya dapat berkumpul bersama saudara seiman. Kalau di kampus tidak semuanya seiman,” ungkap Belle, mahasiswi Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Gunadarma, angkatan 2009.

Selain itu, menurut Belle, PMKAJ mempunyai beberapa program tetap, seperti Misa Natal, Misa Paskah, dan Tahun Baru. Ditambah sekarang ada program menarik, yaitu napak tilas, untuk diikuti oleh seluruh unit. Acaranya adalah berjalan kaki dari wisma masing-masing menuju Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).

Tujuan napak tilas ini adalah untuk menghayati kesengsaraan Yesus. Acara ini dilaksanakan pada malam Jumat Agung. Mereka berjalanan kaki dari unit masing-masing pada pukul 20.30 dan tiba di KAJ sekitar pukul 05.00 WIB. Tahun ini pesertanya mencapai 250 mahasiswa. Kedatangan mereka disambut oleh Uskup Agung Jakarta. Dalam pelaksanaannya, mereka biasanya dibantu oleh para frater dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (STF) Jakarta.

PMKAJ Unit Selatan memiliki wilayah jangkauan mulai dari Cikarang sampai Tangerang. Ada 13 universitas, antara lain Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Gunadarma, Universitas Pancasila, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Institut Sains dan Teknik Nasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Nasional, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Bina Sarana Informatika Depok, Presiden University Cikarang, Interstudi, dan Institut Teknologi Indonesia.

Keanggotaan PMKAJ sangat dinamis. Setiap tahun terjadi perubahan keanggotaan, karena ada yang lulus dan ada yang masuk. Jumlah mereka pun selalu berubah. Jumlah mahasiswa yang berasal dari UI sekitar 300-an. Sedangkan dari kampus lain, masing-masing berkisar 50-an mahasiswa.

Rumah kedua

Sebagian besar problem mahasiswa berakar dari keluarga. Maka, motto Spiritualitas Hospitality PMKAJ tepat sasaran. Seringkali mahasiswa menjadi tidak kerasan di rumah, setelah letih belajar di kampus. Ada baiknya jika mereka menganggap PMKAJ sebagai ‘rumah keduaku’.

“Alangkah baiknya, kalau wisma ini dianggap sebagai rumah kedua mereka setelah penat seharian kuliah,” demikian Romo Yu, Moderator PMKAJ Unit Selatan.

Dengan motto tersebut, mahasiswa lebih mudah diajak berbicara. Mereka akan mau datang serta betah dengan suasana pertemanan. “Suguhan yang baik ini sengaja diciptakan, demi terciptanya kader Katolik masa depan,” ungkap Romo Yu. Sepanjang hari di kampus, mereka sudah dibekali intelektualitas. Maka, ketika datang ke PMKAJ, hal lain yang akan mereka dapatkan adalah ‘inspirasi iman’.

PMKAJ Unit Selatan ini memang berbeda dari unit lainnya. Fasilitas yang dimiliki cukup lengkap. Ada perpustakaan dengan koleksi 8.000 buku, pendopo untuk tempat pembinaan (friendship formation), serta halaman luas dengan pepohonan yang rimbun.

Ranah pembinaan spiritual kental di PMKAJ. Harapannya, para mahasiswa ini memiliki iman Katolik dan tidak picik, hingga kelak menjadi kader Gereja serta dapat berperan di tengah masyarakat.

Meski sampai saat ini mahasiswa Katolik yang datang ke PMKAJ tidak mencapai setengahnya, segala kegiatan berjalan baik. Romo Yu tetap berharap agar yang belum pernah datang menyempatkan datang, mencicipi dan menikmati sebagai orang Katolik, serta memiliki kekuatan menatap masa depan, bukan sebuah masa depan yang suram (madesu).

Wisma SJ, yang menjadi basecamp PMKAJ Unit Selatan, terletak di sudut pertigaan Jalan Raya Margonda, Kelapa Dua, dan Universitas Indonesia. Area PMKAJ berpagar tinggi berwarna hijau, dengan pepohonan yang rindang.

Wisma SJ
Jl Margonda Raya No 531
Depok 16424, Jawa Barat
Telp 021-78887959
Angela Rianti

http://www.hidupkatolik.com/2011/09/22/pmkaj-unit-selatan-rumah-kedua-bagi-mahasiswa

ISKA & PMKRI: Advokasi GKI Yasmin

Majelis Pendamping GKI: Yasmin Alexander Paulus, Lily Wahid, Hermawi Fransiskus Taslim
Majelis Pendamping GKI: Yasmin Alexander Paulus, Lily Wahid, Hermawi Fransiskus Taslim

Beberapa organisasi massa Katolik, yaitu Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Bogor, bersama Anggota Komisi I DPR RI Lily Wahid dan Ketua Forum Komunikasi Alumni PMKRI, Hermawi Fransiskus Taslim, melakukan advokasi ke GKI Yasmin Bogor, Jawa Barat, Minggu, 2/10.

