
Bacaan Pertama, 2Sam 5:1-3
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: ”Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.”
Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan Tuhan; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. Daud berumur tiga puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia memerintah. Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.”
Bacaan Kedua, Kol 1:12-20
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.”
Bacaan Injil, Luk 23:35-43
Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek Dia, katanya: ”Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.”
Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: ”Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: ”Inilah raja orang Yahudi”.
Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: ”Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ”Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ni juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
RENUNGAN PADAT
Saudara-saudari, kita sampai pada Minggu Penutup tahun liturgi ini. Gereja merayakan dengan penuh sukacita Kristus Raja Semesta Alam. Dia adalah Raja. Pada tahun C ini kita dibantu oleh Lukas untuk mengenali Raja seperti apa Kristus itu.
Pada Bacaan Pertama, orang-orang Israel mengangkat Daud menjadi Raja di Hebron. Ini diambil berdasarkan perintah Allah sendiri yang memang menghendaki Daud sebagai raja. Raja diyakini sebagai wakil Tuhan di dunia yang memerintah. Allah sendiri yang menghendaki Daud. Meski kita tau, Daud masih berusia muda saat itu. Tiga puluh tahun. Meski demikian, dalam perjalanan kita tau Daud jatuh juga dalam pencobaan. Terjadilah kisah perselingkuhannya dengan Betsyeba, Istri Uria panglima perangnya.
Kita tau juga, setelah Daud, hadir Salomo. Dan setelah Salomo Kerajaan terbagi dua. Kerajaan itu pun hancur, terpecah-pecah karena raja dari pihak manusia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Maka, kita membutuhkan seorang raja yang selain dikehendaki Allah sendiri tapi juga dengan taat dan setia sampai akhir menjadikan kehendak Allah itu terwujud. Seperti apa yang selalu kita doakan dalam Doa Bapa Kami – “datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah Kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”.
Kristus datang sebagai raja, menggenapi dua unsur itu. Kedatangan-Nya dikehendaki Bapa, sekaligus Dia pula yang menjalankan kehendak Bapa dengan setia sampai pada kepenuhan-Nya.
Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia. Dialah gambar sempurna Bapa – yang tidak kelihatan. Dialah yang sulung, yang pertama dari segala sesuatu, dari-Nya semua diciptakan. Dialah kepala dari segalanya.
Namun demikian, kerajaan yang dihadirkan Yesus berbeda dengan kerajaan dunia ini. Sementara biasanya, raja dunia dilindungi dijaga dan diamankan oleh rakyatnya atau bahkan rakyat yang mati untuk rajanya. Raja Yesus ini berbeda sama sekali. Ia justru merelakan dirinya dan mencurahkan darah-Nya sebagai pendamaian antara manusia dan Allah. Dalam pemberian diri-Nya, siapapun diselamatkan – termasuk penjahat yang disalib bersama-sama dengan Dia.
—
RA