Latest Gadget

Rombongan ini bertemu dengan Majelis Jemaat GKI Jl Pengadilan Bogor. Majelis pendamping GKI Yasmin, Alexander Paulus, mengatakan, gereja yang belum selesai dibangun ini telah mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada 2006. Namun, Walikota Bogor, Diani Budiarto, membekukan IMB pada 2008.

Hermawi Fransiskus Taslim menegaskan bahwa penyegelan dan penggembokan gereja merupakan persoalan serius. Tindakan ini adalah pengkhianatan terhadap Pancasila.

Lily Wahid berjanji akan menindaklanjuti temuan-temuan di lapangan sebagai bahan rapat kerja di Komisi I DPR RI.

http://www.hidupkatolik.com/2011/11/03/bogor-jawa-barat-advokasi-gki-yasmin

Semangat Fransiskus di Paroki Tebet

“Semangat Fransiskus Asisi yang berciri khas persaudaraan, cinta lingkungan, dan cinta sesama menjiwai pelayanan kami di paroki, yakni pendidikan, kesehatan, dan pelayanan lainnya. Dari kedalaman hati, kami mengusahakan semuanya ini.” Optimisme ini ditegaskan Pastor Paroki St Fransiskus Asisi Tebet, Jakarta Selatan, Heribertus Samuel OFMCap (47) saat ditemui Rabu, 3/8. Ia menambahkan, spiritualitas Santo Fransiskus Asisi harus dinyatakan.

“Selain mendirikan paroki, kita juga mendirikan sekolah dan balkesmas sehingga warga sekitar sungguh merasakan pelayanan kami yang bersemangat Fransiskus Asisi. Kita tidak hanya menyandang nama, tetapi berusaha mewujud-nyatakan semangatnya,” imbuhnya.

Tentang persaudaraan, pastor yang merayakan 25 tahun hidup membiara pada Senin, 1/8, ini menekankan bahwa persaudaraan yang digalakkan adalah persaudaraan yang tidak inklusif, tetapi eksklusif yang bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar.

“Contoh konkret di Balkesmas, warga sekitar yang bukan Katolik juga berobat dengan subsidi dari paroki. Di sinilah letak keberpihakan kita. Kita menerima siapa saja,” urai pastor asal Sanggau, Kalimantan Barat ini.

http://www.hidupkatolik.com/2011/09/23/st-fransiskus-asisi-semangat-fransiskus-di-paroki-tebet

Paus Doakan Korban Banjir Italia

Paus Benediktus XVI menghubungi Kardilan Genoa Angelo Bagnasco untuk mengungkapkan solidaritasnya bagi warga kota tersebut yang dilanda banjir yang telah menewaskan setidaknya enam orang. Keadaan darurat dinyatakan di wilayah barat Area, sehari setelah hujan lebat menyebabkan banjir di Genoa dari dua sungai yang meluap di kota tersebut.

“Paus menawarkan doa bagi para korban dan semua warga yang terpegaruh banjir tersebut,” ujar Bagnasco.

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/11/07/274313/39/6/Paus-Doakan-Korban-Banjir-Italia

Teologi Cinta Kidung Agung

Cinta, salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Mencintai dan Dicintai adalah sebuah kebutuhan. Dan Kidung Agung merupakan kitab yang menjelaskan tentang Makna Cinta yang sesungguhnya, meski terkadang kita menjadi risih jika membacanya. Tidak mengherankan jika kitab ini menjadi kitab yang jarang tersentuh dalam kebaktian umum, padahal kitab ini sangat dramatis berbicara tentang cinta dan seksualitas, yang merupakan kenyataan hidup yang tidak bisa kita hindari, dan bahkan merupakan anugerah Allah yang dimaksudkan untuk kita nikmati.

Seksualitas merupakan bagian dari penataan Ilahi mula-mula, tetapi bukan bagian dari kejatuhan manusia. Hubungan seksual yang demikian akrab antara sepasang kekasih mencerminkan hubungan dalam lingkup yang lebih tinggi, yaitu hubungan yang berkaitan dengan diri Allah dan ciptaannya.

Kekuatan Cinta tidak diragukan lagi, dimana kekuatannya diibaratkan seperti nyala api TUHAN (Kid 8:6c-7a), Cinta bertujuan untuk menyatukan seseorang dengan yang lainnya, bukan hanya tubuh/jasmaniah tetapi jiwa dan pikiran. (Kej 2:23-24, 1 Sam 18:1). Cinta adalah suatu perasaan yang suci dan murni, tidak dapat dipaksakan (Kid 2:7; 3:5; 8:4) , dan bukan pula barang yang bisa diperjual-belikan, baik dengan materi, jabatan, maupun status sosial (Kid 8:7b).

Ibarat bunga mawar, cinta akan mekar dengan sendirinya hingga pada waktunya. Janganlah membangkitkan cinta dalam diri orang lain jika kita tidak memiliki maksud sama sekali untuk bersatu dengannya (menikah). Sekali cinta bersemi maka ia pasti menghasilkan buah, namun juga bisa mati. Lembut tetapi mudah sekali untuk layu. Karena itu janganlah kita berpetualang dalam perasaan cinta kita maupun orang lain.

 Berpacaranpun bukanlah main-main, karena ini merupakan sebuah perjalanan sepasang kekasih yang saling mengasihi untuk menuju kesatuan penuh sebagaimana yang diharapkan oleh cinta itu sendiri pada mulanya, yakni pernikahan kudus yang diberkati oleh Allah sendiri. Apapun kondisi kita, belajarlah untuk menyesuaikan diri dengan pasangan, dan jagalah cinta itu agar selalu hangat di sepanjang waktu.

Dan sebagai orang percaya, ingatlah bahwa hubungan kasih sayangmu terhadap orang lain, baik orang-tua, keluarga, saudara, sahabat, kekasih, dan hewan peliharaan sekalipun, mencerminkan hubungan kasih sayang antara engkau dan Allah.

http://www.sabdaspace.org/kidung_agung_sebuah_teologi_tentang_cinta

Ulang Tahun ke-61 Mgr Haryo

Mgr. Ignatius Suharyo, KAJ, keuskupan agung jakarta

Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo akan menginjak usia 61 tahun, Sabtu, 9 Juli 2011. Menurut Mgr Suharyo, tidak akan ada acara apa-apa menyambut ulang tahun kelahirannya. Mgr Suharyo diangkat sebagai Uskup Koadjutor Keuskupan Agung Jakarta pada 25 Juli 2009. Sebelumnya, ia adalah Uskup Agung Semarang sejak 22 Agustus 1997. Uskup Agung kelahiran Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta, ini menjadi Uskup Agung Jakarta pada tanggal 28 Juni 2010, bersamaan dengan kepensiunan Julius Kardinal Darmaatmadja SJ.

Selain itu, Mgr Haryo juga menjadi Uskup untuk Ordinariat Militer Indonesia, sejak 2 Januari 2006. Uskup yang ditahbiskan imam tanggal 26 januari 1976 adalah putra dari Almarhum Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjodisastra.

Mgr Suharyo sepuluh bersaudara, satu orang meninggal. Ada dua orang yang menjadi imam yaitu Mgr Haryo dan Pastor Suitbertus Sunardi OCSO. Selain menjadi uskup, Mgr Haryo antara lain pernah menjadi Dosen Pengantar dan Ilmu Tafsir Perjanjian Baru pada Fakultas Teologi Wedabhakti Kentungan Yogyakarta dan Ketua UNIO – Persaudaraan imam-imam Diosesan Keuskupan Agung Semarang.

Pemikat dan Choice Gelar Kemudi

Sebagian besar orang muda Katolik di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) ternyata orang-orang yang sibuk bekerja dan kuliah. Karena begitu sibuk, mereka jadi asyik dengan diri sendiri dan jarang kontak dengan keluarga dan berperan dalam masyarakat. Karena realita itulah, Pertemuan Mitra Kategorial (PEMIKAT) KAJ dan CHOICE KAJ mengadakan Kemping Muda Mudi (KEMUDI), di Santa Monica Resort Caringin, Sukabumi, Jawa Barat.

Sebanyak 97 orang muda Katolik mengikuti kegiatan bertema “Berani Hidup Beda”, Jumat-Minggu, 23-25/9. Peserta yang mengikuti acara ini berusia antara 22-35 tahun dan belum menikah.

Sebagian besar kelompok usia ini sedang dalam masa sibuk bekerja atau kuliah. Ada yang tinggal di tempat kos dan mungkin jarang berkontak dengan keluarga.

Untuk menanggapi hal tersebut, PEMIKAT KAJ berusaha mengenalkan dan mengarahkan mereka ke komunitas kategorial yang ada di KAJ. Komunitas tersebut yang akan mengarahkan orang muda Katolik untuk kembali kepada keluarga.

http://www.hidupkatolik.com/2011/10/21/sukabumi-jawa-barat-pemikat-dan-choice-gelar-kemudi

Terbaru

Populer